Manajemen Perpustakaan Perpustaakaan Umum

15

B. Desain Interior Layanan Anak

1. Perencanaan dan Pembentukan GedungRuangan dalam

Perpustakaan Gedung perpustakaan adalah tempat yang dirancang untuk menampung kegiatan perpustakaan bersama petugas, peralatan, dan perabot yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan perpustakaan 15 . Ukuran untuk luas gedung yang diperuntukkan Perpustakaan Umum Daerah Tingkat II adalah yang luas bangunannya sekurang-kurangnya 200 m2 dengan luas tanah sekitar 2000 m2 16 . Dalam pedoman tersebut juga dituliskan Perpustakaan Umum Daerah Tingkat II harus memiliki Ruang koleksi bahan pustaka berkapasitas sekurang-kurangnya 10.000 eksemplar bahan pustaka biasa dengan ruang baca untuk anak dengan kapasitas 20 orang anak 17 . Ruang perpustakaan menyediakan salah satu lingkungan pertama untuk memastikan bahwa anak-anak akan tumbuh menjadi pengguna perpustakaan seumur hidup 18 . Karen Latimer dan Ingrid Bon juga menekannkan bahwa perpustakaan untuk anak-anak adalah tempat dimana anak-anak mengembangkan pengalaman pertama mereka dengan sastra dan media lainnya 19 . 15 Taslimah Yusuf, Materi Pokok Manajemen Perpustakaan Umum Jakarta : Universitas Terbuka, 1996, h. 16 Sukarman, Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustkaan Jakarta : Perpustakaan Nasional RI, 2000, h. 50. 17 Sukarman, Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustkaan Jakarta : Perpustakaan Nasional RI, 2000, h. 51. 18 Carol R. Brown, Interior Design For Libraries : Drawing on function and appeal Chicago and London : American Library Association, 2002, h. 109. 19 IFLA, Library Buildings and Equipment and Libraries for Childern and Young Adults 16 Terlihat dari penyataan diatas, ruangan untuk anak dalam perpustakaan sangat penting untuk diperhatiakan karena kesan yang akan tercipta pada anak haruslah sebaik mungkin agar anak-anak menjadikan perpustakaan tempat yang akan terus dikunjunginya sampai mereka dewasa serta bermanfaat dan menyenangkan, oleh karena itu ruangan untuk anak harus dibuat khusus dan sesuai dengan kebutuhan anak terutama pada desain interior ruangan.

2. Desain Interior

Desain interior menurut Francis D.K Ching desain interior merupakan merencanakan, menata dan merancang ruang-ruang interior dalam bangunan. Tatanan fisik di atas dapat memenuhi kebutuhan dasar kita akan sarana untuk bernaung dan berlindung; menentukan langkah sekaligus mengatur bentuk aktivitas kita; memelihara aspirasi kita dan mengekspresikan ide-ide yang menyertai segala tindakan kita; mempengaruhi penampilan, perasaan dan kepribadian kita 20 . Interior desain adalah karya seni yang mengungkapkan dengan jelas dan tepat tata kehidupan manusia dari suatu masa melalui media ruang 21 . Desain interior yang benar menghasilkan ruangan yang indah juga sesuai dengan kebutuhan pengguna. Layanan anak membutuhkan desain interior yang benar sesuai dengan perencanaan yang memfokuskan dari kebutuhan dasar anak yang meliputi perasaan 20 Francis D.K Ching, Ilustrasi Desain Interior Jakarta : Erlangga, 1996, h. 46. 21 J. Pamuji Suptandar, Disain Interior : Pengantar Merencana Interior Untuk Mahasiswa Disain dan Arsitektur Jakarta : Djambatan, 1999, h. 11. 17 senang, aman, dan membuat anak menjadi mudah dalam melakukan kegiatan di perpustakaan.

3. Tatanan Desain Interior

Desain interior daerah anak-anak harus mempertimbangkan faktor- faktor lain selain keinginan untuk membuat dampak estetika yang kuat pada penggunaan perpustakaan remaja. Daerah anak harus dirancang sesuai dengan usia pengguna dan aman untuk semua orang. Anak- anak harus nyaman dengan perabot, pengaturan, dan bahan yang ditawarkan 22 . Tatanan merupakan bagian dari dekorasi ruang, setiap penataan desain interior dan baik dapat membuat suatu bentuk ruang menjadi selaras. Hal ini perlu diperhatikan dan apabila penataan tanpa variasi dapat mengakibatkan adanya sifat monoton dan membosankan, variasi tanpa adanya tatanan menimbulkan kekacauan pada semua ruang. Kesan untuk menyatukan berbagai variasi merupakan suatu yang ideal 23 . Anak-anak dari segala usia harus menemukan perpustakaan tempat terbuka, mengundang, menarik, menantang dan tidak mengancam untuk mengunjunginya 24 . Maka dari itu Tatanan desain interior salah satu hal yang penting yang perlu diperhatikan dalam sebuah ruangan layanan anak, salah dalam penataan bisa menjadi masalah besar untuk anak-anak. 22 Carol R. Brown, Interior Design For Libraries : Drawing on Function Appeal Chicago and London : American Library Association, 2002, h. 110. 23 Francis D.K Ching, Arsitektur : Bentuk, Ruang dan Tatanan ed.2 Jakarta : Erlangga, 2000, h. 320. 24 IFLA, Guidelines for Children’s Libraries Services Croatia : IFLA, 2003, h. 10. 18

4. Warna

Warna dapat didefinisikan secara obyektiffisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara subyektifpsikologis merupakan bagian dari pengalaman indera penglihatan 25 . Efek warna sangat menentukan bagi suatu ruang dan prabot. Ia seolah-olah memberi pakaian berwarna pada benda-benda dan menonjolkan bentuknya agar lebih jelas. Bila kita pandai memilih warna, maka kekurangan- kekurangan dalam bentuk dan kontruksi bangunanan dapat sedikit kita tutupi 26 . Warna memegang peranan penting dalam menciptakan kesan umum pada sebuah ruangan perpustakaan. Pengguanaan warna pada perpustakaan umum harus dapat memberikan perasaan menyenangkan bagi pengguna 27 . Efek psikologis warna biasanya menjadi salah satu faktor yang menentukan dalam memilih warna untuk perpustakaan. Umumnya, biru, hijau, dan ungu dianggap keren, warna tenang sementara merah, kuning, dan orange dianggap hangat, aktif, merangsang warna. Warna-warna netral yang dianggap memiliki dampak psikologis yang kurang dan konten kurang emosional 28 . Sebagai warna api dan darah, merah memiliki implikasi psikologis panas dan intensitas yang mengarah ke hubungan dengan bahaya. Dalam desain perpustakaan, merah terang jarang digunakan sebagai 25 Satria Multimedia, “Teori Warna” , artikel diakses pada 29 April 2015 dari http:www.satriamultimedia.comartikel_teori_warna.html 26 Fritz Wilkening, Tata ruang Yogyakarta : Kanisus, 1993, h. 59. 27 Paramita Atmodiwirjo dan Yandi Andri Yatmo, Pedoman Tata Ruang dan Perabot Perpustakaan Umum Jakarta : Perpustakaan Nasional RI, 2009, h. 40. 28 Carol R. Brown, Interior Design For Libraries : Drawing on Function Appeal Chicago and London : American Library Association, 2002, h. 104.