berenang yang dibarengi dengan pemberian suplemen kalsium dapat meningkatkan kandungan kalsium dalam darah, dalam mandibula, dan dalam tibia pada mencit.
4.2. Pembahasan Rangkuman hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh signifikan latihan
fisik berupa berenang disertai pemberian asupan kalsium terhadap kadar kalsium darah dan mandibula pada mencit. Demikian pula tampak indikasi yang kuat bahwa latihan fisik dan
pemberian asupan kalsium meningkatkan kadar kalsium tibia. Terjadinya peningkatan kadar kalsium dalam mandibula dan tibia adalah karena latihan fisik moderat dapat
menyebabkan terstimulasinya osteoblas sehingga terjadinya peningkatan kalsium di dalam darah ditambah lagi dengan adanya pemberian kalsium berupa asupan dari luar tubuh
mencit yang menyebabkan jumlah kandungan kalsium semakin meningkat. Peterson 2005 menyatakan bahwa latihan fisik dapat meningkatkan konsentrasi ion kalsium dalam plasma,
sehingga tulang tidak perlu untuk melepas ion kalsium dan konsentrasi ion kalsium dalam tulang dapat tetap dipertahankan tinggi dan massa tulang tetap terjaga.
Selain itu, berdasarkan penelitian Corwin 2008 latihan fisik dapat menstimulasi osteoblas sebagai dampak adanya arus listrik yang terjadi akibat stress yang mengenai
tulang. Latihan fisik juga memperbaiki struktur tulang dan mengurangi kehilangan massa tulang pada individu berusia lanjut.
Hasil penelitian yang dikemukakan diatas menunjukkan pula bahwa pemberian asupan kalsium ternyata meningkatkan pengaruh latihan fisik terhadap kandungan kalsium
dalam darah, mandibula, dan dalam tibia. Hal ini dapat dimengerti mengingat cukupnya kandungan kalsium dalam darah akibat perolehan asupan jumlah kalsium yang cukup akan
membantu peningkatan metabolisme tulang dan memperbaiki keadaan tulang secara
Universitas Sumatera Utara
keseluruhan Peterson, 2005. Menurut penelitian Yuliati, 2007 pemberian tambahan kalsium kepada individu yang kurang asupan kalsium akan dapat meningkatkan
konsentrasi kalsium ekstraseluler. Peningkatan tersebut akan memicu mobilisasi dan proliferasi osteoblas sehingga akan dapat meningkatkan sintesa matriks tulang sehingga
terjadinya keseimbangan kalsium . Hasil penelitian diatas juga menunjukkan efek saling memperkuat antara latihan
fisik berenang dan pemberian asupan kalsium dalam meningkatkan kadar kalsium mandibula dan tibia, serta dalam darah. Hal ini dapat dimengerti karena latihan fisik yang
dilakukan dapat meningkatkan bioavailabilitas ion kalsium dalam metabolisme dan pembentuan struktur tulang, sehingga meningkatkan pula pembentukan massa tulang
Peterson, 2005. Tanpa adanya pemberian asupan kalsium tampaknya latihan fisik berenang moderat
tidak cukup untuk memicu aktifitas metabolisme menuju peningkatan kadar kalsium dalam darah, mandibula, dan tibia mencit.
Hasil penelitian ini mengkonfirmasikan bahwa latihan fisik berenang dan pemberian asupan kalsium saling memperkuat atau sinergistik dalam meningkatkan kadar kalsium
dalam darah, mandibula, dan tibia, mencit. Hasil penelitian yang dipaparkan diatas juga memperlihatkan bahwa kadar kalsium
dalam darah terendah terdapat pada kelompok perlakuan latihan fisik moderat. Hal ini mungkin juga disebabkan oleh pengaruh latihan fisik moderat yang dilakukan mencit
selama perlakuan sifatnya konsumtif. Kalsium dalam darah menurun, disebabkan kalsium lebih banyak dimanfaatkan oleh otot dalam latihan fisik moderat. Kalsium merupakan
mineral yang dibutuhkan oleh setiap sel tubuh untuk berbagai keperluan. Seperti pernyataan
Universitas Sumatera Utara
Nurcahyo 2008 kalsium merupakan mineral yang dibutuhkan oleh setiap sel tubuh, terutama untuk proses-proses pembekuan darah, sekresi seluler, dan kontraksi otot.
Kadar kalsium dalam mandibula yang terendah terdapat pada kelompok kontrol, yang berbeda nyata dengan perlakuan aktifitas fisik berenang moderat dan pemberian
asupan kalsium. Hal ini mungkin juga disebabkan karena adanya pelepasan kalsium dari tulang ke dalam darah karena tubuh membutuhkan kalsium lebih banyak pada usia
pertumbuhan, yaitu untuk kebutuhan fisiologi dan proses pertumbuhan Peterson, 2005. Sebagaimana dinyatakan WebMD 2011 bahwa secara normal tingkat kalsium dalam
darah terkontrol secara cermat. Ketika kadar kalsium darah menjadi rendah hypocalcemia kalsium dilepas oleh tulang untuk dibawa masuk ke dalam darah sehingga kadarnya
kembali ke tingkat yang normal. Tetapi ketika kadar kalsium darah menjadi tinggi hypercalcemia kalsium disimpan dalam tulang atau terus keluar dari tubuh dalam air seni
dan tinja. Menurut Kosnayani 2007 terdapat hubungan positif antara asupan kalsium dengan
aktifitas fisik, sehingga keseimbangan kalsium tubuh tetap tercapai. Jika terjadi kekurangan kalsium dalam darah, maka proses resorpsi kalsium tulang, dimana kalsium dilepas ke
dalam aliran darah melalui aksi osteoklas tulang. Pada keadaan seperti inilah terjadi pengurangan kadar kalsium dalam tulang.
Pembahasan hasil-hasil penelitian tentang pengaruh latihan fisik dengan pemberian asupan kalsium terhadap peningkatan kadar kalsium pada tulang mandibula yang telah
dikemukan di atas dapat juga dilihat dari sudut kadar kalsium ekstraseluler. Menurut Huang 2001 pemberian tambahan kalsium meningkatkan konsentrasi
kalsium esktraselular. Peningkatan konsentrasi kalsium ekstraselular ini dapat memicu mobilisasi dan proliferasi osteoblas, dan hal ini akan meningkatkan sintesis matriks tulang.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian yang diuraikan di atas memperlihatkan juga bahwa kadar kalsium dalam tulang tibia mencit yang terendah terdapat pada kelompok tanpa perlakuan kontrol,
tidak berbeda nyata dengan kelompok latihan fisik moderat baik dengan maupun tanpa pemberian asupan kalsium, serta pemberian asupan kalsium saja. Hal ini diduga disebabkan
kalsium dalam darah dimanfaatkan dalam proses fisiologi tubuh untuk pertumbuhan sehingga mendorong tulang melepaskan kalsium ke dalam darah, dimana pada perlakuan
ini tidak adanya aktifitas fisik dan asupan kalsium yang dapat membantu meningkatkan kandungan kalsium, menyebabkan kadar kalsium dalam tulang menurun. Untuk
mengimbangi kadar kalsium darah, terjadi reabsorbsi kalsium urin dalam ginjal. Menurut Walter and Boron 2003 apabila kalsium darah menjadi rendah, reseptor kalsium dalam
kelenjar parathyroid menjadi aktif. Sehingga melepaskan hormon parathyroid yang menyebabkan peningkatan kalsium dalam darah melalui pelepasan kalsium dari tulang
yang merupakan peningkatan aktivitas degradasi sel tulang yang disebut osteoklas. Hormon ini juga menyebabkan reabsorbsi kalsium dari urin dan saluran gastrointestinal.
Rangkuman hasil-hasil penelitian yang dipaparkan di atas menunjukkan indikasi yang kuat bahwa latihan fisik berenang disertai dengan pemberian asupan kalsium efektif
meningkatkan kadar kalsium dalam darah, mandibula, dan tibia, pada mencit. Kalsium merupakan elemen utama penyusun mineral tulang Guyton, 2000. Kalsium juga berperan
sangat penting dalam pembentukan dan stabilitas tulang dan gigi, yakni sebagai mineral penyusun hidroksiapatit terbesar Peterson,2005. Peningkatan kandungan kalsium akan
menjurus pada peningkatan sintesis matriks tulang Huang, 2001, demikian pula puncak massa tulang, sebagai tingkatan tertinggi dari
densitas mineral
tulang Bone Mineral Density atau massa tulang Bone Mass. Massa tulang yang rendah,
sebaliknya merupakan faktor penting dalam menentukan risiko osteoporosis dan fraktur
Universitas Sumatera Utara
Horner,1996. Osteoporosis adalah suatu penyakit yang dicirikan oleh rendahnya densitas tulang dan memburuknya kualitas struktur tulang yang menjurus pada lemahnya dan
rapuhnya tulang,
yang mengakibatkan
meningkatnya risiko
fraktur Kanis dalam Mc Veigh, 2010.
Jelaslah bahwa meningkatnya kandungan kalsium dalam darah, mandibula, dan tibia merupakan wahana meningkatnya bone mineral density BMD dan massa tulang pada
umumnya. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa meningkatnya kandungan kalsium berarti meningkatnya kualitas tulang pada umumnya. Kualitas tulang antara lain ditentukan
oleh banyaknya kalsifikasi tulang, sedangkan kalsifikasi tulang menurut Hazel dalam Pudyani 2005 pada dasarnya adalah pengendapan mineral-mineral terutama kalsium dan
fosfor ke dalam matriks organik tulang. Demikian pula kematangan tulang ditentukan oleh banyaknya kalsifikasi tulang. Hal ini sejalan dengan kesimpulan akhir penelitian Anwar
2009 yang menyimpulkan bahwa pengaruh kalsium dan vitamin D3 secara signifikan meningkatkan jumlah osteosit dan berat tulang alveolar.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa latihan fisik berenang dan pemberian asupan kalsium meningkatkan kualitas tulang, khususnya mandibula, demikian pula tibia pada
mencit.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Dari pembahasan hasil-hasil penelitian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Latihan fisik berenang dibarengi dengan pemberian asupan kalsium dapat
meningkatkan kadar kalsium dalam mandibula, sehingga meningkatkan kualitas mandibula .
2. Latihan fisik berenang saja tanpa pemberian asupan suplemen kalsium, dan
pemberian asupan kalsium saja tanpa latihan fisik berenang tampaknya tidak cukup untuk meningkatkan kandungan kalsium dan kualitas mandibula pada mencit.
3. Latihan fisik berenang dan pemberian asupan suplemen kalsium merupakan cara
yang efektif untuk meningkatkan kualitas mandibula pada mencit.
5.2. Saran
1. Berdasarkan kesimpulan penelitian ini disarankan agar dilakukan penelitian lanjutan
mengenai pengaruh latihan fisik dengan pemberian suplemen kalsium untuk meningkatkan kualitas mandibula yang dilaksanakan lebih intensif, misalnya
dengan berbagai variasi intensitas waktu latihan fisik berenang dan dengan pemberian suplemen kalsium yang berbeda baik dosisnya maupun persenyawaan
kimianya. 2.
Disarankan juga agar hasil penelitian ini dijadikan sebagai penunjang pada penelitian peningkatan kualitas mandibula pada manusia, khususnya dalam bidang
Kedokteran Gigi.
Universitas Sumatera Utara