Letak Geografis Iklim Asal-Muasal Nama Simalungun

BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN SIMALUNGUN

3.1 Gambaran Umum Kabupaten Simalungun

3.1.1 Letak Geografis

Kabupaten Simalungun memiliki potensi Pariwisata yang cukup banyak untuk diperkenalkan kepada wisatawan, yang tidak dimiliki oleh daerah lain di Indonesia. Potensi ini beraneka ragam, yaitu : Kebudayaan asli berupa tari-tarian, Adat-istiadat, Peninggalan Sejarah, Legenda atau cerita rakyat yang unik, Rumah Tradisional, Aneka Ragam Objek Wisata, seperti Panorama yang indah yang banyak tersebar di kawasan Kabupaten Simalungun. Kabupaten Simalungun menurut geografisnya terletak antara 98 0 32° - 99 0 35° BT dan 02 0 36° - 03 0 18° LU dengan ketinggian rata - rata 369 meter diatas permukaan laut dan ibukotanya adalah Pematang Siantar. Dengan batas- batas sebagai berikut : • Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai • Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Asahan • Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir • Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Karo Kabupaten ini memiliki keadaan tanah yang cukup potensial, karena memiliki struktur tanah yang bermacam-macam, seperti : Tanah curam : 39,900 Ha 9,12 Tanah datar : 99,803 Ha 23,76 Tanah berbukit : 96,699 Ha 22,06 Tanah landai : 202,258 Ha 46,06 Dari gambaran keadaan tanah diatas bahwa lahan dengan ketinggian 0 – 15 mencakup wilayah luas 68,82 merupakan wilayah yang cukup potensial untuk Pemukiman, Pertanian dan Perkebunan. Universitas Sumatera Utara

3.1.2 Iklim

Daerah ini bertemperatur sedang, suhu tertinggi terdapat pada bulan Maret - Mei dengan rata- rata 24,88. Kelembapan udara rata- rata 84 dengan kelembapan tertinggi terjadi pada bulan Oktober yaitu 87 dengan penguapan rata- rata 0,05 mm hari. Dalam satu tahun rata- rata terdapat 14 hari hujan, curah hujan terbanyak pada bulan November.

3.1.3 Asal-Muasal Nama Simalungun

Pada mulanya kata simalungun tidak begitu dikenal oleh masyarakat sebelumnya. Orang hanya mengenal daerah “Tana Jau” atau “Batak Timur”, karena wilayahnya terletak di sebelah paling timur dari suku-suku batak lainnya. Daerah ini dulu dikenal sebagai wilayah dari kerajaan Nagur dan Silo yang menurut legenda adalah asal mula keturunan kerajaan-kerajaan yang ada di Simalungun.Menurut T.B.A. Purba Tambak 1982, kata Simalungun berasal dari dua kata, yaitu Simou dan Lungun. Simou artinya samar-samar yaitu antara nampak dan tidak kelihatan dengan jelas, yang pasti ada. Lungun artinya sunyi atau lengang, karena wilayah ini dulunya terdiri dari hutan belantara yang sunyi dan lengang dimana penduduknya hampir tidak kelihatan. Sebutan Simou Lungun akhirnya beralih menjadi Simalungun, meskipun demikian, tidak diketahui secara pasti sejak kapan orang menggunakan kata Simalungun. Itulah sebabnya kata Simalungun mengandung dua arti, di satu sisi ia menggambarkan penduduknya sebagai salah satu sub suku batak. Di sisi lain Simalungun juga menyatakan kesatuan wilayah yang didiami sub suku Simalungun. Perlu diketahui pengenalan marga di Simalungun sangat menentukan, karena hal ini memegang peranan dalam rencana perkawinan atau acara adat. Jangan sampai kejadian perkawinan pria dan wanita yang sama atau serupa marganya, karena keadaan yang demikian dianggap bersaudara Botou. Zaman dahulu jika ada yang terjadi demikian, maka disebut “Mardawan Begu”. Arti dari mardawan adalah mengambil cendawan, arti dari begu adalah harimau atau Universitas Sumatera Utara hewan. Jelasnya perbuatan mereka bukanlah perbuatan orang beradab, maka sebagai hukuman mereka di usir dari daerah tersebut. a. Marga Purba, pusat domisilinya di Pematang Purba, cabang-cabangnya ialah : - Purba Tambun Seribu - Purba Sidadolog - Purba Tambak - Purba Dasuha - Purba Girsang - Purba Pak-pak - Purba Sigumonrong - Purba Sidagambir - Purba Siboro - Purba Tanjung b. Marga Saragih, pusat domisilinya di Pematang Raya, cabang-cabangnya ialah: - Saragih Garingging - Saragih Simanuhuruk - Saragih Sumbaya - Saragih Simarmata - Saragih Munthem - Saragih Sidauruk - Saragih Dajawa - Saragih Sitio c. Marga Sinaga, pusat domisilinya di Pematang Tanah Jawa, cabang-cabangnya ialah : - Sinaga Sipayung - Sinaga Halono - Sinaga Sitopu - Sinaga Dadihoyong d. Marga Damanik, pusat domisilinya di Pematang Siantar, cabang-cabangnya ialah : - Damanik Melayu - Damanik Ambarita - Damanik Bariba - Damanik Limbong - Damanik Tomok - Damanik Rampongos Marga-marga ini bersifat unilateral patrilineal. Oleh sebab itu orang-orang semarga tidak boleh saling mengawini. Perkawinannya adalah secara eksogami, yaitu perkawinan di luar marga.

3.1.4 Penduduk dan Mata Pencaharian