Tabel 4.3. Plankton yang Ditemukan pada Setiap Stasiun Penelitian
Kelompok Kelas
N o
Famili N
o Genus
ST 1
ST 2
ST 3
ST 4
1 Cymbellaceae
1 Cymbella
- +
- +
2 Epithemaceae
2 Denticula
+ +
+ +
3 Eunotiaceae
3 Peronia
+ -
+ +
4 Fragilariaceae
4 Diatoma
+ +
- +
5 Diploneis
+ +
+ +
6 Navicula
- +
+ +
5 Naviculaceae
7 Pleurosigma
+ -
- -
8 Ceratium
- -
- +
6 Nitzschiaceae
9 Nitzchia
+ +
+ +
Bacillariophy ceae
7 Skeletonemaceae
10 Skeletonema
- +
- -
11 Closterium
- +
+ +
8 Desmidiaceae
12 Penium
- + +
9 Chaetoporaceae
13 Dermatophyto
n +
+ +
+ 10
Mesotaeniaceae 14
Gonatozygon +
+ +
+ 15
Closteriopsis -
+ -
- 11
Oocystaceae 16
Pachycladon +
+ +
+ 12
Scenedesmaceae 17
Pectodictyon +
- -
- 13
Sphaeropleaceae 18
Sphaeroplea +
+ +
+ 19
Ulotrix +
+ +
+ 14
Ulotrichasceae 20
Hormidium +
+ -
+ 15
Volvocaceae 21
Volvox +
+ +
+ 22
Sirogonium +
+ +
+
Chlorophy ceae
16 Zygnemataceae
23 Spirogyra
+ -
+ +
Chroococcale ceae
17 Chamaeshiponacea
e 24
Tetrapedia +
- +
- FITOPLANKTON
Myxophy ceae
18 Oscilatoriaceae
25 Oscilatoria
- -
- +
Crustaceae 19
Cyclopidae 26
Diacyclops +
+ +
+
Ectoprocta 20
Plumatellidae 27
Plumatella -
+ -
- 28
Isotoma +
+ +
+
Insecta 21
Baetidae 29
Lauterbornia +
+ +
+ 30
Mytilia -
+ -
- Monogo
nonta 22
Brachionidae 31
Notholca +
+ +
+ ZOOPLANKTON
Ostracoda 23
Darwinulidae 32
Cypria +
+ +
+
Tanda +: ditemukan pada stasiun tersebut Tanda - : tidak ditemukan pada stasiun tersebut
4.4. Kelimpahan Plankton
Dari hasil perhitungan terhadap sampel plankton, maka diperoleh nilai kelimpahan plankton Indl, Kelimpahan Relatif dan Frekuensi Kehadiran
pada masing-masing stasiun penelitian pada Tabel 4.4. Dari Tabel 4.4 nilai kelimpahan, kelimpahan relatif dan frekuensi
kehadiran tertinggi untuk keempat stasiun berbeda-beda. Nilai kelimpahan, kelimpahan relatif, dan frekuensi kehadiran tertinggi pada stasiun 1 adalah
Gonatozygon sebesar 1420,408 ind.l, 33,14, 80, stasiun 2 terdapat pada genus
Universitas Sumatera Utara
Volvox sebesar 32522,45 ind.l, 75,842, 100, stasiun 3 pada genus Volvox sebesar 4040,82 ind.l, 45,45, dan 80, stasiun 4 pada genus Gonatozygon
sebesar 5240,82 ind.l, 45,63, 100 . Hal ini dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan perairan yang mendukung kehidupan genus tersebut, seperti faktor
suhu, oksigen dan nutrisi yang cukup. Menurut Barus 2004 bahwa fluktuasi dari populasi plankton dipengaruhi oleh perubahan berbagai kondisi lingkungan, salah
satunya adalah ketersediaan nutrisi di perairan. Unsur nutrisi berupa nitrogen dan fospor yang terakumulasi dalam suatu perairan akan menyebabkan terjadinya
pertumbuhan populasi plankton. Menurut Fog 1975, suhu berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan
plankton, keadaan suhu yang paling baik untuk pertumbuhan plankton adalah 20- 25
C. Selanjutnya Barus 2004 menyatakan bahwa kelimpahan plankton akan meningkat jika di perairan tersebut terdapat nutrisi yang mendukung
pertumbuhannya. Nilai terendah dari keempat stasiun adalah genus Peronia, Pachycladon, Nitzschia, Diploneis, Penium, Dermaphyton, Hormidium, Navicula,
Diacyclops, Lauterbonia yaitu dengan nilai kelimpahan sebesar 24,49 ind.l. Hal ini dapat disebabkan kondisi fisik kimia perairan tersebut tidak cocok bagi
pertumbuhan genus tersebut. Menurut Suin 2002 bahwa pola penyebaran plankton di dalam air tidak sama. Tidak samanya penyebaran plankton dalam
badan air disebabkan oleh adanya perbedaan suhu, kadar oksigen, intensitas cahaya dan faktor-faktor lainnya di kedalaman air yang berbeda.
Nilai kelimpahan relatif dan frekuensi kehadiran menunjukkan bahwa genus tersebut dapat hidup dengan baik dengan nilai 10 untuk kelimpahan
Universitas Sumatera Utara
relatif dan 25 untuk frekuensi kehadiran. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Suin 2002, apabila didapatkan nilai kelimpahan relatif 10
dan frekuensi kehadiran 25 menunjukkan bahwa organisme tersebut dapat hidup dan dapat berkembang biak dengan baik pada habitat tersebut.
Secara keseluruhan dari keempat stasiun, total kelimpahan tertinggi terdapat pada stasiun 2 dengan nilai 42881,63 ind.l dan terendah pada stasiun 1
dengan nilai 4285,72 ind.l. Kelimpahan plankton tersebut dipengaruhi oleh faktor fisik dan kimia perairan tersebut, salah satu diantaranya adalah tersedianya nutrisi
yang cukup bagi pertumbuhan plankton. Dari hasil analisis korelasi menunjukkan fosfat memiliki korelasi yang positif dengan keanekaragaman plankton. Menurut
Barus 2004 bahwa fluktuasi dari populasi plankton dipengaruhi oleh perubahan berbagai kondisi lingkungan, salah satunya adalah ketersediaan nutrisi di perairan.
Unsur nutrisi berupa nitrogen dan fospor yang terakumulasi dalam suatu perairan akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan populasi plankton.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4. Nilai Kelimpahan Plankton indl, Kelimpahan Relatif dan Frekuensi Kehadiran yang Didapatkan Pada Masing-masing Stasiun Penelitian
ST 1 ST 2
ST 3 ST 4
Taksa K
KR FK
K KR
FK K
KR FK
K KR
FK FITOPLANKTON
I. Bacillariophyceae
A. Cymbellaceae
1. Cymbella 146,94
0,34 40
244,90 2,13
80 B.
Epithemiaceae 2. Denticula
220,41 5,14
20 587,76
1,37 60
220,41 2,48
60 293,88
2,56 40
C. Eunotiaceae
3. Peronia 97,96
2,29 40
48,98 0,55
40 24,49
0,21 20
D. Fragillariaceae
4. Diatoma 122,45
2,86 40
73,47 0,17
20 73,47
0,64 20
E. Naviculaceae
5. Diploneis 73,47
1,71 20
48,98 0,11
40 24,49
0,28 20
24,49 0,21
20 6. Navicula
1053,06 2,46
100 24,49
0,28 20
195,92 1,71
60 7. Pleurosigma
146,94 3,43
40 F.
Nitzschiaceae 8. Ceratium
97,96 0,85
40 9. Nitzschia
24,49 0,57
20 710,20
1,66 100
48,98 0,55
20 342,86
2,99 60
G. Skeletonemaceae
10. Skeletonema 97,96
0,23 40
II. Chlorophyceae
H. Desmidiaceae
11. Closterium 342,86
0,80 80
318,37 3,58
40 73,47
0,64 20
12. Penium 73,47
0,17 20
24,49 0,21
20 I.
Chaetoporaceae 13. Dermatophyton
97,96 2,29
20 24,49
0,06 20
342,86 3,86
80 293,88
2,56 40
J. Mesotaeniaceae
14. Gonatozygon 1420,41
33,14 80
5902,04 13,76
100 2840,82
31,96 100
5240,82 45,63
100 K.
Oocystaceae 15. Closteriopsis
73,47 0,17
20
Universitas Sumatera Utara
16. Pachycladon 24,49
0,57 20
122,45 0,29
40 24,49
0,28 20
24,49 0,21
20 L.
Scenedesmaceae 17. Pectodictyon
48,98 1,14
20 M.
Sphaeropleaceae 18. Sphaeroplea
97,96 2,29
20 48,98
0,11 40
48,98 0,55
40 857,14
7,46 20
N. Ulotrichasceae
19. Ulotrix 97,96
2,29 40
195,92 0,46
80 48,98
0,55 20
293,88 2,56
60 20. Hormidium
48,98 1,14
20 48,98
0,11 40
24,49 0,21
20 O. Volvocaceae
20 21. Volvox
710,20 16,57
40 32522,45
75,84 100
4040,82 45,46
80 1420,41
12,37 60
P. Zygnemataceae
22. Sirogonium 195,92
4,57 20
122,45 0,29
60 122,45
1,38 40
612,25 5,33
40 23. Spirogyra
146,94 3,43
80 122,45
1,38 60
195,92 1,71
60
III. Chroococcales
48,98 1,14
20 Q.
Chamaeshiponaceae 24. Tetrapedia
73,47 1,71
20 73,47
0,83 40
IV. Myxophyceae
R. Oscilatoriaceae
25. Oscilatoria 97,96
0,85 20
ZOOPLANKTON
V. Crustaceae
S. Cyclopidae
26. Diacyclops 48,98
1,14 40
220,41 0,51
100 24,49
0,28 20
24,49 0,21
20
VI. Ectoprocta
T. Plumatellidae
27. Plumatella 73,47
0,17 20
VII. Insecta
U. Baetidae
28. Isotoma 97,96
2,29 40
146,94 0,34
60 48,98
0,55 40
48,98 0,43
40 29. Lauterbornia
48,98 1,14
20 48,98
0,11 40
97,96 1,10
60 24,49
0,21 20
VIII. Monogononta
V. Brachionidae
30. Mytilia 48,98
0,11 40
31. Notholca 146,94
3,43 20
73,47 0,17
20 97,96
1,10 40
73,47 0,64
20
Universitas Sumatera Utara
IX. Ostracoda
W. Darwinulidae
32. Cypria 244,90
5,71 80
73,47 0,17
40 269,39
3,03 60
857,14 7,46
80 TOTAL
4285,72 100
42881,63 100
8889,80 100
11485,72 100
Tabel 4.5. Nilai Kelimpahan Plankton indl, Kelimpahan Relatif dan Frekuensi Kehadiran yang Didapatkan Per Periode
Jam 06.00 Jam 09.00
Jam 12.00 Jam 15.00
Jam 18.00 Taksa
K KR
FK K
KR FK
K KR
FK K
KR FK
K KR
FK FITOPLANKTON
I. Bacillariophyceae
A. Cymbellaceae
1. Cymbella 122,45
1,90 50
48,98 0,78
25 48,98
0,11 25
122,45 1,62
25 48,98
1,34 25
B. Epithemiaceae
2. Denticula 122,45
1,96 50
1053,06 2,41 100
73,47 0,97
25 73,47
2,01 50
C. Eunotiaceae
3. Peronia 24,49
0,39 25
122,45 0,28
75 24,49
0,33 25
D. Fragillariaceae
4. Diatoma 48,98
0,76 25
220,41 0,51
75 E.
Naviculaceae 5. Diploneis
24,49 0,38
25 122,45
0,28 75
24,49 0,33
25 6. Navicula
465,31 7,22
50 73,47
1,18 25
269,39 0,62
75 318,37
4,22 50
146,94 4,03
25 7. Pleurosigma
97,96 1,52
25 48,98
1,34 25
F. Nitzschiaceae
8. Ceratium 48,98
0,78 25
48,98 0,11
25 9. Nitzschia
440,82 6,84
50 146,94
2,35 50
146,94 0,34
50 318,37
4,22 50
73,47 2,01
50 G.
Skeletonemaceae 10. Skeletonema
48,98 0,76
25 48,98
0,11 25
II. Chlorophyceae
H. Desmidiaceae
11. Closterium 244,90
3,80 25
269,39 0,62
50 195,92
2,60 75
24,49 0,67
25 12. Penium
73,47 1,14
25 24,49
0,33 25
Universitas Sumatera Utara
I. Chaetoporaceae
13. Dermatophyton 171,43
2,66 25
293,88 4,71 100
73,47 0,97
25 220,41
6,04 50
J. Mesotaeniaceae
14. Gonatozygon 3428,57 53,23 100 3379,59 54,12 100
3820,41 8,75
75 3134,69 41,56 100 1640,82 44,97 100 K.
Oocystaceae 15. Closteriopsis
73,47 1,14
25 16. Pachycladon
48,98 0,78
25 97,96
0,22 50
24,49 0,33
25 24,49
0,67 25
L. Scenedesmaceae
17. Pectodictyon 48,98
0,65 25
M. Sphaeropleaceae
18. Sphaeroplea 24,49
0,38 25
24,49 0,39
25 906,12
2,08 75
97,96 1,30
25 N.
Ulotrichasceae 19. Ulotrix
97,96 1,52
50 195,92
3,14 50
48,98 0,11
50 244,90
3,25 75
48,98 1,34
25 20. Hormidium
48,98 0,76
25 24,49
0,39 25
48,98 0,11
50 O.
Volvocaceae 21. Volvox
587,76 9,13
50 759,18 12,16
50 35142,86 80,48 75 1812,25 24,03 100
391,84 10,74 75
P. Zygnemataceae
25 22. Sirogonium
48,98 0,78
25 587,76
1,35 50
342,86 4,55
75 73,47
2,01 50
23. Spirogyra 97,96
1,52 75
73,47 1,18
50 195,92
0,45 75
48,98 0,65
25 48,98
1,34 25
III. Chroococcales
48,98 0,11
25 Q.
Chamaeshiponaceae 24. Tetrapedia
24,49 0,33
25 122,45
3,36 50
IV. Myxophyceae
R. Oscilatoriaceae
25. Oscilatoria 97,96
1,52 25
ZOOPLANKTON
V. Crustaceae
S. Cyclopidae
26. Diacyclops 48,98
0,76 50
48,98 0,78
50 48,98
0,11 50
48,98 0,65
50 122,45
3,36 25
VI. Ectoprocta
T. Plumatellidae
27. Plumatella 73,47
0,17 25
VII. Insecta
U. Baetidae
Universitas Sumatera Utara
28. Isotoma 24,49
0,38 25
73,47 1,18
50 48,98
0,11 50
171,43 2,27
75 24,49
0,67 25
29. Lauterbornia 24,49
0,39 25
24,49 0,06
25 73,47
0,97 50
97,96 2,69
75
VIII. Monogononta
V. Brachionidae
30. Mytilia 24,49
0,38 25
24,49 0,06
25 31. Notholca
122,45 1,90
50 48,98
0,78 25
73,47 0,17
25 146,94
1,95 25
IX. Ostracoda
W. Darwinulidae 32. Cypria
24,49 0,38
25 734,69 11,77
50 122,45
0,28 50
146,94 1,95
75 416,33 11,41 100
Total 6440,82
100 6244,90
100 43665,31
100 7542,86
100 3648,98
100
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil perhitungan antar periode seperti yang dicantumkan pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa kelimpahan, kelimpahan relatif dan frekuensi kehadiran
pada masing-masing periode berbeda nilainya. Pada jam 06.00 WIB, 09.00 WIB, 15.00 WIB, dan 18.00 WIB nilai kelimpahan, kelimpahan relatif, dan frekuensi
kehadiran tertinggi terdapat pada genus Gonatozygon dengan nilai sebesar 1640,82-3428,57 ind.l, sementara pada jam 12.00 WIB kelimpahan tertinggi
terdapat pada genus Volvox sebesar 35142,86 ind.l. Tingginya nilai Volvox pada jam 12.00 WIB tersebut karena pada jam
12.00 merupakan puncak dari intensitas cahaya, dimana cahaya merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan plankton. Edward 1995
menyatakan kecerahan yang baik untuk kehidupan biota adalah jumlah cahaya yang masuk tidak terlalu besar, sehingga proses fotosintesis dapat berjalan
seimbang dan jumlah fitoplankton memadai untuk kehidupan semua biota perairan. Antara penetrasi cahaya dan intensitas cahaya saling mempengaruhi.
Semakin maksimal intensitas cahaya, maka semakin tinggi penetrasi cahaya. Jumlah radiasi yang mencapai permukaan perairan sangat dipengaruhi oleh awan,
ketinggian dari permukaan air laut, letak geografis dan musiman Tarumingkeng, 2001.
Secara keseluruhan nilai kelimpahan tertinggi adalah pada jam 12.00 WIB yaitu sebesar 43665,30 ind.l
.
Nilai terendah terdapat pada jam 18.00 WIB dengan nilai 3648.98 ind.l. Hal ini dapat ditunjukkan oleh hasil analisis
korelasi menunjukkan bahwa korelasi antara keanekaragaman plankton dengan intensitas cahaya memiliki korelasi yang positif. Selain faktor intensitas cahaya
Universitas Sumatera Utara
juga dipengaruhi oleh tersedianya nutrisi yang dapat mendukung kehidupan plankton.
4.5 Indeks Keanekaragaman H’ dan Indeks Keseragaman E Masing – Masing Stasiun Penelitian