Kondisi elemen pembentuk ruangan yang ada di Perpustakaan

54 2 Dinding Dinding merupakan pembatas ruang, dinding berfungsi untuk melindungi. Untuk anak-anak dinding yang menarik adalah dinding yang diberi berbagai warna atau diberikan gambar-gambar. Anak tidak mengerti harus seperti apakah dinding yang aman untuk mereka. Pustakwan sebagai pengelola perpustakaan yang harus memperhatikan keamanan dinding yang dibuat untuk menyekat setiap ruang. Pustakawan mengakui jika ada bagian dinding yang mulai rontok. Hal tersebut juga sesuai dengan observasi yang dilakukan penulis, jika terlihat ada bagian dinding ruang layanan anak yang mulai rontok. Rontokan tersebut membuat karpet yang ada dibawahnya menjadi kotor. Walaupun aktivitas anak tidak terganggu, sebaiknya dinding tersebut segera diperbaiki. Pemberian gambar pada dinding merupakan perencanaan awal yang ternyata tidak dapat terlaksanakan. Warna dinding saat ini hanya satu warna yaitu hijau muda. Anak-anak yang menjadi informan menyatakan bahwa akan lebih menarik jika dinding pada ruang layanan anak diberikan gambar-gambar. Pustakawan berkata perencanaan awal untuk memberikan gambar-gambar pada dinding bertujuan untuk meningkatkan gairah anak untuk datang keperpustakaan serta memberikan kesan yang menyenangkan saat berada pada ruang layanan anak. 55 Berikut kutipan wawancaranya : “suka..aku maunya ada singa sama kerbau” Khumairah, 3th “Yang bisa menarik perhatian anak seperti adanya gambar-gambar, bisa dikatakan seperti taman kanak- kanak ” Ade M. Sa’ban Dapat disimpulkan jika perencanaan awal yang dibentuk oleh pustakawan dan di dampingi oleh ahli desain interior sesuai dengan harapan pemustaka. Pemberian gambar pada dinding ruangan anak menjadi daya tarik tersendiri. Namun pada tahap pelaksanaan hal tersebut tidak terealisasikan karena adanya kebijakan lain yang diputuskan oleh pimpinan. 3 Plafond Hasil observasi pada plafond ruang layanan anak adalah tidak ada kerusakan yang terlihat. Plafond juga masih berfungsi sesuai dengan fungsinya yaitu melindungi dari atap dan menyangga lampu serta kabel-kabel yang dibutuhkan pada ruang layanan anak. Informan juga menyatakan bahawa tidak adanya kerusakan pada plafond. Perencanaan awal untuk plafond sesuai dengan apa yang terlaksana. Plafond diberi cat warna putih serta diberi lis atau garis di sisi plafond. Plafond juga dapat diberikan hiasan untuk anak-anak, biasanya hiasan tersebut sama seperti gambar pada dinding. pada plafond bisa ditambahkan gambar awan, matahari, pelangi atau 56 pun burung-burung. Anak-anak yang menjadi informan menyatakan plafong yang ada sekarang sudah cukup, karena mereka lebih mengharapkan dinding yang diberi tambahan gambar-gambar agar lebih menyenangkan.

5. Perabot yang dibutuhkan untuk pemustaka pada ruang layanan

anak di Perpustakaan Umum KAPD Kabupaten Bogor Rak-rak yang ada juga diberi warna namun tidak bergambar. Selain itu rak, meja dan kursi-kusri yang disediakan pada ruang anak Perpustakaan Umum KAPD Kabupaten Bogor berbentuk persegi dengan sisi yang tidak runcing, hal tersebut aman untuk anak-anak. Selain itu bahan yang digunakan untuk pembuatan perabot menggunakan kayu yang memiliki permukaan yang halus. Namun tidak disediakannya kursi dan meja individu dan terlihat monoton karena tidak adanya variasi bentuk kursi-kursi dan meja yang disediakan. Untuk ukuran perabot yang terdiri dari meja, kursi dan rak pada ruang anak menurut informan sudah sesuai dengan kebutuhan anak karena pustakawan mengaku jika ukuran tersebut mengikuti Pedoman Perpustakaan Nasional. Namun pada saat melakukan observasi menunjukkan anak-anak yang rentang umurnya 3-12 tahun, anak yang berumur 3-8 tahun terlihat jika kursi dan meja yang disedikan sesuai dengan tinggi mereka, namun anak-anak yang berumur 10-12 tahun terlihat bahawa kursi dan meja yang disediakan tidak sesuai dengan 57 tinggi mereka atau kurang tinggi. Untuk rak-rak yang ada di perpustakaan memang sebagian besar tidak bermasalah, tetapi saat penulis melakukan observasi melihat salah satu informan yang berumur 3 tahun tidak dapat menjangku rak sampai di tingkat paling atas. Beragamnya warna-warni perabot yang ada di dalam ruang layanan anak menjadi suatu ciri khas tersendiri atau pembeda antara ruang anak dengan ruang lainnya. Pengguanaan cat dan material pembuat rak, meja dan kursi sudah menjadi hal yang wajib untuk di perhatiakan. selain keamanan untuk anak-anak, kekuatan bahan tersebut juga menjadi pertimbangan. Informan mengatan jika cat yang digunakan untuk mengecat rak, meja dan kursi pada ruang anak menggunakan cat yang aman untuk anak.

6. Pencahayaan yang ada pada ruang layanan anak di Perpustakaan

Umum KAPD Kabupaten Bogor Pencahayaan pada ruang layanan anak dirasa sudah cukup untuk kegiatan-kegiatang yang dilakukan anak, seperti bermain dan membaca. Pencahayaan yang baik akan membuat anak nyaman, jika pencahayaan pada ruangan tidak baik selain membuat ketidak nyamanan untuk anak, kesehatan mata anak juga dapat terganggu. Informan menjelaskan jika ruang anak digunakan untuk daya tampung maksimal 150 orang anak, maka harus menggunakan cahaya 58 tambahan yang berupa lampu. Namun jika pengunjung sehari-hari hanya 10-50 anak, penggunaan tambahan lampu tidak diperlukan. Berikut kutipan wawancaranya: “Untuk pencahayaan sudah cukup karena kanan kiri sudah dilengkapi dengan kaca, jadi tanpa lampu pun sudah bisa dipergunakan. Tergantung seberapa banyak yang berkunjung, jika jumlah yang berkunjung maksimal 150 orang pencahayaan alami saja tidak mencukupi harus ditambah dengan lampu. Jika hanya 10-50 masih bisa ”. Ade M. Sa’ban Anak-anak yang menjadi informan mengatakan bahwa mereka tidak merasa terganggu dengan pencahayaan. Mereka dapat melihat tulisan pada buku dengan jelas. Selain itu anak-anak tidak merasa ada bagian ruangan yang menyilaukan. Cahaya alami yang masuk pada ruang layanan anak sangat cukup dan tidak menggangu penglihatan.

C. Pembahasan

1. Pengembangan tatanan desain interior ruang layanan anak di

Perpustakaan Umum KAPD Kabupaten Bogor Tatanan desain interior pada ruang layanan anak menurut informan sudah memberikan kenyamanan untuk anak. Hal tersebut karena pimpinan memberikan toleransi untuk para pustakan untuk menata ruangan agar nyaman untuk anak. Akan tetapi menurut informan, pustakawan merasa kesulitan saat mencoba merubah tatanan desain interior karena rak yang dimiliki hanya jenis rak satu muka dan bagian 59 belakang rak tidak di cat. Oleh karena itu jika tatanan dirubah akan menjadi tidak nyaman. Pendapat pustakawan tersebut sesuai dengan teori yang ada bahwa daerah atau ruangan harus dirancang sesuai dengan usia peengguna dan aman untuk semua orang. Anak-anak harus nyaman dengan perabot, pengaturan, dan bahan yang ditawarkan 62 . Selain itu teori lain yang sesuai dengan hasil dari penelitian mengenai tatanan desain interior ini adalah anak-anak dari segala usia harus menemukan perpustakaan merupakan tempat terbuka, mengundang, menarik, menantang dan tidak mengancam untuk mengunjunginya 63 . Pustakawan sangat menyadari pentingnya tatanan desain interior untuk anak, mereka selalu memperhatikan keamanan serta kenyamanan ruang anak agar anak selalu ingin mengunjungi perpustakaan. Perencanaan awal tatanan desain interior pada ruang layanan anak adalah menyesuaikan dengan bentuk ruangan yang ada dan perabot yang dipilih. Pada perencanaan awal rak yang dipilih untuk ruang layanan anak adalah rak dua muka. Maka tatanan yang akan dibuat, rak-rak tersebut tidak menempel di tembok. Peletakan kursi dan meja saat perencanaan tidak menyebar seperti saat ini, pustakawan merencanakan ada bagian yang tidak memakai kursi untuk anak-anak yang ingin duduk di karpet. Namun karena pada tahap pelaksanaan berbeda dengan perencanaan. Maka pustakawan menyesuaikan tatanan desain interior dengan semenarik mungkin dan 62 Carol R. Brown, Interior Design For Libraries : Drawing on Function Appeal Chicago and London : American Library Association, 2002, h. 110. 63 IFLA, Guidelines for Children’s Libraries Services Croatia : IFLA, 2003, h. 10.