2.2. Pertumbuhan Tulang
Tulang merupakan jaringan yang dinamis. Dalam menjalankan tugasnya, tulang akan selalu mengalami proses perusakan dan pembentukan kembali proses remodeling.
Agar berfungsi dengan baik, tulang harus memperoleh nutrisi dan latihan fisik yang cukup. Tulang, selanjutnya akan mengalami proses pembentukan formation dan
perombakanpenyerapan resorption yang berlangsung secara terus-menerus.
Pembentukan ditentukan oleh aktivitas osteoblas dan proses mineralisasi, sedangkan perombakan ditentukan oleh aktivitas osteoklas.
Tahap awal produksi tulang adalah sekresi molekul kolagen yang disebut monomer kolagen dan substansi dasar terutama proteoglikan oleh osteoblas. Monomer kolagen
berpolimerisasi dengan cepat untuk membentuk serat kolagen ; jaringan yang dihasilkannya yaitu osteoid. Sewaktu osteoid dibentuk sejumlah osteoblas terperangkap dalam osteoid dan
menjadi inaktif. Pada tahap ini, osteoblas disebut osteosit. Beberapa hari setelah osteoid dibentuk, garam kalsium mulai mengalami presipitasi pada permukaan serat kolagen,
kemudian dengan cepat bermultiplikasi menjadi kristal hidroksiapatit CaHPO
4
. Proses ini disebut dengan mineralisasi, dimana dihasilkan hidroksiapatit yang menyusun 95 mineral
tulang yang komponen terbesarnya adalah kalsium Guyton, 2000 ; Yuliati, 2007. Massa tulang terbentuk dari masa bayi sampai mencapai puncaknya sewaktu usia
dewasa, hal ini ditentukan oleh faktor genetik, nutrisi, kegiatan fisik, dan penyakit. Semakin tinggi nilai massa tulang ini dicapai akan semakin baik, setelah puncak massa
tulang dicapai pada usia 20-30 tahun, maka kurva akan mendatar dan kemudian sekitar usia 40 tahun kurva mulai menurun dengan kecepatan laju penurunan sekitar ±1 per tahun
Morawati, 2009 ; Gafni , 2007.
Universitas Sumatera Utara
Pembentukan dan perombakan tulang yang terjadi secara kontinu, disebut dengan proses remodeling. Remodeling bertujuan untuk : 1 menjaga tulang agar dapat digunakan
untuk keperluan mekanis dengan keefektifan maksimum. Tulang akan menyesuaikan kekuatannya agar sebanding dengan derajat tekanan yang diterimanya, sehingga tulang
akan menebal jika menerima beban berat, 2 membantu mempertahankan kadar kalsium plasma, dan 3 melakukan proses degenerasi dimana tulang yang tua sudah lemah dan
rapuh akan digantikan dengan tulang yang baru yang lebih kuat Bouassida et al., 2006 ; Corwin, 2008 ; Guyton, 2000. Proses remodeling ini melalui 2 tahap, yaitu tahap
pembentukan tulang dan tahap pengerusakan tulang. Proses pembentukan tulang dilakukan oleh osteoblas sebagai sel utama penghasil matriks tulang. Osteoblas merupakan salah satu
jenis hasil diferensiasi sel mesenkim yang sangat penting dalam proses osifikasi. Osteoblas dijumpai pada permukaan luar tulang dan di rongga-rongga tulang. Sebagai sel, osteoblas
dapat memproduksi substansi organik intraseluler atau yang disebut matriks. Apabila kalsifikasi terjadi pada matriks maka jaringan disebut tulang, tetapi apabila jaringan tidak
mengandung kalsium tidak terjadi kalsifikasi maka disebut osteoid. Osteoblas berperan dalam sintesis kolagen untuk membentuk matriks tulang juga mengatur konsentrasi ion
kalsium pada matriks tulang melalui pelepasan kalsium dari intraseluler Corwin, 2008; Rasjad, 2007.
Osteoklas merupakan sel fagositik besar yang berinti banyak 50 inti yang melakukan proses resorbsi atau penyerapan tulang secara kontinu. Osteoklas pada keadaan
normal bekerja aktif di daerah permukaan tulang. Osteoklas mengeluarkan tonjolannya yang menyerupai vili kearah tulang, yang membentuk suatu permukaan bergelombang yang
berdekatan dengan tulang. Vili mengsekresikan zat 1 enzim proteolitik, yang dilepaskan dari lisosom dan 2 asam laktat dan asam sitrat yang dilepaskan dari mitokondria dan
Universitas Sumatera Utara
vesikel sekretoris. Enzim proteolitik tersebutlah yang akan memecahkan matriks dan beberapa asam yang melarutkan mineral tulang, sehingga mineral tulang seperti kalsium
dan fosfat terlepas ke dalam aliran darah Guyton, 2000; Carter., 1992. Terjadinya peningkatan atau kehilangan massa tulang bergantung kepada
keseimbangan kedua proses tersebut. Hormon sangat berpengaruh dalam proses pembentukan tulang, diantaranya adalah hormon estrogen, testosteron, dan hormon
pertumbuhan yang akan meningkatkan aktifitas osteoblas dan pertumbuhan tulang. Pertumbuhan tulang dipercepat selama masa pubertas masa pertumbuhan dimana
kadar hormon pada masa tersebut melonjak. Oleh karena itu diharapkan pertumbuhan tulang dapat terjadi dengan baik selama masa pertumbuhan. Apabila usia telah lanjut dan
telah terjadi menopause maka kadar hormon estrogen turun, hormon pertumbuhan juga berkurang sehingga aktifitas osteoblas menjadi berkurang, yang mengakibatkan
pembentukan tulang berkurang Guyton, 2000 ; Miles, 2004 ; Corwin, 2008.
2.3. Pengaruh Latihan Fisik terhadap Massa Tulang