BAB III TINJAUAN UMUM BISNIS MULTI LEVEL MARKETING MLM
A. Pengertian Multi Level Marketing MLM
Multi Level Marketing MLM juga biasa disebut sebagai Network Marketing NM atau Direct Selling atau pemasaran berjenjang. Ia merupakan
bisnis yang menggunakan strategi jaringan dalam memasarkan produknya. Orang yang bergabung dalam bisnis ini biasa disebut sebagai distributor yang tugas
pokoknya adalah melakukan penjualan dan memperbesar jaringan di bawahnya. Sebenarnya bisnis jaringan tidak memprogram membernya untuk jualan atau jadi
salesman tapi menjadi bussines owner. Demikian itu karena bisnis jaringan memungkinkan seseorang meniti karier dan mencapai peringkat yang tertingi
dengan penghasilan tanpa batas. Menjual produk hanyalah sementara bagi member pemula yang belum berpengalaman dan penghasilannya masih rendah.
Bila ia konsisten menjalankan bisnis ini, pengalamannya mempresentasikan produk akan semakin banyak dan kemampuannya untuk mempengaruhi hati dan
pikiran orang semakin tinggi di samping performance-nya juga makin meyakinkan.
45
Multi Level Marketing MLM merupakan konsep pemasaran yang lugas tetapi menggairahkan dan sering tidak dipahami dengan tepat serta kurang
dihargai sebagai sebuah peluang bisnis yang serius untuk meraih kekuasaan. Secara sederhana dapat dirumuskan bahwa Multi Level Marketing MLM
merupakan suatu cara atau metode menjual barang secara langsung kepada pelanggan melalui jaringan yang dikembangkan oleh para distributor lepas yang
memperkenalkan para distributornya. Sedangkan Direct Selling Association DSA merumuskan Multi Level Marketing MLM sebagai penjualan barang-
45
Puspita Rachmawati, Skripsi Multi Level Marketing Pada Perusahaan Tianshi Solo Ditinjau Dari Hukum Islam, 2010, hal.17, didownload dari situs:
http:www.blogger.comteguhsurosoblogpuspitarachmawatimultilevelmarketingtianshisolo ,
diakses tanggal 19 November 2013.
Universitas Sumatera Utara
barang konsumsi langsung ke perorangan di rumah-rumah maupun di tempat kerja melalui transaksi yang diawali dan diselesaikan oleh tenaga penjualnya.
46
Bisnis Multi Level Marketing MLM mempunyai sifat yang luwes dan hampir tidak terbatas potensinya. Artinya, dalam bisnis ini tidak diperlukan
pengalaman dan kualifikasi-kualifikasi yang khusus seperti latar belakang, keadaan keuangan, pendidikan, status sosial, dan sebagainya. Satu-satunya syarat
yang harus dipenuhi hubungannya dengan perusahaan hanyalah pembayaran uang pertama yang besarnya tidak seberapa.
Jadi dapatlah dikatakan bahwa Multi Level Marketing MLM merupakan salah satu dari berbagai macam metode memindahkan produk dari pabrik atau
produsen kepada pelanggan eceran dengan prinsip bahwa armada penjualan selengkapnya dikembangkan oleh tenaga penjual itu sendiri. Mereka yang
berusaha paling keras dalam usaha ini akan mendapatkan tingkat paling tinggi, dan dengan demikian akan menerima keuntungan yang paling besar pula.
47
Multi Level Marketing MLM juga merupakan cara berbisnis mempersatukan keberadaan keluarga. Semua anggota keluarga, suami isteri
dengan dibantu anak-anaknya dapat memusatkan perhatiannya ke dalam satu pekerjaan. Beberapa keluarga kini telah banyak yang terjun ke dalam bisnis ini
dan telah terwujud kemitraan kerja yang meyakinkan. Kalau semua partner mempunyai komitment untuk membina bisnis tersebut, dapatlah dibayangkan
betapa cepat pendapatan keluarga diperoleh hanya dengan empat orang sponsor
46
Ibid., hal.18.
47
Ibid., hal.20.
Universitas Sumatera Utara
saja, bapak mempunyai jarigan sendiri, ibu sendiri, juga anak perempuannya.
48
Filsafat MLM tradisional memang menentang penggunaan iklan untuk membangun organisasi networking. Anggapan saat itu adalah bahwa iklan tidak
akan mudah digandakan, belum lagi mahal dan paling tidak penting dalam kesuksesan MLM yang berbasis networking. Perusahaan yang menjalankan
bisnisnya dengan sistem MLM tidak hanya menjalankan penjualan produk barang, tetapi juga produk jasa, yaitu jasa marketing yang berlevel-level bertingkat-
tingkat dengan imbalan berupa marketing fee, bonus, dan sebagainya, dimana semua itu bergantung pada prestasi, penjualan, dan status keanggotaan
distributor.
49
Pekerjaan samsarahsimsar berupa makelar, distributor, agen, dan sebagainya dalam fiqh Islam adalah termasuk akad Ijarah, yaitu suatu transaksi
yang memanfaatkan jasa orang dengan memberinya suatu imbalan. Namun untuk sahnya pekerjaan ini harus memenuhi beberapa syarat
Jasa perantara penjualan ini makelar dalam terminology fiqh disebut “samsarahsimsar” ialah perantara perdagangan orang yang menjualkan
barang mencari mencarikan pembeli atau perantara antara penjual dan pembeli untuk memudahkan jual beli.
50
a. Perjanjian di antara kedua belah pihak harus jelas;
, antara lain :
b. Objek akad bias diketahui manfaatnya secara nyata dan dapat diserahkan;
dan c.
Objek akad bukan hal-hal yang maksiat atau haram.
48
Ibid., hal.22.
49
Ahmad Sabiq bin Abdul Latif Abu Yusuf, Sekilas Tentang MLM, hal.15, diakses dari situs: http:aliph.wordpress.com20131118multi-level-marketing
, diakses pada tanggal 18 November 2013.
50
Setiawan Budi Utomo, FIQIH AKTUAL-Jawaban Tuntas Masalah Kontemporer, Jakarta : Gema Insani Press, 2003, hal.35.
Universitas Sumatera Utara
Dalam bisnis MLM, makelar atau perantara untuk menjalankan suatu usaha sangat penting demi memperlancar keluarnya barang dan mendatangkan
keuntungan antara kedua belah pihak. Tidak ada salahnya kalau makelar itu mendapatkan upah kontan berupa uang atau secara prosentase dari keuntungan
atau apa aja yang mereka sepakati bersama.Ibnu Sirrin berkata : apabila pedagang berkata kepada makelar, “Jualkanlah barangku ini dengan harga sekian, sedang
keuntungannya untuk kamu.” Atau ia berkata : ‘keuntungannya bagi dua.’maka hal semacam itu dipandang tidak berdosa. Sebab Rasulullah SAW juga pernah
bersabdah, “Orang Islam itu tergantung pada syarat perjanjian mereka sendiri.” Riwayat Ahmad, Abu Daud, Hakim dan lain-lain.
51
51
Ibid., hal.37.
Pada zaman modern ini, pegertian makelar sudah lebih meluas lagi, sudah bergeser kepada jasa pengacara, jasa konsultan, tidak lagi hanya sekedar
mempertemukan orang yang menjual dengan orang yang membeli saja, dan tidak hanya menemukan barang yang dicari dan menjualkan barang saja. Untuk
menghindari jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, barang-barang yang ditawarkan harus jelas. Demikian juga imbalan jasanya harus ditetapkan
bersama lebih dahulu, apalagi nilainya dalam jumlah besar. Biasanya kalau kalau nilainya besar, ditandatangani lebih dahulu perjanjian di hadapan notaris.
Universitas Sumatera Utara
B. Sejarah Multi Level Marketing MLM