Faktor-faktor yang mempengaruhi financial leverage terhadap Industri Perkebunan di Bursa Efek Indonesia (BEI)

(1)

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FINANCIAL LEVERAGE INDUSTRI PERKEBUNAN DI INDONESIA

OLEH:

IPEN CANDRA SIHALOHO 110521182

PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN EKSTENSI

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FINANCIAL LEVERAGE PADA INDUSTRI PERKEBUNAN DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Ipen Candra Sihaloho

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi financial leverage industri perkebunan di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Penelitian ini menggunakan industri perkebunan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai objek penelitian, dengan periode penelitian dari tahun 2008 – 2012. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dan uji asumsi klasik dengan tingkat signifikansi 5%

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur aktiva, ukuran perusasahaan, profitabilitas, likuiditas, dan growth secara simultan berpengaruh signifikan terhadap financial leverage industri perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Secara parsial variabel ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan. Sementara variabel struktur aktiva, likuiditas, dan growth berpengaruh negatif dan tidak signifikan.

Kata kunci: Struktur aktiva, Size, Growth, Likuiditas, Profitabilitas, dan Financial leverage.


(3)

ABSTRACT

FACTORS AFFECTING FINANCIAL LEVERAGE ON THE PLANTATION INDUSTRY IN INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX)

Ipen Candra Sihaloho

The purpose of this study was to determine the factors that influence financial leverage plantation industry in Indonesia Stock Exchange (IDX) This study uses industrial estates in Indonesia Stock Exchange (IDX) as the object of research, the study of the period 2008-2012. Analysis technique used is multiple linear regression and the classical assumption test with a significance level of 5%. The results of this study indicate that the asset structure, size firm, profitability, liquidity, and growth simultan eously significant effect on financial leverage industrial estates listed in the Indonesia Stock Exchange (IDX). Partially variables firm size and profitability positively and significantly. While variable asset structure, liquidity, and growth has negative and not significant. Keywords: Structure of assets, Size, Growth, Liquidity, Profitability, and Financial Leverage.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia yang telah diberikanNya kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Depertemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Penulis mengucapan terima kasih kepada Ibunda tercinta atas kasih sayang, dukungan, kesabaran serta doa untuk peneliti.

Skripsi ini berjudul “Faktor-faktor yang mempengaruhi financial leverage terhadap Industri Perkebunan di Bursa Efek Indonesia (BEI)”, Penulis telah banyak menerima bimbingan, masukan atau saran, motivasi dan doa dari dosen pembimbing, dosen pembaca dan juga teman-teman selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, C., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E, ME., selaku Ketua Departemen S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Sekretaris Departemen S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(5)

hati dan kesabarannya dalam membimbing, mendukung dan mengarahkan penulis.

7. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA., selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan saran dalam penulisan maupun perbaikan skripsi ini.

8. Seluruh Dosen M a n a j e m e n , s t a f , d a n p e g a w a i F a k u l t a s E k o n o m i Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik, memberikan bimbingan, saran, dan informasi selama perkuliahan dan dalam penulisan skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuangan di jurusan Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, atas bantuan saran dan kerja sama, motivasi, penghiburan, dan perhatian selama ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari berbagai pihak agar penulisan skripsi ini dapat lebih baik lagi. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi karya tulis yang memberikan dampak positif kepada semua pihak.

Medan, Juli 2014 Penulis,

Ipen CandraSihaloho


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Leverage Financial ... 9

2.1.1 Profitabilitas ... 11

2.1.2 Likuiditas ... 12

2.1.3 StrukturAktiva ... 13

2.1.4 Ukuran Perusahaan ... 14

2.1.5 Growth ... 15

2.2 PenelitianTerdahulu ... 17

2.2.1 Kerangka Konseptual ... 19

2.2.2 Hipotesis ... 20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 21

3.2 Tempat danWaktu Penelitian ... 21

3.3 Batasan Operasional ... 21

3.4 Definisi Operasional ... 22

3.4.1 Variabel Dependen ... 22

3.4.2 Variabel Independen ... 23

3.4.2.1 Struktur Aktiva ... 24

3.4.2.2 Profitabilitas ... 25

3.4.2.3 Likuiditas ... 26

3.4.2.4 Ukuran Perusahaan... 26

3.4.2.5 Growth ... 27

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 29

3.6 Jenisdan Sumber Data ... 29

3.7 Populasi dan Sampel ... 30

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 30

3.9 Metode Analisis ... 30

3.9.1 Uji Asumsi Klasik ... 31

3.9.2 Uji Normalitas ... 31

3.9.3 Uji Multikolinieritas ... 32


(7)

3.10 Hipotesis ... 33

3.10.1 Pengujian Secara Simultan ... 33

3.10.2 Pengujian Secara Parsial ... 34

3.10.3 Koefisien Determinasi ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 35

4.1.1 PT Astra Agro Lestari Tbk ... 35

4.1.2 PT Tunans Baru Lampung Tbk ... 36

4.1.3 PT PP London Sumatera Indonesia Tbk ... 37

4.1.4 PT Sampoerna Agro Tbk ... 38

4.1.5 PT Salim Ivomas Pratama Tbk ... 39

4.1.6 PT Multi Agro Gemilang PlantationTbk... 40

4.1.7 PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk ... 41

4.1.8 PT Smart Tbk ... 43

4.1.9 PTAgro Wattie Tbk ... 44

4.1.10 PT Provident Tbk ... 45

4.1.11 PT GozcoPlantatio Tbk ... 46

4.2 Hasil Penelitian ... 47

4.2.1 Statistik Deskriptif ... 47

4.2.2 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 49

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 50

4.2.2.2 Uji Multikolinieritas ... 53

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 54

4.2.2.4 Uji Asumsi Autokolerasi ... 56

4.2.3 Analisis Regresi Linear Berganda ... 57

4.2.4 Hipotesis ... 57

4.2.4.1 Pengujian Secara Simultan ... 59

4.2.4.2 Pengujian Secara Parsial ... 60

4.2.4.3 Koefisien Determinasi ... 62

4.3 Pembahasan ... 63

4.3.1 Pengaruh Struktur aktiva terhadap Financial Leverage ... 63

4.3.2 Pengaruh Size terhadap Financial Leverage ... 64

4.3.3 Pengaruh Growth terhadap Financial Leverage ... 64

4.3.4 Pengaruh likuiditas terhadap Financial Leverage ... 64

4.3.5 Pengaruh ROA (profitabilitas) terhadap Financial Leverage ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 65

5.2 Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67


(8)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

1.1 Rata-rata hutang terbesar ... 7

1.2 Rata-rata hutang terkecil ... 8

2.1 Penelitian Terdahulu ... 17

3.1 Definisi operasional penelitian ... 25

3.2 Kriteria pemilihan sampel ... 28

3.3 Daftar Perusahaan Industri Perkebunan di Bursa Efek Indonesia ... 29

4.1 Statistik Deskriptif ... 47

4.2 Uji Normalitas ... 50

4.3 Uji Multikolineritas ... 53

4.4 Uji Glejser ... 55

4.5 Uji Autokolerasi ... 56

4.6 Hasil Analisis Regresi ... 57

4.7 Hasil Uji Hipotesis Secara Simultan ... 64


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 19

4.1 Grafik Histogram ... 51

4.1 Normal P-Plot ... 52


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman 1. Daftar Perusahaan Industri Perkebunan yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2008–2012 ... 69 2. Nilai Struktur aktiva, Ukuran (Size), Pertumbuhan Growth), Likuiditas (CR), Profitabilitas (ROA), dan Financial Leverage . 70 3. Hasil Penelitian ... 72


(11)

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FINANCIAL LEVERAGE PADA INDUSTRI PERKEBUNAN DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Ipen Candra Sihaloho

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi financial leverage industri perkebunan di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Penelitian ini menggunakan industri perkebunan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai objek penelitian, dengan periode penelitian dari tahun 2008 – 2012. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dan uji asumsi klasik dengan tingkat signifikansi 5%

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur aktiva, ukuran perusasahaan, profitabilitas, likuiditas, dan growth secara simultan berpengaruh signifikan terhadap financial leverage industri perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Secara parsial variabel ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan. Sementara variabel struktur aktiva, likuiditas, dan growth berpengaruh negatif dan tidak signifikan.

Kata kunci: Struktur aktiva, Size, Growth, Likuiditas, Profitabilitas, dan Financial leverage.


(12)

ABSTRACT

FACTORS AFFECTING FINANCIAL LEVERAGE ON THE PLANTATION INDUSTRY IN INDONESIA STOCK EXCHANGE (IDX)

Ipen Candra Sihaloho

The purpose of this study was to determine the factors that influence financial leverage plantation industry in Indonesia Stock Exchange (IDX) This study uses industrial estates in Indonesia Stock Exchange (IDX) as the object of research, the study of the period 2008-2012. Analysis technique used is multiple linear regression and the classical assumption test with a significance level of 5%. The results of this study indicate that the asset structure, size firm, profitability, liquidity, and growth simultan eously significant effect on financial leverage industrial estates listed in the Indonesia Stock Exchange (IDX). Partially variables firm size and profitability positively and significantly. While variable asset structure, liquidity, and growth has negative and not significant. Keywords: Structure of assets, Size, Growth, Liquidity, Profitability, and Financial Leverage.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pasar modal Indonesia telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis. Pasar modal merupakan media yang sangat efektif untuk menguntungkan investor. Melalui kegiatan pasar modal, perusahaan dapat memperoleh dana untuk membiayai kegiatan operasionalnya dan perluasan perusahaan. Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Pencapaian tujuan yang dilakukan setiap perusahaan sangat berpengaruh pada kelangsungan hidup perusahaan. Semakin ketatnya persaingan menyebabkan perusahaan-perusahaan berusaha untuk membenahi kinerjanya dengan berbagai strategi yang dilakukan.

Brigham dan Houston (2011:153) menyatakan bahwa perusahaan yang sedang berkembang membutuhkan modal yang dapat berasal dari hutang maupun ekuitas. Menurut Keown (2010:149) perusahaan harus memahami komponen-komponen utama struktur modal. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal perusahaan yang akan memaksimalkan harga sahamnya. Terlalu banyak utang akan dapat menghambat perkembangan perusahaan yang juga akan membuat pemegang saham berpikir untuk tetap menanamkan modalnya.Setiap kegiatan operasional yang dilakukan perusahaan selalu berhubungan dengan modal yang dibutuhkan perusahaan. Modal yang digunakan dapatberasal dari internal dan eksternal perusahaan.


(14)

Modal internal perusahaan berasal dari hasil operasi berupa laba yang ditahan sedangkan eksternal berupa hutang danmodal sendiri atau dalam bentuk saham. Hutang merupakan modal yang berasal dari luar perusahaan yang digunakan untuk membiayai kegiatan perusahaan dimana saatnya harus di kembalikan (Brigham, 2009:101). Perusahaan menilai bagaimana perusahaan menggunakan hutang dalam mendanai modalnya dengan menggunakan rasio hutang yang dimiliki perusahaan. Rasio hutang tersebut terdiri dari rasio hutang terhadap ekuitas (debt to equity ratio) dan rasio hutang terhadap total aktiva s(debt

total aset rasio). Financial leverage adalah penggunaan sumber dana yang

dimiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham( Sartono, 2001).

Financial leverage dihitung melalui perbandingan total hutang dan total

asset perusahaan dimana dalam laporan keuangan perusahaan disebut leverage

ratio. Perusahaan menilai bagaimana perusahaan menggunakan hutang dalam

mendanai modalnya dengan menggunakan rasio hutang yang dimiliki perusahaan. Perusahaan dengan tingkat financial leverage yang lebih kecil dari nilai asetnya adalah perusahaan yang solvable. Sedangkan perusahaan yang sebagian besar pendanaanya berasal dari utang, akan meningkatkan resiko kebangkrutan (Husnan ,2000).

Perputaran total aktiva (modal) dapat mengukur seberapa efisien perusahaan menggunakan aktivanya untuk meningkatkan penjualan perusahaan (Sartono, 2001:121) dengan kata lain dapat mengukur pendayagunaan aktiva


(15)

perusahaan dalam meningkatkan penjualan. Semakin tinggi tingkat perputaran aktiva perusahaan maka semakin tinggi tingkat penjualan yang dimiliki perusahaan dengan menggunakan aktivanya dan akhirnya akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang menunjukkan fenomena yang cukup menarik yaitu dengan adanya tingkat hutang yang tinggi pada perusahaan-perusahaan perkebunan di Indonesia. Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor perkebunan, karena sektor ini memiliki arti yang sangat penting dan menentukan dalam pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di banyak wilayah di Indonesia.Perkembangan perkebunan pada satu sisi dianggap sebagai jembatan yang menghubungkan masyarakat Indonesia dengan ekonomi dunia, memberi keuntungan finansial yang besar, serta membuka kesempatan ekonomi baru. . (http://www.ipard.com/art_perkebun)

Jenis tanaman perkebunan yang ada di Indonesia meliputi karet, cokelat, teh, tembakau, kina, kelapa sawit, kapas, cengkeh, kopi, dan tebu.Berbagai jenis di antara tanaman tersebut merupakan tanaman ekspor (kegiatan mengirim barang ke luar negeri ) yang menghasilkan devisa (tabungan bagi negara) karena ini salah satu sumber pendapatan negara maka pemerintah ingin meningkatan kualitas pertanian terutama perkebunan tersebut dan hal ini juga didukung oleh Indonesia memiliki keanekaragaman hayatiyang sangat tinggi, baik keanekaragaman ekosistem, keanekaragaman spesies, maupun keragaman genetik dari setiap jenis yang bisa di manfaatkan. (http://www.ipard.com/art_perkebun)


(16)

Industri perkebunan merupakan salah satu yang berperan penting dalam perekonomian nasional melalui kontribusi dalam pendapatan nasional, penyediaan lapangan kerja, penerimaan ekspor, dan penerimaan pajak. Dalam perkembangannya, Industri perkebunan ini tidak terlepas dari berbagai dinamika lingkungan nasional dan global. Perubahan strategis nasional dan global tersebut mengisyaratkan bahwa pembangunan perkebunan harus mengikuti dinamika lingkungan perkebunan. Pembangunan perkebunan harus mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi perkebunan selain mampu menjawab tantangan-tantangan globalisasi

Fenomena-fenomena yang dihadapi perkebunan saat ini sebagai berikut: Pertama adalah perkebunan Indonesia masih diliputi oleh dualisme ekonomi, yaitu antara perkebunan besar yang menggunakan modal dan teknologi secara intensif dan menggunakan lahan secara ekstensif serta manajemen eksploitatif terhadap SDA dan SDM, dan perkebunan rakyat yang susbsisten dan tradisional serta luas lahan terbatas. Kedua sistem ini menguasai bagian tertentu dari masyarakat dan keduanya hidup berdampingan. Kedua adalah Perkebunan Rakyat (PR) yang luasnya sekitar 80% dari perkebunan nasional masih belum mendapatkan fasilitas dan perlindungan yang memadai dari pemerintah.Ketiga adalah Hak menguasai oleh negara atas tanah yang kemudian diberikan kepada badan hukum sebagai Hak Guna Usaha untuk usaha perkebunan sangat dominan, sementara itu ketidak-pastian hak masyarakat (lokal dan adat) atas sumberdaya lahan untuk perkebunan belum kunjung diselesaikan.


(17)

Keempat adalah masuknya pemodal besar ke usaha perkebunan masih belum memberikan kontribusi pada kesejahteraan rakyat setempat. Hingga saat ini masih belum ada re-distribusi aset dan manfaat yang adil (proporsional) kepada masyarakat dari usaha perkebunan. Kelima adalah kebijakan pengembangan perkebunan lebih berpihak pada perkebunan besar yang ditunjukkan oleh alokasi pemanfaatan kredit, dukungan penelitian dan pengembangan,serta pelatihan sumberdaya manusia. (http://pphafh.ub.ac.id/hasil-seminar-dan-lokakarya-nasional-konflik-agraria).

Perusahaan yang menjadi subjek penelitian ini adalah Industri perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perkembangan Industri perkebunan di Indonesia memiliki pengaruh yang cukup positifdimana sebagian besar pendapatan nasional berasal dari industri perkebunan.Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini memperluas dengan menguji kebijakan financial leverage pada industri perkebunan dengan menggunakan variabel penelitian sstruktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan (growth), dan likuiditas yang diuji pengaruhnya terhadap


(18)

Tabel 1.1

Rata-rata HutangTerbesar pada Tiga Industri Perkebunandi Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012

No Nama

Perusahaan

Total Hutang (Dalam Juta Rupiah)

2008 2009 2010 2011 2012

1

PT Smart

Tbk 5,406,234 5,410,943 6,642,319 7,386,347 7,847,257

2

PT Tunas Baru

Lampung Tbk 1,908,928 1,787,639 2,409,512 2,637,303 3,279,019

3

PT Bakrie Sumatera

Plantation Tbk 2,229,141 2,401,056 9,955,000 9,644,733 10,471,733 Rata-rata 3,181,434 3,199,879 6,335,610 6,556,128 7,199,336

Sumber : www.idx.co.id (data diolah)

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa rata-rata total hutang yang dimiliki perusahaan pada tahun 2008 sebesar 3,181,434 pada tahun 2008 sampai tahun 2012 memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan proporsi pendanaan perusahaan melalui hutang. Peningkatan hutang perusahaan akan mengakibatkan risiko keuangan perusahaan semakin tinggi. Pendanaan hutang yang semakin tinggi menggambarkan laba perusahaan akan semakin tinggi.

Tabel 1.2

Rata-rata Total Hutang Terkecil pada Tiga Industri Perkebunandi Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012

No Nama

Perusahaan

Total Aktiva (Dalam Juta Rupiah)

2008 2009 2010 2011 2012

1.

PT Sampoerna

Agro Tbk 577,988 474,967 716,582 911,516 1,328,678

2.

PT Gozco

Plantation Tbk 517,185 863,511 865,629 1,327,476 1,386,160 3.

PT Agra Wattie

Tbk 717,425 2,163,129 1,525,905 2,894,326 1,163,139

Rata-rata 604,199 669,239 791,105 911,516 1,259,325


(19)

Tabel 1.2 menunjukkan bahwa rata-rata total hutang yang dimiliki perusahaan pada tahun 2008 sebesar 604,199. Pada tahun 2008 sampai tahun 2012 mengalami fluktuasi yang stabil tiap tahun, hal ini menggambarkan bahwa terjadi peningkatan proporsi pendanaan perusahaan melalui hutang. Peningkatan hutang perusahaan akan mengakibatkan risiko keuangan perusahaan semakin tinggi. Berdasarkan fenomena yang terjadi, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi Financial

leverage terhadap perusahaan dengan judul: ”FAKTOR -FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FINANCIAL LEVERAGE INDUSTRI

PERKEBUNAN DI INDONESIA”

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakangmaka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Apakah struktur aktiva, profitabilitas (ROA) , ukuran perusahaan (size), growth, dan likuiditas (Current ratio) berpengaruh terhadapfinancial Leverage pada industri perkebunan di Indonesia.

1.3.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Untuk menganalisis pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan,likuiditas, dan pertumbuhan (Growth) berpengaruh terhadapfinancial


(20)

1.4.Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna bagi seluruh pihak diantaranya adalah :

1. Bagi perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi bagi investor serta untuk mempertimbangkan serta mengkombinasikan sumber-sumber dana untuk kebutuhan investasi dan kegiatan usaha yang nantinya dapat memaksimumkan nilai perusahaan itu sendiri

2. Bagi kalangan akademik

Penelitian ini diharapkan menambah referensi bukti empiris sebagai rekomendasi penelitian di masa yang akan datang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan sumbangan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan.

3. Bagi peneliti yang akan datang di harapkan dapat menjadi bahan acuan atau pertimbangan terutama untuk penelitian mengenai faktor –faktor yang mempengaruhi struktur modal industri perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan keputusan investasi.

5. Bagi peneliti,untuk menambah pengetahuan peneliti pada bidang keuangan khususnya mengenai penelitian tentang financial leverage.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Financial Leverage

Financial Leverage adalah penggunanaan sumber dana yang memiliki

beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono:2001). Setiap keputusan pendanaan mengharuskan manajer keuangan untuk dapat mempertimbangkan manfaat dan biaya dari sumber-sumber dana yang akan dipilih karena sumber dana mempunyai konsekuensi finansial yang berbeda.

Financial leveragemerupakan tingkat bagaimana sekuritas dengan laba

tetap (hutang dan saham preferent) digunakan dalam mengukur modal perusahaan (Brigham dan Houston 2006:17). Rasio ini pada umumnyadisebut juga rasio utang (debt ratio), untuk mengukur persentasi dana yang disediakan oleh kreditur. Pada analisis rasio keuangan, financial leverage di hitung melalui perbandingan total hutang dan total asset perusahaan, dimana dalam laporan keuangan perusahaan disebut leverage ratio. Perusahaan dengan tingkat financial leverage yang lebih kecil dari nilai asetnya adalah perusahaan yang solvable. Sebaliknya, perusahaan dengan sebagian besar pendanaannya berasal dari utang akan meningkatkan resiko kebangkrutan.


(22)

Tantangan terbesar seorang manajer keuangan yaitu menentukan proporsi yang tepat antara penggunaan modal dan hutang dalam mendanai operasional perusahaan. Hal inilah yang disebut dengan struktur modal perusahaan.Struktur modal sebagai perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto, 1990).

Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos modal (modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau kelebihan aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh utangnya (Munawir, 2004). Modal pada dasarnya terbagi atas dua bagian yaitu modal aktif(debet) dan modal pasif(kredit). Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan menjadi hal yang penting sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan komposisi struktur modal perusahaan.

Menurut Brigham dan Houston (2001) ada beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan financial leverageantara lain: struktur aktiva, Likuiditas, profitabilitas, stabilitas penjualan, laverage operasi, growth (pertumbuhan) , pajak, sifat manajemen, pengawasan, dan fleksibilitas keuangan. Adapun perhitungan financial leverage diformulasikan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

�����������������= Total Hutang Total Aktiva


(23)

Menurut Brigham dan Gapeksi (1996) hutang dapat dibedakan menjadi dua yaitu hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang.

1. Hutang jangka pendek

Hutang jangka pendek merupakan hutang yang diharapkan akan dilunasi dalam waktu 1 tahun atau satu siklus operasi normal perusahaan dengan menggunakan sumber-sumber aktiva lancar atau dengan menimbulkan hutang jangka pendek yang baru.

2. Hutang jangka panjang

Hutang jangka panjang merupakan yang jangka waktu pembayarannya lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca dan sumber-sumber untuk melunasi hutang jangka panjang adalah sumber-sumber bukan aktiva lancar.

2.1.1 Profitabilitas

Menurut Sartono, (2001) profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Sedangkan menurut Weston dan Brigham (2008:68) profitabilitas adalah mengukur efektivitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari volume penjualan, total aktiva, dan modal sendiri.


(24)

Tingkat profitabilitas memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk keuntungan dari investasi yang dilakukan. Hal ini dikarenakan perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi cenderung menggunakan hutang relatif kecil karena laba ditahan yang tinggi sudah memadai untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan.

Profitabilitas atau kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang dapat diukur dengan ROA. Profitabilitas merupakan perbandingan laba bersih dengan total asset yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan atau di investasikan dalam satu periode (Sartono,2001). Dalam penelitian ini rasio profitabilitas yang di gunakan adalah Return On Equity (ROA) di formulasikan dengaan rumus:

�������������� = Ebit Total aktiva 2.1.2 Tingkat Likuiditas (Current Ratio).

Tingkat likuiditas adalah tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Likuiditas merupakan ukuran seberapa cepat suatu aktiva dapat dikonversikan menjadi kas atau suatu kewajiban dapat dilunasi (Brigham dan Houston, 2006). Menurut Weston dan Copeland (1997) Current ratio merupakan rasio antara aktiva lancar terhadap kewajiban lancar. Likuiditas perusahaan dapat diketahui dari neraca dengan membandingkan jumlah aktiva lancar (currenr assets) di satu pihak dengan hutang lancar di pihak lain, hasil perbandingan tersebut dinamakan


(25)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. Aktiva lancar terdiri dari kas, surat berharga, piutang, dan persediaan. Sedangkan kewajiban lancar terdiri dari hutang jangka pendek dan hutang lainnya yang mempunyai jangka waktu kurang dari satu tahun. Menurut Sartono, (2001) perubahan komposisi struktur modal akan mempengaruhi tingkat likuiditas bila penambahan hutang jangka panjang digunakan untuk melunasi hutang jangka pendek atau bisa juga digunakan untuk meningkatkan aktiva lancar.

Perusahaan yang mempunyai likuiditas tinggi berarti mempunyai membayar hutang jangka pendek, sehingga cenderung akan menurunkan total hutang yang akhirnya struktur modal akan menjadi lebih kecil. Likuiditas (Current ratio) diformulasikan dengan rumus sebagai berikut:

Likuiditas (������������) = Aktiva lancar Hutang lancar 2.1.3 Struktur Aktiva

Menurut Weston dan Copeland (2000) Asset atau aktiva adalah segala sesuatu yang dimiliki perusahaan. Aktiva dapat digolongkan menjadi aktiva tetap, aktiva tidak terwujud, dan aktiva lain-lain. Perusahaan yang memiliki aktiva dalam jumlah besar dapat menggunakan hutang lebih besar karena memiliki aktiva sebagai penjaminnya. Perusahaan yang memiliki tingkat aktiva tetap yang besar maka aktiva yang dimiliki perusahaan tersebut dapat digunakan perusahaan sebagai jaminan hutang.


(26)

Aktiva lancar adalah aktiva yang habis dalam satu kali perputaran dalam proses produksi, dan proses perputarannya adalah dalam jangka waktu yang pendek (umumnya kurang dari satu tahun). Sedangkan aktiva tetap adalah aktiva yang tahan lama yang secara berangsur-angsur habis turut serta dalam proses produksi (Riyanto, 2001).Brigham dan Gapensky (1997), menyatakan bahwa secara umum perusahaan yang memiliki jaminan hutang akan lebih mudah mendapatkan hutang daripada perusahaan yang tidak memiliki jaminan terhadap hutang.

Menurut Riyanto (1995) kebanyakan perusahaan industri sebagian besar modalnya tertanam dalam aktiva tetap akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal yang permanen, yaitu modal sendiri sedangkan hutang sifatnya hanya sebagai pelengkap. Dengan demikian semakin tinggi struktur aktiva maka penggunaan modal sendiri akan semakin tinggi (penggunaan modal asing akan semakin sedikit) atau dengan kata lain struktur modalnya akan semakin rendah. Struktur aktiva diformulasikan dengan rumus sebagai berikut:

Struktur Aktiva = Aktiva Tetap Total Aktiva 2.1.4 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan (size) merupakan ukuran atau besarnya aktiva yang dimiliki perusahaan. Ukuran perusahaan (size) dapat digunakan sebagai proksi ketidakpastian terhadap keadaan perusahaan di masa yang akan datang. Ukuran perusahaan di proksi dengan nilai logaritma dti total aset atau total aktiva( Husnan). Menurut Riyanto (2008) Ukuran perusahaan merupakan salah satu


(27)

faktor yang dipertimbangkan perusahaan dalam menentukan berapa besar kebijakan keputusan pendanaan (struktur modal) dalam memenuhi ukuran atau besarnya asset perusahaan. Jika perusahaan semakin besar maka semakin besar pula dana yang akan dikeluarkan baik itu dari kebijakan hutang atau modal sendiri dalam mempertahankan atau mengembangkan perusahaan. Total assets dijadikan sebagai indikator ukuran perusahaan karena sifatnyajangka panjang dibandingkan dengan penjualan. Semakin besar suatu perusahaan maka kecenderungan penggunaan dana eksternal juga akan semakin besar. Ukuran perusahaan diformulasikan dengan menggunakan rumus:

Ukuran perusahaan = Ln (total aktiva)

2.1.5 Pertumbuhan (Growth)

Suatu perusahaan yang berada dalam industri yang mempnyai laju pertumbuhan yang tinggi harus menyediakan modal yang cukup untuk membelanjai perusahaan. Perusahaan yang bertumbuh pesat cenderung lebih banyak menggunakan utang daripada perusahaan yang tumbuh secara lambat (Weston and Brigham, 1994). Pertumbuhan (Growth) adalah kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu. Perhitungan pertumbuhan penjualan di dapat dari hasil pengurangan penjualan tahun sekarang (t) dengan penjualan tahun sebelumnya (t-1) yang kemudian di bagi dengan penjualan tahun sebelumnya (t-1).

Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman untuk memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tingkat penjualannya tidak stabil


(28)

(Brigham dan Houston, 2006). Semakin stabil tingkat penjualan berarti keuntungannya pun semakin stabil, maka besar kemungkinan perusahaan mampu memenuhi kewajiban tetapnya. Dengan demikian semakin tinggi tingkat penjualan, perusahaan akan lebih aman dalam menggunakan hutang sehingga semakin tinggi struktur modalnya. Untuk menghitung tingkat pertumbuhan di formulasikan dengan rumus :

�����ℎ (Pertumbuhan) =penjualant −penjualant−1 penjualant−1

Keterangan:

penjualant= penjualan tahun sekarang penjualant1= penjualan tahun sebelumnya

Pertumbuhan penjualan merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan jasa perusahaan, dimana pendapatan yang dihasilkan dari penjualan akan dapat digunakan untuk mengukur tingkat pertumbuhan penjualan . Dengan demikian dapat diketahui bahwa suatu perusahaan dapat dikatakan mengalami pertumbuhan kearah yang lebih baik jika terdapat peningkatan yang konsisten dalam aktivitas utama operasinya.


(29)

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Daftar Penelitian Terdahulu No Nama peneliti dan

Judul

independen dependen Hasil penelitian 1. Florentina (2010)

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Financial leverage pada perusahaan manufaktur di bursa efek Indonesia tahun 2008-2010 Independen: assets structure, liquidity, profitability,s ales, growth, firm size. Dependen : Financial leverage assets structure, liquidity, sales growth, firm size berpengaruh terhadap financial leverage.

2. Maidera ElsaDwi Putri (2012)

Pengaruh

profitabilitas, struktur aktiva, dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada perusahaan

manufaktur sektor industri makanan dan munuman yang terdaftar di bursa Efek

Indonesia (BEI). struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan struktur modal (Long term debt to equity ratio) Stuktur aktiva profitabilitas,, ukuran perusahaan, berpengaruh positif terhadap struktur modal


(30)

No Nama Peneliti dan judul

independen Dependen Hasil Penelitian 3. Damayanti (2013)

Pengaruh struktur aktiva, ukuran perusahaan, peluang bertumbuh, dan profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan farmasi yang terdaftar di bursa efek Indonesia

Independen: struktur aktiva, ukuran perusahaan, peluang bertumbuh, dan profitabilitas Dependen : Struktur modal Struktur aktiva, ukuran perusahaan, peluang bertumbuh, dan profitabilitas berpengaruh secara simultan terhadap struktur modal

4. Suci Pujiani, Prasetio (2012)

Analisis pengaruh return on assets, sales growth, structure assets, firm size, terhadap financial leverage pada sektor aneka industri yang terdaftar di BEI periode tahun 2008-2011 Independen: return on assets, sales growth, structure assets, firm size. Dependen: financial laverage Return on assets, structure assets, mempengaruhi financial laverage.

5 Rofika (2010)

Faktor yang mempengaruhi

struktur modal pada perusahaan industri farmasi yang terdaftar di bursa efek Indonesia Independen: Company size, Sales growth, profitability, and the assets structure Dependen: Capital Structure (DER) ukuran perusahaan, peluang bertumbuh, dan profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal


(31)

No Nama peneliti independen dependen Hasil penelitian

6 Elgina Bungaria

(2013)

Pengaruh Total Aktiva dan leverage terhadap kinerja keuangan perusahaan barang-barang konsumsi di bursa efek Indonesia

Independen: Total aktiva, DAR (Debt to Assets Ratio)

Dependen : Return On assets

Total aktiva dan debt to assets secara bersama-sama

berpengaruh positif terhadap Return on assets perusahaan barang-barang

konsumsi di bursa efek Indonesia.

2.2.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan model yang menerangkan bagaimana suatu teoridengan faktor-faktor yang penting yang telah di ketahui dalam suatu masalah tertentu. Menurut Brigham dan Houston (2001) ada beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan financial leverageantara lain: struktur aktiva, ukuran perusahaan, Likuiditas, profitabilitas, stabilitas penjualan, growth (pertumbuhan) , pajak, sifat manajemen, dan lain-lain.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Likuiditas (�1 )

Profitabilitas (�2) Struktur aktiva (�3)

Financial Leverage (Y)

Size ( �4)


(32)

2.2.2 Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual maka hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan,dan likuiditas berpengaruh secara signifikan terhadap financial


(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian sebab akibat (casual

research), yaitu untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan

variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Sekaran 2007:164).

3.2. Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan industri perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2012 melalui media internet dengan menggunakan situs Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret 2013 sampai bulan April 2014.

3.3. Batasan Operasional penelitian

Adapun yang menjadi batasan operasional pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini, yaitu industri perkebunandi Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian dari tahun 2008 -2012.

2. Variabel independen pada penelitian ini adalah struktur aktiva, profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, danpertumbuhan penjualan. Sedangkan variabel dependen pada penelitian ini adalah financia leverage.


(34)

3. Data yang digunakan mencakup laporan keuangan perusahaan pada Industri perkebunan yang di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012.

Penelitian yang baik adalah penelitian yang dilakukan secara terfokus dan mendalam. Agar penelitian data dilakukan secara terfokus, maka tidak semua masalah diteliti. Penelitian ini hanya melibatkan enam variabel yang terdiri atas satu variabel terikat (dependen) dan lima variabel bebas (independen).

3.4. Definisi Operasional Penelitian

. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti, yaitu: 3.4.1 Variabel Dependen atau variabel terikat (Y)

Financial Leverage adalah penggunanaan sumber dana yang memiliki

beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham.

�����������������= Total Hutang Total aktiva

3.4.2 Variabel Independen atau variabel bebas (X)

Variabel independen adalah variabel bebas atau tidak berpengaruh oleh variabel lain. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

3.4.2.1 Struktur Aktiva

Struktur aktiva adalah segala sesuatu yang dimiliki perusahaan.Aktiva dapat digolongkan menjadi aktiva tetap, aktiva tidak terwujud, dan aktiva lain-lain. Perusahaan yang memiliki aktiva dalam jumlah besar dapat menggunakan


(35)

hutang lebih besar karena memiliki aktiva sebagai penjaminnya (Weston dan Copeland, 2000 ). Struktur aktiva di formulasikan dengan rumus sebagai berikut:

StrukturAktiva= AktivaTetap Total Aktiva

3.4.2.2 Profitabilitas

Menurut Weston dan Brigham (2008:68), profitabilitas adalah mengukur efektivitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari volume penjualan, total aktiva, dan modal sendiri. Profitabilitas atau kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang dapat diukur dengan ROA. ROA merupakan perbandingan laba bersih dengan total asset yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan atau di investasikan dalam satu periode.

Ukuran dari profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan return on Asset menunjukkan kemampuan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva untuk menghasilkan laba. Return on Assets merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva. Return on Assets dapat diformulasikan sebagai berikut :

�������������� = EBIT

Totalaktiva

3.4.2.3 Likuiditas

Perusahaan yang mempunyai likuiditas tinggi berarti mempunyai membayar hutang jangka pendek, sehingga cenderung akan menurunkan total hutang yang akhirnya struktur modal akan menjadi lebih kecil (Riyanto, 2001))


(36)

Untuk mengukur tingkat likuiditas di formulasikan dengan rumus sebagai berikut:

Likuiditas (������������) = Aktiva lancar Hutang lancar

3.4.2.4 Ukuran Perusahaan

Ukuran untuk menentukan ukuran perusahaan adalah dengan Log Natural dari total aktiva. Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan perusahaan dalam menentukan berapa besar kebijakan keputusan pendanaan (struktur modal) dalam memenuhi ukuran atau besarnya asset perusahaan. Jika perusahaan semakin besar maka semakin besar pula dana yang akan dikeluarkan , baik itu dari kebijakan hutang atau modal sendiri dalam mempertahankan atau mengembangkan perusahaan. Rumus yang digunakan untuk mengukur ukuran perusahaan yaitu: Size = In total Asset

3.4.2.5 Pertumbuhan(Growth)

Sales growth adalah kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau

dari waktu ke waktu.Perhitungan pertumbuhan penjualan di dapat dari hasil pengurangan penjualan tahun sekarang (t) dengan penjualan tahun sebelumnya (t-1) yang kemudian di bagi dengan penjualan tahun sebelumnya (t-1). Untuk mengukur pertumbuhan di formulasikan dengan rumus :

�����ℎ= penjualant −penjualant−1 penjualant1


(37)

Tabel 3.1

Definisi Operasi Penelitian Variabel Definisi

Operasional

Skala Pengukuran Financial

Leverage

Perbandingan antara Total hutang dengan total aktiva

Rasio StrukturModal

=TotalHutang Total Aktiva

Likuiditas Likuiditas perusahaan menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditur Rasio

Likuiditas = Aktiva Lancar

Hutang Lancar

Struktur Aktiva Perbandingan

antara aktiva tetap dengan total aktiva

Rasio Struktur Aktiva = �ktiva tetap


(38)

Variabel Defenisi Operasional

Skala Pengukuran Likuiditas (Current Ratio) Likuiditas perusahaan menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditur Rasio

Likuiditas = Aktiva Lancar

Hutang Lancar

Growth perbandingan jumlah

penjualan dari tahun ke tahun

Rasio �����ℎ

=Penjualant −Penjualant−1 Penjualant1

Ukuran perusahaan

Besarnya asset yang di miliki perusahaan

Rasio Size = In Total Assets

Profitabilitas (ROA) Perbandingan antara laba bersih dengan total asset Rasio

Profitabilitas = Ebit


(39)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengkuran akan menghasilkan data kuantitatif (Sugiyono, 2006:84). Penelitian ini menggunakan skala pengukuran rasio, dimana skala rasio merupakan skala pengukuran yang dapat digunakan untuk menyatakan peringkat antar tingkatan, dan jarak atau interval antar tingkatan sudah jelas, dan memiliki nilai o (nol) yang mutlak.

3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder untuk penelitian ini diperoleh dari situs resmi bursa efek indonesia, yait perusahaan yang bergerak di industri perkebunan di Indonesia dan juga di peroleh dari situs resmi

Data yang diperoleh adalah data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik. Sifat data ini dalah data time series dan data cross section. Penelitian selama 5 tahun yaitu tahun 2008 - 2012. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan industri perkebunan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Tahun 2008-2012.


(40)

3.7 Populasi dan Sampel

Populasi adalah kumpulan seluruh elemen sejenis tetapi dapat dibedakan satu sama lain. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Perusahaan Industri perkebunandi Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2012. Pengambilan sampel dengan teknik non random sampling yaitu cara pengambilan sampel yang tidak semua anggota populasi diberi kesempatan untuk di pilih menjadi sampel. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah sampel yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan perkebunan di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2008-2012. 2. Perusahaan perkebunan dengan laporan keuangan yang dipublikasikan

dengan lengkap tahun 2008-2012.

3. Perusahaan perkebunan mempublikasikan laba bersih pada tahun 2008-2012.

Tabel 3.2

Tabel Kriteria pemilihan sampel

No Keterangan Jumlah

1. Perusahaan Industri perkebunan di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2012

16

2. Perusahaan yang tidak mencantumkan laba dan laporan keuangannya tahun 2008-2012

(5)

3. Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria untuk di jadikan sampel penelitian

11


(41)

Berdasarkan kriteria sampel, maka jumlah sampel penelitian ini adalah 11perusahaan dengan periode tahun 2008- 2012, sesuai dengan kriteria, maka sampel yang digunakan berjumlah 11 perusahaan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Daftar Perusahaan Industri perkebunan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012

No Kode Emiten

Nama Perusahaan

1. ALLI PT. ASTRA AGRO LESTARI Tbk

2. SMAR PT SMART Tbk

3. TBLA PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk

4. UNSP PT BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS Tbk 5. GZCO PT GOZCO PLANTATIONSTbk

6. LSIP PT PP LONDON SUMATERA INDONESIA Tbk

7. SGRO PT SAMPOERNA AGRO Tbk

8. JAWA

PT AGRA WATTIE Tbk

9. PALM PROVIDENT Tbk

10. MAGP MULTI AGRO GEMILANG PLANTATION Tbk 11. SIMP SALIM IVONAS PRATAMA Tbk


(42)

3.8 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode sebagai berikut:

1. Metode studi pustaka yaitu dengan melakukan telaah pustaka, dan mengkaji berbagai literature pustaka seperti jurnal dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan penelitian.

2. Metode dokumentasi yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan perkebunandi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008- 2012 yang dimuat dalam

3.9 Metode Analisis Data

Tujuan dari analisis adalah mendapatkan informasi yang relevan yang terkandung di dalam data tersebut dan menggunakan hasilnya untuk memecahkan suatu masalah (Ghozali, 2011). Metode analisis untuk mengetahui variabel independen yang mempengaruhi secara signifikan terhadap financial leverage pada industry perkebunan di Indonesia yaitu sturktur aktiva, profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan penjualan, dan ukuran perusahaan dengan menggunakan persamaan Multiple Regression (Regresi Linear berganda) untuk menganalisis lima variabel independen terhadap variabel dependen. Model ini di pilih karena penelitian ini di rancang untuk menentukan variabel independen yang mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini, data di olah menggunakan software komputer yaitu SPSS (Statistical Package For Social


(43)

Science) versi 18,0. Analisis regresi merupakan studi mengenai ketergantungan

variable dependen dengan salah satu atau lebih variabel independen dengan tujuan untuk mengestimasi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Ghozali, 2007).

Hasil dari analisis regresi adalah berupa koifisien untuk masing-masing variabel independen. Dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah struktur aktiva (X1), Profitabilitas (X2), Likuiditas (X3), Ukuran perusahaan (X4), Growth(X5). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Leverage financial (Y). Persamaan Regresi Berganda pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y= ∝+�11+ �12+�13+�14+�15+ e 3.8.1 Uji Asumsi Klasik

Untuk pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Sebagai prasyarat dilakukan regresi berganda dilakukan uji asumsi klasik untuk memastikan bahwa data penelitian valid, tidak bias, konsisten, dan penaksiran koefisien regresinya efisien (Ghozali, 2011). Pengujian asumsi klasik meliputi:

3.8.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2011).Untuk menghindari terjadinya bias, data yang digunakan harus terdistribusi dengan normal. Model regresi yang baik adalah memiliki data normal atau


(44)

mendekati normal. Untuk menguji normalitas dapat menggunakan analisis grafik dengan normal probability plot (P-P plot) dan uji statistik melalui uji

Kolmogorov-Smirnov. Untuk analisis grafik dengan normal probability plot (P-P

plot), apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan untuk uji

Kolmogorov-Smirnov, apabila menunjukkan nilai signifikansi lebih dari 0,05

maka data terdistribusi secara normal .

3.8.1.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolineritas bertujuan untuk apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2011). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas (independen). Nilai tolerance atau variance inflation factors (VIF) dapat digunakan untuk medeteksi gejala multikolinieritas. Hal ini terjadi apabila nilai tolerance kurang dari 0,1 dan nilai VIF lebih dari 10. Jadi dikatakan tidak terjadi multikolinieritas apabila nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10.

3.8.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2011). Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan Scatterplot dan uji Glejser. Jika pada grafik


(45)

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Sedangkan jika hasil uji Glejser menunjukkan nilai probabilitas signifikan lebih dari 0,05 maka model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas.

3.8.1.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2011). Model regresi yang baik harus terhindar dari autokorelasi.Cara mendeteksi autokorelasi salah satunya adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson.

3.8.2 Uji Hipotesis

3.8.2.1. Pengujian Secara Simultan (Uji F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat (Ghozali, 2011). Ketentuan yang digunakan dalam uji F adalah sebagai berikut:

1. Jika F hitung lebih besar dari F tabel atau probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi (Sig < 0,05), maka model penelitian dapat digunakan atau model tersebut sudah tepat.

2. Jika F hitung lebih kecil dari F tabel atau probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi (Sig > 0,05), maka model penelitian tidak dapat digunakan atau model tersebut tidak tepat.


(46)

3. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Jika F hitung lebih besar dari nilai F tabel, maka model penelitian sudah tepat.

3.8.2.2. Pengujian Secara Parsial (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Uji t dapat dilakukan dengan melihat nilai probabilitas signifikansi t masing-masing variabel yang terdapat pada output hasil regresi. Jika nilai probabilitas signifikansi t lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa ada pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen.

3.8.2.3. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011).


(47)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. PT Astra Agro Lestari Tbk

Keberadaan PT. Astra Agro Lestari Tbk sebagai perusahaan perkebunan kelapa sawit telah melintasi tiga dasawarsa lebih, tepatnya 31 tahun. Kehadiran perusahaan ini berawal dari kebijakan PT Asta Internasional Tbk yang membangun unit usaha untuk menggarap perkebunan ubi kayu seluas 2.000 hektar. Seiring permintaan karet yang semakin tinggi, perkebunan ubi kayu kemudian dikonversi menjadi perkebunan karet.

Setelah melihat prospek bisnis minyak sawit yang sangat menjanjikan, perusahaan ini masuk ke bidang usaha perkebunan kelapa sawit. Pada tahun 1984, PT Astra Internasional mengakuisisi PT. Tunggal Perkasa Plantations yang telah memiliki lahan perkebunan kelapa sawit seluas 15.000 hektar di provinsi Riau. Kebijakan ini memiliki dampak positif terhadap perkembangan unit bisnis perkebunan sawit. PT Astra Internasional Tbk akhirnya memutuskan menjadikan unit bisnis perkebunan kelapa sawit sebagai entitas bisnis yang baru dengan nama PT Suryaraya Cakrawala pada 3 oktober 1988.

Sebagai bagian dari bisnis PT Astra Agro Lestari Tbk, nama PT Suryaraya Cakrawala di ubah menjadi PT Astra Agro Niaga pada tahun 1989. Seiring perkembangan usaha dan prospek yang semakin menjanjikan, PT Astra Agro Niaga menggabungkan usahanya dengan PT Suryaraya Bahtera pada tahun 1997


(48)

dengan nama baru PT Astra Agro Lestari. Nama Entitas baru ini yang dikenal masyarakat hingga usianya mencapai 23 tahun pada tahun 2012.

Visi

Menjadi Perusahaan Agrobisnis yang paling Produktif dan paling Inovatif di Dunia.

Misi

Menjadi panutan dan berkontribusi untuk pembangunan serta Kesejahteraan bangsa.

4.1.2. PT Tunas Baru Lampung Tbk

PT Tunas Baru lampung Tbk didirikan tanggal 22 Desember 1973. Perusahaan berdomisili di Jakarta, kantor pusat perusahaan terletak di JL.H.R Resuna Said kav. C-6, Jakarta. Pabrik perusahaan berlokasi di Lampung, Surabaya, Tangerang, Palembang, dan Kuala Enok. Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan terutama meliputi bidang pertaniann, industri, perdagangan, perkebuanan, jasa, dan pengangkutan.

Visi

Perusahaan berbasis sumber daya alam khususnya agribisnis dengan skala nasional yang mampu bersaing dalam era globalisasi.

Misi

1. Mengelola perusahaan berbasis sumber daya alam, khususnya agribisnis secara propesional dan di percaya oleh pasar.

2. Menggunakan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan 3. Melaksanakan kemitraan yang serasi dan berkesinambungan


(49)

4. Melakukan perluasan usaha perkebunan baik horizontal maupun vertikal 5. Membangun dan memberdayakan sumber daya manusia

6. Membangun budaya perusahaan untuk mendukung proses bisnis yang sehat

7. Memberikan manfaat bagi pemegang saham, karyawan dan stakeholder.

4.1.3. PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk

PT. PP London Sumatera Plantation tbk., berawal dari tahun 1906 melalui inisiatif Horrisons dan Crosfield Plc, perusahaan perkebunan dan perdagangan yang berbasis di london. Perkebunan London- Sumatera yang kemudian lebih dikenal dengan nama “Lonsum” berkembang menjadi satu perusahaan perkebunan terkemuka di dunia, dengan lebih dari 100.000 hekter perkebunan kelapa sawit, karet, kako, dan teh di emapat pulau terbesar di Indonesia. PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk di awal berdirinya perseroan melakukan diversifikasi melalui penanaman karet, teh, dan kakao.

Visi

Menambah nilai bagi stakeholder di bidang agribisnis Misi

Menjadi perusahaan agribisnis terkemuka yang berkelanjutan dalam hal tanaman, biaya, lingkungan yang berbasis penelitian dan pengembangan.


(50)

4.1.4. PT Sampoerna Agro Tbk

PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) didirikan 07 Juni 1993 dengan nama PT Selapan Jaya dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Nopember 1998. Kantor pusat PT Sampoerna Agro Tbk berlokasi di Jalan Basuki Rahmat No. 788, Palembang, Sumatera Selatan. Sampoerna Agri Resources Pte. Ltd. merupakan induk SGRO (Entitas induk terakhir: Xian Investment Holding Ltd.).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SGRO adalah bergerak di bidang usaha perkebunan kelapa sawit dan karet, pabrik minyak kelapa sawit, pabrik minyak inti sawit, produksi benih kelapa sawit, pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (sagu) dan lainnya, yang berlokasi di Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Riau. Di samping mengelola perkebunannya sendiri, SGRO dan Entitas Anak tertentu juga mengembangkan perkebunan Plasma dan membina kerjasama dengan petani Plasma.

Visi

Menjadi sebuah perusahaan agribisnis Indonesia yang terkemuka dan bertanggung jawab

Misi

1. Membangun tim professional dengan komitmen dan integritas tinggi yang didukung oleh karyawan terlatih dan termotivasi.

2. Mendapatkan dan mengembangkan peluang pertumbuhan yang menguntungkan bagi bisnis utama kami dengan tetap menjaga kinerja yang efisien.


(51)

3. Menjadi yang terbaik melalui inovasi dan investasi di bidang penelitian dan pengembangan.

4. Memberikan kontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar.

5. Menjaga dan mempromosikan standar lingkungan terbaik dalam semua aspek pembangunan, produksi dan pengolahan.

4.1.5. PT. Salim Ivomas Pratama Tbk

PT SIMP mengikuti model agribisnis yang terintegrasi secara vertical. Kegiatan utama mencakup seluruh mata rantai pasokan dari penelitian dan pengembangan, pemuliaan benih, budidaya dan pengolahan kelapa sawit, dan juga penyulingan, branding dan pemasaran minyak goreng, margarin, lemak nabati dan produk turunan kelapa sawit yang lain.

Sebagai grup agribisnis yang terdiversifikasi, Grup juga bergerak dalam budidaya dan pengolahan karet, tebu dan tanaman lain serta pengolahan kopra. Grup sudah menjadi pemimpin pasar minyak goreng, margarin dan lemak nabati bermerek di Indonesia.PT SIMP percaya bahwa operasional agribisnis yang terintegrasi memberikan bisnis model yang resilien dengan skala ekonomis yang signifikan dan biaya yang kompetitif. Hal ini akan meningkatkan nilai saing PT SIMP.

4.1.6 Multi Agro Gemilang PlantationTbk

PT Multi AgroGemilang Plantation (“MAGP” atau “Perseroan”) adalah perusahaan pembudidayaan tanaman kelapa sawit, pemanenan Tandan Buah Segar (TBS) dan pengolahan minyak kelapa sawit dan inti sawit dengan luas


(52)

lahan perkebunan ±50 ribu hektar yang berdomisili di kantor pusat Senayan City Bouqtique Office Panin Tower Lantai 11 Jalan asia Afrika Lot 19, Jakarta 10270, Indonesia

Visi

"Menjadi Perusahaan Perkebunan Sawit Yang Terintegrasi dan Berwawasan Lingkungan serta Memberikan Manfaat Kepada Stakeholder."

Misi

1. Melakukan pembangunan kebun sawit secara berkelanjutan sesuai dengan ISPO / RSPO.

2. Memberikan pelatihan ketenagakerjaan dibidang industri sawit. 3. Pembangunan PKS.

4. Membantu pemberdayaan masyarakat sekitar melalui program CSR yang tepat sasaran dan tepat guna.

4.1.7. PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk

PT. Bakrie Sumatra Plantations Tbk merupaka yang memproduksi ini didirikan pada ta macam baha terpadu yang berkelanjutan yang bergerak di bidang usaha perkebunan kelapa sawit dan produksi minyak sawit serta turunannya : bidang usaha perkebunan


(53)

karet dan pengolahan produk karet alam dan turunanya : serta bidang usaha pengelolahan produk oleokimia.

Di awali pada tahun 1911 didirikan di Asahan, sumatera utara dengannama Namlooze vennootschap Hollandsch Amerikaansch Plantage Matschappij yang mengusahakan perkebunan karet. Dalam perjalanannya perusahaan mengalami beberapa perubahan mendasar, pada tahun 1957 berganti namamenjadi PT Unated States Rubber Sumatera Plantations (USRSP) setelah diakuisisi oleh Uniroyal Inc. Di tahun 1965 USRSP di nasionalisasikan olehpemerintah Republik Indonesia hingga 1967. Namun pada tahun 1985 bergantinama menjadi PT Uniroyal Sumatra Palantation, kemudian di tahun 1986berganti lagi nama menjadi PT United sumatera Plantations (UNSP) di tahunyang sama PT Bakrie & Brothers mengambil alih kepemilikan 75% saham UNSP.

Visi

Menjadi perusahaan usaha Agro terpadu no satu yang paling dikagumi di Indonesaia.

Misi

Mengembangkan dan menjaga kesinambungan kesejahteraan komunitas dengan ekstraksi penciptaan nilai optimal melalui kegiatan operasi yang ramah lingkungan dan memanfaatkan keahlian kunci dalam operasi multi tanaman dan operasi global


(54)

4.1.8 PT. Smart Tbk ( Sinar Mas Agro Resources and

Technology)

Didirikan 18 Juni 1962 di Jakartadan terdaftar di Bursaefek Indonesia sejak tahun 1992, PT Sinar Mas agro resources and Technology Tbk (“SMarT” atau“Perseroan”) adalah salah satu perusahaan publikproduk konsumen berbasis kelapa sawit yang terintegrasi dan terb esar di Indonesia, dengan nilai penjualan sebesar rp 20,3 triliun dan laba bersih sebesar rp 1,3 triliun pada tahun 2010. Aktivitas utama Perseroan dimulai dari penanaman dan pemanenan pohon sawit,pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi minyak kelapa sawit(CPo) dan inti sawit (PK), serta pemrosesan Cpo menjadi produk industri dan konsumen seperti minyak goreng, margarin dan shortening.

Perseroan menanam kebun kelapa sawit di Indonesia seluas sekitar 138.100 hektar, termasuk plasma. Lima belas pabrik pengolahan kami memroses TBS menjadi Cpodan PK, dengan total kapasitas sebesar 3,7 juta ton per tahun.Sebagian Cpodiproses lebih lanjut menjadi produk bernilai tambah, baik curah, industri maupun bermerek, melalui pabrik hilir kami dengan kapasitas 1,4 juta ton per tahun. Sebagian besar PK juga diproses lebih lanjut di pabrik pengolahan inti sawit dengan kapasitas 444 ribu ton per tahun, menghasilkan minyak inti sawit dan palm kernel meal yang memiliki nilai lebih tinggi.

Didirikan pada tahun 1962, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (disingkat PT SMART Tbk) saat ini adalah salah satu perusahaan publik produk konsumen berbahan dasar kelapa sawit yang terbesar dan terintegrasi di Indonesia.Melalui anak-anak perusahaannya, SMART saat ini


(55)

memiliki kebun kelapa sawit dengan jumlah area sekitar 118.000 hektar,termasuk plasma. Aktivitas utama SMART adalah penanaman dan pemanenan pohon kelapa sawit, pengolahan tandan buah segar menjadi minyak kelapa sawit (CPO) dan inti sawit (PK), serta penyulingan CPO menjadi produk bernilai tambah, seperti minyak goreng, margarin, dan shortening.

Visi

Kami bertujuan untuk menjadi yang terbaik untuk menjadi yang terbesar dan paling terintegrasi menguntungkan perusahaan konsumen berbasis kelapa sawit Misi

1. Melebihi standar kualitas tertinggi

2. Mempertahankan tingkat tertinggi keberlanjutan dan integritas pemberdayaan masyarakat dankomunitas

3. PengaturanTrendinovasi danteknologi chieving nilai maksimal bagi pemegang saham

4.1.9. PT Agra Wattie Tbk (JAWA)

PT Jaya Agra Wattie Tbk. atau biasa disingkat dengan JAWA merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang agribisnis dengan unit usahanya berupa pembudidayaan, pengolahan, logistik pertanian, dan kegiatan pemasaran. Perusahaan ini terfokus pada pengembangan bisnis bahan-bahan komoditi premium seperti karet, CPO, kopi, dan teh. JAWA pertama kali berdiri pada tahun 1921 dengan nama Handel Maatschapij James Alexander Wattie anda Comapany Limited dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 20


(56)

Januari 1921. JAWA berdomisili di Jakarta dengan kantor beralamat di Wisma BSG Lt. 8, Jl Abdul Muis No. 40, Jakarta 10160.

Selanjutnya pada tahun 1958 perkebunan perusahaan diambil alih oleh pemerintah yang pada saat itu masih dalam era Dwikora. Perkebunan berhasil diambil alih kembali dari Pemerintah pada tahun 1968. Perkembangan perusahaan semakin meningkat saat saham mayoritas dikendalikan oleh Soedarjo dan Hadi Surya yang bertindak sebagai pemegang saham sejak tahun 1987.

Produk-produk perusahaan telah terbukti tidak hanya memenuhi konsumen yang ada di dalam negeri saja, namun sejak tahun 1993 penjualan produk perusahaan telah merambah hingga pasaran internasional.Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan JAWA meliputi bidang pembangunan, perdagangan, perindustrian, pertambangan, pengangkutan, pertanian, percetakan, perbengkelan dan jasa. Saat ini kegiatan utama JAWA adalah bertindak sebagai manajer umum dari entitas anak untuk mengatur dan mengendalikan produksi dan penjualan hasil perkebunan karet, kopi, teh, kakao, kelapa sawit dan produk-produk perkebunan lainnya.

Visi

Menjadi perusahaan agribisnis terdepan yang menghasilkan produkbermutu tinggi dan bertanggungjawab secara lingkungan.

Misi

1. Menjadi perusahaan yang dapat dipercaya dengan komitmen yang kuat untuk memelihara lingkungan.


(57)

2. Memiliki manajemen yang sangat peduli terhadap kesejahteraan karyawan.

3. Meningkatkan nilai pemegang saham.

4. Berpartisipasi dalam pembangunan nasional melalui produk ber mutu tinggi untuk memenuhi permintaan pasar lokal dan ekspor sebagaimana komitmen perusahaan untuk meningkatkan standar kehidupan masyarakat sekitar

4.1.10 PT Provident Agro Tbk

PT Provident Agro Tbk (Perseroan) didirikan berdasarkanAkta Perseroan Terbatas No. 4 tanggal 2 November 2006. Perseroan merupakan perusahaan joint ventureantara PT Saratoga Sentra Business dan PT Provident Capital Indonesia, di mana Perseroan merupakan perusahaan induk dari perkebunan kelapa sawit. Di usianya yang relatif muda, Perseroan terus tumbuh dan berkembang. Hingga akhir tahun 2012, Perseroan telah mengelola 11 (sebelas) perkebunan kelapa sawit dengan luas lahan tertanam mencapai 44.475 hektar, terdiri dari perkebunan inti dan plasma yang berlokasi di pulau Sumatera dan Kalimantan.Perseroan juga terjun ke pasar modal dengan melaksanakan Penawaran Umum Saham Perdana dan mencatatkan diri sebagai Perusahaan Publik di Bursa Efek Indonesia pada bulan Oktober 2012.

Visi

Menjadi perusahaan induk yang kokoh bagi pemangku kepentingan melalui pengembangan industri strategis di bidang sumber daya alam dan usaha-usaha


(58)

pendukung terkait, dengan berpegang pada komitmen atas kelangsungan usaha, keharmonisan dengan masyarakat dan kelestarian lingkungan.

Misi

1. Mengembangkan Perseroan secara berkelanjutan guna meningkatkan nilai

tambah bagi para pemangku kepentingan.

2. Memberikan layanan terbaik bagi pelanggan dan mitra usaha.

3. Membangun organisasi yang kuat melalui pengembangan sumber daya manusia.

4.1.11 PT Gozco Plantation

PT Gozco Plantations Tbk (dahulu PT Surya Gemilang Sentosa) didirikan tanggal 01 Oktober 2001. Kantor pusat GZCO terletak di Gedung Graha Permata Pancoran, Jln. Raya Pasar Minggu No. 32 C/10, Jakarta 12780. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan GZCO mencakup bidang usaha pertanian, perdagangan, perindustrian dan jasa yang berkaitan dengan agrobisnis dan agroindustri.

Visi

Menjadi produsen produk kelapa sawit yang bermutu yang efisien dan produftif yang berkembang dan berkelanjutan yang melakukan investasi terbaik pada industrinya dan dikomunitasnya untuk meningkatkan nilai stakeholder.

Misi


(59)

2. Memelihara hubungan yang kuat pada masyarak yang sudah ada dengan cara pengembangan program petani kecil kelapa sawit dan pengembangan komunitas yang berkelanjutan.

4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Statistik Deskriptif

Untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai data variabel dalam penelitian ini maka digunakan tabel statistik deskriptif. Tabel statistik deskriptif ini meliputi nilai rata-rata (mean), jumlah data (N) dan standart deviasi dari 5 (lima) variabel independen yaitu struktur aktiva, ukuran perusahaan, pertumbuhan (growth), Likuiditas (current ratio), dan profitabilitas (ROA) sebagai variabel yang mempengaruhi financial leverage di industri perkebunan Indonesia di BEI (Bursa Efek Indonesia). Hasil analisis deskriptif akan ditunjukkan dalam tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1 Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Structure_activa 55 ,11 1,92 ,3100 ,24661

Size 55 11,51 16,79 14,7642 1,36930

Growth 55 -,58 ,56 ,0540 ,23362

CR 55 ,30 5,22 1,8973 1,12316

ROA 55 -,01 ,40 ,0984 ,08128

Financial_leverage 55 ,14 ,72 ,4075 ,16533 Valid N (listwise) 55


(60)

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa variabel financial leverage perusahaan perkebunan di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008-2012 memiliki nilai minimum 0,14% dan nilai maximum 0,72%. Sementara nilai standart deviasi (standart deviation) sebesar 0,16533% dan nilai rata-rata (mean) sebesar 0,4075%. Nilai rata-rata (mean) yang lebih besar dibandingkan nilai standart deviasi menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan baik. Variabel struktur aktiva mempunyai nilai minimum sebesar 0,11% dan nilai maximum sebesar 1,92%.

Sementara nilai standart deviasi (standart deviation) sebesar 0,24661 dan nilai rata-rata (mean) sebesar 0, 3100%. Nilai rata-rata (mean) yang lebih besar dibandingkan nilai standart deviasi (standart deviation) menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan baik. Variabel ukuran perusahaan mempunyai nilai minimum sebesar 11,51% dan nilai maximum sebesar 16,79%. Sementara nilai standart deviasi (standart deviation) sebesar 1,36930% dan nilai rata-rata (mean) sebesar 14,7642%. Nilai rata-rata (mean) yang lebih besar dibandingkan nilai standart deviasi (standart deviation) menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan baik.

Variabel pertumbuhan (growth) mempunyai nilai minimum sebesar -0,58% dan nilai maximum sebesar 0,56%. Sementara nilai standart deviasi (standart deviation) sebesar 0,23362% dan nilai rata-rata (mean) sebesar 0,0540%. Nilai rata-rata (mean) yang lebih kecil dibandingkan nilai standart deviasi (standart deviation) menunjukkan bahwa data terdistribusi kurang baik. Variabel likuiditas mempunyai nilai minimum sebesar 0,30% dan nilai maximum sebesar 5,22%. Sementara nilai standart deviasi (standart deviation) sebesar 1,12316%


(61)

dan nilai rata-rata (mean) sebesar 1,8973%. Nilai rata-rata (mean) yang lebih besar dibandingkan nilai standart deviasi (standart deviation) menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan baik.

Variabel ROA mempunyai nilai minimum sebesar -0,01% dan nilai maximum sebesar 0,40%. Sementara nilai standart deviasi (standart deviation) sebesar 0,08128% dan nilai rata-rata (mean) sebesar 0,0984%. Nilai rata-rata

(mean) yang lebih kecil dibandingkan nilai standart deviasi (standart deviation)

menunjukkan bahwa data terdistribusi kurang baik.

4.2.2 Hasil uji Asumsi klasik

Model regresi berganda akan lebih cepat digunakan dan menghasilkan perhitungan yang lebih akurat, apabila beberapa asumsi berikut dapat terenuhi. Uji asumsi klasik yang harus dipenuhi antara Uji Normalitas, Uji Multikkolineritas, Uji Autokolerasi, dan Uji Heterokedastisitas.

4.2.2.1. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Dalam penelitian ini dilakukan dengan menguji normalitas residual dengan menggunakan uji

kolmogorov-Smirnov yaitu dengan membandingkan distribusi komulatif relatif hasil observasi

dengan distribusi komulatif relatif teoritisnya. Jika probabilitas signifikansi nilai residual lebih besar dari 0.05 berarti residual terdistribusi dengan normal. Demikian pula sebaliknya, jika probabilitas signifikansi residual lebih rendah dari


(62)

0,05 berarti residual tidak terdistribusi secara normal. Uji Kolmogorov-Smirnov dapat di lihat Tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 55

Normal Parametersa,b Mean ,0000000 Std. Deviation ,11051240 Most Extreme Differences Absolute ,095

Positive ,095 Negative -,059

Kolmogorov-Smirnov Z ,704

Asymp. Sig. (2-tailed) ,705

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Tabel 4.2 menunjukkan Asymp. Sig. (2-tailed) atau angka signifikansi lebih besar dari 0.05 hal ini berarti data terdistribusi normal. Metode lain untuk mengetahui normalitas adalah dengan menggunakan metode analisis grafik baik dengan melihat grafik secara histogram ataupun dengan melihat secara Normal Probability Plot. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat histogram dari residualnya:

1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal regresi memenuhi asumsi normalitas.


(63)

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Berikut hasil uji normalitas yang diperoleh dalam analisis penelitian ini pada gambar 4.1

Sumber: Hasil penelitian, 2014 (Data diolah)

Gambar 4.1 Grafik Histogram

Gambar 4.1 menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal karena bentuk kurva memiliki kemiringan yang cenderung imbang dan kurva berbentuk menyerupai lonceng. Dapat disimpulkan bahwa variabel pengganggu atau residual memiliki pola mendekati distribusi normal.


(64)

Sumber: Hasil penelitian, 2014 (Data diolah)

Gambar 4.2 Normal P-Plot

Berdasarkan gambar 4.2 normal probability plot dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas karena data menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebaran data searah mengikuti garis diagonal.

4.2.2.2. Uji multikolineritas

Masalah-masalah yang mungkin akan timbul pada penggunaan persamaan regresi berganda adalah multikolineritas yaitu suatu keadaan dimana antara variabel bebas terdapat korelasi atau suatu variabel bebas merupakan fungsi linear dari variabel bebas lainnya. Adanya Multikolineritas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai variance inflation factor (VIF). Berdasarkan aturan variance


(65)

Sebaliknya apabila nilai VIF kurang dari 10 atau tolerance lebih dari 0,10 maka dinyatakan tidak terjadi gejala multikolineritas (Ghozali, 2011)

Tabel 4.3 Uji Multikolineritas Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Structure_activa ,916 1,092

Size ,627 1,595

Growth ,902 1,109

CR ,664 1,506

ROA ,678 1,475

a. Dependent Variable: financial_leverage Sumber: Hasil penelitian, 2014 (data diolah)

Berdasarkan tabel 4.3 nilai tolerance dan VIF dari variabel structure activa adalah sebesar 0,916 dan 1,092. Untuk variabel Size adalah sebesar 0,627 dan 1,595. Untuk growth adalah sebesar 0,902 dan 1,109. Untuk variabel Likuiditas (CR) adalah sebesar 0,664 dan 1,506. Untuk varibel ROA adalah sebesar 0,678 dan 1,475. Oleh karena itu, dapat disimpulkan dalam model ini tidak terdapat masalah multikolineritas antara variabel bebas karena nilai tolerance berada dibawah 1 dan nilai VIF jauh di bawah angka 10.


(66)

4.2.2.3. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat scatter plot antara lain prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residual (SRESID). Jika titik-titik scatter plot tersebut membentuk pola tertentu yang teratur (Misalnya bergelombang, menyebar kemudian menyempit), maka dapat diindifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas yang dilakukan pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Sumber: Hasil penelitian, 2014 (Data diolah)


(67)

Berdasarkan scatter plot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas. Adapun pengujian untuk melihat ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dengan uji Glejser antara lain prediksi variabel dependen menjadi (absUt). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikannya di atas tingkat kepercayaan 0.05 jadi disimpulkan model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas dengan uji Glejser dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4 Uji Glejser Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -,028 ,225 -,124 ,902

Structure_activa -,056 ,067 -,084 -,840 ,405

Size ,043 ,015 ,357 2,964 ,005

Growth ,101 ,071 ,143 1,424 ,161

CR -,030 ,017 -,207 -1,767 ,083

ROA -1,343 ,236 -,660 -5,696 ,000

a. Dependent Variable: financial_leverage Sumber: Hasil penelitian, 2014 (Data diolah)


(68)

Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa dalam pengujian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.2.2.4 Uji autokorelasi

Uji Autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi kolerasi maka dinamakan ada problema autokolerasi. Adapun uji yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya penyimpangan asumsi klasik ini adalah uji Durbin Watson (D-W stat dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Jika nilai D-W dibawah 0 sampai 1,5 berarti ada autokolerasi positif b. Jika nilai D-W dibawah 1,5 sampai 2,5 berarti tidak ada autokolerasi. c. Jika nilai D-W diatas 2,5 sampai 4 berarti ada autokolerasi negatif

Tabel 4.5 Uji Autokolerasi Model Summaryb Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson dimension0 1 ,744a ,553 ,508 ,11601 1,965 a. Predictors: (Constant), ROA, Structure_activa, Growth, CR, Size b. Dependent Variable: financial_leverage


(69)

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa nilai Durbin Watson adalah sebesar 1,965. Oleh karena nilai D_W dibawah antara 1,5<1,965<2,5 maka tidak ada autokolerasi pada model regresi yang digunakan dalam penelitian ini.

4.2.2 Analisis Linear berganda

Pembuatan persamaan regresi berganda dapat dilakukan dengan menginterpretasikan angka-angka yang ada di dalam unstandarlized coefficient beta pada Tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi

Coefficientsa Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -,028 ,225 -,124 ,902

Structure_a ctiva

-,056 ,067 -,084 -,840 ,405

Size ,043 ,015 ,357 2,964 ,005

Growth ,101 ,071 ,143 1,424 ,161

CR -,030 ,017 -,207 -1,767 ,083

ROA -1,343 ,236 -,660 -5,696 ,000

a. Dependent Variable: financial_leverage Sumber: Hasil penelitian, 2014 (Data diolah)


(70)

Tabel 4.6 pada kolom unstandardized coefficients beta dapat disusun persamaan regresi berganda sebagai berikut:

Y=0,028-0,056�1+0,043 �2+0,101�3-0,030�4-1,343�5+e

Dari persamaan regresi maka dapat diinterpretasikan beberapa hal yaitu:

1. Nilai konstanta persamaan di atas adalah sebesar -0,028 yang menunjukkan apabila semua variabel independen dianggap konstan atau nol, maka nilai dari financial leverage adalah sebesar 0,028%

2. Variabel struktur aktiva berpengaruh negatif terhadap financial leverage dengan nilai koefisien -0,056%. Artinya jika struktur aktiva naik sebesar 1% maka financial leverage akan mengalami penurunan sebesar 0,056% dengan asumsi nilai variabel lain dianggap tidak konstan.

3. Variabel ukuran perusahaan (size) berpengaruh positif terhadap financial leverage dengan nilai koefisien 0,043% . Artinya jika ukuran perusahaan naik sebesar 1% maka financial leverage akan mengalami kenaikan sebesar 0,043% atau dengan asumsi nilai variabel lain dianggap konstan. 4. Variabel growth (pertumbuhan) berpengaruh negatif terhadap financial

leverage dengan nilai koefisien 0,101% . Artinya jika growth naik sebesar 1% maka financial leverage akan mengalami penurunan sebesar 0,101% atau dengan asumsi nilai variabel lain dianggap konstan.

5. Variabel likuiditas (current ratio) berpengaruh negatif terhadap financial

leverage dengan nilai koefisien -0,030% . Artinya jika likuiditas naik


(1)

84 Grafik Normal Plot


(2)

85 Uji Multikolineritas

Coefficientsa Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

Structure_activa ,916 1,092

Size ,627 1,595

Growth ,902 1,109

CR ,664 1,506

ROA ,678 1,475

a. Dependent Variable: financial_leverage

Uji Heteroskedastisitas Grafik Scatterplot


(3)

86 Uji Glejser Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -,028 ,225 -,124 ,902

Structure_activa -,056 ,067 -,084 -,840 ,405

Size ,043 ,015 ,357 2,964 ,005

Growth ,101 ,071 ,143 1,424 ,161

CR -,030 ,017 -,207 -1,767 ,083

ROA -1,343 ,236 -,660 -5,696 ,000

a. Dependent Variable: financial_leverage

Uji Autokolerasi

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson dimension0 1 ,744a ,553 ,508 ,11601 1,965 a. Predictors: (Constant), ROA, Structure_activa, Growth, CR, Size

b. Dependent Variable: financial_leverage


(4)

87 Hasil Analisis Regresi

Coefficientsa Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -,028 ,225 -,124 ,902

Structure_activa -,056 ,067 -,084 -,840 ,405

Size ,043 ,015 ,357 2,964 ,005

Growth ,101 ,071 ,143 1,424 ,161

CR -,030 ,017 -,207 -1,767 ,083

ROA -1,343 ,236 -,660 -5,696 ,000


(5)

88 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -,028 ,225 -,124 ,902

Structure_activa -,056 ,067 -,084 -,840 ,405

Size ,043 ,015 ,357 2,964 ,005

Growth ,101 ,071 ,143 1,424 ,161

CR -,030 ,017 -,207 -1,767 ,083

ROA -1,343 ,236 -,660 -5,696 ,000

a. Dependent Variable: financial_leverage

Hasil Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F) ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression ,817 5 ,163 12,134 ,000a

Residual ,660 49 ,013

Total 1,476 54

Uji koefisien determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate dimension0 1 ,744a ,553 ,508 ,11601

a. Predictors: (Constant), ROA, Structure_activa, Growth, CR, Size b. Dependent Variable: financial_leverage


(6)

89