Pengujian Secara Simultan Uji F Pengujian Secara Parsial Uji t Koefisien Determinasi R

43 bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Sedangkan jika hasil uji Glejser menunjukkan nilai probabilitas signifikan lebih dari 0,05 maka model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas.

3.8.1.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya Ghozali, 2011. Model regresi yang baik harus terhindar dari autokorelasi.Cara mendeteksi autokorelasi salah satunya adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson.

3.8.2 Uji Hipotesis

3.8.2.1. Pengujian Secara Simultan Uji F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependenterikat Ghozali, 2011. Ketentuan yang digunakan dalam uji F adalah sebagai berikut: 1. Jika F hitung lebih besar dari F tabel atau probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi Sig 0,05, maka model penelitian dapat digunakan atau model tersebut sudah tepat. 2. Jika F hitung lebih kecil dari F tabel atau probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi Sig 0,05, maka model penelitian tidak dapat digunakan atau model tersebut tidak tepat. Universitas Sumatera Utara 44 3. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Jika F hitung lebih besar dari nilai F tabel, maka model penelitian sudah tepat.

3.8.2.2. Pengujian Secara Parsial Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelasindependen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen Ghozali, 2011. Uji t dapat dilakukan dengan melihat nilai probabilitas signifikansi t masing-masing variabel yang terdapat pada output hasil regresi. Jika nilai probabilitas signifikansi t lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa ada pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen.

3.8.2.3. Koefisien Determinasi R

2 Koefisien determinasi R 2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen Ghozali, 2011. Universitas Sumatera Utara 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. PT Astra Agro Lestari Tbk Keberadaan PT. Astra Agro Lestari Tbk sebagai perusahaan perkebunan kelapa sawit telah melintasi tiga dasawarsa lebih, tepatnya 31 tahun. Kehadiran perusahaan ini berawal dari kebijakan PT Asta Internasional Tbk yang membangun unit usaha untuk menggarap perkebunan ubi kayu seluas 2.000 hektar. Seiring permintaan karet yang semakin tinggi, perkebunan ubi kayu kemudian dikonversi menjadi perkebunan karet. Setelah melihat prospek bisnis minyak sawit yang sangat menjanjikan, perusahaan ini masuk ke bidang usaha perkebunan kelapa sawit. Pada tahun 1984, PT Astra Internasional mengakuisisi PT. Tunggal Perkasa Plantations yang telah memiliki lahan perkebunan kelapa sawit seluas 15.000 hektar di provinsi Riau. Kebijakan ini memiliki dampak positif terhadap perkembangan unit bisnis perkebunan sawit. PT Astra Internasional Tbk akhirnya memutuskan menjadikan unit bisnis perkebunan kelapa sawit sebagai entitas bisnis yang baru dengan nama PT Suryaraya Cakrawala pada 3 oktober 1988. Sebagai bagian dari bisnis PT Astra Agro Lestari Tbk, nama PT Suryaraya Cakrawala di ubah menjadi PT Astra Agro Niaga pada tahun 1989. Seiring perkembangan usaha dan prospek yang semakin menjanjikan, PT Astra Agro Niaga menggabungkan usahanya dengan PT Suryaraya Bahtera pada tahun 1997 Universitas Sumatera Utara