20
2 Biru
: Warna biru melambangkan ketenangan yang sempurna. memiliki kesan menenangkan pada jtekanan darah,
denyut nadi, dan tarikan nafas. Sementara semua menurun, mekanisme pertahanan tubuh membangun organisme. Warna biru
juga terbagi menjadi dua yaitu : a.
Biru melambangkan perasaan yang mendalam. Sifat biru adalah konsentrasi, kooperatif, cerdas, perasa, integratif.
Pengaruh dari warna biru adalah tenang, bijaksana, tidak mudah tersinggung, ramai kawan.
3 Kuning
: Warna kuning melambangkan kegembiraan. Warna kuning mempunyai sifat leluasa dan santai, senang
menunda-nunda masalah. Berubah-ubah tapi penuh harapan, memiliki cita-cita setinggi langit dan semangatnya juga tinggi.
Kuning terang melambangkan sifat spontan yang eksentrik. Memiliki sifat toleran, investigatif, menonjol. Pengaruh dari
warna kuning terang adalah sikap yang berubah-ubah, berpengharapan, pemurah, tidak percaya. Warna kuning terang
melambangkan adanya suatu keinginan, ketabahan dan kekerasan hati.
4 Kelabu dan Hitam
a. Kelabu : Menunjukkan arti yang jelas. Tidak terang dan
sama sekali bebas dari kecenderungan psikologi. Warna kelabu cenderung natural.
21
b. Hitam : Warna hitam melambangkan kehidupan yang
terhenti dan karenanya memberikan kesan kehampaan, kematian, kegelapan, kebinasaan, kerusakan dan kepunahan.
5 Coklat dan Ungu
a. Coklat : Warna coklat menunjukkan ciri-ciri suka merebut,
tidak suka memberi hati, kurang toleran, pesimis terhadap kesejahteraan dan kebahagiaan masa depan.
b. Ungu : Ungu melambangkan sifat gempuran keras yang
dilambangkan oleh warna biru. Perpaduan antara keintiman dan erotis atau menjurus pengertian yang mendalam dan
peka. Sifatnya sedikit kurang teliti tetapi selalu penuh harapan.
Kebutuhan lingkungan anak berbeda dengan orang dewasa, anak- anak memerlukan lingkungan yang kreatif. Lingkungan yang keratif
bisa dibuat misalnya dengan mengunakan warna-warna yang menimbulkan rasa “nyaman” bagi anak, sehingga mereka merasa
betah berada dalam lingkungan tersebut. Karena suasana yang menyenangkat dapat tercipta dari komposisi warna tertentu dan secara
psikologis dapat memberi motivasi belajar atau rangsangan kepada anak sehingga menunjang perkembangan pendidikan anak dengan
optimal
31
. Perpustakaan menjadi salah satu pusat pendidikan anak perlu membuat layanan anak yang nyaman dan menyenangkan, agar
anak betah dan meningkatkan kegiatan belajar menjadi lebih baik.
31
Sriti Mayang Sari, “Peran Warna Interior Terhadap Perkembangan dan Pendidikan Anak di Taman Kanak-
kanak”. Dimensi Interior, Vol. 2, No. 1, Juni 2004.
22
5. Peredam Suara Akustik
Akustik atau sound system merupakan unsur penunjang terhadap keberhasilan desain yang baik, pengaruh sound system menimbulkan
efek yang sangat luas dan dapat menimbulkan efek-efek psikis dan emosional dalam ruangan
32
. Prinsip-prinsip dari desain untuk akustik ruangan perpustakaan biasanyan berfokus pada lokasi dan luasnya
materi penyerap suara, untuk mengurangi gema dan gangguan berbicara, serta bentuk ruang untuk tercapainya karakteristik akustik
diterima pada ruangan
33
. Ruangan anak juga memerlukan sistem akustik yang baik, karena pada ruangan anak biasanya anak-anak
melakukan kegiatan yang mengeluarkan suara yang lebih tinggi di bandingkan dengan ruang layanan yang lain. Anak-anak juga di
perbolehkan untuk bersuara dengan bebas saat di perpustakaan. Sistem akustik yang di pakai pada ruangan anak bertujuan untuk
meredam suara yang akan menggangu kegiatan pada ruangan lain, dan begitu pun sebaliknya. Kebisingan yang mengganggu merupakan
suara yang tidak diinginkan dalam ruang yang dihasilkan dari suara yang datang dari pertemuan yang berdekatan dan atau ruang belajar
daerah dalam gedung, suara dari sistem pendingin udara pemanas bangunan kebisingan mekanik, dan suara dari TOILET umum
34
.
32
J. Pamuji Suptandar, Disain Interior : Pengantar Merencana Interior Untuk Mahasiswa Disain dan Arsitektur Jakarta : Djambatan, 1999, h. 247.
33
Charles M. Salter, Acoustics for Libraries California : Libris Design, 2002, h. 7.
34
Celcus, “ A Library Architecture Resource” di akses pada 11 Mei 2015 pada https:libraryarchitecture.wikispaces.comPublic+Library+Acoustics?responseToken=9c69c7d64b
5c0e2a0c172966f67c7641
23
6. Elemen dan Bentuk Ruangan
Elemen pembentuk ruangan merupakan struktur wadah ruang kegitan diidentifikasikan sebagai lantai, dinding dan langit-
langitplafond yang merupakan suatu kesatuan struktur dalam sehari- hari
35
. Elemen pembentuk ruang terdiri dari :
1 Lantai
Lantai adalah bidang ruang interior yang datar dan mempunyai dasar yang rata. Sebagai bidang dasar yang
menyangga aktivitas interior dan prabot kita, lantai harus terstruktur sehingga mampu memikul beban tersebut dengan
aman, dan permukaannya harus cukup kuat untuk menahan penggunaan dan gesekan yang terus menerus
36
. Lantai harus mudah
dalam hal
perawatannya, untuk
kekuatan dan
pemeliharahaan, material lantai harus tahan terhadap kotoran, kelembaban, minyak dan noda, khususnya pada area lalu-lalang
37
. Lantai pada daerah anak harus kuat dan mudah dibersihkan,
karena ruang layanan anak harus selalu bersih agar anak-anak nyaman dan terhidar dari penyakit, terlebih lagi jika ruangan
terutama lantai sulit di bersihkan dan terlihat kotor maka orang tua dari anak-anak akan khawatir jika anak-anak mereka
mengunjungi perpustakaan.
35
Olih Solihat Karsono, “Darsar-dasar Desain Interior Pelayanan Umum I”. diakses pada 9 Mei 2015 pada http:repo.isi-
dps.ac.id1311Dasar_Dasar_Desain_Interior_Pelayanan_Umum_I.pdf
36
Francis D.K Ching, Ilustrasi Desain Interior Jakarta : Erlangga, 1996, h. 162.
37
Ibid,. h.164.
24
Penutup lantai karpet juga menjadi salah satu hal yang ada pada ruangan anak, karpet yang empuk menjadikan laintai
lembut, lentur dan hangat dari segi visual maupun teksturnya. Kelebihan dari penggunaan karpet adalah karena sifatnya dapat
meredam suara, mengurangi suara benturan, dan menjadikan permukaan laintai aman dan nyaman untuk di injak
38
. Berikut adalah jenis bahan karpet
39
: a.
Wol : Kelenturan dan kehangatannya sangat baik; namun
mudah kotor, mudah terbakar tetapi tahan terhadap larutan kimia; dan karpet berbahan wol dapat dibersihkan.
b. Acrylic : Karpert berbahan acrylic mirip seperti karpet
berbahan wol; tidak mudah rusak karena benturan; serta tahan terhadap kelapukan dan kelembaban.
c. Nylon : Permukaanya kuat dan sangat kuat menahan
gesekan ; tidak mudah kotor dan tidak mudah lapuk dan karpet berbahan nylon bersifat antistatik.
d. Polyester: Mengkombinasikan bentuk wol dengan kekuatan
nylon; mudah kotor namun tahan abrasi dan harganya murah. e.
Olefin : Olefin atau polypropylene memiliki ketahanan terhadap abrasi, kotoran dan kelapukan; biasanya digunakan
untuk pemasangan karpet di luar ruangan.
38
Francis D.K Ching, Ilustrasi Desain Interior Jakarta : Erlangga, 1996, h. 172.
39
Ibid,. h. 172.
25
f. Katun : Tidak sekuat bahan karpet lainnya, tetapi katun
memiliki tekstur yng lembut dan memiliki warna yang beragam.
Dari berbagai macam bahan yang telah dijelaskan pada tabel, pemilihan yang cocok sesuai kebutuhan ruangan anak lah
yang akan dipilih. Ruangan anak membutuhkan karpet yang lembut dan gampang untuk dibersihkan. Karena anak-anak
memerlukan alas yang nyaman dan bersih.
2 Dinding
Dinding adalah elemen arsitektur yang penting untuk setiap bangunan. Secara tradisional, dinding telah berfungsi sebagai
struktur pemikul lantai di atas permukaan tanah, langit-langit dan atap. menjadi muka bangunan. Memberi proteksi dan privasi pada
ruangan interior yang dibentuknya. Selain itu fungsi dari dinding adalah sebagai pembantas ruangan, pembatasan menyangkut
penglihatan, sehingga manusia terlindung dari pandangan langsung yang biasanya berhubungan dengan kepentingan
pribadi
40
. Salah satu dari sifat-sifat untuk perpustakaan anak adalah daerah anak harus menyediakan beberapa stimulasi visual
untuk membuat lingkungan yang menarik
41
. Oleh karena itu
40
Olih Solihat Karsono, “Darsar-dasar Desain Interior Pelayanan Umum I”. diakses pada 9 Mei 2015 pada http:repo.isi-
dps.ac.id1311Dasar_Dasar_Desain_Interior_Pelayanan_Umum_I.pdf
41
Carol R. Brown, Planning Library Interiors : The Selection of Furnishing for the 21st Century Kanada : Oryx Press, 1995, h. 93.