20 alvarezii yang diambil dari petani rumput laut masyarakat Desa Pulau Terung,
Kecamatan Belakang Padang, Provinsi Kepulauan Riau.
3.3.2 Determinasi tumbuhan
Determinasi tumbuhan dilakukan oleh Munthe 2012 di Pusat Penelitian Oseanografi–LIPI di Jakarta. Hasil identifikasi bahan tumbuhan
adalah Kappaphycus alvarezii Doty. Hasil determinasi tumbuhan dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman 38.
3.3.3 Pembuatan simplisia alga merah
Alga merah jenis Kappaphycus alvarezii dibersihkan dan dicuci dengan air untuk menghilangkan kotoran yang menempel, berat alga merah basah
16 kg. Sampel kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan terlebih dahulu kemudian dikeringkan di lemari pengering hingga kering. Berat bahan
kering 1,8 kg. Sampel yang telah kering dipotong-potong kecil kemudian dihaluskan dengan blender, lalu di ayak.
3.4 Pemeriksaan Karakteristik Simplisia 3.4.1 Pemeriksaan makroskopik simplisia
Pemeriksaan makroskopik dilakukan terhadap simplisia. Pengamatan makroskopik meliputi pengamatan terhadap bentuk talus, bentuk percabangan
dan warna talusnya.
3.4.2 Pemeriksaan mikroskopik simplisia
Pemeriksaan mikroskopik dilakukan terhadap serbuk simplisia alga merah yang dikeringkan. Serbuk simplisia ditaburkan diatas kaca objek yang
telah ditetesi dengan larutan kloralhidrat dan ditutup dengan kaca penutup,
Universitas Sumatera Utara
21 kemudian diamati dibawah mikroskop. Hasil pemeriksaan mikroskopik dapat
dilihat pada Lampiran 5, halaman 42.
3.4.3 Penetapan kadar air
Penetapan kadar air dilakukan dengan metode Azeotropi destilasi toluena. Alat terdiri dari labu alas bulat 500 ml, alat penampung, pendingin,
tabung penyambung dan tabung penerima. Sebanyak 200 ml toluena dan 2 ml air suling dimasukkan kedalam labu
alas bulat, diatas alat penampung dan pendingin, kemudian didestilasi selama 2 jam. Destilasi dihentikan dan dibiarkan dingin selama 30 menit, kemudian
volume air dalam tabung penerima dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. Sebanyak 5 g serbuk simplisia yang telah ditimbang seksama,
dimasukkan kedalam labu yang berisi toluena yang telah dijenuhkan kemudian dipanaskan hati-hati selama 15 menit. Setelah toluena mendidih, kecepatan
tetesan diatur 2 tetes tiap detik sampai sebagian besar air terdestilasi, bagian dalam pendingin dibilas dengan toluena. Destilasi dilanjutkan selama 5 menit,
kemudian tabung penerima dibiarkan mendingin pada suhu kamar, setelah air dan toluena memisah sempurna, volume air dibaca dengan ketelitian 0,05 ml.
Selisih kedua volume air yang dibaca sesuai dengan kandungan air yang terdapat dalam bahan yang diperiksa. Kadar air dihitung dengan persen WHO,
1992. Hasil perhitungan penetapan kadar air dapat dilihat pada Lampiran 6, halaman 43.
3.4.4 Penetapan kadar sari yang larut dalam air
Sebanyak 5 g serbuk simplisia dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml
Universitas Sumatera Utara
22 air-kloroform 2,5 ml kloroform dalam air suling sampai 1 liter dalam labu
bersumbat sambil dikocok sesekali selama 6 jam pertama, kemudian dibiarkan selama 18 jam, kemudian disaring. Sejumlah 20 ml filtrat pertama diuapkan
sampai kering dalam cawan penguap yang berdasar rata yang telah dipanaskan dan ditara. Sisa dipanaskan pada suhu 105
o
C sampai bobot tetap. Kadar dalam persen sari yang larut dalam air dihitung terhadap bahan yang telah
dikeringkan Depkes, 1978. Hasil perhitungan penetapan kadar sari yang larut dalam air dapat dilihat pada Lampiran 7, halaman 44.
3.4.5 Penetapan kadar sari yang larut dalam etanol