Diabetes Gestional Kelainan Fisiologis pada Diabetes

16 resistensi insulin yang meningkat mengakibatkan gula darah meningkat hiperglikemia. Pada tipe ini tidak tergantung pada insulin dan dapat diobati dengan antidiabetik oral. Diagnosa tipe-2 umumnya baru di diagnosa pada stadium terlambat, padahal diagnosa dini adalah penting sekali untuk menghindarkan komplikasi lambat. Maka bila terdapat gejala seperti haus yang hebat, sering buang air kecil dan turunnya berat badan serta rasa leti, maka sebaiknya segera konsultasi ke dokteruntuk di periksa penyakit gula.Tjay dan Rahardja, 2002

2.4.3. Diabetes Gestional

Diabetes Mellitus gestional GDM adalah keadaan diabetes atau intoleransi glukosa yang timbul selama masa kehamilan, dan biasanya berlangsung hanya sementara atau temporer. Diabetes pada masa kehamilan, walaupun umumnya dapat pulih sendiri beberapa saat setelah melahirkan, namun dapat berakibat buruk yang dapat terjadi antara lain malformasi kongenital, peningkatan berat badan bayi ketika lahir dan meningkatnya risiko mortalitas perinatal. Wanita yang pernah menderita GDM akan lebih besar risikonya untuk menderita lagi diabetes dimasa depan. Depkes, 2006.

2.4.4. Kelainan Fisiologis pada Diabetes

Manifestasi utama diabetes mellitus adalah hiperglikemia yang terjadi akibat berkurangnya jumlah glukosa yang masuk ke dalam sel, berkurangnya penggunaan glukosa oleh berbagai jaringan dan peningkatan produksi glukosa karena proses glukoneogenesis oleh hati. Poliuri, 17 polidipsi, polifagi dan penurunan berat badan merupakan gejala utama penyakit ini. Dalam keadaan hiperglikemia yang berlangsung lama dan melewati ambang ginjal, akan terjadi glukosuria dimana batas maksimal reabsorbsi pada tubulus renalis dilampaui dan glukosa akan diekskresikan ke dalam urin Murray dkk, 1992. Volume urin meningkat poliuri akibat terjadinya diuresis osmotik yang selanjutnya akan menimbulkan dehidrasi dan adanya rangsangan untuk banyak minum polidipsi. Glikosuria menyebabkan kehilangan kalori yang cukup besar 4,1 kal bagi setiap karbohidrat yang diekskresikan. Keadaan ini jika ditambah dengan deplesi jaringan otot dan adiposa akan mengakibatkan penurunan berat badan yang hebat kendati terdapat peningkatan selera makan polifagia dan asupan kalori yang normal. Namun glukosa yang dimakan tidak akan dapat masuk ke dalam sel untuk membentuk glikogen maupun dipergunakan untuk menghasilkan energi sehingga mengeluh lelah, mengantuk Murray dkk, 1992; Sylvia dkk, 1995. Dalam keadaan defisiensi insulin, sintesis protein akan menurun. Pengangkutan asam amino sebagai substrat glukoneogenik ke dalam otot berkurang sehingga terjadi keseimbangan nitrogen yang negatif. Defisiensi insulin juga terjadi keseimbangan nitrogen yang negatif. Defisiensi insulin juga menyebabkan tidak adanya kerja antipolisis maupun lipogenik sehingga kadar asam lemak plasma akan meninggi. Jika kemampuan hati untuk mengoksidasi asam lemak terlampaui, maka senyawa asam β- hidroksibutirat dan asam asetoasetat akan bertumpuk sehingga terjadi 18 ketosis. Mula-mula penderita dapat mengimbangi penumpukan asam organik ini dengan meningkatkan pengeluaran CO 2 lewat sistem respirasi, namun bila keadaan ini tidak dikendalikan maka akan terjadi asidosis metabolik, pernafasan menjadi cepat dan dalam pernafasan kushmaul dan pasien dapat meninggal dalam keadaan koma diabetik. Selain ketoasidosis, komplikasi yang sering timbul ialah komplikasi vaskular jangka panjang berupa mikroangiopati mencakup retinopati diabetik, nefropati diabetik maupun neuropati diabetik. Mikroangiopati mempunyai gambaran histopatologis berupa aterosklerosis, penimbunan sorbitol dalam intima vaskular. Hiperlipoproteinemia maupun kelainan pembekuan darah. Sehingga diabetes mellitus dapat menjadi salah satu penyebab penyakit angina pektoris, onfark miokard, gagal ginjal, katarak. Kegagalan pernafasan bahkan kematian Murray dkk, 1992; Sylvia dkk, 1995.

2.4.5. Diagnosis Diabetes

Dokumen yang terkait

Uji efek hipoglikkemik ekstrak etanol gambir (uncaria gambir, roxb) pada tikus putih jantan dengan metode induksi aloksan dan toleransi glukosa

1 11 136

Uji efek penurunan glukosa darah ekstrak etanol ganggang (Gracilaria verrucosa) dan (Kappaphycus alvarezii) dengan metode toleransi glukosa oral dan metode induksi aloksan

0 11 135

Uji Efek Antihiperglikemia Ekstrak Etil Asetat Lumut Hati Mastigophora diclados Dengan Metode Induksi Aloksan

2 16 75

Uji efek antiinflamasi fraksi etil asetat ekstrak alfalfa (medicago sativa) pada tikus putih jantan yang diinduksi karagenin.

0 0 8

AKTIVITAS ANTIDIABETES FRAKSI N-HEKSAN, ETIL ASETAT, DAN AIR DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis.) PADA MENCIT JANTAN DENGAN METODE UJI TOLERANSI GLUKOSA.

0 0 3

UJI EFEK ANTIDIABETES OLEUM AZADIRACHTAE SEMEN PADA TIKUS PUTIH JANTAN DENGAN INDUKSI ALOKSAN

0 0 18

PENGARUH FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (PIPER CROCATUM LINN.) TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN DENGAN METODE UJI TOLERANSI GLUKOSA

0 0 14

PENGARUH FRAKSI KLOROFORM EKSTRAK ETANOL DAUN ALPUKAT (PERSEA AMERICANA MILL.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN DENGAN METODE UJI TOLERANSI GLUKOSA

0 0 13

PENGARUH FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOL DAUN ALPUKAT (PERSEA AMERICANA MILL.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA TIKUS PUTIH JANTAN DENGAN METODE UJI TOLERANSI GLUKOSA

0 0 16

Pengaruh fraksi etil asetat ekstrak etanol daun alpukat (Persea americana mill.) terhadap penurunan kadar glukosa darah pada tikus putih jantan dengan metode uji toleransi glukosa [CD-ROM] - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 24