28 bergaul dengan sesamanya, berani berkorban atau menanggalkan status,
jabatan dan harta bendanya, demi tercapainya kesamaan dan kebersamaan dengan sesamanya, agar mendapatkan ridha Allah swt.
Menurut al-Ashqar, ciri-ciri kepribadian muslim adalah sebagai berikut:
a. Selalu menempuh jalan hidup yang didasarkan didikan ketuhanan dengan melaksanakan ibadah dalam arti luas.
b. Senantiasa berpedoman kepada petunjuk Allah. c. Merasa memperoleh kekuatan untuk menyerukan dan berbuat benar, dan
selalu menyampaikan kebenaran kepada orang lain. d. Memiliki keteguhan hati untuk berpegang kepada agamanya.
e. Memiliki kemampuan yang kuat dan tegas dalam menghadapi kebatilan. f. Tetap tabah dalam segala kondisi.
g. Memiliki kelapangan dan ketentraman hati serta kepuasan batin, hingga sabar menerima cobaan.
h. Mengetahui tujuan hidup dan menjadikan akhirat sebagai tujuan akhir yang lebih baik.
i. Kembali kepada kebenaran dengan melakukan taubat dari segala kesalahan yang pernah dibuat sebelumnya.
50
6. Faktor Terbentuknya Kepribadian
Menurut Ngalim Purwanto dalam bukunya “Psikologi Pendidikan”, bahwa kepribadian itu berkembang dan mengalami perubahan-perubahan,
dan yang mempengaruhi kepribadian itu adalah sebagai berikut: a. Faktor biologis, berhubungan dengan keadaan jasmani. Faktor biologis ini
sering disebut juga dengan faktor fisiologis. Dalam pembentukan kepribadian anak dari faktor biologis dikemukakan oleh Ngalim Purwanto
adalah bahwa keadaan fisik baik yang berasal dari keturunan maupun yang merupakan pembawaan yang dibawa sejak lahir itu memainkan peranan
yang penting pada kepribadian seseorang
50
Dr. jalaluddin dan Drs. Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam,....Cet. 2, h.96-97.
29 b. Faktor sosial, yang dimaksud dengan faktor sosial disini adalah
masyarakat, yaitu manusia-manusia lain disekitar individu yang mempengaruhi individu yang bersangkutan.
c. Faktor kebudayaan, sebenarnya faktor kebudayaan ini termasuk di dalamnya faktor sosial sebagaimana yang telah diuraikan di atas.
Kebudayaan itu tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat.
51
Dalam hal ini Islam juga mengajarkan bahwa faktor genetika keturunan ikut berfungsi dalam pembentukan kepribadian muslim.
52
7. Upaya Orang Tua Dalam Membentuk Kepribadian Muslim Pada Remaja
Pendidikan dimulai sejak anak dilahirkan. Bahkan pada tahun-tahun pertama sangat penting, dan sangat tepat apabila disebut sebagai tahun-tahun
yang menentukan kehidupannya. Sayangnya, orang tua banyak mengabaikan pentingnya masa kanak-kanak meskipun masa ini sangat penting. Karena,
pada umur ini anak-anak berada dalam keadaan bersih. Banyak orang tua berpendapat bahwa anak-anak tidaklah memahami atau belajar sesuatu
sehingga mereka dengan sembarangan mengucapkan kata-kata yang kotor, bahasa yang kasar, dan mencaci maki didepan anak. Sesungguhnya, semua itu
terukir di dalam hati dan pikiran anak.
53
Oleh karena itu, orang tua hendaknya selalu mengucapkan kata-kata yang baik dan membicarakan hal-hal yang baik di depan anak. Orang tua
hendaknya selalu mencurahkan perhatiannya terutama kepada masalah- masalah keIslaman. Apabila aqidah Islam dibicarakan siang dan malam dan
kapan saja ada kesempatan di depan anak, maka aqidah Islam akan terukir ke dalam jiwanya yang masih murni sehingga aqidah Islam tidak akan terhapus
dari jiwanya bahkan hingga anak mencapai usia lanjut.
54
51
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan,….h. 160.
52
Dr. jalaluddin dan Drs. Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam,...h. 97
53
Maulana Musa Ahmad Olgar, Tips Mendidik Anak bagi Orang Tua Muslim, Yogyakarta: Citra Media, 2006, Cet. 1, h. 101.
54
Maulana Musa Ahmad Olgar, Tips Mendidik Anak bagi Orang Tua Muslim,…. Cet. 1, h. 102.
30 Tanggung jawab membina masa remaja terletak dibahu orang tua
sebagai pendidik, seharusnya orang tua mempunyai keupayaan dan kebolehan untuk mendidik. Pembinaan kepribadian yang sebenarnya melahirkan
individu yang sholeh, berkualiti, berkemahiran dan berjiwa pemimpin. Orang tua sering bersedia untuk menangani masalah keluarga dan senantiasa
membimbing keluarganya kearah hidup yang baik dan maju, janganlah orang tua membiarkan anaknya hidup tanpa tujuan. Dalam hal ini pembinaan
keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah swt, harus dibina kepada anak-anak sejak mereka masih kecil. Menanamkan keimanan dan ketakwaan kepada
Allah secara mendalam ke dalam sanubari anak-anak sehingga ia menjadi darah daging yang tidak boleh dikikis lagi.
55
Pembinaan yang wajib dilatih supaya remaja taat kepada Islam yang dapat membentuk kepribadian muslim adalah:
a. Remaja hendaklah diajarkan mencintai Allah swt, lebih dari segala- galanya. Mereka hendaklah dilatih takut akan azab Allah.
b. Remaja juga hendaklah diajari mencintai Nabi Muhammad saw sepenuh hati, melebihi dari pada makhluk yang lain, mencintai nabi berarti
menurut segala perintah-Nya dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya. c. Remaja hendaklah diajari mempertahankan keIslamannya, mereka harus
sanggup berkorban karena agama. Pengorbanan itu adalah dengan mentaati perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya.
d. Remaja hendaklah senantiasa digalakan mencari ilmu selama itu tidak bertentangan dengan Islam, mencari ilmu adalah suatu kewajiban yang
dituntut oleh agama. Ilmu yang digalakan adalah ilmu agama dan sains, kesemua ilmu itu membimbing manusia kearah ketenangan dalam
membentuk keimanan. e. Remaja hendaklah diajari membesarkan dan menghormati al-Qur’an.
f. Remaja hendaklah diajari memelihara lidah, jangan berdusta dan jangan mengeluarkan perkataan sia-sia dan kotor.
55
Noor Aminah, Mendidik Anak Pintar Cerdas Bermula dari Alam Rahim, Kuala Lumpur: Darul Nu’man, 1995, Cet. 1, h. 87.
31 g. Remaja hendaklah diajari memelihara kehormatan atau farajnya, jangan
melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama seperti zina, liwat, musahakkah dan lain-lain.
h. Remaja hendaklah diberitahu supaya mereka memelihara diri dari makan minuman yang haram.
i. Remaja hendaklah diajari bersifat pemurah dan suka memberi sedekah. j. Remaja hendaklah diasuh agar bersifat sabar dalam menghadapi sesuatu
dugaan hidup.
56
Dengan demikian pembentukan kepribadian muslim pada dasarnya merupakan suatu pembentukan kebiasaan yang baik dan serasi dengan nilai-
nilai akhlak al-karimah.
57
D. Kerangka Berfikir