Kriteria Pembangunan Objek Wisata

c. Layak Teknis Layak teknis berkaitan dengan apakah objek wisata yang ingin dibangun itu dipertanggungjawabkan, misalnya dari segi “daya dukung”. Apabila daya dukung itu sangat rendah, misalnya karena objek yang bersangkutan berbahaya bagi pengunjung, maka pembangunan objek secara teknis tidak layak, dapat juga suatu objek wisata tidak layak teknis karena tidak terdapat supply air bersih dan sebagainya. d. Layak Linkungan Berdasarkan PP Nomor 29 tahun 1986 tentang analisis mengenai dampak linkungan yang menegaskan apabila : “Analisis dampak lingkungan menyimpulkan bahwa dampak negatif yang tidak dapat ditanggulangi berdasarkan ilmu dan teknologi lebih besar dibanding dengan dampak positifnya, maka instansi yang bertanggug jawab memutuskan menolak rencana kegiatan yang bersangkutan”.

2.7.2 Kriteria Pembangunan Objek Wisata

Kriteria pembangunan objek wisata harus berorientasi pada daya tarik dan memuaskan pengunjung, tanpa mempersoalkan dasar tujuan pembangunan objek wisata adalah : a. Potensi Sumberdaya Manusia Potensi daya tarik sumber daya merupakan pertimbangan utama untuk pembangunan objek wisata, penilaian atas kadar daya tarik sumber daya tidak mudah karena soal rasa dan daya tarik itu sendiri. b. Potensi Pasar Pengembangan sumber daya sebagai objek wisata harus memperhitungkan potensi pasar, tidak hanya dikaitkan dari segi mutu tetapi juga harus dari segi kualitas, seperti: minat, selera dan kebutuhan, termasuk kebutuhan yang disediakan. c. Kemudahan Pencapaian Kemudahan pencapaian adalah suatu keadaan dimana wisatawan dapat mencapai objek wisata dengan mudah dari tempat tinggalnya. d. Kondisi Lingkungan Universitas Sumatera Utara Perhatian dan perhitungan terhadap kondisi lingkungan suatu objek wisata bersifat timbal balik dalam arti pengaruh atau dampak lingkungan wisatawan terhadap lingkungan objek wisata, seperti : lingkungan sosial budaya, biota dan abiota, sehingga untuk menilai hal itu diperlukan analisis dampak lingkungan. e. Prasarana Wisata Prasarana wisata adalah sumber daya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh perjalanan wisatawan pada daerah tujuan wisata, seperti : terminal, jalan, stsiun, listrik, jembatan, telekomunikasi, air. f. Daya Tarik Pendukung Pembangunan objek wisata diperlukan adanya daya tarik wisata pendukung lain, sehingga wisatawan merasa puas karena telah menyaksikan beberapa daya tarik wisata. g. Pengelolaan Dalam pengelolaan objek wisata harus diperhitungkan kemampuan perkembangannya di kemudian hari. h. Sarana Wisata Yang dimaksud sarana pariwisata adalah : hotel, biro perjalanan, trasportasi, restaurant dan sarana pendukung lainnya. Universitas Sumatera Utara

BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN SIMALUNGUN

3.1 Gambaran Umum Kabupaten Simalungun

3.1.1 Letak Geografis

Kabupaten Simalungun memiliki potensi Pariwisata yang cukup banyak untuk diperkenalkan kepada wisatawan, yang tidak dimiliki oleh daerah lain di Indonesia. Potensi ini beraneka ragam, yaitu : Kebudayaan asli berupa tari-tarian, Adat-istiadat, Peninggalan Sejarah, Legenda atau cerita rakyat yang unik, Rumah Tradisional, Aneka Ragam Objek Wisata, seperti Panorama yang indah yang banyak tersebar di kawasan Kabupaten Simalungun. Kabupaten Simalungun menurut geografisnya terletak antara 98 0 32° - 99 0 35° BT dan 02 0 36° - 03 0 18° LU dengan ketinggian rata - rata 369 meter diatas permukaan laut dan ibukotanya adalah Pematang Siantar. Dengan batas- batas sebagai berikut : • Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai • Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Asahan • Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir • Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Karo Kabupaten ini memiliki keadaan tanah yang cukup potensial, karena memiliki struktur tanah yang bermacam-macam, seperti : Tanah curam : 39,900 Ha 9,12 Tanah datar : 99,803 Ha 23,76 Tanah berbukit : 96,699 Ha 22,06 Tanah landai : 202,258 Ha 46,06 Dari gambaran keadaan tanah diatas bahwa lahan dengan ketinggian 0 – 15 mencakup wilayah luas 68,82 merupakan wilayah yang cukup potensial untuk Pemukiman, Pertanian dan Perkebunan. Universitas Sumatera Utara