Controlling Pengawasan Tujuan Pengorganisasian

5 Mendorong pertumbuhan dan perkembangan bakat dan kemampuan para anggota tanpa menekan daya kreasinya. 6 Menanamkan semangat para anggota agar mau terus berusaha meningkatkan bakat dan kemampuannya. 3. Sasaran dan Tujuan Penggerakan 1 Sasaran guna memperoleh data seberapa besar kerelaan dan semangat kerja anggota dalam menyelesaikan tugasnya dengan rasa tanggung jawab tanpa menuggu perintah atasnya. 2 Tujuan agar proses manajemen dapat berhasil sesuai dengan rencana yang diharapkan secara efektif dan efisien.

d. Controlling Pengawasan

Pengawasan manajemen adalah usaha sistematis untuk menetapkan standar prestasi dan perencanaan sasarannya guna mendesain sistem informasi umapn balik, membandingkan sistem kerja tadi dengan standar yang telah ditetapkan lebih dulu, menentukan apakah ada penyimpangan dan mencatat besar- kecil penyimpangan ini, serta mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan bahwa semua sumber perusahaanorganisasi dimanfaatkan secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan organisasi. Dari pengertian diatas, pengawasan dibagi atas empat langkah, yaitu: 22 Pertama : Penetapan standar dan metode untuk mengukur prestasi Kedua : Mengukur pretasi 22 Husein Umar, Business an Introduction Jakarta: Gramedia Pustaka utama, 2003 h. 91 Ketiga : Membandingkan prestasi kerja dengan standar yang ada Keempat : Mengambil tindakan korektif 1. Macam-macam Pengawasan Pengawasan dapat ditinjau dari beberapa sudu, yakni: 23 1. Dari Objeknya Pengawasan dipandang dari segi objeknya terbagi dalam empat pengawasan, yaitu pengawasan produksi, pengawasan orang, pengawasan waktu, dan pengawasan uang. 2. Dari Subjeknya Adapun pengawasn jika dipandang dari segi subyeknya terbagi dalam lima, yaitu, pengawasan internal, pengawasn formal, pengawasan informal, pengawasn langsung, dan pengawasn tidak langsung. 3. Dari Waktu Lain halnya jika ditinjau dari segi waktu pengawasan terbagi dalam tiga, yaitu pengawasan preventif, pengawasan improses, dan pengawasan represif. 4. Dari Bidang Kerjanya Pengawasan ditinjau dari bidang kerjanya terutama dalam perusahaan yang menghasilkan barang terbagi dalam lima, yaitu pengawasan bidang penjualan, pengawasan bidang keuangan, pengawasan perbekalan, pengawasan kepegawaian, dan pengawasan distribusi. 23 A.D Gayatri, Ekonomi Media Profesional Surakarta: Mediatama, 2003 h. 34-35. 2. Fungsi Pengawasan Pengawasan di dalam manajemen memilki berbagai fungsi pokok, yakni: 1. Mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan atau kesalahan dengan melakukan pengawasan secara rutin disertai ketegasan- ketegasan dalam pengawasan, yaitu dengan pemberian sanksi mestinya terhadap penyimpangan yang terjadi. 2. Memperbaiki berbagai penyimpangan. Jika penyimpangan terjadi hendaknya pengawasan dapat mengusahakan cara-cara untuk tindakan perbaiakan agar tidak berlarut-larur. 3. Mendinamisasikan organisasi. Dengan adanya pengawasan diharapkan dapat dicegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan sedini mungkin, sehingga setiap unit organisasi selalu dalam keadaan bekerja efisien dan efektif. 4. Mempertebal rasa tanggungjawab. Dengan adanya pengawasan rutin, setiap unit organisasi berikut karyawannya akan bekerja dengan benar atas semua tugaas yang diberikan, sehingga tindakan yang salah dalam pelaksanaan tugas akan sulit muncul. Jika tindakan yang salah tidak dapat dihindari, maka wajib untuk memberikan laporn tertulis mengenai penyimpangan itu. Denagan cara-cara seperti ini diharapkan rasa tanggung jawab kepada pekerjaan makin lama makin tebal. 3 Prinsip Dasar Pengawasan Agar fungsi pengawasan berjalan dengan baik maka perlu adanya prinsip dasar dalam pengawasan diantaranya adalah: 1 Pengawasan hendaknya direncanakan dengan baik agar paling tidak dapat mengukur apakah proses pengendalian yang dilakukan berhasil atau tidak. 2 Dapat mereflesikan sifat pengawasan yang unik pada bidang-bidang yang diawasi. 3 Pelaporan penyimpangan dilakukan dengan segera. 4 Pengawasan harus bersifat fleksibel, dinamis dan ekonomis. 5 Dapat mereflesikan pola kerja unit organisasi, misalnya mengenai sttandar biaya. Jika suatu kegiatan menghabiskan biaya melebihi standar, maka pola kerja unit ini sudah tidak wajar. 6 Dapat menjamin diberlakukannya tindakan korektif yaitu segera diketahui apa yang salah, dimana terjadinya kesalahan itu dan siapa yang bertanggung jawab. 4. Sistem Pengawasan yang Efektif Sistem pengawasan yang dapat diandalakan dan efektif mempunyai karakteristik tertentu yang relatif. Artinya relatif ini berbeda-beda, tergantung pda situasinya masing-masing, tetapi sebagian besar sistem pengawasan diperkuat oleh ciri-ciri: 1 Akurat, informasi tentang hasil prestasi kerja harus akurat. Mengevaluasi ketetapan informasi yang diterima merupakan sala satu tugas pengawasan paling penting yang dihadapi manajer. 2 Tepat waktu, informasi hendaknya segera dimanfaatkan untuk mengambil tindakan yang tepat terhadap suatu masalah agar dihasilkan perbaikan. 3 Obyektif dan komprenhsif, informasi yang akan digunakan untuk pengawasan harus dapat dipahami dan dianggap obyektif. Sistem informasi yang sulit dipahami akan mengakibatkan kesalahan yanh sbenarnya tidak perlu terjadi. 4 Dipusatkan pada titik pengawasan strategis, pengawasan hendaknya dipusatkan pada area dimana dimungkinkan terjadinya penyimpangan relatif banyak, juga pada area dimana tindakan koreksi dilaksanakan tepat waktu serta tempatnya sehingga efektif. 5 Ekonomis, biaya pengawasan hendaknya lebih sedikit atau paling banyak sama dengan keuntungan yang diperoleh dalam sistem itu. Caranya, pengeluaran hendaknya minimal dengan hasil optimal. 6 Realistis dari sisi organisasi, sistem pengawasan harus dapat digabungkan denagan realitas organisasi. 7 Fleksibel, dewasa ini hampir semua organisasi berada pada lingkungan yang tidak stabil sehingga perlu mengantisipasi perubahan-perubahan. Bentuk antisipasi ini perlu didampingi pengawasan agar jalanya organisasi tetap sesuai harapan. 8 Prespektif dan operasional, sistem pengawasan yang efektif harus dapat mengindentifikasikan tindakan korektif yang perlu diambil. Informasi harus sampai dalam bentuk yang biasa ditangan orang-orang bertanggung jawab untuk mengambil tindakan yang diperlukan. 9 Diterima oleh anggota organisasi. Adapun yang ideal ialah jika sistem pengawsan dapat dihasilkan prestasi kerja yang tinggi dikalangan anggota organisasi dengan membangkitkan perasaan bahwa mereka memiliki otonomi, tanggung jawab dan kesempatan untuk mencapi kemajuan. Terlalu banyak pengawasan ketat kerap kali mengakibatkan berkurangnya kepuasan maupun motivasi para karyawan. Efek negatif semacam ini harus diperhatikan, jika efesiaensi dalam sistem pengawasan telah tercapai. 5. Tujuan Pengawasan Berdasarkan bukunya AD Gayatri Media Prefesional pengawasan mempunyai lima hal tujuan, yaitu mencari sebab-sebab yang menimbulkan kegagalan, mengadakan pencegahan dan perbaiakan, mencegah adanya penyimpangan, mendidik pekerja agar lebih bertanggung jawab, dan mendapatkan efesiensi dan efektifitas.

5. Unsur-unsur Manajemen