Proses Pelayanan Pemondokan Asrama haji Jakarta Pondok Gede

52 Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fugsi manajemen itu. Jadi, manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. Perlu dihayati bahwa manajemen dan organisasi bukan tujuan, tetapi hanya alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan, karena tujuan yang ingin dicapai itu adalah pelayanan dan laba. Dalam manajemen pelayanan, perencanaan adalah perumusan tentang apa yang akan dicapai dan tindakkan apa yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan didirikannya asrama haji, sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki. Dalam upaya peningkatan, perencanaan memiliki arti yang sangat penting. Pertama, dalam meningkatan pelayanan bisa berjalan lebih terarah dan teratur, karena perencanaan yang sudah dijalankan. Kedua, memungkinkan diplihnya tindakan-tindakan yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi pada saat pemberian pelayanan. Ketiga, dapat dipersiapkan terlebih dahulu tenaga-tenaga pelaksana dan dengan pihak sipa saja harus menjalin kerjasama dalam melaksanakan pemberian pelayanan kepada calonjamaah haji, begitu juga dengan dana dan sarananya. Dan keempat, perencanaan juga akan memudahkan pengawasan dan penilaian terhadap jalannya aktivitas selama berada di asrama haji. Perencanaan yang matang didalam memberikan pelayanan kepada calonjamaah haji harus dilaksanakan dengan baik oleh petugas, untuk itu perlu pengorganisasian yang solid bagi petugasnya. Pengorganisasian 53 asrama haji adalah penyatuan, pengelompokkan dan pengaturan petugas BPAH, serta kerjasama dengan pihak-pihak terkait untuk digerakkan dalam satu kesatuan kerja sebagaimana yang telah direncanakan. Dalam manajemen, pengorganisasian memiliki arti yang sangat penting. Pertama, penugasan kepada staf petugas menjadi lebih mudah, karena sudah jelas seksi apa dan atau siapa yang harus melaksanakan suatu bidang kegiatan. Kedua, memudahkan dipilihnya tenaga pelaksana yang tepat, karena dalam pengorganisasian bukan hanya menyusun struktur kepengurusan dan menempatkan orang yang sesuai dengan bidangnya. Ketiga, pengorganisasian juga akan membuat terpadunya berbagai potensi pengurus dalam suatu kerangka kerjasama. Dan keempat, memudahkan bagi pemimpin pengurus untuk mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan suatu kegiatan. Selain pengorganisasian, fungsi pelaksana dalam manajemen pelayanan juga sangat penting karena pelaksanaan merupakan upaya membimbing dan mengarahkan seluruh potensi petugas untuk beraktivitas sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Pimpinan harus memberikan rangsangan atau motivasi kepada petugas untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya itu. Selain itu juga pimpinan melakukan pengawasan atau control kepada seluruh petugas panitia penyelenggaraan ibadah haji karena itu suatu yang penting. Terlaksananya fungsi pengawasan membuat panitia menjadi tahu adanya kesalahan, kekurangan, kelemahan, rintangan, 54 tantangan dan kegagalan dalam mencapai tujuan dari asrama haji itu sendiri. Pengawasan dapat dilakukan dengan mengamati jalannya aktivitas pemberian pelayanan, mengukur keberhasilan dan kegagalannya dengan standar sebagaimana yang ditetapkan dalam perencanaan. Untuk selanjutnya memperbaiki kesalahan dan kekurangan serta mencegah tejadinya kegagalan kembali. Berdasarkan uraian diatas perencanaan yang baik, pelaksanaan yang tepat dan terarah merupakan salah satu sistem yang sangat diperlukan dalam setiap organisasi, termasuk juga Badan Pengelola Asrama Haji BPAH dalam mencapai tujuannya. Teori dalam hal ini manajemen di asrama haji Jakarta Pondok Gede sudah diterapkan sesuai dengan tujuan yang teah ditentukan. 2. Hasil Temuan Proses Pelayanan BPAH Badan Pengelola asrama Haji Embarkasi Jakarta pondok Gede Menurut Philip Kottler “pelayanan dapat diartikan sebagai suatu aktivitas yang bermanfaat atau yang diberikan oleh suatu atau beberapa pihak kepada pihak lain untuk dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan yang pada dasarnya bersifat wujud dan tidak akan menimbulkan kepemilikan apapun kepada yang punya.” 3 Dengan ini penulis akan memaparkan pelayanan yang diberikan diasrama haji sebagai berikut: 3 Philip Kottler, Marketing Manajemen : Analisis Planning, Implementation and Control, Eight Edition, New Jersey, Prentice Hall, 1994, h.446 55 1. Pelayanan satu atap One Stop Service Pelayanan yang pertama kali dirasakan oleh calonjamaah haji adalah pelayanan satu atap one stop service, dimana pada pelayanan ini calon jamaahhaji menyelesaikan semua perlengkapan dokumen- dokumen perjalanan sebelum diberangkatkan ke Tanah Suci. “Pelayanan sebagai proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang langsung diterima. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pelayanan merupakan tindakan yang dilakukan orang lain agar masing-masing memperoleh keuntungan yang diharapkan dan mendapat kepuasan.” 4 “Pelayanan satu atap biasa disebut One Stop Service, dimana latar belakang isinya adalah karena pada umumnya jamaah haji sebelum berangkat ke asrama haji tentunya mereka menerima banyak sanak saudara dan tamu baik dalam bentuk syukuran, ini menyebabkan calonjamaah haji lelah dan kurang tidur, sehingga masuk asrama haji dalam keadaan lelah, untuk melakukan perjalanan jauh menuju Arab Saudi yang kurang lebih sekitar 9-10 jam. Kemudian tiba di Arab Saudi calonjamaah haji juga harus menunggu pemeriksaan dan lain sebagainya. Oleh karena itu, timbulah pemikiran bagaimana calonjamaah haji ini bisa istirahat di Asrama haji ini, melalui metode one stop service ini merupakan metode peningkatan pelayanan dalam memberikan kepuasan terhadap calonjamaah haji” 5 Dari pemaparan diatas, jelas bahwa Badan Pengelola Asrama Haji sudah menerapkan fungsi manajemen, diataranya yaitu fungsi perencanaan Planning, ini semua dapat diketahui dengan adanya penerapan pelayanan dengan menggunakan metode pelayanan satu atap, 4 AS. Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Jakarta : Bumi Aksara 2000, cet. Ke-4, h. 17. 5 Wawancara Pribadi dengan Sutami, Wakil Ketua II BPAH Jakarta, 25 April 2011. 56 sehingga calonjamaah haji dapat beristirahat selama berada di asrama haji. Sebelum menerapkan metode pelayanan satu atap ini, calonjamaah haji merasa terganggu waktu istirahatnya dengan proses penyelesaian dokumen perjalanan yang belum selesai, karena ada sebagian dokumen perjalanan yang dibagikan ketika akan meninggalkan asrama haji berangkat menuju Bandara. “Berkaitan dengan hal ini metode yang digunakan sebelumnya, jamaah haji datang ke gedung SG 2, ditimbang barangnya, mengikuti pemeriksaan kesehatan, mendapatkan kartu akomodasi dan kartu katering. Kemudian registrasi ulang dan di tentukan nomor kamar untuk setiap calon jamaah haji. Setelah itu naik bus ke gedung pesnginapan. Setelah itu kurang lebih 8 jam sebelum meninggalkan asrama haji calonjamaah haji dibangunkan untuk menerima Living Cost, gelang identitas, paspor dan masker. Ini membuat istirahat calonjamaah haji terganggu. Oleh karena itu timbul pemikiran bagaimana calonjamaah haji ini sudah lelah di rumah dan akan melakukan perjalanan jauh ke Arab Saudi, kelelahan calonjamaah haji ini akan mempengaruhi kesehatan mereka.” 6 Sebelum dilaksanakannya metode pelayanan satu atap, pemaparan diatas menjelaskan calonjamaah haji tidak langsung menyelesaikan semua dokumen perjalanan, sebagian ada yang dibagikan ketika sampai di asrama haji Jakarta Pondok Gede, dan sebagian dokumen dibagikan kembali ketika sebantar lagi akan meninggalkan asrama haji. Sehingga istirahat calonjamaah haji terganggu. Pada operasional haji tahun 2009 untuk pertama kali dilaksanakan penerimaanpengasramaan haji Metode Pelayanan Satu Atap One Stop Service, sehingga calonjamaah haji mempunyai waktu 6 Wawancara pribadi dengan Sutami. 25 April 2011 57 istirahat dalam rangka penyegaran kondisi fisik calonjamaah haji sebelum melaksanakan perjalanan jauh ke Arab Saudi dengan aktifitas yang cukup melelahkan. Dibawah ini akan dijelaskan gambar alur pelayanan satu atap yang diterima calonjamaah haji ketika sampai di asrama haji : Gambar 4.1 AlurFlowchart Pelayanan One Stop Service 7 7 Buku Operasional Pemberangkatan Haji oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji, Jakarta, 2010, h.46 Gedung SG 2 Jamaah dipisah PW 1. Meja 1a, 1b = Meja Kesehatan I 2. 2a, 2b = duduk antri 3. Meja 3a, 3b = Meja Kesehatan II 4. Meja 4a, 4b = Meja Penerimaan Jamaah 5. Meja 5a, 5b = Meja Gelang Identitas 6. Meja 6a, 6b = Meja paspor dan DAPIH BANDARA Naik Bus ke Penginapan, Istirahat Boarding 58 Realisasi penerimaan calonjamaah haji dengan Metode Pelayanan Satu Atap pada tahun 2010 disempurnakan lagi, dengan prosesnya sebagai berikut: a. Calonjamaah haji masuk teras gedung serba guna 2 SG2 segera diingatkan oleh petugas PPIH agar menyiapkan buku kesehatan, SPMA Surat Panggilan Masuk Asrama dan lembar biru setoran BPIH. Diteras gedung ini tersedia kursi-kursi untuk duduk calonjamaah haji sambil menunggu giliran masuk ke gedung SG2 ini. Sementara itu barang bawaanbagasinya ditimbang dan dicocokkan dengan praman serta diperiksa melalui X ray. b. Ke meja petugas kesehatan, calonjamaah haji masuk SG2 melewati meja petugas kesehatan, diperiksa buku kesehatannya untuk distempel tanggal dan stempel KKP. c. Masuk gedung SG2, calonjamaah haji memasuki gedung SG2 lalu duduk dikursi yang telah disediakan, mendengar penjelasan dari petugas bidang pemerimaan jamaah tentang proses pelayanan di gedung SG2 dan selama berada di asrama haji. d. Masuk konter kesehatan Setelah mendenganr penjelasan dari bidang penerimaan, calonjamaah haji diperiksa buku kesehatannya dan diamati fisiknya, apabila teridentifikasi calonjamaah haji kurang sehat atau hamil segera masuk bilik untuk diperiksa secara teliti oleh petugas KKP. 59 e. Masuk Sie penerimaan jamaah Calonjamaah haji menyerahkan lembar biru setoran BPIH dan SPMA kepada petugas Sie penerimaan jamaah untuk diberi kokardegedung penginapan dan kamar inap berikut kartu makankatering. f. Menuju Sie gelang Calonjamaah haji memperlihatkanmenyerahkan kartu tersebut kepada petugas Sie gelang untuk diberi gelang identitas. g. Kemudian menuju ke sie penyerahan paspor Calonjamaah haji menyerahkan kokerde penginapan kepada petugas sie penyerahan paspor, kemudian petugas menyerahkan paspor kepada calonjamaah haji melalui petugas Imigrasi untuk diperiksa keabsahan paspor. Setelah itu diperiksa sejenak oleh petugas imigrasi paspor diserahkan kembali kepada calonjamaah haji. Dalam paspor tersebut dilampirkan lembar bukti penerimaan LC Living Cost dan buku DAPIH Dokumen Administrasi Pejalanan Ibadah Haji dan Boarding pass sebagai pengganti tiket pesawat. h. Ke Sie Living Cost Calon jamaah memperlihatkan paspor dan menyerahkan lembar bukti penerimaan LC yang telah di tanda tangani calonjamaah haji dan menyerahkan buku DAPIH untuk di stempel lunas oleh petugas Sie LC sebagai tanda uang LC telah di ambil dan buku 60 DAPIH dikembalikan kembali kepada calonjamaah yang bersangkutan. i. Calonjamaah haji menghitung LC dengan disaksikan petugas LC. j. Calonjamaah haji keluar dari gedung SG2 lalu naik bus diantar kegedung penginapan. “Dengan pelayanan metode satu atap, selama menginap di gedung penginapan calonjamaah haji tidak melakukan aktivitas-aktivitas, kecuali shalat berjamaah Maghrib dilanjutkan dengan ceramah tentang kesehatan, shalat Isya’ dan Subuh dilanjutkan dengan ceramah dan praktek manasik haji di masjid Al-Mabrur dan lapangan manasik yang bersifat fakultatif sehingga mereka dapat istirahat dengan cukup di asrama haji Pondok Gede.” 8 Selama menerima pelayanan satu atap, Paniti Penyelenggara Ibadah Haji yang bertugas di asrama haji Jakarta Pondok Gede telah megaturnya dengan teratur dan sebaik mungkin. Menurut penulis metode pelayanan satu atap ini merupakan aplikasi manajemen yang sudah dilaksanakan badan pengelolaan asrama haji demi mencapai tujuan yang telah ditentukan, yaitu ingin memberikan pelayanan yang baik sehingga calonjamaah haji dapat beristirahat dengan semaksimal. Pada metode pelayanan satu atap ini panitia mengatur pelaksanaan pelayanan dengan semaksimal mungkin, yaitu dengan menggunakan fungsi manajemen, diantaranya perencanaan yang telah dilaksanakan mengingat sebelum dilaksanakannya metode pelayanan satu atap ini istirahat calonjamaah haji terganggu. 8 Wawancara Pribadi dengan Louisna Pujiantoro. 1 Maret 2011 61 2. Pelayanan Pengasramaan Maksud dari pelayanan pengasramaan ini adalah bagaimana PPAH Panitia Penyelenggara Asrama Haji memberikan pelayanan pengasramaanpenginapan berupa persiapan kamar tidur, seprey, bantal, kamar mandi dan lain sebagainya kepada calonjamaah haji. Pelayanan pengasaramaan ini merupakan pelayanan yang cukup penting, karena tujuan didirikannya asrama haji ini adalah sebagai tempat beristirahat dari daerah asal masing-masing sebelum diberangkatkan ke Arab Saudi. Apabila dari segi pelayanan tempat tidur dan kamar mandi tidak memuaskan, maka istirahatnya juga akan terganggu. Seperti suasana kamar yang tidak nyaman dan kamar mandi yang kurang memadai yang akan menyebabkan antri, tentunya ini membuat calonjamaah haji tidak bisa istirahatnya dengan nyaman. Oleh karena itu pelayanan pengasramaan sangat penting dalam memberikan kepuasan terhadap calonjamaah haji. Berdasarkan hal ini pelayanan pengasramaan berupa pelayanan pesiapan kamar untuk para calonjamaah haji, pihak PPAH sudah melakukan peningkatan. Seperti memiliki ruangan yang ber-AC, kemudian tempat tidur yang digunakan adalah springbed single. Dengan demikian seluruh calonjamaah haji ditempatkan di gedung- 62 gedung penginapan ber AC yaitu gedung D3, D4, D5, E, H, A, B dengan fasltas tempat tidur single bed. 9 Sarana dan fasilitas yang tersedia di Embarkasi Jakarta pondok gede mempunyai kelengkapan yang beragam, akan tetapi dari keseluruhan fasilitas yang sudah ada, Peneliti mendapatkan pelayanan tempat yang menurut peneliti belum memuaskan untuk calon jama’ah haji. Dari segi kamar mandi yang tidak bersih dan beraroma tidak sedap, belum lagi kamar mandi yang terbatas. Dan keadaan kamar yang tidak nyaman, karena yang peneliti lihat sewaktu observasi ke asrama haji, kamar penginapan untuk calonjamaah haji kebersihannya kurang. Sejauh ini hanya ini yang peneliti dapatkan selama penelitian berlangsung. 3. Pelayanan Transportasi Pelayanan transportasi diberikan kepada calonjamaah haji pada saat calonjamaah haji berada di asrama haji hingga saat keberangkatan ke Bandara Soekarno Hatta. Pemberangkatan calonjamaah haji menuju Bandara Soekarno Hatta menggunakan bus Mandira Aerowisata, anak perusahaan PT. Garuda. Dimana setiap kloternya menggunakan 10 unit bus dengan 1 unit bus cadangan, fore reader oleh 1 unit mobil patwal kepolisian Bandara Soekarno Hatta. Selain itu juga pemberangkatan calon jamaah haji dikawal oleh 1 unit mobil patwal dan monitoring dari PT. Mandira Aerowisata, juga 9 Wawancara pribadi dengan Sutami. 25 April 2011 63 diikuti 1 unit mobil Ambulans dari Kantor Kesehatan Pelabuhan KKP dan 1 unit mobil petugas pemberangkatan dan jamaah transit PPIH Embarkasi. 10 Pemberangkatan calonjamaah haji diberangkatan dari asrama haji Jakarta Pondok Gede menuju bandara Soekarno Hatta dilakukan 5 jam sebelum rencana penerbangan pesawat. Pada pelayanan transportasi ini, penulis berkesimpulan bahwa pada pelayanan ini sangat membantu calonjamaah haji, hingga calonjamaah haji tidak merasa lelah, karena sejak pertama menerima pelayanan ini pun calonjamaah haji tidak perlu berjalan kaki menuju gedung penginapan yang lokasinya cukup jauh bila ditempuh dengan berjalan kaki, ditambah dengan membawa barang bawaan. 4. Pelayanan MakanKatering Selain pelayanan pengasramaan, pelayanan katering juga termasuk pelayanan yang terpenting untuk para calonjamaah haji, karena pada pelayanan ini perlu pengaturan yang sangat baik, karena tidak menutup kemungkinan dalam memberikan makan kepada orang banyak akan terjadi kericuhan dan ketidak adilan, dalam artian dikhawatirkan ada calonjamaah haji yang tidak mendapatkan jatah makannya. Oleh karena itu PPIH Panitia Penyelanggara Ibadah Haji telah mengatur tentang pelayanan katering ini, dengan diadakannya kartu 10 Wawancara pribadi dengan Sutami. 25 April 2011 64 jatah makan bagi calonjamaah haji. Bagi calonjamaah haji mendapatkan kartu dimana dapat digunakan untuk 3 kali makan dan 2 kali snack. Pada pelayanan katering ini panitia telah menunjuk satu perusahaan katering. Pada tahun 2010 katering Embarkasi Jakarta Pondok Gede dikelola oleh PT. Agustina Sakti yang beralamat di Jl. Basoka Raya Blok I1 No. 10 Joglo Kembangan Jakarta Barat 11640 tlp. 021-5843942 sebagai rekanan asrama haji sebagai pelaksana pelayanan jasa katering ini. Kemudian panitia juga menyiapkan tempat pelaksanaan pelayanan jasa katering dilingkungan asrama haji dan mengawasi kinerja perusahaan katering dalam melakukan tata laksana katering serta membuat tegurandiskualifikasi terhadap rekanan perusahaan katering yang di anggap telah menyalahi dan melanggar ketentuan dan peraturan yang berlaku di asrama haji, agar terpenuhi ketentuan- ketentuan yang berlaku, misalnya : a. Satu jam sebelum jadwal makan, seluruh makanan harus sudah siap. b. Segera melakukan tindakan antisipasi terhadap kemungkinan kekurangan makanan yang disajikan atau terjadi keracunan makanan bagi calonjamaah haji. c. Menyiapkan dan menata peralatan makan dan minum untuk para calonjamaah haji. 65 d. Setiap saat ruang makan, meja, kursi harus dalam kondisi bersih, terbebas dari serangga, binatang dan bau yang tidak sedap, karena akan mempengaruhi selera makan para calonjamaah haji. Adapun teknis penyajian makanan untuk calonjamaah haji selama berada di asrama haji dalam bentuk Prasmanan di masing-masing gedung penginapan, atau bisa dalam bentuk kotakbox bila kondisi menghendaki. “Cacatan monitoring katering calon jamaah haji ini hanya mancakup pengawasan katering calon jamaah haji yang berasal dari Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Banten. Monitoring katering calon jamaah haji asal Provinsi Lampung dilakukan oleh PPIH Embarkasi Haji Antara Lampung Transit.” 11 “…..dan mengawasi pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi yang tersedia untuk mencapai tujuan organisasi yang dinyatakan denagn jelas.” 12 Dari sini jelas bahwa pengaturan dalam memberikan pelayanan katering sudah semaksimal, dimulai dari penetapan perusahaan yang diajak bekerjasama dengan BPAH, tentunya dengan pengaturan makanan yang akan disajikan terutama lauk dan pauk yang akan disediakan untuk calonjamaah haji. 11 Wawancara Pribadi dengan Achmad Chunaini Shaleh, Wakil Ketua 1 BPAH Jakarta, 2 Mei 2011 12 T. Hani Handoko, Manajemen, h. 8 66 5. Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan yang diberikan untuk calonjamaah haji, Departemen Agama RI telah menunjuk rumah sakit yang telah ditentukan untuk bekerja sama dengan asrama haji, dimana dalam kerja sama ini asrama haji tentu menjalankan fungsi-fungsi manajemen. Agar harapan dan tujuan yang direncanakan dapat diraih dengan efektif dan efisien, maka harus menggunakan manajemen yang baik. Dalam pengaplikasiannya, mamajemen memiliki fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Oleh karena itu, asrama haji melakukan kerjasama dengan pihak rumah sakit dengan melakukan fungsi-fungsi manajemen, diantaranya : a. Perencanaan Perencanaan merupakan fungsi terpenting dari fungsi-fungsi lainnya, dalam semua kegiatan yang bersifat manajerial, fungsi manajerial harus dilakukan terlebih dahulu dari fungsi-fungsi lainnya. Perencanaan yang dilakukan asrama haji dan piihak rumah sakit yang dilakukan 1 bulan sebelum musim haji tiba, perencanaan yang ditetapkan meliputi : 1 Melakukan sanitasi di lingkungan asrama haji, agar pada saat calonjamaah haji datang ke asrama haji, lingkungan asrama sudah dalam keadaan siap di gunakan. 67 2 Menentukan dokter-dokter yang akan bertugas untuk memeriksa calonjamaah haji selama berada di asrama haji. 3 Menentukan unit pelayanan kesehatan, seperti poliklinik, rujukan, vaksinasi dan laboratorium b. Pengorganisasian dan pelaksana Setelah perencanaan telah tersusun dengan rapi, para pengelola menyusun pengorganisasiannya. Sebab dengan pengorganisasian maka rencana aktivitas pelayanan terutama pelayanan kesehatan ini menjadi lebih mudah dalam pelaksanaannya. Pengorganisasian suatu sistem kerjasama sekelompok orang yang dilakukan dengan pembidangan dan penbagian seluruh pekerjaan atau tugas dengan membentuk sejumlah satuan atau unit kerja. Pengorganisasian yang mengandung koordinasi akan mendatangkan keuntungan pula berupa terpadunya berbagai kemampuan dan keahlian dari pada pelaksana pemberian pelayanan kesehatan pada asrama haji Jakarta Pondok Gede ini. Dalam pengorganisasian pada pelayanan kesehatan semua yang bertugas dari pihak rumah sakit, begitu pula pelaksana, yang melaksanakannya dari pihak rumah sakit. Karena pada hakikatnya pihak asrama haji hanya menyediakan tempat pengasramaan. c. pengawasan setelah melakukan perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan maka perlu melakukan pengawasan dan evaluasi. “Pengawasan 68 Adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan”. 13 Pengawasan dilakukan dari pihak asrama haji juga dari pimpinan rumah sakit, Selain di Kecamatan dan di Kabupaten, di asrama haji pun calonjamaah haji juga menerima pelayanan pemeriksaan kesehatan akhir, hanya saja tidak terperinci seperti pelayanan kesehatan yang diterimanya sewaktu di Kecamatan dan di Kabupaten. Pelayanan kesehatan yang diberikan di asrama haji berproses sebagai berikut ; a. Calonjamaah haji di periksa kartu kesehatannya masing- masing apabila didalam buku tertulis bahwa calonjamaah haji mempunyai penyakit tertentu, maka calon jamaah itu akan melakukan pemeriksaan selanjutnya. b. Selain calonjamaah diperiksa kartu kesehatannya, petugas juga memperhatikan dari fisik luarnya. c. Apabila calonjamaah diketahui mempunyai penyakit tertentu, maka akan diperiksakan kembali oleh petugas, apabila diharuskan dirawat maka calonjamaah haji dirawat terlebih dahulu. 13 T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, h. 23 69 d. Selanjutnya berkaitan dengan calonjamaah haji yang dirawat, maka pemberangkatannya ke tanah suci akan ditunda terlebih dahulu, dan akan diberangkatkan kembali pada kloter berikutnya, dan tentunya apabila penyakitnya telah sembuh. Pelayanan kesehatan yang diadakan di asrama haji Jakarta Pondok Gede ini bertujuan memberikan pelayanan kesehatan kepada calonjamaah haji dengan cara meneliti kelengkapankebenaran isi buku kesehatan calon jamaah haji dan melengkapinya apabila ada kekurangan. Pada pelayanan ini petugas melaksanakan kegiatan pemeriksaan berupa mengatur mekanisme proses pemeriksaan kesehatan calonjamaah haji. Selain itu petugas kesehatan calonjamaah haji menelaah dan menyimpulkan kondisi kesehatan calonjamaah haji perlu di rujukdikonsultasikan atau tidak, karena pelayanan kesehatan memberikan pelayanan rujukan sesuai Sk Menteri Kesehatan Nomor HK. 02.0111.412882009 tentang penempatan rumah sakit rujukan haji, dimana untuk embarkasi Jakarta ditetapkan RS haji Pondok Gede Jakarta sebagai rumah sakit rujukan. Untuk calonjamaah haji yang ditetapkan harus di rawat inap oleh dokter maka petugas pelayanan kesehatan juga melaksanakan kegiatan berupa poliklinik yang dibuka selama 24 jam, melaksanakan pelayanan rawat jalan, pengobatan serta observasi. Jumlah jamaah haji yang dirujuk ke rumah sakit haji Pondok Gede dapat digambarkan pada tabel 4.1. 70 Tabel 4.1 RUJUKAN JAMAAH HAJI EMBARKASI JAKARTA PONDOK GEDE TAHUN 1431 H 2010 M Asal Daerah JAMAAH HAJI JML 20 21-44 45-59 60 L P L P L P L P L P DKI 2 4 3 1 5 1 10 6 BANTEN 1 7 4 1 6 2 11 10 Sumber : Laporan operasional Penyelenggaraan Haji 14 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui berapa jumlah jamaah haji yang dirujuk di rumah sakit asrama haji tahun 2010, dimana jumlah dari asal DKI Jakarta yang dirujuk ke rumah sakit asrama haji sebanyak 10 orang laki-laki dan 6 perempuan, dari daerah Banten berjumlah 11 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Sedangkan calonjamaah haji asal daerah Lampung tidak di rujuk ke rumah sakit asrama haji Jakarta Pondok Gede. Berkaitan dengan pelayanan kesehatan petugas kesehatan juga melakukan dan membuat data pemeriksaan kualitas makanan yang akan di berikan untuk para calonjamaah haji selama berada di asrama haji. Hal yang terpenting dalam pelayanan kesehatan ini adalah pemeriksaan untuk para calonjamaah haji wanita, disini para wanita di periksa tentang kehamilan karena tidak diperbolehkan menunaikan ibadah haji bagi calonjamaah wanita, yang terbagi kepada dua bagian, yaitu : 14 Buku Operasional Pemberangkatan Haji oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji, Jakarta, 2010, h.84 71 a. Wanita hamil muda, yaitu calonjamaah haji wanita yang hamil usia minggu pertama sampai minggu ke 16, yaitu sekitar bulan pertama sampai bulan ketiga, ini tidak diperbolehkan dengan alasan pada umumnya wanita hamil mengalami mabuk dan muntah disebut dengan “mual-mual”. Kondisi ini tentu tidak memungkinkan calonjamaah itu tidak akan maksimal menunaikan ibadah haji bahkan dikhawatirkan akan mengganggu jamaah haji yang lainnya. b. Wanita hamil tua, yaitu usia kehamilan 8 bulan keatas, yaitu usia minggu ke 29 sampai dengan minggu ke 36. Karena para wanita pada umumnya melahirkan pada bulan ke 9, atau bahkan tidak menutup kemungkinan para wanita melahirkan pada bulan ke 8. Oleh karena itu calonjamaah haji yang usia kehamilannya 8 bulan dan seterusnya, tidak diperbolehkan menunaikan ibadah haji karena di khawatirkan akan melahirkan di Arab Saudi. Adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam pelayanan kesehatan mengenai hal tersebut diatas yaitu dengan adanya pemeriksaan laboratorium dilaksanakan apabila mendapatkan rujukan dari tim dokter pemeriksaan akhir untuk pemeriksaan tes kehamilan bagi wanita pasangan usia subur yang ada indikasi sesuai hasil anamnesa dokter. Hasil pemeriksaaan tes kehamilan bagi jamaah haji perempuan yang dilakukan pada tahun 2010, yaitu sebanyak 4 orang, dari daerah DKI Jakarta 2 orang dan dari daerah Banten 2 orang pula. 72 6. Pembinaan Manasik Haji. Tidak berbeda dengan pelayanan kesehatan, pelayanan pembinaan manasik haji juga diberikan kepada calonjamaah haji sewaktu mereka berada di asrama haji, kelebihan pelayanan pembinaan manasik haji adalah bahwa calonjamaah haji mempraktekan langsung semua rukun-rukun haji, karena di asrama haji ini sudah tersedia fasilitas-fasilitas layaknya menunaikan haji di Arab Saudi seperti adanya bangunan Ka’bah yang berada ditengah-tengah lapangan, kemudian terdapat sebuah tempat yang diibaratkan bukit Shofa dan Marwah, dan lain sebagainaya. Dengan mempraktekkan langsung semua rukun-rukun haji, yang sudah disediakan di asrama haji dengan fasilitas yang sudah tersedia diharapkan calon jama’ah haji dapat memahami semua kegitan ibadah haji, dan diharapkan menjadi haji yang mandiri dan mejadi yang mabrur. Tabel 4.2 Jadwal pelatihan dan pembinaan manasik haji yang diberikan di asrama haji Pondok Gede-Jakarta No Waktu Kegiatan 1 Ba’da shalat Isya Setelah shalat Isya berjamaah, para calonjamaah haji menerima ceramah mengenai bacaan-bacaan manasik haji 2 Ba’da shalat Subuh Setelah shalat Subuh berjamaah, para 73 calonjamaah haji mempraktekan langsung manasik haji, dengan fasilitas yang tersedia di asrama haji ini. 3 Ba’da shalat Ashar Di buka konsultasi tentang ibadah haji. Pada tabel tersebut setelah shalat ashar panitia PPIH memberikan pelayanan konsultasi tentang ibadah haji kepada para calonjamaah haji, ini sangat membantu calonjamaah haji yang masih bingung atau mungkin belum faham tentang pelaksanaan ibadah haji selama berada di Arab Saudi. Pelayanan manasik haji ini sebenarnya tidak di wajibkan kepada calonjamaah haji, tetapi sifatnya hanya anjuran, hanya untuk mengulang pelajaran manasik haji yang sudah di terima karena dihawatirkan masih banyak calonjamaah haji yang belum hafal dan belum bisa mempraktekan manasik haji. Tetapi pada dasarnya mereka sudah banyak menerima pelayanan manasik haji ini, yaitu : a. Bimbingan manasik haji 10x di KUA Kecamatan b. Bimbingan manasik haji 4x di Kandepag. Penulis berkesimpulan bahwasanya pelayanan manasik haji yang dilaksanakan di asrama haji Jakarta Pondok Gede ini hanyalah sebatas pengulangan dan pemantapan, karena calonjamaah sudah menerimanya di daerah asala masing-masing, baik di KUA maupun di Kandepag. Pengulangan dan pemantapan manasik haji ini yaitu dengan cara praktek manasik haji langsung sebagaimana ibadah haji sebenarnya yang 74 dilaksanakan di Tanah Suci, karena pihak BPIH telah menyediakan fasilitas praktek manasik ini. 7. Pelayanan keamanan Pada pelayanan keamanan ini pihak BPAH Badan Pengelola Asrama Haji telah membentuk dua kelompok pengamanan asrama, yaitu : a. Kelompok pengamanan ke dalam pada semua gedung-gedung penginapan menjadi tanggung jawab satpam BPAH. b. Kelompok pengamanan luar dan Gedung Serba Guna SG2 menjadi tanggung jawab polisi polsek metro Makasar. Bidang keamanan membuat perencanaan pengaturan tugas anggota kelompok pengamanansatpam dalam pengamanan seluruh komplek asrama haji, kemudian satpam yang ada dibagi kedalam tiga regu dimana setiap regunya melaksanakan tugas 1x12 jam sesuai jadwal yang telah ditentukan. Pelayanan keamanan ini dilakukan dengan melakukan penjagaan, pengawasan dan patrol terhadap seluruh objek instalasi di lingkungan asrama haji agar tercipta suasana lingkungan asrama haji yang tetap kondusif. Dan apabila terjadi tindakan yang mengganggu keamanan dan ketertiban yang meresahkan calonjamaah haji yang berada di asrama haji, maka petugas BPAH akan melakukan tindakan refresif. Selain itu juga petugas BPAH dalam hal pelayanan keamanan ini melakukan koordinasi dengan aparat keamanan setempat dan 75 melaporkan segala tindakan yang melanggar kaidah hukum yang terjadi dilingkungan asrama haji. Dengan pengaturan pelayanan keamanan ini calonjamaah haji merasa aman, karena disetiap gedung dan dilorong-lorong jalan sudah ditempatkan petugas-petugas yang berjaga, demi keamanan dilingkungan asrama haji Jakarta Pondok Gede ini. 8. Pelayanan Keimigrasian pada Asrama Haji Pondok Gede Bidang imigrasi mengkoordinasikan dan melaksanakan tugas pemeriksaaan paspor haji, berupa memeriksa daftar penumpang pax List, menyelesaikan permasalahan jamaah haji yang termasuk cegah tangkal dan menyiapkan kesiapan exit permit terhadap jamaah haji. Perencanaan yang dilakukan oleh pihak asrama haji dan pihak imigrasi dilakukan agar dalam pemberian pelayanan keimigrasian ini berjalan lebih terarah dan teratur, sehingga tidak ada kendala-kendala yang signifikan dalam menjalankan pelayanan ini. Pada saat calonjamaah haji masuk asrama haji Pondok Gede semua petugas yang tergabung dalam layanan satu atap termasuk petugas imigrasi sudah berada di dalam gedung SG 2, petugas imigrasi menyerahkan langsung paspor kepada calon jamaah haji dengan mencocokan foto pada paspor dengan fisik pemegangnya bersama- sama dengan petugas dokumen lainnya di gedung SG 2 tersebut. Penelitian keabsahan paspor dan pemberian stempel exit permit, penyobekan lembar check imigrasi yang semua ini dilakukan di asrama haji oleh petugas keimigrasian. 76 Petugas imigrasi juga menyiapkan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan tugas, seperti cap keberangkatan, I.d card, dan lain sebagainya. Selanjutnya memeriksa daftar cekal sesuai nama-nama yang ada dalam daftar pra manifest penumpangcalon jamaah haji dan menyeleaikan permasalahan apabila ada nama calon jamaah haji yang masuk dalam daftar cekal. Pada pelayanan imigrasi ini, calonjamaah haji menerima cap bertolak penerimaan pada paspor, boarding pass dan ED card. Kemudian pada saat calonjamaah haji akan masuk ke dalam bus untuk diberangkatkan ke Bandara Soekarno Hatta petugas imigrasi pemberangkatan dan petugas penerbangan Garuda melakukan pemeriksaan ulang paspor dan mengarahkan calon jamaah haji untuk masuk ke dalam bus. Pada pelayanan keimigrasian ini yang melaksanakan sepenuhnya adalah pihak imigrasi, tetapi pihak imigrasi ini sudah bekerjasama dengan asrama haji. Karena dengan kerjasama ini merupakan sebuah tim demi terlaksananya tujuan bersama. Berdasarkan uraian diatas, pelayanan keimigrasian yang diterapkan pada petugas imigrasi di asrama haji Jakarta pondok Gede dilakukan sesuai dengan tugas, pokok dan fungsi masing-masing petugas imigrasi, hal ini terbukti pada persiapan tugas imigrasi untuk melakukan tinjauan ulang pada setiap paspor calonjamaah haji, agar 77 tidak ada penyimpangan dalam persiapan pemberangkatan ke Tanah Suci. 3. Realisasi Pemberangkatan Calon Jamaah Haji a. Realisasi jumlah kloter embarkasi Jakarta Pondok Gede Realisasi pemberangkatan calonjamaah haji embarkasi Jakarta Pondok Gede adalah dari provinsi DKI Jakarta sejumlah 18 kloter, kemudian gabungan dengan kloter 19 MES 1 satu kloter dan gabungan dengan Banten sebanyak 1 kloter. Selanjutnya murni calonjamaah haji Provinsi Lampung sebanyak 13 kloter. Gabungan antara Provinsi Lampung dan DKI Jakarta 1 kloter dan terakhir calonjamaah haji Provinsi Banten sebasnyak 19 kloter. Tabel 4.3 Jumlah Kloter Embarkasi Jakarta pondok Gede Tahun 2010 No. Asal Daerah Klt Jamaah Petugas Jml 1 DKI Jakarta 18 7.830 89 7.919 2 Lampung 14 6.241 70 6.311 3 Banten 19 8.726 95 8.821 Jumlah 51 22.745 254 22.999 Sumber : Laporan Operasional Haji 2010 Dari tabel diatas dapat diketahui berapa jumlah kloter yang diberangkatkan ke Tanah Suci melalui embarkasi Jakarta Pondok 78 Gede, yaitu dari DKI Jakarta sebanyak 18 kloter, dari Lampung sebanyak 14 kloter dan dari Banten sebanyak 19 kloter, dengan demikian dapat diketahui jumlah kloter yang terbanyak yaitu dari daerah Banten. b. Realisasi jumlah jamaah haji embarkasi Jakarta Pondok Gede Realisasi jamaah haji yang diberangkatkan pada tahun 2010 sebanyak 22.999 orang jamaah, dengan rincian : a. Calonjamaah haji yang berasal dari Provinsi DKI Jakarta sebanyak 7.830 jamaah dan 89 petugas dengan jumlah 7.919 orang. b. Calonjamaah haji yang berasal dari Provinsi Banten sebanyak 8.674 jamaah dan 95 petugas dengan jumlah 8.769 orang. c. Calonjamaah haji yang berasal dari Provinsi Lampung, diberangkatkan oleh embarkasi haji antara Lampung sebanyak 6.241 jamaah dan 70 petugas sehingga jumlah yang diberangkatkan sebanyak 6.311 jamaah dan petugas. Grafik 4.1 2000 4000 6000 8000 10000 DKI Jakart a Lampung Bant en Realisasi Jumlah Jamaah Per Provinsi Sumber : Laporan Operasional Haji tahun 2010 79 Secara keseluruhan, yang diberangkatkan oleh embarkasi Jakarta Pondok Gede dan embarkasi haji antara Lampung sebanyak 22.431 jamaah dan 254 petugas dengan total 22.999 orang yang terbagi dalam 51 kelompok terbang kloter. Dari penjelasan tabel 4 diatas, sudah jelas bahwa jumlah kloter terbanyak yaitu dari daerah Banten, dengan demikian jelas pula jumlah jamaah perprovinsi yang diberangkatkan ke Tanah Suci melalui embarkasi Jakarta Pondok Gede terbanyak yaitu dari daerah Banten sebanyak 22.431 jamaah. Begitu pula halnya dengan jumlah petugas yang tercatat melalui grafik dibawah ini. Calon jamaah haji yang berasal dari Provinsi Lampung, diberangkatkan oleh Embarkasi Haji Antara Lampung sebanyak 6.241 jamaah dan 70 petugas sehingga jumlah yang diberangkatkan sebanyak 6.311 jamaah dan petugas. Grafik 4.2 20 40 60 80 100 DKI Jakarta Lampung Banten Realisasi Jum lah Pet ugas Klot er Per Provinsi Sumber : Laporan Operasional Haji Tahun 2010 80

B. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Memberikan

Pelayanan kepada CalonJamaah Haji 1. Faktor Pendukung Faktor pendukung dalam memberikan pelayanan adalah adanya koordinasi dan kerjasama yang baik serta penuh dengan rasa tanggung jawab pada masing-masing petugaspanitia, maupun dari instansi-instansi terkait dalam pelaksanaan pelayanan kepada calonjamaah haji, sehingga pelayanan berjalan dengan baik. Selain itu juga dikarenakan adanya sarana dan prasarana yang mendukung sehingga calonjamaah haji merasa puas dan siap untuk menjalankan ibadah haji. 2. Faktor Penghambat Faktor penghambat yang dirasakan oleh panitia adalah masih banyaknya keluarga calonjamaah haji yang ingin menjenguk atau menemani calonjamaah haji ketika sudah berada di asrama haji. Kemudian panitia embarkasi membuat peraturan mengenai hal tata tertib pengunjung untuk menjenguk calonjamaah haji, peraturan tersebut untuk memberikan kenyamaan terhadap calonjamaah haji sehingga calonjamaah haji tidak terganggu dan dapat beristirahat. Namun, masih ada beberapa pengunjung untuk masuk menemani calonjamaah haji. 81 Dikarenakan ada pihak-pihak yang mengambil kesempatan dari kondisi tersebut. 15 15 Wawancara Pribadi dengan Achmad Chunaini Shaleh, 82

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Manajemen pelayanan pemondokan asrama haji Jakarta Pondok Gede dalam memberikan pelayanan kepada calonjamaah haji berjalan sesuai dengan landasan kerja penyelenggaraan ibadah haji dan umroh, dan untuk memberikan kepuasan terhadapa calonjamaah haji dilakukan sejalan dengan visi dan misi yang telah ditentukan. Dengan bersumber dengan Undang-undang No.13 tahun 2008 tentang penyelenggaraan ibadah haji dan keputusan Dirjen Jenderal penyelenggaraan haji dan umroh Nomor D438 tahun 2010, tentang pembentukan Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji PPIH embarkasi Jakarta Pondok Gede tahun 1431 H 2010 M, selain itu juga berpedoman pada buku opersional pemberangkatan calonjamaah haji embarkasi Jakarta Pondok Gede. Dengan ini asrama haji Jakarta Pondok Gede belum mengalami kendala yang signifikan dalam memberikan pelayanan kepada calonjamaah haji, dikarenakan dalam memberikan pelayanan kepada calonjamaah haji pihak BPAH telah bekerjasama dengan instansi-instansi terkait, seperti panitia penyelenggara ibadah haji PPIH, juga dalam pelaksanaan pelayanan telah bekerjasama seperti pelayanan keamanan bekerjasama dengan pihak kepolisian, pelayanan keimigrasian bekerjasama dengan pihak imigrasi dan pelayanan