24 1. Aspek-aspek kejasmanian, meliputi tingkah laku luar yang mudah Nampak
dan kelihatan dari luar. Misalnya cara-caranya berbuat, berbicara dan sebagainya. Ini mangandung arti bahwa bagaimana seseorang berbuat baik
dan buruk, atau bagaimana seseorang berbicara kasar atau halus, ini tentu saja merupakan tingkah laku yang nampak dan dapat dilihat oleh orang
lain. Dari sinilah dapat dinilai kepribadian seseorang itu baik atau buruk. 2. Aspek-aspek kejiwaan, meliputi aspek-aspek yang tidak segera tampak
dilihat dan ketahuan dari luar. Misalnya cara-cara berfikir, sikap dan minat. Cara seseorang berfikir tentu saja tidak dapat dilihat oleh orang
lain, begitu juga dengan sikap seseorang. Sikap dalam pengertian disini bukan dimaksudkan apa yang tampak dari luar, melainkan yang berada di
dalam, berupa pendirian atau pandangan seseorang dalam menghadapi seseorang atau sesuatu hal.
3. Aspek-aspek kerohanian yang luhur, meliputi kejiwaan yang lebih abstrak, yaitu filsafat hidup dan kepercayaan. Ini meliputi sistim nilai-nilai yang
telah meresap di dalam kepribadian itu, yang telah menjadi bagian dan mendarah daging dalam kepribadian itu yang mengarahkan dan memberi
corak seluruh kehidupan individu itu. Bagi orang-orang yang beragama, aspek-aspek inilah yang menuntunnya kearah kebahagiaan, bukan saja di
dunia tetapi juga di akhirat. Aspek-aspek inilah memberi kwalitet kepribadian keseluruhannya.
42
5. Ciri-Ciri Kepribadian Muslim
Pada umumnya manusia sebagai makhluk hidup memahami perubahan dan perkembangan, baik dari segi jasmani maupun rohani. Pada perubahan
dan perkembangan melalui proses akan nampak ciri-ciri yang membedakan antara satu manusia dengan yang lainnya, melalui pengalaman yang
diperolehnya. Islam mengajarkan kepada setiap muslim agar berusaha memiliki
kepribadian yang sempurna, baik lahir maupun batin, sehingga segala sesuatu
42
Ahmad Marimba, Pengantar FilsafatPendidikan Islam, … h. 67
25 yang dilakukannya sesuai dengan tuntutan Islam, ketika mengalami kesulitan
diluar dugaannya ia selalu sabar dan menenangkan hatinya karena dibalik itu mungkin mengandung hikmah.
Iman tidaklah berarti percaya atau tidak membantah, akan tetapi iman itu mengucapkan dengan lisan, membenarkan dengan hati dan dilakukan
dengan perbuatan, sedangkan ibadah merupakan bukti keimanan kepada Allah dengan menjalankan segala ketentuan perbuatan yang harus dilakukan oleh
manusia dalam rangka berhubungan dengan Allah syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji bagi yang mampu. Jadi, kepribadian muslim itu merupakan
hasil dari pada mempraktekan segala rukun iman, rukun Islam dan tuntutan Ihsan.
Adapun ciri-ciri kepribadian muslim adalah sebagai berikut: a. Bersabar dalam cobaan dan bersyukur dalam kebahagiaan.
Bersikap sabar ketika sedang ditimpa cobaan dan mau bersyukur ketika mendapatkan nikmat, adalah salah satu khas orang yang beriman dan
merupakan sumber ketenangan batinnya.
43
b. Menjaga hubungan baik dengan sesama muslim. Menjaga hubungan baik sesama muslim adalah dengan cara tetap
mempertahankan perasaan saling mencintai, saling mengasihi, saling menyayangi, dan saling menolong, hal itulah yang menumbuhkan
semangat yang kondusif bagi pembentukan pribadi yang mantap.
44
c. Selalu optimis Selalu merasa optimis dan tidak mudah berputus asa akan dapat
mewujudkan jiwa yang damai dan tenang. Allah berfirman: d. Bersikap jujur
Kejujuran selalu melekat pada pribadi muslim. Ajaran Islam yang telah menjadi bagian hidupnya mengajarinya bahwa kejujuran merupakan
puncak segala keutamaan, dan asas kemuliaan akhlak. Kejujuran pada
43
Jamaluddin Mahfuzh, Psikologi Anak dan Remaja, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2002, Cet. 1, h. 118.
44
Jamaluddin Mahfuzh, Psikologi Anak dan Remaja,…. Cet. 1, h. 120.
26 gilirannya akan membimbing manusia kearah kebaikan dan mengantarkan
mnusia ke surga.
45
e. Berakhlak luhur Muslim yang benar selalu menampilkan budi yang baik, perangai yang
lembut, perkataan yang halus dan ramah. Nabi Muhammad saw, manusia yang harus dijadikan panutan dan idola kaum muslimin, telah banyak
mencontohkan perbuatan-perbuatan mulia untuk menuntun umatnya.
46
f. Suka memberi nasehat Seseorang muslim yang benar-benar bertakwa tidak hanya lepas dari sifat-
sifat tercela tetapi ia juga menghiasi dirinya dengan sifat dan akhlak mulia, positif dan konstruktif yaitu akhlak yang suka memberi nasehat dan jujur
bagi setiap muslim di masyarakatnya dengan kepercayaan bahwa agamanya adalah nasehat.
47
g. Penyayang terhadap sesama Seorang yang benar-benar memahami hukum-hukum agamanya dan
mengamalkan ajarannya yang penuh toleransi akan senantiasa bersifat penyayang dari hatinya terpancar mata air rahmat dan kelembutan,
lantaran ia tahu bahwa rahmat dan kasih sayang yang disebarkannya kepada orang lain menjadi penyebab dirinya memperoleh rahmat kasih
sayang dari Allah swt.
48
Menurut Abdul Mujib ciri-ciri kepribadian muslim adalah yang meliputi lima rukun Islam, yaitu:
49
a. Membaca dua kalimat syahadat, yang melahirkan kepribadian syahadatain. Kepribadian syahadatain adalah kepribadian individu yang didapat setelah
mengucapkan dua kalimat syahadat, memahami hakikat dari ucapannya serta menyadari akan segala konsekuensi persaksiannya tersebut.
Kepribadian syahadatain meliputi domain kognitif dengan pengucapan dua
45
Muhammad Ali Hasyimi, Apakah Anda Berkepribadian Muslim, Jakarta: Gema Insani Press, 1999, Cet. 9, h. 11.
46
Muhammad Ali Hasyimi, Apakah Anda Berkepribadian Muslim,…. Cet. 9, h. 23.
47
Muhammad Ali Hasyimi, Jati Diri Muslim, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1999, Cet. 1, h. 173
48
Muhammad Ali Hasyim, Jati Diri Muslim,…. Cet. 1, h. 185.
49
Abdul Mujib, Kepribadian Dalam Psikologi Islam,…. Cet. 1, h. 250-251.
27 kalimat secara verbal, domain afektif dengan kesadaran hati dengan
kesadaran hati yang tulus, dan domain psikomotorik dengan melakukan segala perbuatan sebagai konsekuensi dari persaksiannya itu.
b. Menunaikan shalat, yang melahirkan kepribadian mushalli. Kepribadian mushalli adalah kepribadian individu yang di dapat setelah
melaksanakan shalat dengan baik, konsisten, tertib dan khusyu’, sehingga ia mendapatkan hikmah dari apa yang dikerjakan. Pengertian ini
didasarkan atas asumsi bahwa orang yang tekun shalat memiliki kepribadian lebih shaleh ketimbang orang yang tidak mengerjakannya,
sebab ia mendapatkan hikmah dari perbuatannya. c. Mengerjakan puasa, yang melahirkan kepribadiaan shaa’im.
Kepribadian shaa’im adalah kepribadian individu yang didapat setelah melaksanakan puasa dengan penuh keimanan dan ketakwaan, sehingga ia
dapat mengendalikan diri dengan baik. Pengertian ini didasarkan atas asumsi bahwa orang yang mampu menahan diri dari sesuatu yang
membatalkan puasa memiliki kepribadian lebih kokoh, tahan uji dan stabil ketimbang orang yang tidak mengerjakannya, sebab ia mendapatkan
hikmah dari perbuatannya. d. Membayar zakat, yang melahirkan kepribadian muzakki.
Kepribadian muzakki adalah kepribadian individu yang didapat setelah membayar zakat dengan penuh keikhlasan, sehingga ia mendapatkan
hikmah dari apa yang dilakukannya. Pengertian ini didasarkan atas asumsi bahwa orang yang membayar zakat memiliki kepribadian yang pandai
bergaul, dermawan, terbuka, berani berkorban, tidak arogan, memiliki rasa empati dan kepekaan sosial serta mudah menyesuaikan diri dengan orang
lain, sekalipun pada orang yang berbeda statusnya. e. Melaksanakan haji, yang melahirkan kepribadian hajji.
Kepribadian haji adalah kepribadian individu yang didapat setelah melaksanakan haji semata-mata karena Allah, sehingga ia mendapatkan
hikmah dari apa yang dilakukannya. Pengertian ini didasarkan atas asumsi bahwa orang yang melaksanakan haji memiliki kepribadian yang sabar
dalam melintasi bahaya dan cobaan, luwes, egaliter, inklusif dan pandai
28 bergaul dengan sesamanya, berani berkorban atau menanggalkan status,
jabatan dan harta bendanya, demi tercapainya kesamaan dan kebersamaan dengan sesamanya, agar mendapatkan ridha Allah swt.
Menurut al-Ashqar, ciri-ciri kepribadian muslim adalah sebagai berikut:
a. Selalu menempuh jalan hidup yang didasarkan didikan ketuhanan dengan melaksanakan ibadah dalam arti luas.
b. Senantiasa berpedoman kepada petunjuk Allah. c. Merasa memperoleh kekuatan untuk menyerukan dan berbuat benar, dan
selalu menyampaikan kebenaran kepada orang lain. d. Memiliki keteguhan hati untuk berpegang kepada agamanya.
e. Memiliki kemampuan yang kuat dan tegas dalam menghadapi kebatilan. f. Tetap tabah dalam segala kondisi.
g. Memiliki kelapangan dan ketentraman hati serta kepuasan batin, hingga sabar menerima cobaan.
h. Mengetahui tujuan hidup dan menjadikan akhirat sebagai tujuan akhir yang lebih baik.
i. Kembali kepada kebenaran dengan melakukan taubat dari segala kesalahan yang pernah dibuat sebelumnya.
50
6. Faktor Terbentuknya Kepribadian