Pengertian Laba Tinjauan Pustaka

12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.5. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Pengertian Laba

Farland 1985:63 mengatakan bahwa laba merupakan “selisih antara pendapatan yang diperoleh dari kesemua sumber-sumber baik sumber operating maupun non operating suatu perusahaan terhadap kesuluruhan biaya-biaya dan kerugian-kerugian yang terjadi pada suatu periode atau tahun buku”. Jadi dapat disimpulkan bahwa selain kelebihan atas pendapatan dan biaya jika dilihat dari sumber operating, laba bisa juga diartikan sebagai kenaikan asetekuitas yang berasal dari transaksi ekuitas sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang timbul dari pendapatan atau investasi oleh pemilik jika dilihat dari sisi non operating. Sebagai contoh yaitu laba yang diperoleh atas penjualan aset tetap. Selisih antara harga pasar wajar fair value dan nilai buku book value merupakan laba apabila harga pasar yang didapatkan lebih tinggi daripada nilai buku yang tersisa dari aset tetap tersebut. Di dalam akuntansi, akun laba terletak di sisi kredit. Di dalam laporan keuangan, akun laba terletak di dalam laporan laba rugi dimana di dalam laporan laba rugi terdiri atas pendapatan dan biaya. Setiap kenaikan laba akan mempengaruhi ekuitas pemilik. Seperti yang dijelaskan Warren, et al, 2005:67 bahwa “transaksi yang meningkatkan pendapatan akan memperbesar ekuitas 13 pemilik. Sebagaimana peningkatan pemilik dicatat pada sisi kredit, peningkatan pendapatan dicatat dengan cara yang sama”. Walaupun kutipan tersebut menjelaskan bahwa peningkatan pendapatan yang dapat menaikkan ekuitas pemilik, tetapi peningkatan pendapatan secara tidak langsung mempengaruhi peningkatan laba, maka peningkatan laba juga dapat menaikkan ekuitas pemilik. Berdasarkan uraian di atas maka laba merupakan selisih antara pendapatan dan biaya, dimana untuk mengukur tingkat profitabilitasnya peneliti memilih untuk menggunakan rasio Marjin Laba Bersih Net Profit Margin atau dapat disingkat dengan NPM. David 2011:212 mengatakan bahwa “marjin laba bersih dapat diukur dengan membandingkan laba setelah pajak dengan penjualan”. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut: NPM = Rasio marjin laba bersih merupakan salah satu jenis dari rasio profitabilitas. David 2011:209 mengatakan bahwa “rasio profitabilitas profitability ratio digunakan untuk mengukur keefektifan manajemen secara keseluruhan sebagaimana ditunjukkan oleh pengembalian return yang diperoleh dari penjualan dan investrasi”. Jadi dapat disimpulkan bahwa pihak manajemen berperan penting dalam mencetak laba dan mengecilkan biaya-biayanya. Semakin besar tingakat rasionya, maka perusahaan semakin dipercaya oleh para investor dalam pengembalian investasi yang mereka tenamkan di dalam perusahaan tersebut. 14 Besar atau tidaknya suatu rasio profit margin ditentukan oleh beberapa faktor seperti yang diungkapkan Riyanto 1993:37 bahwa besar kecilnya rasio profit margin pada setiap transaksi sales ditentukan oleh dua faktor, yaitu net sales dan laba usaha atau net operating income tergantung kepada pendapatan dari sales dan besarnya biaya usaha operating expense. Dengan jumlah operating expense tertentu rasio profit margin dapat diperbesar dengan memperbesar sales, atau dengan jumlah sales tertentu rasio profit margin dapat diperbesar dengan menekan atau memperkecil operating expensesnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk memperbesar atau memperkecil rasio profit margin dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu dengan jumlah sales atau dengan operating expense. Apabila ingin memperbesar rasio profit margin, maka jumlah penjualan harus ditingkatkan atau dengan mengecilkan biaya operasional atau dengan menggunakan kedua duanya dengan meningkatkan jumlah penjualan dan mengecilkan biaya operasional secara bersama-sama.

2.1.2. Analisis Rantai Nilai