Status Gizi Tinggi Badan Menurut Umur Status Gizi Indeks Massa Tubuh Menurut Umur

4.6. Status Gizi Tinggi Badan Menurut Umur

Status gizi berdasarkan tinggi badan menurut umur pada anak sekolah dasar di desa perbukitan dan di desa tepi danau dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Status Gizi Tinggi Badan Menurut Umur Anak Sekolah Dasar di Desa Perbukitan dan di Desa Tepi Danau Tahun 2010. No Status Gizi Berdasarkan TB Menurut Umur Desa Perbukitan Tepi Danau N N 1 Normal 10 27,0 30 55,6 2 Pendek 18 48,6 21 38,9 3 Sangat Pendek 9 24,4 3 5,6 Total 37 100,0 54 100,0 Dari Tabel 4.13 diatas dapat dilihat bahwa status gizi tinggi badan menurut umur anak sekolah dasar di desa perbukitan paling banyak dikategori pendek yaitu 18 orang 48,6, sedangkan di desa tepi danau paling banyak dikategori normal yaitu 30 orang 55,6. Rata-rata nilai Z skor tinggi badan menurut umur anak sekolah dasar di desa perbukitan adalah -2,2 SD, dan di desa tepi danau adalah -2,5 SD. Berdasarkan uji statistik untuk melihat perbedaan status gizi tinggi badan menurut umur anak sekolah dasar di desa perbukitan dan di desa tepi danau yang dilakukan dengan uji t diperoleh nilai t = 1,523 dengan p=0,131 atau p α 0,05, artinya tidak ada perbedaan yang bermakna status gizi tinggi badan menurut umur anak sekolah dasar di desa perbukitan dan di desa tepi danau. Universitas Sumatera Utara

4.7. Status Gizi Indeks Massa Tubuh Menurut Umur

Status gizi berdasarkan indeks massa tubuh menurut umur pada anak sekolah dasar di desa perbukitan dan di desa tepi danau dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Status Gizi Indeks Massa Tubuh Menurut Umur Anak Sekolah Dasar di Desa Perbukitan dan di Desa Tepi Danau Tahun 2010. No Status Gizi Berdasarkan IMT Menurut Umur Desa Perbukitan Tepi Danau N N 1 Normal 32 86,5 53 98,1 2 Pendek 5 13,5 1 1,9 3 Sangat Pendek Total 37 100,0 54 100,0 Dari Tabel 4.14 diatas dapat dilihat bahwa status gizi indeks massa tubuh menurut umur anak sekolah dasar di desa perbukitan dan di desa tepi danau pada umumnya berada pada kategori normal. Sedangkan anak sekolah dasar yang status gizinya sangat pendek lebih tinggi di desa perbukitan yaitu 5 orang 13,5 daripada di desa tepi danau yaitu 1 orang 1,9. Rata-rata nilai Z skor indeks massa tubuh menurut umur anak sekolah dasar di desa perbukitan adalah -0,1 SD dan desa tepi danau adalah -0,2 SD. Berdasarkan uji statistik untuk melihat perbedaan status gizi indeks massa tubuh menurut umur anak sekolah dasar di desa perbukitan dan di desa tepi danau yang dilakukan dengan uji t diperoleh nilai t = 0,751 dengan p=0,455 atau p α 0,05, artinya tidak ada perbedaan yang bermakna status gizi indeks massa tubuh menurut umur anak sekolah dasar di desa perbukitan dan di desa tepi danau. Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Jenis dan Frekuensi Makanan Anak Sekolah Dasar di Desa Perbukitan dan di Desa Tepi Danau.

Frekuensi makan perhari merupakan salah satu aspek kebiasaan makan. Frekuensi makan akan dapat menjadi penduga tingkat kecukupan konsumsi gizi. Artinya, semakin tinggi frekuensi makan seseorang, maka peluang terpenuhinya kecukupan gizi semakin besar Khomsan, 2004. Berdasarkan dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa jenis makanan pokok yang dikonsumsi anak sekolah dasar di desa perbukitan dan di desa tepi danau adalah nasi dengan frekuensi ≥ 1 kali perhari karena di Kecamatan Pangururan nasi merupakan makanan pokok yang rata-rata dimakan ≥ 1 kali sehari dan masyarakat mempunyai prinsip ” bila tidak makan nasi rasanya tidaklah makan namanya”. Berdasarkan dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa jenis lauk-pauk yang dikonsumsi, anak sekolah dasar di desa perbukitan pada umumnya mengkonsumsi ikan asin, ikan mujahir dan teri sedangkan di desa tepi danau adalah ikan mujahir, ikan asin, ikan pora-pora , teri, telur, tahu dan tempe. Masyarakat di desa perbukitan memperoleh lauk-pauk dari pasar yang cenderung memilih jenis lauk pauk yang tahan lebih lama seperti ikan yang dikeringkan, sedangkan di desa tepi danau masyarakat dapat memperoleh ikan pora-pora segar setiap harinya dari tangkapan nelayan dan jenis lauk-pauk lainnya dari pasar yang setiap hari buka. Berdasarkan dari Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa jenis sayuran yang dikonsumsi di desa perbukitan dan di desa tepi danau relatif sama, karena sayuran seperti daun 45 Universitas Sumatera Utara