26
pemberian wall art pada dinding ruang anak dirasa salah satu contoh untuk menarik minat anak.
3 Plafond langit-langit
Langit-langit adalah elemen yang menjadi naungan dalam desain interior, dan menyediakan perlindungan fisik maupun
psikologis untuk semua yang ada dibawahnya
42
. Plafond berasal dari kata “celling”, yang memiliki arti melindungi dengan suatu
bidang permukaan yang letaknya di atas garis pandang normal manusia yang berfungsi sebagai pelindung penutup lantai atau
atap dan sekaligus pembentuk ruang dengan bidang yang dibawahnya. Celling memiliki keguanaan yang lebih besar
dibandingkan dengan unsur pembentuk ruang yang lain lantai dan dinding yang di antaranya
43
: 1
Pelindung kegiatan manusia. 2
Sebagai pembentuk ruang. 3
Sebagai skylight , maksudnya celling berfungsi untuk menerusakan cahaya alamiah kedalam bangunan.
4 Untuk menonjolkan konstruksi pada gedung-gedung untuk
dekorasi, celling mampu mencerminkan struktur yang mendukung beban-beban.
42
Francis D.K Ching, Ilustrasi Desain Interior Jakarta : Erlangga, 1996, h.
43
Olih Solihat Karsono, “Darsar-dasar Desain Interior Pelayanan Umum I”. diakses pada 9 Mei 2015 pada http:repo.isi-
dps.ac.id1311Dasar_Dasar_Desain_Interior_Pelayanan_Umum_I.pdf
27
5 Merupakan ruang atau rongga untuk pelindung berbagai
instalasi, docting AC, kabel listrik, gantungan armature, loudspeaker dan lain-lain.
6 Sebagai bidang penempelan titik-titik lampu.
7 Menampilkan dengan jelas area ruangan.
8 Menghasilkan suatu dekorasi atau kesan dari ketinggian dan
motif yang ditampilkan.
7. Perabot untuk Anak
Perabot furniture di perpustakaan adalah barang-barang yang berfungsi sebagai wadah atau wahana penunjang kegiatan
perpustakaan seperti meja, kursi, rak buku, papan peraga, dan lain- lain
44
. Syarat perabot yang baik dapat ditinjau dari tiga segi sebagai berikut
45
: a.
Segi pembuatan, perabot yang baik adalah perabot yang dibuat dari bahan yang baik dan mudah didapat serta mempunyai
konstruksi kuat dan mudah dilaksanakan. b.
Segi pembiayaan, perabot yang baik adalah perabot yang memerlukan biaya yang relatif murah.
c. Segi penggunaan, perabot yang baik adalah perabot yang benar-
benar sesuai dengan fungsinya, enak dan menyenangkan, mudah diatur dan dipindah-pindahkan, serta dapat menjamin kesehatan
dan keamanan.
44
Taslimah Yusuf, Materi Pokok Manajemen Perpustakaan Umum Jakarta : Universitas Terbuka, 1996, h.
45
Undang Sudarsana, Materi Pokok Pembinaan Minat Baca Jakarta : Universitas Terbuka, 2008, h. 2.35
28
Perabotan anak harus tepat untuk ukuran usia muda dan menggunakan mereka. ruang terbuka di lantai harus direncanakan di
daerah prasekolah untuk balita dan anak-anak prasekolah yang sering duduk di laintai untuk melihat buku dan bermain dengan manipulatif
mainan
46
. Untuk area koleksi dan area membaca untuk anak-anak perlu dipertimbangkan penggunaan perabot yang sesuai dengan
ukuran tubuh anak, sehingga memberikan kenyamanan dalam duduk, membaca dan mencari buku
47
. Pengguna perpustakaan anak prasekolah harus memiliki tinggi meja sekitar 20-22 inci dan dengan
ketinggian kursi 12-14 inci sedangkan untuk anak yang lebih tua membutuhkan meja dengan tinggi sekitar 24-26 inci dan ketinggian
kursi 15-16 inci
48
. Rak untuk buku bergambar prasekolah dan pembaca pemula harus
memiliki tinggi 42 inci dan menjorok kedalam 12 inci. Di Perpustakaan Umum, buku-buku dan bahan-bahan lain untuk anak
usia sekolah harus di simpan pada lemari yang berukuran maksimal 66 inci
49
. Perabot untuk anak-anak tidak memiliki sudut. Meja bulat atau oval lebih aman dari pada meja persegi atau persegi panjang dan
meningkatkan kecenderungan anak-anak untuk berinteraksi satu sama
46
Carol R. Brown, Interior Design For Libraries : Drawing on Function Appeal Chicago and London : American Library Association, 2002, h. 110.
47
Paramita Atmodiwirjo dan Yandi Andri Yatmo, Pedoman Tata Ruang dan Perabot Perpustakaan Umum Jakarta : Perpustakaan Nasional RI, 2009, h. 58.
48
Carol R. Brown, Planning Library Interiors : The Selection of Furnishings for the 21st Century Kanada : Oryx Press, 1995, h. 99.
49
Carol R. Brown, Interior Design For Libraries : Drawing on Function Appeal Chicago and London : American Library Association, 2002, h. 112.
29
lain
50
. Pada Pedoman Perencanaan Perabot dan Perlengkapan Perpustakaan sedikit digambarkan jika maksimal ukuran rak untuk
anak adalah 114 cm, sedangkan ukuran meja yaitu 51 cm dan kursi 28cm
51
.
8. Pencahayaan
Pengaturan cahaya yang baik harus mendapatkan perhatian yang semestinya. Distribusi cahaya yang tidak teratur, adanya penyinaran-
penyinaran yang menyilaukan, ataupun pembagian cahaya yang menimbulkan kontras-kontras yang tajam akan lebih tidak
menyenenangkan dari pada akibat yang ditimbulkan oleh kurangnya cahaya itu sendiri
52
. Pencahayaan berasal dari dua sumber cahaya, yaitu sumber cahaya alami natural lighting yang di peroleh dari sinar
matahari, sinar bulan, sinar api dan sumber dari alam sedangkan sumber cahaya buatan artifical lighting terdapat dari cahaya
lampu.
53
. Penerangan atau cahaya untuk ruangan perpustakaan sangatlah penting terlebih lagi untuk ruangan anak-anak. Pada
umumnya suasana yang gelap pada perpustakaan akan memberikan
50
Carol R. Brown, Planning Library Interiors : The Selection of Furnishings for the 21st Century Kanada : Oryx Press, 1995, h. 99.
51
Djamhari Somintardja, Pedoman Perencanaan Perabot dan Perlengkapan Perpustkaan Jakarta : Proyek Pengembangan Perpustakaan Depdikbud, 1977, h. 31.
52
Undang Sudarsana, Materi Pokok Pembinaan Minat Baca Jakarta : Universitas Terbuka, 2008, h. 2.33
53
Wanda Listiani dan Novalinda, “Desain Ruang Perpustakaan”, artikel diakses pada 1 Mei 2015 dari
http:www.pnri.go.idiFileDownload.aspx?ID=Attachment5CMajalahOnline5cdesain+ruang+ perpustakaan.pdf
.
30
ketidak nyamanan, dampak dari suasana gelap adalah sebagai berikut
54
: 1
Rasa takut 2
Rasa tidak jelas 3
Rasa menyeramkan Pada Pedoman Tata Ruang Perabot Perpustakaan Umum dijelaskan
beberapa prisip dasar pencahayaan untuk ruang perpustakaan umum, diantaranya
55
: 1
Ruang perpustakaan membutuhkan pencahayaan yang merata pada seluruh area, baik pada area koleksi maupun pada area membaca.
2 Penggunaan sumber cahaya alami perlu dimaksimalkan untuk
memberikan penerangan pada siang hari. 3
Cahaya matahari yang masuk melalui bukaan jendela harus dapat menyinari ruangan tanpa terhalang.
4 Pengguanaan sumber cahaya buatan dapat diterapkan pada saat
tertentu, misalnya saat hari mendung atau hujan. 5
Penempatan sumber cahaya harus mempertimbangkan penataan koleksi di dalam ruang perpustakaan.
6 Pencahayaan pada ruang perpustakaan harus diatur sedemikian
rupa agar tidak terjadi ‘glare’ atau silau yang menggangu kenyamanan pengguna.
54
Wanda Listiani dan Novalinda, “Desain Ruang Perpustakaan”, artikel diakses pada 1 Mei 2015 dari
http:www.pnri.go.idiFileDownload.aspx?ID=Attachment5CMajalahOnline5cdesain+ruang+ perpustakaan.pdf
.
55
Paramita Atmodiwirjo dan Yandi Andri Yatmo, Pedoman Tata Ruang dan Perabot Perpustakaan Umum Jakarta : Perpustakaan Nasional RI, 2009, h. 36-38.