Hasil Identifikasi Tumbuhan Hasil Karakterisasi Simplisia

28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan

Hasil identifikasi Pusat Penelitian Oseanografi – LIPI pada rumput laut yang diteliti Kappaphycus alvarezii Doty divisi Rhodophyta, kelas Rhodophyceae, bangsa Gigartinales, suku Solieriaceae, marga Kappaphycus, jenis Kappaphycus alvarezii Doty.

4.2 Hasil Karakterisasi Simplisia

Pada pemeriksaan makroskopik diperoleh bentuk talus silindris dengan permukaan licin, berwarna merah kecoklatan karena bersifat adaptasi kromatik, yaitu memiliki penyesuaian antara proporsi pigmen dengan berbagai kualitas pencahayaan dan dapat menimbulkan berbagai warna pada talus seperti: merah tua, merah muda, pirang, coklat, kuning dan hijau. Keadaan warna tidak selalu dapat digunakan dalam menentukan kelasnya. Perubahan warna sering terjadi hanya karena faktor lingkungan yang berubah. Kejadian ini merupakan proses modifikasi yaitu perubahan bentuk dan sifat luar fenotipe yang tidak kekal sebagai pengaruh lingkungan antara lain iklim dan oseanografi yang relatif cukup besar. Mempunyai tipe percabangan dichotomous. Ditumbuhi nodulus tonjolan-tonjolan dan duri Aslan, 1998. Hasil pemeriksaan mikroskopis serbuk simplisia alga merah Kappaphycus alvarezii Doty terlihat adanya sel-sel parenkim berbentuk poligonal tidak beraturan, yang berisi pigmen berwarna merah dan terdapat Universitas Sumatera Utara 29 pula sel-sel propagule yang merupakan sel yang berperan untuk perkembangbiakan atau propagation Polifrone, et al., 2006. Pada pemeriksaan karakteristik serbuk simplisia alga merah diperoleh kadar air 9,77, kadar sari larut dalam air 22,44, kadar sari larut dalam etanol 6,91, kadar abu total 29,14, kadar abu tidak larut dalam asam 0,47. Kadar air dalam simplisia menunjukkan jumlah air yang terkandung dalam simplisia yang digunakan. Terdapat perbedaan hasil karakterisasi serbuk simplisia dengan penelitian sebelumnya, dapat dilihat pada Tabel 4.1 dibawah ini. Tabel 4.1 Data hasil pemeriksaan karakteristik simplisia No Parameter Hasil Hasil Lubis, 2013 Hasil Munthe,2012 1 Kadar air 9,77 8,64 9,29 2 Kadar sari larut dalam air 22,44 22,50 25,73 3 Kadar sari larut dalam etanol 6,91 1,10 1,22 4 Kadar abu total 29,14 3,20 3,03 5 Kadar abu tidak larut dalam asam 0,47 0,13 0,11 Kadar air simplisia berhubungan dengan proses pengeringan simplisia. Apabila simplisia yang dihasilkan tidak cukup kering maka kemungkinan akan terjadi pertumbuhan jamur dan jasad renik lainnya. Simplisia dinilai cukup aman bila mempunyai kadar air kurang dari 10 Depkes, 1978. Kadar air yang terlalu rendah rumput laut terlalu kering kemungkinan dapat menyebabkan jaringan rumput laut keras, sehingga sulit ditembus oleh larutan alkali, akibatnya karagenan sulit terekstrak. Selain itu, kandungan air dalam jaringan rumput laut memungkinkan terjadinya reaksi enzimatik yang dapat Universitas Sumatera Utara 30 mempengaruhi kuantitas dan kualitas karagenan yang dihasilkan Oviantari, dkk., 2007. Kadar abu simplisia sebesar 29,14, tingginya kadar abu pada simplisia alga merah Kappaphycus alvarezii Doty disebabkan karena alga merah mengandung mineral kalium, natrium, kalsium dan magnesium Diharmi, dkk., 2011. Kadar abu tidak larut asam simplisia alga merah sebesar 0,47. Kadar abu tidak larut asam adalah garam-garam klorida yang tidak larut asam yang sebagian adalah garam-garam logam berat dan silika Diharmi, dkk., 2011.

4.3 Hasil Isolasi Karagenan