B. Sejarah Multi Level Marketing MLM
Bisnis pemasaran jaringan dimulai pada tahun 1940-an saat California Vitamins mendisain penjualan dengan sistem yang merangsang para pemakai
untuk mengajak pelanggan lebih banyak untuk memakai produk yang mereka pakai. Para pelanggan itu mempunyai hak yang sama yang dapat mensponsori
pelanggan lain. Pada tahun berikutnya California Vitamins mengganti nama menjadi
NatureLite Food Supplement Corporations. Pada tahun 1956, NatureLite menerapkan pola pemasaran jaringan dan bergabunglah Dr. Forrest Shaklee untuk
memperluas pasar produk suplemen kesehatan, yaitu produk yang dikembangkan oleh dokter tersebut. Tidak lama kemudian, sekitar tahun 1959 Rich DeVoss dan
Jay Van Andel mencetuskan perusahan Amway sebagai satu-satunya sarana bagi bangsa Amerika memasarkan produk dengan cara pemasaran jaringan.
Ketika sistem pemasaran jaringan diterapkan, bisnis ini tidak berjalan dengan baik ada banyak tantangan berat bahkan menjadi malapetaka. Konsep
pemasaran jaringan disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dengan menyeebarkan selebaran surat yang menyebutkan suatu keuntungan
besar jika ada orang yang bersedia mengirimkan dana sebesar 1 USD kepada seseorang. Dengan kata lain bisnis ini disalahgunakan untuk mengeruk
keuntungan dengan mempengaruhi orang lain lewat iming-iming keuntungan besar.
Pada tahun 1975 Federal Trade Commission FTC menuding Amway sebagai salah satu perusahan piramida illegal. Langkah FTC diantaranya melarang
Universitas Sumatera Utara
seluruh kegiatan penjualan produk-produk Amway. Setelah melakukan upaya hukum selama empat tahun, akhirnya FTC meyatakan sistem distribusi dan
pembagian komisi yang dilakukan Amway adalah legal. Keputusan itu lebih dikenal dengan Amway Safeguards Rule yang kemudian dijadikan standar
pengadilan dan badan hukum utnuk mengatur legalitas perusahan pemasaran jaringan. Diharapakan dengan peraturan tersebut, baik distributor maupun
perusahan memiliki payung hukum yang dapat melindungi hak-hak mereka secara hukum.
52
52
Ibid., hal. 54.
Di era milenium ini, teknologi sangat berguna dalam pembangunan pemasaran jaringan. Teknologi internet misalnya, telah menjadi alat yang sangat
membantu mempermudah bisnis ini, distributor dapat memesan melalui internet tanpa dibatasi tempat dan waktu pemesanan dan pemimpian jaringan dapat
memantau perkembangan jaringannya dan transaksi-transaksi yang terjadi, artinya setiap distributor dan kepala jaringan memperoleh keuntungan yang sama dari
pemakaian internet. Menjadi lebih efisien dan lebih mudah itu intinya. Namun seperti yang telah disebutkan diatas, penggunaan teknologi internet
digunakan oleh sebagian orang yang tidak bertanggung jawab untuk mengambil keuntungan atas nama bisnis pemasaran jaringan. Mereka menarik orang dengan
iming-iming bisnis lewat internet dangan mendapatkan fasilitas menyerupai kantor virtual bisnis pemasaran jaringan tetapi mereka tidak pernah melakukan
kegiatan bisnis selain merekrut orang-orang untuk memberikan uangnya kepada perusahan, atau istilah lainnya sering disebut money game.
Universitas Sumatera Utara
Di Indonesia industri pemasaran jaringan dimulai sekitar tahun 1980. Menurut ketua APLI , Helmi Attamimi orang yang pertama kali mencetuskan
IDSA Indonesian Direct Selling Association adalah Eddy Budiman yang saat ini berada di bawah Tiga Raksa. Sekarang Eddy Budiman berada di perusahan
Busana Sejati. Pada tahun 1980-an belum ada perusahan jaringan di Indonesia kecuali Tiga Raksa.
Ketika sistem pemasaran jaringan diterapkan di Indonesia menghadapi tantangan yang berat. Tidak sedikit orang-orang yang tidak bertanggung jawab
yang melakukan penipuan mengatasnamakan bisnis pemasaran jaringan untuk mengeruk kepentingan pribadi. Nyatanya banyak orang Indonesia yang tertipu
oleh iming-iming keuntungan yang ditawarkan. Hal inilah yang menjadi gambaran buruk akan bisnis pemasaran jaringan di Indonesia.
Penapsiran atau pandangan negatif terhadap bisnis pemasaran jaringan berangsur terhapus. Perubahan tersebut dampak dari perubahan prilaku distributor
yang mengembangkan bisnis mereka. Sekarang lebih banyak lagi perusahan pemasaran jaringan yang beroperasi di Indonesia, ada sedikitnya 63 perusahan
yang tergabung dalam APLI Asosiasi Penjulan Langsung Indonesia. Sekitar 5,5 juta penduduk Indonesia kini sedang aktif menjalankan bisnis
ini dan sedikitnya 250 produk maupun jasa ikut menggunakan sisitem pemasaran jaringan, seiring pertumbuhan itulah bisnis pemasaran jaringan akan terus
berkembang dan ini mengindikasikan bisnis pemasaran jaringan tidak pernah akan habis.
Universitas Sumatera Utara
C. Sistem Kerja Bisnis Multi Level Marketing MLM