Perabot yang dibutuhkan untuk pemustaka pada ruang layanan

59 belakang rak tidak di cat. Oleh karena itu jika tatanan dirubah akan menjadi tidak nyaman. Pendapat pustakawan tersebut sesuai dengan teori yang ada bahwa daerah atau ruangan harus dirancang sesuai dengan usia peengguna dan aman untuk semua orang. Anak-anak harus nyaman dengan perabot, pengaturan, dan bahan yang ditawarkan 62 . Selain itu teori lain yang sesuai dengan hasil dari penelitian mengenai tatanan desain interior ini adalah anak-anak dari segala usia harus menemukan perpustakaan merupakan tempat terbuka, mengundang, menarik, menantang dan tidak mengancam untuk mengunjunginya 63 . Pustakawan sangat menyadari pentingnya tatanan desain interior untuk anak, mereka selalu memperhatikan keamanan serta kenyamanan ruang anak agar anak selalu ingin mengunjungi perpustakaan. Perencanaan awal tatanan desain interior pada ruang layanan anak adalah menyesuaikan dengan bentuk ruangan yang ada dan perabot yang dipilih. Pada perencanaan awal rak yang dipilih untuk ruang layanan anak adalah rak dua muka. Maka tatanan yang akan dibuat, rak-rak tersebut tidak menempel di tembok. Peletakan kursi dan meja saat perencanaan tidak menyebar seperti saat ini, pustakawan merencanakan ada bagian yang tidak memakai kursi untuk anak-anak yang ingin duduk di karpet. Namun karena pada tahap pelaksanaan berbeda dengan perencanaan. Maka pustakawan menyesuaikan tatanan desain interior dengan semenarik mungkin dan 62 Carol R. Brown, Interior Design For Libraries : Drawing on Function Appeal Chicago and London : American Library Association, 2002, h. 110. 63 IFLA, Guidelines for Children’s Libraries Services Croatia : IFLA, 2003, h. 10. 60 anak-anak tidak merasa tergangu jika berlalu lalang di dalam ruang layanan anak. Dengan demikian perkembangan tatanan desain interior layanan anak di Perpustakaan Umum KAPD Kabupaten Bogor belum dapat dikembangkan karena pustakawan merasa jka merubah tatanan akan menjadi tidak nyaman, hal tersebut dikarenakan perabot yang dimiliki kurang bervariasi. Disisi lain pemustaka merasa nyaman dengan tatanan desain interior yang disediakan saat ini. Tidak ada kesulitan pada saat mereka melakukan aktifitas di dalam ruang layanan anak.

2. Warna-warna yang dipilih untuk ruang layanan anak di

Perpustakaan Umum KAPD Kabupaten Bogor Pengguanaan warna pada perpustakaan umum harus dapat memberikan perasaan menyenangkan bagi pengguna 64 . Kebutuhan lingkungan anak berbeda dengan orang dewasa, anak-anak memerlukan lingkungan yang kreatif. Lingkungan yang kreatif bisa dibuat misalnya dengan mengunakan warna-warna yang menimbulkan rasa “nyaman” bagi anak, sehingga mereka merasa betah berada dalam lingkungan tersebut. Karena suasana yang menyenangkan dapat tercipta dari komposisi warna tertentu dan secara psikologis dapat memberi motivasi belajar atau rangsangan kepada anak sehingga menunjang perkembangan pendidikan anak dengan optimal 65 . 64 Paramita Atmodiwirjo dan Yandi Andri Yatmo, Pedoman Tata Ruang dan Perabot Perpustakaan Umum Jakarta : Perpustakaan Nasional RI, 2009, h. 40. 65 Sriti Mayang Sari, “Peran Warna Interior Terhadap Perkembangan dan Pendidikan Anak di Taman Kanak- kanak”. Dimensi Interior, Vol. 2, No. 1, Juni 2004.