hewan. Jelasnya perbuatan mereka bukanlah perbuatan orang beradab, maka sebagai hukuman mereka di usir dari daerah tersebut.
a. Marga Purba, pusat domisilinya di Pematang Purba, cabang-cabangnya ialah :
- Purba Tambun Seribu
- Purba Sidadolog
- Purba Tambak
- Purba Dasuha
- Purba Girsang
- Purba Pak-pak
- Purba Sigumonrong
- Purba Sidagambir
- Purba Siboro
- Purba Tanjung
b. Marga Saragih, pusat domisilinya di Pematang Raya, cabang-cabangnya ialah:
- Saragih Garingging
- Saragih Simanuhuruk
- Saragih Sumbaya - Saragih Simarmata
- Saragih Munthem
- Saragih Sidauruk
- Saragih Dajawa - Saragih Sitio
c. Marga Sinaga, pusat domisilinya di Pematang Tanah Jawa, cabang-cabangnya
ialah : -
Sinaga Sipayung -
Sinaga Halono -
Sinaga Sitopu -
Sinaga Dadihoyong d.
Marga Damanik, pusat domisilinya di Pematang Siantar, cabang-cabangnya ialah :
- Damanik Melayu
- Damanik Ambarita
- Damanik Bariba
- Damanik Limbong
- Damanik Tomok
- Damanik Rampongos
Marga-marga ini bersifat unilateral patrilineal. Oleh sebab itu orang-orang semarga tidak boleh saling mengawini. Perkawinannya adalah secara eksogami,
yaitu perkawinan di luar marga.
3.1.4 Penduduk dan Mata Pencaharian
Pada zaman dahulu mata pencaharian tradisional orang Simalungun sehari- hari adalah atau berladang dengan cara menebas hutan belukar mangimas yang
mengolahnya untuk tanaman palawija seperti padi, jagung, ubi. Banyak proses yang harus dilalui ketika mereka membuka ladang baru dan keseluruhannya itu
harus diketahui oleh gamot yang merupakan wakil raja di daerah Purba, 1982:156. Biasanya, di antara perladangannya didirikan bangunan rumah tempat
tinggal sopou juma sebagai tempat tinggal mereka sementara dan untuk
Universitas Sumatera Utara
melindungi mereka dari serangan binatang buas maupun menghalau binatang- binatang yang dapat merusak tanaman mereka. Selain itu ada juga yang mengolah
persawahan sabah dengan luas yang relatif sedikit dan dengan cara-cara tradisional. Untuk memenuhi kebutuhan sandang pangan, mereka menenun
pakaian hiou yang biasanya dilakukan oleh kaum ibu dan gadis-gadis. Mereka juga menumbuk padi bersama-sama dengan para pemuda di losung huta, di sini
biasanya para pemuda itu akan memilih pasangannya Namun sesuai perjalanan waktu dan semakin berkembangnya cara berpikir,
maka masyarakat Simalungun mencari mata pencaharian yang lebih bermutu dan memberikan keuntungan yang lebih besar, seperti : menjadi Pegawai Negeri, TNI,
Pedagang, Pengrajin dan lain-lain.Dinas Pariwisata Simalungun Jumlah penduduk Kabupaten Simalungun akhir tahun 2006 = 841.198 jiwa
dan terdiri dari berbagai suku bangsa atau etnis seperti : Suku Batak Simalungun, Toba, Mandailing, Pakpak, Jawa, dan suku bangsa lainnya, yang umumnya
memeluk Agama : Kristen Protestan, Khatolik, Islam, Budha dan Hindu.
3.1.5 Pembagian Wilayah Administrartif
Secara Administratif Kabupaten ini memiliki 30 kecamatan
dengan luas 438.660 ha atau 6,12 dari luas wilayah Provinsi Sumatra Utara. Kecamatan
yang paling luas adalah Kecamatan Tanah Jawa
dengan luas 49.175 ha, sedangkan yang paling kecil luasnya adalah Kecamatan
Dolok Pardamean dengan luas 9.045 ha. Keseluruhan kecamatan terdiri dari 306
desa dan 17
kelurahan . Di Kabupaten ini juga terdapat sebuah universitas, yaitu
Universitas Simalungun
, tepatnya di Jalan Sisingamangaraja
. Nama Kecamatan dan Jumlah Desa Kelurahan di Kabupaten Simalungun
No Nama Kecamatan
Jumlah Desa Kelurahan 1
Gunung Malela 15
2 Gunung Maligas
6 3
Bandar Huluan 9
4 Jawa Maraja Bah Jambi
8 5
Bandar Masilam 9
6 Hatonduhan
7
Universitas Sumatera Utara
7 Pematang Sidamanik
9 8
Panombean Panei 7
9 Haranggaol Horison
5 10
Siantar 17
11 Panei
11 12
Jorlanghataran 8
13 Raya Kahean
8 14
Bosar Maligas 13
15 Sidamanik
13 16
Tanah Jawa 18
17 Dolok Panribuan
8 18
Purba 8
19 Pematang Bandar
10 20
Girsang SP Bolon 5
21 Huta Bayu Raja
13 22
Dolok Pardamean 7
23 Bandar
14 24
Silimakuta 12
25 Dolok Silau
7 26
Ujung Pandang 14
27 Raya
11 28
Silou Kahean 12
29 Tapian Dolok
10 30
Dolok BT Nanggar 15
Jumlah 309
3.1.6 Objek Wisata di Kabupaten di Simalungun •