Manfaat dan Tujuan Masjid

pelayanan umum konsultasi agama, ruang asrama, ruang dana usaha, gudang, dan halaman parkir.

4. Manfaat dan Tujuan Masjid

1. Manfaat Masjid Dalam proses pembangunan masjid orang bersama-sama bahu membahu mengupayakan terbangunnya masjid. Mulai dari sumbangan donatur sampai kerumah-rumah. Hal tersebut dilakukan agar pembangunan masjid dapat terlaksana. Setelah masjid terbangun menjadi bangunan kokoh yang menggambarkan kesakralan dan kesucian hendaklah hal selanjutnya yang dilakukan adalah memakmurkan masjid dan syiar di dalamnya meliputi diantaranya, sebagai pusat pendidikan dan pengajaran, sebagai tempat mengadakan pertemuan-pertemuan, tempat itikaf, tempat perlindungan, tempat pengobatankesehatan sosial, dan pengikat anggota masyarakat. 2. Tujuan Masjid Adapun tujuan utama masjid dalam rangka fasilitas peribadatan ini mempunyai dua tujuan yakni sebagai berikut : 1. Tujuan utama menyangkut tentang fungsinya sebagai pemenuh kebutuhan kehidupan keagamaan. 2. Tujuan lainya adalah bahwa pernyataan fisisknya juga harus mempunyai kemampuan sebagai suatu simbol keagamaan dari suatu kepercayaan kepada Tuhan, sebagai suatu elemen pengikat dari suatu lingkungan, dimana kekompakan lingkungan akan tercermin dan juga sebagai suatu elemen yang secara fisik memberikan gairah visual terhadap alam lingkungan. 35 Masjid dalam fungsi dan perannya harus mampu melayani keperluan jamaahumat dari berbagai aspek manfaat, minimal ada enam aspek didalamnya, yakni: a. Aspek ibadah b. Aspek kehidupan sosial, ekonomi dan pemberdayaan sumberdaya muamalah. c. Aspek bagi keluarga, lingkungan masyarakat. d. Aspek bagi generasi muda e. Aspek taklim dan pendidikan f. Aspek dakwah Adapun uraiannya sebagai berikut; a. Aspek Ibadah Tujuan dibangunnya masjid tak lain adalah salah satunya untuk sarana ibadah yang sesuai dengan petnjuk Allah dalam al-Quran dan sunah rasul-Nya dalam hadist. Ibadah akan semakin khusu’ jika keadaan masjid terasa tentram, tenang, sejuk, nyaman yang akan semakin menambah giroh semangat dalam beribadah bukan sebaliknya suasana yang bising, ribut, dan kotor orang akan merasa tidak nyaman dengan keadaan masjid seperti itu, yang akibatnya jamaah enggan melaksanakan ritual ibadah dimasjid. b. Aspek Kehidupan Sosial, Ekonomi dan Pemberdayaan Sumberdaya Manusia. 35 Nana Rukmana, Masjid dan Dakwah Jakarta: al-Mawardi Prima, 2002 h. 62. Ditinjau dari aspek sosial memang masjid menjadi tempat komunikasi antar pribadi, karena memungkinkan pertemuan yang dilakukan di masjid baik berupa shalat berjamaah ataupun zikir bersama interaksi sosial pasti terjadi, sebagaimana firman Allah dalam surat al-Hujarat ayat 13: Dari aspek ekonomi, apabila masjid mampu menawarkan solusi ekonomi masyarakat baik berupa koperasi masjid tau dana usaha bersama untuk meningkatkan ekonomi masyarakat pastilah peran masjid sangat sentral dalam masyarakat yang imbasnya masyarakat senang terhadap masjid. Dalam kegiatan sosial, ekonomi dan pemberdayaan sumberdaya manusia masyarakat bukan hanya menjadi penonton dari kegiatan yang dilakukan oleh pengurus masjid akan tetapi ikut terlibat di dalamnya. Sehingga keberadaan masjid itu bukan hanya sebatas bangunan yang melambangkan kesakralan tempat ibadah akan tetapi menjadi pengayom kehidupan manusia baik dari dimensi ibadah, maupun dimensi muamalah. c. Aspek Bagi Keluarga Keluarga merupakan salah satu unsur dalam lingkungan. Dalam lingkungan masyarakat primitif keluarga menjalankan proses pengembangan social dimasyarakat berupa keterampilan nilai-nilai yang berlaku di dalam kehidupan komunitas. 36 Keluarga juga disebut madrasatul ula pendidikan pertama bagi para anggotanya. Karena di keluarga memungkinkan adanya pembinaaan umat, yang sala satunya mengarahkan anggotanya untuk senantiasa beramal sholeh, amal sholeh tersebut bisa berupa memakmurkan masjid baik 36 Drs Hery Noer Drs. Munzir MA, Watak Pendidikan Islam Jakarta: Friska Agung Insani, 2000 h. 202 melalui shalat berjamaah atau kegiatan lainya yang erat kaitannya dengan keagamaan. Dengan melakukan shalat berjamaah di masjid akan memungkinkan terjalinya silaturahim antar keluarga adan akan membuka pintu-pintu rahmat seperti doa yang sering kita baca ketika memasukinya. Adapun dampak positif lain adalah lingkungan akan nyaman, damai, persaudaraan antar lingkungan akan terjalin semakin erat. Yang akhirnya akan tercipta dilingkungan masyarakat yaitu rasa marhamah kasih sayang. d. Aspek Generasi Muda Generasi Muda merupakan generasi penerus yang akan menyambung nilai-nilai kemasjidan para pendahulunya melalui pembinaan. Hendaknya program yang direncanakan masjid, anak mudalah yang menjadi motor penggerak tujuannya tak lain supaya kemakmuran masjid dapat terus terjaga. Seperti sabda Rasulullah dimana ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah SWT pada hari kiamat diantaranya anak muda yang hatinya selalu terkait dengan masjid yang artinya senang memakmurkan masjid. Walaupun dimasa sekarang pembinanaan generasi muda di masjid sangat memperihatinkan lebih-lebih generasi muda semakin jauh dengan masjid. Sehingga banyak menimbulkan peyimpangan-penyimpangan yang dilakukan generasi muda, hendaknya dalam setiap masjid jangan sampai terjadi kekosongan pembinaan terhadap generasi muda. Karena jika itu terjadi dampak negatif akan menimpa generasi mudauntuk generasi selanjutnya. e. Aspek Taklim dan Pendidikan Ilmu merupakan segalanya, tanpa ilmu orang akan susah membedakan mana yang hak dan mana yang batil. Dalam surat at-Taubah ayat 122 Allah SWT berfirman:                           Artinya: Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. Salah satu dalam proses meraih ilmu adalah pendidikan, pendidikan bisa dilakukan di lingkungan keluarga, di madrasah sekolah, perguruan tinggi, dan dimasjid. Pendidikan merupakan urat nadi kehidupan individu dan masyarakat. Sebesar apa yang diberikan pendidikan disetiap pusat pendidikan, sebesar itu pula nilainya dalam mendidik manusia dan membentuk kepribadiannya. 37 Adapun pendidikan dalam Islam secara umum meliputi, pendidikan keimanan, pendidikan amaliah, pendidikan ilmiah, pendidikan akhalak, dan pendidikan sosial. 38 Dari tujuan umum pendidikan Islam yang berpusat pada ketakwaaan dan kebahagian tersebut dapat digali tujuan-tujuan khusus sebagai berikut: 39 37 Drs. Hery Noer Ali dan Drs. Munzir S, Watak Pendidkan Islam Jakarta: Priska Agung Insani , 2000 h. 199 38 Ibid, h. 69-97 39 Ibid, h. 43-144 1 Mendidik individu yang saleh dengan memperhatikan segenap dimensi perkembangannya: rohaniah, emosional, sosial, intelektual, dan fisik. 2 Mendidik anggota kelompok sosial yang saleh, baik dalam keluarga maupun masyarakat muslim. 3 Mendidik manusia yang saleh bagi masyarakat insani yang besar. Dalam mendidik individu yang saleh, pendidkan Islam berupaya agar ia mampu menjalin hubungan secara terus-menerus dengan Allah. Dalam pendidikan aspek rohani, sebagian ahli ilmu jiwa mengesampingkannya dan berpendapat bahwa pertumbuhan hanya terdapat empat aspek, yaitu emosional, sosial, intelektual, dan fisik. Dalam pendidikan aspek emosional Islam berupaya mengantar individu untuk mencapai kematangan emosional. Dalam pendidikan aspek sosial Islam berupaya mendidik individu agar insyaf akan hak-hak. Individu akan dimintai pertanggungjawaban sehubungan dengan sikap dan tindakannya terhadap hak-hak itu. Dalam pendidikan aspek intelektual Islam berupaya agar individu memilki intelektualitas yang sehat. Selanjutnya pada pendidikan jasmani termasuk salah satu aspek yang mendapat perhatian Islam dalam mendidik individu. Berkaitan dengan pendidikan yang dilakukan di masjid hendaknya program-program yang direncanakan menawarkan kegiatan belajar mengajar yang menarik dan berbeda sehingga mempunyai ciri khas tersendiri dalam proses pendidikannya. Dari semua uraian mengenai pendidikan di atas masjid memang memeggang peran penting dalam rangak pembinaan umat khususnya melalui pendidikan. e. Aspek Dakwah Dakwah merupakan kewajiban kita semua sebagai umat yang terbaik. Dakwah berasal dari bahasa arab yakni da’aa-yad’u-da’wata yang berarti seruan, ajakan, undangan, dan memanggil. Sedang secara istilah dakwah adalah menyeru manusia agara menempuh jalan kebaikan dan menghindari jalan kesesatan amar ma’ruf nahi munkar. Dalam pengertian ini dakwah mencangkup pengertian tablig mengajak kepada jalan Allah, jihad berjuang menegakan agama Allah, khotbah berpidatoceramah tentang ajaran Allah, amar ma’ruf nahi munkar memerintah kepada kebaikan, melarang melakukan kejahatan, menasehati dan berwasiat. Menurut Syeikh Ali Makhfudz dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin memberikan definisi dakwah adalah mendorong manusia agar memperbuat kebaikan dan menurut petunjuk, menyeru mereka berbuat kebaikan dan melarangnya dari perbuatan munkar agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Oleh karena itu dakwah adalah proses „al-tahuwwul al-taghayyur“ transformasi dan perubahan dari sesuatu yang tidak baik menuju yang baik atau dari sesuatu yang sudah baik menuju yang lebih baik. Pada intinya dakwah adalah mengajak manusia ke jalan Allah agar mereka bahagia dunia dan akhirat. 40 40 DR. Ahmad Mubarok MA, Psikologi Dakwah. Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999 h. 19. Sesuai dengan definisi diatas dalam al-Quran kita diseru untuk berdakwah yakni tertera dalam surat an-Nahl ayat 125:                          Artinya: Serulah manusia kejalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Dialah yang lebih mngetahui tentang siapa yang tersesat dari jaln-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. Setelah mengetahui definisi tentang dakwah yakni mengajak kepada jalan Allah, yakni salah satunya adalah mengajak masyarakat untuk mencintai masjid dan memakmurkannya. Mencintai masjid berarti meramaikan masjid dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat seperti, dakwah mimbar, halaqah, zikir, baksos, kerja bakti dan sebagainya. Apabila hal semua yang disebutkan tadi dapat terlaksana dengan sendirinya masjid akan menjadi pusat segala aktivitas umat yang berprioritas akhirat.

5. Pengertian Manajemen Masjid