16 d.
Persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan segi-segi kemanfaatan. Pendidikan Islam tidaklah semuanya bersifat agama atau spiritual semata-
mata. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan utama pendidikan
Islam adalah pembentukan kepribadian muslim. Dan itulah pendidikan yang harus kita berikan kepada anak-anak kita kaum muslimin.
4. Pengertian Orang Tua
Orang tua menurut kamus besar bahasa Indonesia diartikan dengan: a. Ayah dan ibu
b. Orang tua-tua c. Orang yang dianggap tua cerdas, pandai, para ahli dan sebagainya
20
Untuk lebih jelas lagi mengenai pengertian orang tua, nampaknya perlu dikemukakan pendapat para ahli, diantaranya:
a. Menurut Zakiah Daradjat bahwa yang dimaksud orang tua adalah “Pembina pribadi dalam hidup anak. Kepribadian orang tua, sikap dan cara
hidup mereka, merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang
tumbuh”.
21
b. Menurut M. Ngalim Purwanto yang dimaksud orang tua yaitu “Pendidik yang terutama dan sudah semestinya. Merekalah pendidik asli yang
menerima tugas sebagai kodrat dari Tuhan untuk mendidik anak- anaknya”.
22
Dari beberapa definisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan orang tua adalah pria atau wanita yang terikat
dalam perkawinan yang bertanggung jawab atas anak-anaknya yang menerima tugas sebagai pendidik atau Pembina pribadi dalam hidup anaknya.
20
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,1999, Cet 10, h. 629.
21
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama Jakarta: Bulan bintang, 2003, Cet. 16, h. 56.
22
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002, Cet. 17, h. 4.
17
5. Kedudukan dan Kewajiban Orang Tua Terhadap Anak
Syariat Islam telah menjadikan orang tua bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup dan perkembangan anak, dengan dasar bahwa anak
adalah titipan yang dipercayakan Tuhan untuk diperlihara dan dipertanggung jawabkan di hadapan Tuhan.
Setiap orang tua muslim menyadari bahwa pada hakikatnya anak adalah amanat Allah yang dipercayakan diamanatkan kepada dirinya.
Kesadaran para orang tua muslim akan hakikat anak mereka sebagai amanat Allah ini sepantasnya ditanggapi dengan penuh tanggung jawab.
Setiap muslim pasti menyadari bahwa Allah memerintahkan kepada hamba- Nya agar mengemban amanat itu dengan baik. Sebagaimana Firman Allah :
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul Muhammad dan juga janganlah kamu
mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. Q.S. Al-Anfaal 8 : 27.
Dapat dikatakan bahwa setiap muslim yang mukmin berkewajiban mendidik anak-anak dengan pendidikan yang baik dan benar, sehingga mereka
tumbuh dewasa menjadi anak-anak yang saleh.
23
Kepribadian orang tua, sikap, dan cara hidup mereka, merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan
masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh.
24
Dengan demikian orang tua memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian anak didik.
Sesuai dengan hadits Nabi yang berbunyi: Dari Abi Hurairah ra, ia berkata, Rasulullah saw bersabda:
Artinya: “Tidaklah anak yang dilahirkan itu kecuali telah membawa fitrah kecendrungan untuk percaya kepada Allah, maka kedua orang
23
M. Nipan Abdul Halim, Anak Saleh Dambaan Keluarga, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000, Cet. 1, h. 15-16.
24
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama…. .h.56.
18 tuanyalah yang menjadikan anak tersebut beragama yahudi,
nasrani, dan majusi. HR. Bukhari.
Berdasarkan hadits ini, jika seorang anak mempunyai orang tua muslim yang baik, mengajarkan pada dirinya prinsip-prinsip Iman dan Islam,
maka ia akan tumbuh dalam akidah Iman dan Islam.
25
Menurut al-Ghazaly, melatih anak-anak adalah suatu hal yang sangat penting sekali, karena anak sebagai amanat bagi orang tuanya. Hati anak suci
bagaikan mutiara cemerlang, bersih dari segala ukiran serta gambaran, ia dapat atau mampu menerima segala yang diukirkan atasnya dan condong
kepada segala yang dicondongkan kepadanya. Maka bila ia dibiasakan kearah kebaikan dan diajarkan kebaikan jadilah ia baik dan berbahagia di dunia dan
di akhirat, sedang ayah dan para pendidik-pendidik lainnya turut mendapat bagian pahalanya. Tetapi bila dibiasakan jelek atau dibiarkan kejelekan, maka
celaka dan rusaklah ia, sedang wali serta pemeliharanya mendapat beban dosanya. Untuk itu wajiblah wali menjaga anak dari perbuatan dosa dengan
mendidik dan mengajarinya berakhlak bagus. Disepanjang masa dan waktu orang tua selalu dituntut agar
bertanggung jawab atas pendidikan anak-anaknya, karena celaka dan bahagia anak adalah terletak di tangan mereka.
26
Selain bertanggung jawab dalam pembentukan pribadi anak, orang tua juga berkewajiban untuk mendidik anak-anaknya dalam hal pendidikan
agama, dan umum termasuk di dalamnya pendidikan keterampilan. Hal ini dimaksudkan agar anak-anak kelak memperoleh kebahagiaan hidup di dunia
dan di akhirat. Dan orang tua adalah pusat kehidupan rohani si anak dan sebagai
penyebab berkenalannya dengan alam luar, maka setiap reaksi emosi anak dan pemikirannya dikemudian hari, terpengaruh oleh sikap orang tuanya
25
Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam, Jakarta: Pustaka Amani, 1998, Cet. 1, h. 45.
26
M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga, Jakarta: Bulan bintang,1975, Cet.1, h. 80-84.
19 dipermulaan hidupnya dahulu. Dengan demikian orang tua memang memiliki
pengaruh yang sangat besar terhadap anak.
6. Maksud Pendidikan Agama Orang Tua