Uji multikolineritas Uji heteroskedastisitas

62 Sumber: Hasil penelitian, 2014 Data diolah Gambar 4.2 Normal P-Plot Berdasarkan gambar 4.2 normal probability plot dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas karena data menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebaran data searah mengikuti garis diagonal.

4.2.2.2. Uji multikolineritas

Masalah-masalah yang mungkin akan timbul pada penggunaan persamaan regresi berganda adalah multikolineritas yaitu suatu keadaan dimana antara variabel bebas terdapat korelasi atau suatu variabel bebas merupakan fungsi linear dari variabel bebas lainnya. Adanya Multikolineritas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai variance inflation factor VIF. Berdasarkan aturan variance inflation factor VIF dan tolerance, maka apabila VIF melebihi angka 10 atau tolerance kurang dari 0,10 maka dinyatakan terjadi gejala multikolineritas. Universitas Sumatera Utara 63 Sebaliknya apabila nilai VIF kurang dari 10 atau tolerance lebih dari 0,10 maka dinyatakan tidak terjadi gejala multikolineritas Ghozali, 2011 Tabel 4.3 Uji Multikolineritas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant Structure_activa ,916 1,092 Size ,627 1,595 Growth ,902 1,109 CR ,664 1,506 ROA ,678 1,475 a. Dependent Variable: financial_leverage Sumber: Hasil penelitian, 2014 data diolah Berdasarkan tabel 4.3 nilai tolerance dan VIF dari variabel structure activa adalah sebesar 0,916 dan 1,092. Untuk variabel Size adalah sebesar 0,627 dan 1,595. Untuk growth adalah sebesar 0,902 dan 1,109. Untuk variabel Likuiditas CR adalah sebesar 0,664 dan 1,506. Untuk varibel ROA adalah sebesar 0,678 dan 1,475. Oleh karena itu, dapat disimpulkan dalam model ini tidak terdapat masalah multikolineritas antara variabel bebas karena nilai tolerance berada dibawah 1 dan nilai VIF jauh di bawah angka 10. Universitas Sumatera Utara 64

4.2.2.3. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat scatter plot antara lain prediksi variabel terikat ZPRED dengan residual SRESID. Jika titik-titik scatter plot tersebut membentuk pola tertentu yang teratur Misalnya bergelombang, menyebar kemudian menyempit, maka dapat diindifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas yang dilakukan pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut: Sumber: Hasil penelitian, 2014 Data diolah Gambar 4.3 Scatter plot Universitas Sumatera Utara 65 Berdasarkan scatter plot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas. Adapun pengujian untuk melihat ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dengan uji Glejser antara lain prediksi variabel dependen menjadi absUt. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikannya di atas tingkat kepercayaan 0.05 jadi disimpulkan model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas dengan uji Glejser dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut: Tabel 4.4 Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -,028 ,225 -,124 ,902 Structure_activa -,056 ,067 -,084 -,840 ,405 Size ,043 ,015 ,357 2,964 ,005 Growth ,101 ,071 ,143 1,424 ,161 CR -,030 ,017 -,207 -1,767 ,083 ROA -1,343 ,236 -,660 -5,696 ,000 a. Dependent Variable: financial_leverage Sumber: Hasil penelitian, 2014 Data diolah Universitas Sumatera Utara 66 Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa dalam pengujian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.2.2.4 Uji autokorelasi