30
4.3. Prosedur Kerja 4.3.1. Pembuatan Simplisia
Pembuatan simplisia yang baik dan memenuhi syarat terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut : sortasi, pencucian, perajangan, pengeringan,
penggilingan dan pengayakan.
4.3.2. Ekstraksi Harbone, 1996
Simplisia biji jinten hitam Nigella sativa L diekstraksi dengan metode maserasi secara bertingkat dengan menggunakan pelarut etanol
70 sehingga didapat ekstrak, lalu ekstrak tersebut dievaporasi dengan vacuum evaporator sehingga didapat ekstrak kental kemudian di
tambahkan pelarut etil asetat kemudian partisi hingga terbentuk 2 lapisan, lapisan ekstrak etil asetat tersebut diuji aktivitas penurunan kadar glukosa
darah.
a. Ditimbang serbuk simplisia 2000 gram , kemudian dimasukkan ke
dalam Erlenmeyer, ditambahkan pelarut etanol 70 sampai serbuk simplisia terendam dan terdapat lapisan pelarut setebal 3 cm di atas
serbuk simplisia. b.
Erlenmeyer ditutup maserasi selama satu hari sambil sesekali diaduk. c.
Disaring hasil maserasi dengan menggunakan kapas di atas corong sehingga didapatkan filtrate, selanjutnya filtrate yang dihasilkan
disaring lagi dengan menggunakan kertas saring. Kemudian dimaserasi kembali sampai nampak warna pucat.
31
d. Filtrat yang didapatkan kemudian diuapkan pelarutnya dengan
menggunakan rotary evaporator vakum sampai didapatkan ektrak kental.
e. Ekstrak kental ditambahkan air aquadest sebanyak 100 – 150 lalu
pindahkan pada corong pisah kemudian masukan etil asetat sebanyak 100 ml kemudian di kocok, lakukan partisi sampai warna pelarut
menjadi jernih kembali kemudian ambil lapisan fraksi etil asetat. f.
Fraksi etil asetat yang didapat kemudian di murnikan dengan penambahan tragakan, kocok kuat lalu disaring menggunakan kertas
saring. g.
Fraksi etil asetat murni kemudian diuapkan dengan rotary evaporator hingga didapatkan fraksi kental etil asetat. Kemudian di buat larutan
uji dan diberikan kepada hewan uji.
4.3.3. Uji Penapisan Fitokimia a.
Identifikasi golongan alkaloid
Sebanyak + 5 gram serbuk dilembabkan dengan 5 ml ammoniak 25 digerus dalam mortir, kemudian ditambahkan 20 ml
kloroform dan digerus kembali dengan kuat, campuran tersebut disaring dengan kertas saring, filtrat berupa larutan organik diambil
sebagai larutan A, sebagai larutan A 10 ml diekstraksi dengan 10 ml larutan HCl 1:10 dengan pengocokan dalam tabung reaksi, diambil
larutan bagian atasnya larutan B. Larutam A diteteskan beberapa tetes pada kertas saring dan disemprot atau ditetesi dengan pereaksi
Dragendroff, terbentuk warna merah atau jingga pada kertas saring
32
menunjukkan adanya senyawa alkaloid. Larutan B dibagi dalam 2 tabung reaksi, ditambahkan masing-masing pereaksi Dragendroff
dan pereaksi Mayer, terbentuk endapan merah bata dengan pereaksi Dragendroff atau endapan putih dengan pereaksi Mayer menunjukkan
adanya senyawa alkaloid.
b. Identifikasi golongan flavonoid