16 atau absorbans A. Kebanyakan spektrum inframerah merekam panjang
gelombang atau frekuensi versus T Supratman, 2010. Instrumen yang menentukan spektrum serapan untuk senyawa yang
disebut spektrometer inframerah atau lebih tepatnya spektrofotometer yaitu dispersive dan Fourier Transform FT instrumen. Kedua jenis instrumen
memberikan spektrum senyawa dalam kisaran umum 4000-400 cm
-1
. Pavia, L.D, et al., 2001.
2.5.1 Cara kerja alat spektrofotometer FTIR
Sistem optik Spektrofotometer FTIR dilengkapi dengan cermin yang bergerak tegak lurus dan cermin yang diam. Dengan demikian radiasi infra-
merah akan menimbulkan perbedaan jarak yang ditempuh menuju cermin yang bergerak M dan jarak cermin yang diam F Anonim
b
, 2010. Hubungan antara intensitas radiasi IR yang diterima detektor terhadap
retardasi disebut sebagai interferogram. Sedangkan sistim optik dari Spektrofotometer IR yang didasarkan atas bekerjanya interferometer disebut
sebagai sistim optik Fourier Transform Infra Red Stuart, 2004. Pada sistim optik FTIR digunakan radiasi LASER Light Amplification
by Stimulated Emmission of Radiation yang berfungsi sebagai radiasi yang diinterferensikan dengan radiasi infra merah agar sinyal radiasi infra-merah
yang diterima oleh detektor secara utuh dan lebih baik. Detektor yang digunakan dalam spektrofotometer FTIR adalah TGS Tetra Glycerine
Sulphate atau MCT Mercury Cadmium Telluride.
Universitas Sumatera Utara
17 Detektor MCT lebih banyak digunakan karena memiliki beberapa
kelebihan dibandingkan detektor TGS, yaitu memberikan respon yang lebih baik pada frekwensi modulasi tinggi, lebih sensitif, lebih cepat, tidak
dipengaruhi oleh temperatur, sangat selektif terhadap energi vibrasi yang diterima dari radiasi infra-merah Anonim
b
, 2010.
Universitas Sumatera Utara
18
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian dilakukan secara deskriptif yang meliputi penyiapan bahan tumbuhan, karakterisasi bahan tumbuhan, isolasi karagenan,
pemeriksaan karakteristik karagenan meliputi identifikasi kelarutan, penetapan viskositas, susut pengeringan, penetapan kadar abu total, penetapan kadar abu
tidak larut asam, spektrofotometri inframerah dan perhitungan rendemen dari Kappaphycus alvarezii Doty.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara dan di Laboratorium Penelitian Fakultas
Farmasi Universitas Sumatera Utara pada bulan September 2013-Desember 2013.
3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat
Peralatan yang digunakan adalah alat-alat gelas laboratorium, cawan
porselin, lemari pengering, oven Dynamica, hot plate Fisson, mikroskop Olympus, blender Panasonic, penangas air Yenaco, spatula, botol timbang
dangkal bertutup, neraca kasar, neraca listrik Vibra, seperangkat alat destilasi penetapan kadar air, spektrofotometri FTIR Shimadzu, alat viskometer
Ostwald, kaca objek, kaca penutup, krus tang, kertas saring, alat pengepres,
indikator pH, termometer, mortir dan stamfer dan desikator.
Universitas Sumatera Utara