Macam-macam Masjid berdasarkan Hiraraki

Adapun tempat-tempat shalat lain yang tidak digunakan untuk shalat Jumat diberi nama dengan istilah berbeda sesuai dengan kebiasaan daerah masing- masing. Di Jawa biasanya disebut Langgar, di daerah Pasundan lazim disebut dengan Tajuk, di Minang Kabau biasa disebut dengan Suarau, di Aceh diberi nama Madrasah. Namun, istilah yang sangat umum digunakan di Indonesia yang tidak digunakan untuk digunakan shalat jumat ialah Musolla.

2. Macam-macam Masjid berdasarkan Hiraraki

Adapun macam-macam masjid sesuai hiraikinya meliputi: 32 1 Masjid Kota 2 Masjid Wilayah 3 Masjid Kecamatan 4 Masjid Lingkungan 5 Masjid Lokal langgarmusolla 1. Masjid Kota Masjid kota ini jelas harus berlokasi dipusat kota, mengingat pusat mempunyai aksesibilitas yang sanagt tinggi terhadap penduduk diseluruh wilayah kota. Pusat kota merupakan jantung dari kehidupan masyarakat kota, dimana orang datang berkumpul untuk berbelanja, berdagang, berekreasi, mengadakan aktivitas kebudayaan, administratif dan pemerintahan. Penempatan masjid pada pusat aktivitas ini diharapkan dapat memudahkan pendudukmasyarakat dalam melaksanakan berbagai kegiatan. 32 Nana Rukmana, Masjid dan Dakwah Jakarta: al-Mawardi Prima, 2002 h. 86 Faktor lingkungan juga harus diperhatikan agar dapat dijaga kehormatan masjid tidak terlalu dekat dengan tempat-tempat hiburan yang bertentangan dengan ajaran agama. Namun, mengingat aktivitas hiburan komponen dari aktivitas yang ada dikota maka perlu ada penyekat pembatasantara masjid dengan aktivitas tersebut. 2. Masjid Wilayah Masjid wilayah berfungsi melayani penduduk di daerah perumahan dalam skala shalat sehari-hari. Oleh karenanya dalam menentukan lokasi masjid wilayah harus dipertimbangkan hal-hal berikut: 1. Jaringan jalan 2. Lintas angkuutan umum 3. Land use tata guna lahan 4. Lokasi pusat aktivitas yang telah ada Untuk menentukan lokasi masjid wilayah secara lebih tepat lagi dapat digunakan methoda “Breaking Point Formula BPF“. Penggunaan metode BPF untuk menilai daerah pelayanan masjid-masjid wilayah, atas dasr adanya daya tarik masjid wilayah ini terhadap jamaah pada daerah yang sama, kemudian dibandingkan dengan daerah pelayanan berdasarkan hasil survey lapangan. Pengguna metode BPF untuk mengukur batas pelayanan tiap masjid wilayah ini sebenarnya memberikan interpretasi bahwasanya sebagai faktor penentu yang melakukan gaya tarik terhadap jamaah adalah hanya luas bangunan utama masjid. Pada kenyataannya tidak demikian, karena faktor penceramahkhotib serta kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan didalam setiap masjid cukup besar pengaruhnya untuk menarik jamaahnya, demikian pula dengan faktor fisik dari bangunan masjid. Akan tetapi besarnya pengaruh dari faktor-faktor ini dalam menarik jamaahnya akan sangat ditentukan oleh besarnya kemampuan masjid tersebut di dalam menampung jamaahnya. 3. Masjid Kecamatan Pada prisifnya masjid kecamatan ini dibangun untuk melayani penduduk Islam yang berada disekitar kecamatan tersebut terutama dalam melaksanakan shalat Jumat, shalat hari raya serta kegiatan-kegiatan sosial masyarakat. Disamping itu juga digunakan untuk shalat sehari-hari lima waktu bagi mereka yang berada di sekitar masjid tersebut. Fungsi lain yang harus diperankan oleh masjid kecamatan ini adalah mengkordinir masjid-masjid lingkungan yang ada di bawahnya setingkat lebih rendah dari masjid kecamatan dalam rangka mengintensifkan fungsi dan peranan masjid-masjid lingkungan sebagai pusat kegiatan peribadatan dan pembinaan mental agama umat Islam. 33 4. Masjid Lingkungan Lokasi masjid lingkungan ini lebih beroreintasi ke daerah perumahan, karena fungsinya hanya melayani penduduk didalam daerah pelayanannya untuk melaksanakan shalat sehari-hari, shalat jumat serta kegiatan keagamaan lainya. Lokasinya harus aksesibel dalam arti jarak dan waktu pencapaian dengan jalan 33 Nana Rukmana, Masjid dan Dakwah Jakarta: al-Mawardi Prima, 2002 h. 88 kaki bagi jamaahnya dalam keadaan menyenangkan convenience desirable serta dalam waktu yang tepat. Hal ini juga berlaku bagi masjid wilayah dan masjid kecamatan, akan tetapi pengukurannya bukan lagi dengan jalan kaki tapi dengan kendaraan bermotor. 5. Masjid Lokal MusollaLanggar Musollalanggar ini hanya dipergunakan untuk melaksankan shalat lima waktu saja, tidak untuk shalat jumat. Namun tidak menutup kemungkinan hal itu bisa terjadi seperti di kompleks perkantoran, rumah sakit, sekolah, tempa-tempat peristirahatan biasanya musollalanggar dijadikan untuk slat juamt karena mengingat wkatu yang tidak memungkinkan bila melaksanakan shalat Jumat di masjid Jami’. Mushallalanggar ini biasanya berukuran berkisar 100-150 m. Setelah mengetahui macam-macam masjid berdasarkan hirarkinya, sebenarnya seperti apa masji yang dapat berperan secara baik. Sebuah masjid dikatakan berperan secara baik apabila memilki ruangan dan peralatan yang memadai untuk: 34 1. Ruang shalat dan ruang thaharah bersuci yang memenuhi syarat kesehatankenyamanan. 2. Ruang-ruang khusus bagi wanita yang memungkinkan mereka keluar tanpa bercampur dengan pria dan digunakan untuk shalat dan PKK. 3. Ruang pertemuan lengkap dengan peralatan dan buku-buku bcaan yang dibutuhkan oleh orang tua dan muda. 4. Ruang poliklinik dan ruang memandikan dan mengkafankan mayat. 34 Nana Rukaman, Masjid dan Dakwah Jakarta: al-Mawardi Prima, 2002 h. 104-105 5. Ruang bermain, olahraga, dan latihan bagi remaja.

3. Bagian-Bagian Masjid