Hasil Karakterisasi Simplisia Hasil Pengujian Farmakologi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini digunakan daun andong hijau Cordyline fruticosa. Goepp untuk diuji efek diuretika yang sebelumnya telah dilakukan determinasi tumbuhan Laboratorium Taksonomi Tumbuhan, Departemen Biologi FMIPA Universitas Sumatra Utara. Hasil dapat dilihat pada lampiran 1, halaman 32, gambar tumbuhan dapat dilihat pada lampiran 2 hal 33. Penyarian terhadap daun andong dilakukan secara perkolasi dengan pelarut etanol 80, dimana diharapkan senyawa kimia yang terkandung didalamnya dapat tersari. Hasil pengumpulan sampel sebanyak 14 kg menghasilkan 1,249 kg simplisia kering dan dari 1 kg simplisia kering didapat 300 g serbuk simplisia diperoleh ekstrak etanol kental 33,45 g.

4.1 Hasil Karakterisasi Simplisia

Standarisasi simplisia daun andong belum tercantum dalam monografi tumbuhan Materia Medika Indonesia. Hasil penetapan kadar air simplisia daun andong adalah 5,99, jika dilihat dari standarisasi pemeriksaan kadar air diatas memenuhi persyaratan dalam MMI yaitu 10. Hasil karakterisasi simplisia dun andong yag didapat ini diharapkan sebagai acuan guna pemenuhan terhadap persyaratan sebagai bahan dan penetapan nilai berbagai parameter dari produk. Hasil pemeriksaan karakterisasi simplisia daun andong dapat dilihat pada tabel 1 berikut, contoh perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 42. Universitas Sumatera Utara Tabel 1. Hasil Karakterisasi Simplisia Daun Andong Penetapan kadar air dilakukan untuk memberi batasan atau rentang besarnya kandungan air didalam simplisia, karena tingginya kandungan air menyebabkan ketidakstabilan sediaan obat cemaran bakteri dan bahan aktifnya penguraian secara kimia. Penetepan kadar sari larut dalam air dan etanol untuk mengetahui banyaknya senyawa polar yang larut dalam air etanol. Sedangkan penetapan kadar abu total dan kadar abu tidak larut larut asam untuk mengetahui kandungan mineral yang ada pada simplisia, kadar abu total yang tinggi menunjukkan banyaknya kandungan zat anorganik seperti logam-logam yang dalam jumlah yang tinggi dapat membahayakan kesehatan.

4.2 Hasil Pengujian Farmakologi

Pada penelitian ini digunakan 3 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol, kelompok uji dan kelompok pembanding. Kelompok kontrol dilakukan untuk mengetahui volume total urin, kadar natrium urin dan kadar kalium urin. Kelompok uji yang terdiri dari 3 perlakuan dengan pemberian ekstrak etanol dengan dosis yang berbeda yaitu dosis 100 mgkgbb, 200 mgkgbb dan 400 mgkgbb dilakukan untuk mengetahui kemampuan bahan uji dalam memberikan No. Penetapan Kadar Persyaratan MMI 1. Kadar air 5,99 - 2. Kadar abu total 6,81 - 3. Kadar abu yang tidak larut dalam asam 1,46 - 4. Kadar sari yang larut dalam air 28,32 - 5. Kadar sari yang larut etanol 14,48 - Universitas Sumatera Utara efek diuretika. Sedangkan kelompok pembanding yang menggunakan furosemid dengan dosis 3,6 mgkgbb diperlukan untuk melihat pengaruh obat diuretika oral yang telah terbukti khasiatnya untuk meningkatan pengeluaran urin, natrium dan kalium. Penentuan kadar natrium dan kalium dalam urin menggunakan alat Spektrofotometer Serapan Atom Atomic Absorbsion SpectrofotometerAAS. Data volume urin total dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 : Data volume urin total ± SD pada pemberian EEDA dosis 100 mgkgbb, 200 mgkgbb, 400 mgkgbb, Furosemid 3,6 mgkgbb dan Kontrol CMC 5 mg dengan pengulangan n=6. Dari Tabel 3.1 didapat bahwa rata-rata jumlah volume urin total pada kontrol CMC 5 mg volume total dan SD adalah 3,06±0,39 ml, dosis 100 mgkgbb volume total dan SD adalah 3,86±0,34 ml, dosis 200 mgkgbb volume total dan SD adalah 4,58±1,33 ml, pada dosis 400 mgkgbb volume total dan SD adalah 5,06±0,81 ml dan furosemid volume total dan SD adalah 5,68±0,96 ml. Berdasarkan data volume urin total yang dihasilkan maka dapat dikatakan bahwa furosemid memberikan efek diuretika yaitu peningkatan jumlah volume urin yang dikeluarkan oleh tubuh dibandingkan terhadap volume urin total dari kelompok Hewan Uji Kontrol CMC 5 mg ml EEDA Furosemid 3,6 mgkg BB ml Dosis 100 mg ml Dosis 200 mg ml Dosis 400 mg ml Klpk 1 3.2 4.0 6.3 5.8 4.4 Klpk 2 2.6 4.0 3.2 4.2 4.8 Klpk 3 3.6 3.5 5.4 5.6 6.5 Klpk 4 2.8 4.3 2.8 4.4 6.2 Klpk 5 3.4 3.4 4.9 4.4 6.8 Klpk 6 2.8 4.0 4.9 6.0 5.4 Jumlah 18.4 23.2 27.5 30.4 34.1 Rata-rata 3.06± 0.39 3.86± 0.34 4.58± 1.33 5.06± 0.81 5.68±0.96 Universitas Sumatera Utara kontrol CMC 5 mg. Dari Tabel 3.1 selanjutnya dilakukan uji Anava, rancangan acak lengkap RAL dapat dilihat pada Tabel 3.2 dan untuk uji Duncan dapat disajikan pada table 3.3. Table 3.2 Hasil Perhitungan SPSS dari Volume Urin ANAVA Untuk uji anava masing-masing perlakuan memberikan nilai signifikansinya adalah 0,00 sehingga dapat dinyatakan bahwa perbedaan antara perlakuan adalah bermakna, untuk ini maka perlu dilanjutkan dengan uji beda rata-rata dari masing-masing perlakuan dengan uji Duncan. Uji Duncan dapat di sajikan pada Tabel 3.3. Volume Urin Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups 25.038 4 6.260 8.553 .000 Within Groups 18.297 25 .732 Total 43.335 29 Universitas Sumatera Utara

3.3 Hasil Perhitungan SPSS dari Volume Urin DUNCAN