5.3 Program Pertanian Berkelanjutan Variabel X
Data mengenai pengaruh program Pertanian Berkelanjutan oleh Serikat Petani Indonesia terhadap sosial ekonomi petani di desa Damak Maliho Kecamatan Bangun Purba
Kabupaten Deli Serdang akan disajikan berdasarkan informasi tentang adanya program Pertanian Berkelanjutan. Kegiatan-kegiatan dari program, frekuensi pemberian pelatihan,
serta perubahan nyata dari program Pertanian Berkelanjutan yang diselenggarakan oleh Serikat Petani Indonesia terhadap sosial ekonomi petani di Desa Damak Maliho Kecamatan
Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang.
5.3.1 Pelatihan oleh Serikat Petani Indonesia kepada petani binaan A. Uji coba pertanian organik
1. Sumber Informasi
Informasi mengenai program Pertanian Berkelanjutan tentu bukan begitu saja diketahui oleh para responden. Sudah Pasti ada sumber yang memberi tahu tentang program
Pertanian Berkelanjutan bagi mereka. Data tentang distribusi responden berdasarkan keterangan tentang darimana
responden mengetahui tentang bagaimana program Pertanian Berkelanjutan disajikan dalam tabel 5.7 sebagai berikut :
Tabel 5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Darimana Mengetahui Pertama Kali Informasi
Mengenai Uji Coba Pertanian Organik No
Kategori Frekuensi
Persentase
1 Lembaga Serikat Petani
6 13,96
Universitas Sumatera Utara
2 Indonesia
Kepala Desa 37
86,04
Jumlah 43
100 Sumber : Kuesiner, Juni 2014
Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat bahwa pertama kali responden mendapatkan informasi mengenai uji coba pertanian organik yaitu sebanyak 37 responden 86,04 dari
kepala desa. Informasi dari lembaga Serikat Petani Indonesia ada 6 responden 13,96. Dapat disimpulkan bahwa interaksi warga dengan kepala desa sangat aktif sehingga setiap
informasi baru yang bermanfaat dengan mudah diterima warga. Tabel ini menggambarkan bahwa pihak Serikat Petani Indonesia masih kurang aktif
secara langsung dalam melakukan sosialisasi secara langsung mengenai program-program yang ada di desa Maliho tersebut. Pihak Serikat Petani Indonesia hanya memberikan
informasi kepada ketua basis dan pihak kelurahan. Pihak kelurahan yang berperan secara langsung meyampaikan kepada masyarakat melalui ibu-ibu PKK mengenai adanya program
Pertanian Berkelanjutan oleh Serikat Petani Indonesia di desa Damak Maliho.
2. Ketertarikan Untuk Mengikuti Sosialisasi Program Setelah Mendapatkan Informasi
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan di lapangan oleh peneliti mengenai ketertarikan responden terhadap sosialiasi program Pertanian
Berkelanjutan dalam penelitian ini adalah seluruh respondennya yang berjumlah 43 responden 100 merasakan ketertarikan untuk mengikuti sosialisasi uji coba pertanian
organik. Responden menilai bahwa program uji coba pertanian organik memang sangat
Universitas Sumatera Utara
dibutuhkan oleh setiap petani di desa Damak Maliho. Selain dari sosialisasi, penyuluh pendamping juga berperan memberikan saran dan solusi terhadap masalah-masalah yang
dialami oleh responden. Seperti, mengajarkan beberapa cara bertani yang baik kepada responden. Sebelumnya responden banyak yang mengalami gagal panen dalam
mengembangkan usaha pertaniannya. Dengan adanya sosialisasi uji coba pertanian organik, responden sudah terbantu dan tidak terlalu kewalahan lagi untuk mengetahui cara merawat
tanaman yang baik agar hasil panen lebih meningkat
3. Pelaksanaan Sosialisasi yang Diadakan oleh Serikat Petani Indonesia
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan di lapangan oleh peneliti mengenai berapa kali pelaksanaan sosialisasi yang diadakan oleh Serikat Petani
Indonesia dan seluruh respondennya yang berjumlah 43 responden 100 menjawab 4-7 kali dalam setahun. Seluruh responden mengetahui berapa kali pelaksanaan sosialisasi yang
diadakan Serikat Petani Indonesia mengenai uji coba pertanian organik karena setiap akan diadakan sosialisasi pihak kepala desa akan memberitahukan kepada ketua basis pertanian di
desa Damak Maliho Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang.
4. Berapa Kali Responden Mengikuti Pelaksanaan Sosialisasi Uji Coba Pertanian Organik yang Diadakan oleh Pihak Serikat Petani Indonesia
Data mengenai distribusi responden berdasarkan berapa kali responden mengikuti pelaksanaan sosialisasi uji coba pertanian organik yang diadakan oleh pihak Serikat Petani
Indonesia, disajikan dalam bentuk tabel 5.8 berikut ini : Tabel 5.8
Universitas Sumatera Utara
Berapa Kali Responden Mengikuti Pelaksanaan Sosialisasi Uji Coba Pertanian Organik yang Diadakan Oleh Serikat Petani Indonesia
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 2
4-7 kali dalam setahun 1-4 kali dalam setahun
34 9
79,1 20,9
Jumlah 43
100 Sumber : Kuesioner, Juni 2014
Berdasarkan tabel 5.8 dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 34 responden 79,1 sangat tertarik serta antusias dalam mengikuti sosialisasi uji coba
pertanian organik yang diadakan oleh Serikat Petani Indonesia sedangkan responden yang menjawab 1-4 kali dalam setahun hanya 9 responden 20,9. Hal ini disebabkan karena
kesibukan sebahagian kecil responden perempuan yang kerepotan mengurus keperluan rumah tangga setelah pulang bertani, walaupun menurut data yang diperoleh dari wawancara di
lapangan oleh peneliti bahwa beberapa responden menyatakan tidak mengalami hambatan untuk mengikuti pelaksanaan program tersebut.
5. Adakah Hambatan yang Dirasakan Responden Dalam Mengikuti Sosialisasi Uji Coba Pertanian Organik
Data mengenai distribusi responden berdasarkan adakah hambatan yang dirasakan responden dalam mengikuti sosialisasi uji coba pertanian organik, disajikan dalam tabel 5.9
berikut ini :
Tabel 5.9
Universitas Sumatera Utara
Adakah Hambatan yang Dirasakan Responden Dalam Mengikuti Sosialisasi Uji Coba Pertanian Organik
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 2
Ada Tidak ada
20 23
46,51 53,49
Jumlah 43
100 Sumber : Kuesioner : Juni, 2014
Berdasarkan tabel 5.9 dapat diketahui bahwa sebahagian besar responden tidak merasakan hambatan dalam mengikuti pelaksanaan sosialisasi uji coba pertanian organik.
Salah satu responden yang menjawab tidak ada hambatan dalam mengikuti pelaksanaan sosialisasi uji coba pertanian organik, ibu Monde Purba 48 tahun memberikan alasannya :
saya sangat senang tiap kali ada kegiatan seperti ini, sosialisasi ini menambah ilmu tentang bertani saya dan bisa menanyakan keluhan saya tentang pertanian, serta setiap ada acara
sosialisasi bisa kumpul-kumpul dengan petani lainnya. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti di lapangan melalui wawancara alasan
responden yang menyatakan memiliki ada hambatan dalam mengikuti sosialisasi disebabkan karena kesibukan sebahagian kecil responden perempuan yang kerepotan mengurus
keperluan rumah tangga setelah pulang bertani. Responden juga menyatakan bahwa karena kesibukan mengurus ladang bertani responden kerap lupa jadwal pelaksanaan sosialisasi
oleh Serikat Petani Indonesia.
6. Sumber Bibit Digunakan Dalam Uji Coba Pertanian Organik
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan di lapangan oleh peneliti mengenai dari mana sumber bibit dalam pelaksanaan uji coba pertanian organik, dan
seluruh respondennya yang berjumlah 43 responden 100 menjawab dari pihak Serikat Petani Indonesia. Menurut data yang dioeroleh peneliti di lapangan bahwa setiap ada acara
pelatihan dalam bentuk apapun yang diadakan oleh Pihak Serikat Petani Indonesia, biaya tidak pernah dibebankan oleh anggota petaninya.
7. Sumber Pupuk Digunakan Dalam Uji Coba Pertanian Organik
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan di lapangan oleh peneliti mengenai dari mana pupuk dalam pelaksanaan uji coba pertanian organik, dan
seluruh respondennya yang berjumlah 43 responden 100 menjawab dari pihak Serikat Petani Indonesia. Menurut data yang diperoleh peneliti di lapangan melalui wawancara dan
angket bahwa setiap ada acara pelatihan dalam bentuk apapun yang diadakan oleh Pihak Serikat Petani Indonesia, biaya tidak pernah dibebankan oleh anggota petaninya.
8. Apakah Uji Coba Pertanian Organik Telah Berhasil Dalam Hasil Panen Tabel 5.10
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 2
Berhasil Tidak berhasil
38 5
88,38 11,62
Jumlah 43
100
Sumber : Kuesioner, Juni 2014
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 5.10 dapat diketahui bahwa pelaksanaan uji coba pertanian organik telah berhasil berdasarkan data yang diperoleh sebahagian besar responden yang menjawab
berhasil yaitu sebanyak 38 responden 88,38, walaupun masih ada 5 responden 11,52 yang menjawab belum berhasil. Berdasarkan hasil angket dan wawancara dengan responden
yang menyatakan tidak berhasil, dikarenakan tingkat kadar hara baik tanah telah berkurang, responden yang sebelum mengikuti program uji coba pertanian ini adalah menggunakan
pupuk kimia serta cara merawat tanaman dengan menggunakan bahan yang banyak mengandung zat kimia. Menurut responden bahwa menggunakan pupuk yang mengandung
bahan kimia akan lebih cepat menghasilkan tanpa memikirkan jangka panjang zat hara dalam tanah.
B. Pelatihan Budi Daya Tani 1. Kapan Pertama Kali Mengikuti Pelatihan Budidaya Tani
Data mengenai distribusi responden berdasarkan kapan pertama kali mengikuti pelatihan budidaya tani, disajikan dalam tabel 5.11 berikut ini :
Tabel 5.11 Kapan Pertama Kali Mengikuti Pelatihan Budidaya Tani
No Kategori Frekuensi
Persentase
1 2
3 4
5 Tahun 2010
Tahun 2011 Tahun 2012
Tahun 2013 Tahun 2014
7 10
17 5
4 16,28
23,26 39,53
11,63 9,30
Jumlah 43
100
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Kuesioner, Juni 2014 Berdasarkan tabel 5.11 dapat dilihat bahwa responden setiap tahunnya mengalami
peningkatan walaupun sejak tahun 2013-2014 jumlah anggota yang mengikuti pelatihan mengalami penurunan dari tahun 2012 yaitu dari 17 responden 39,53 menjadi 4
responden 9,30 menujukkan kurangnya sosialisasi pihak Serikat Petani Indonesia terhadap masyarakat di desa Damak Maliho. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti di
lapangan melalui wawancara dan angket bahwa data responden pada tahun 2012 sudah menunjukkan partisipasi masyarakat yang sangat aktif terhadap pelatihan budidaya tani.
2. Berapa Kali Pihak Serikat Petani Indonesia Mengadakan Sosialisasi Pelatihan Budidaya Tani
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan di lapangan oleh peneliti melalui wawancara dan angket mengenai berapa kali pelaksanaan sosialisasi yang
diadakan oleh Serikat Petani Indonesia dan seluruh respondennya yang berjumlah 43 responden 100 menjawab 4-7 kali dalam setahun. Seluruh responden mengetahui berapa
kali pelaksanaan sosialisasi yang diadakan Serikat Petani Indonesia mengenai pelatihan budidaya tani karena setiap akan diadakan sosialisasi pihak kepala desa akan
memberitahukan kepada ketua basis pertanian di desa Damak Maliho Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang.
3. Berapa Kali Responden Mengikuti Sosialisasi Pelatihan Budidaya Tani yang Diadakan Oleh Pihak Serikat Petani Indonesia
Universitas Sumatera Utara
Data mengenai distribusi responden berdasarkan berapa kali responden mengikuti sosialisasi pelatihan budidaya tani yang diadakan oleh pihak Serikat Petani Indonesia,
disajikan dalam bentuk tabel 5.12 berikut ini :
Tabel 5.12 Berapa Kali Responden Mengikuti Pelaksanaan Sosialisasi Pelatihan Budidaya Tani
yang Diadakan Oleh Pihak Serikat Petani Indonesia No
Kategori Frekuensi
Persentase
1 2
4-7 kali dalam setahun 1-4 kali dalam setahun
37 6
86,05 13,95
Jumlah
43 100
Sumber : Kuesioner, Juni 2014 Berdasarkan tabel 5.12 dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 37
responden 86,05 sangat tertarik serta antusias dalam mengikuti pelaksanaan pelatihan budi daya tani yang diadakan oleh Serikat Petani Indonesia, walaupun masih ada responden
yaitu sebanyak 6 responden 13,95 yang menjawab 1-4 kali dalam setahun. Hal ini disebabkan karena kesibukan sebahagian kecil responden perempuan yang kerepotan
mengurus keperluan rumah tangga setelah pulang bertani, walaupun menurut data yang diperoleh dari wawancara di lapangan oleh peneliti bahwa beberapa responden menyatakan
kerap sekali lupa jadwal pelaksanaan pelatihan oleh Serikat Petani Indonesia.
4. Dari Mana Sumber Bibit yang Digunakan Responden Untuk Pelatihan Budidaya Tani
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan di lapangan oleh peneliti mengenai dari mana sumber bibit dalam pelatihan budidaya tani, dan seluruh
respondennya yang berjumlah 43 responden 100 menjawab dari pihak Serikat Petani
Universitas Sumatera Utara
Indonesia karena setiap ada acara pelatihan yang diadakan oleh Pihak Serikat Petani Indonesia biaya tidak pernah dibebankan oleh anggota petaninya. Berdasarkan data yang
diperoleh peneliti terhadap salah satu pendamping petani melalui wawancara bahwa tujuan Pihak Serikat Petani Indonesia meyediakan bibit untuk pelatihan budidaya tani agar
masyarakat yang ingin mengikuti pelatihan tidak menjadikan biaya menjadi hambatan dalam mengikuti pelatihan.
5. Dari Mana Sumber Pupuk yang Digunakan Responden Untuk Pelatihan Budi Daya Tani
Seperti pertanyaan dari nomor 4 bahwa berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan di lapangan oleh peneliti mengenai dari mana sumber pupuk
dalam pelatihan budi daya tani, dan seluruh respondennya yang berjumlah 43 responden 100 menjawab dari pihak Serikat Petani Indonesia karena setiap ada acara pelatihan yang
diadakan oleh Pihak Serikat Petani Indonesia biaya tidak pernah dibebankan oleh anggota petaninya. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti terhadap salah satu pendamping petani
melalui wawancara bahwa tujuan Pihak Serikat Petani Indonesia meyediakan bibit untuk pelatihan budidaya tani agar masyarakat yang ingin mengikuti pelatihan tidak menjadikan
biaya menjadi hambatan dalam mengikuti pelatihan
6. Apakah Jenis Bibit Organik yang Digunakan Untuk Tanaman Budi Daya Tani
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan di lapangan oleh peneliti mengenai apakah jenis bibit organik yang digunakan untuk tanaman budi daya tani,
dan seluruh responden yang berjumlah 43 responden 100 menjawab “ya, menggunakan”. Alasan pihak Serikat Petani Indonesia menggunakan bibit organik karena pihak Serikat
Petani Indonesia ingin mensosialisasikan serta menerapkan pertanian organik yang baik dan sehat untuk dikonsumsi.
7. Apakah Jenis Pupuk Organik yang Digunakan Untuk Tanaman Budi Daya Tani
Seperti pertanyaan nomor 6 berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan di lapangan oleh peneliti mengenai apakah jenis pupuk organik yang
digunakan untuk tanaman budi daya tani, dan seluruh respondennya yang berjumlah 43 responden 100 menjawab “ya, menggunakan”. Seperti pertanyaan nomor 6 alasan pihak
Serikat Petani Indonesia menggunakan bibit organik karena pihak Serikat Petani Indonesia ingin mensosialisasikan serta menerapkan pertanian organik yang baik dan sehat untuk
dikonsumsi.
5.3.2 Pengelolaan Marketing Oleh Serikat Petani Indonesia Kepada Petani Binaan 1. Jarak Tempuh Dari Lokasi Pengelolahan Hasil Panen ke Pasar
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan di lapangan oleh peneliti melalui wawancara dan angket mengenai jarak tempuh dari lokasi pengelalahan hasil
panen ke pasar, dan seluruh responden yang berjumlah 43 responden 100 menjawab 3-4
Universitas Sumatera Utara
jam. Lokasi pengelolahan hasil panen seluruh responden ditempatkan di basis petani Serikat Petani Indoesia.
2. Jenis Transport yang Digunakan Untuk Pengangkutan Hasil Panen ke Pasar
Data mengenai distribusi responden berdasarkan jenis transport yang digunakan untuk pengangkutan hasil panen ke pasar, disajikan dalam bentuk tabel 5.13 berkut ini :
Tabel 5.13 Jenis Transport yang Digunakan Untuk Pengangkutan Hasil Panen ke Pasar
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 2
3 4
Truck fuso Gerobak coldiesel
Mobil pick up Becak roda tiga
5 9
22 7
11,63 20,93
51,16 16,28
Jumlah
43 100
Sumber : Kuesioner, Juni 2014 Berdasarkan tabel 5.13 dapat diketahui bahwa sebahagian besar warga sebanyak 22
responden 51,16 menjawab menggunakan mobil pick up sebagai alat transport yang digunakan untuk penganggkutan hasil panen karena disesuaikan dengan jumlah muatan hasil
panen para responden. Jenis transport truck fuso yang digunakan sebahagian kecil responden yang berjumlah 5 responden 11,63 adalah responden yang mengembangkan jenis
tanaman padi, sedangkan responden yang menggunakan jenis transport mobil pick up dan becak roda tiga adalah sebahagian responden yang mengembangkan jenis tanaman sayur
dan cabai
Universitas Sumatera Utara
3. Apakah Ada Pemotongan Biaya Pemasaran Hasil Panen yang Diterapkan di Basis Responden
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan di lapangan oleh peneliti apakah ada potongan biaya pemasaran hasil panen yang diterapkan di basis
responden, dan seluruh respondennya yang berjumlah 43 responden 100 menjawab “ya, ada potongan biaya”. Potongan biaya transport diambil dari hasil penjualan panen setelah
dijual ke pasar dan setelah uang hasil panen diterima oleh petani responden. Potongan biaya telah disepakati oleh responden dengan anggota basis yang berwenang di bagian pemasaran.
4. Berapa Persen Pemotongan Biaya Pemasaran Hasil Panen Responden
Berdasarkan pertanyaan nomor 3 mengenai apakah ada pemotongan biaya pemasaran hasil panen yang dilakukan di basis, dan seluruh responden menjawab “ya”. Berdasarkan
hasil penelitian yang diperoleh di lapangan melalui angket dan wawancara bahwa biaya pemotongan pemasaran hasil panen ialah sebesar 5 dari hasil penjualan panen.
5.3.3 Peran Fasilitator Serikat Petani Indonesia 1. Apakah Setelah Menjadi Anggota Tani Serikat Petani Indonesia, Ada
Permasalahan yang Belum Dapat Diselesaikan oleh Reponden
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan di lapangan oleh peneliti apakah setelah menjadi anggota tani serikat petani Indonesia, masih ada
permasalahan yang belum dapat diselesaikan oleh responden, dan 100 responden menjawab “tidak ada”. Alasan responden memberikan jawaban tidak ada karena setiap ada
permasalahan pertanian yang mulai timbul, responden selalu meminta pendapat ketua basis atau pendamping pertanian. Beberapa responden juga beranggapan apabila program ini terus
berlanjut maka peningkatan hasil panen mereka juga berlanjut.
Universitas Sumatera Utara
2. Seberapa Jauh Keterlibatan Pendamping Pertanian Dalam Membantu Pengembangan Pengelolaan Pertanian Responden
Data mengenai distribusi responden berdasarkan seberapa jauh keterlibatan pendamping pertanian dalam membantu pengembangan pengelolaan pertanian responden,
disajikan dalam tabel 5.14 berikut ini :
Tabel 5.14 Seberapa Jauh Keterlibatan Pendamping Pertanian Dalam Membantu Pengembangan
Pengelolaan Pertanian Responden No
Kategori Frekuensi
Persentase
1 2
Sangat membantu Membantu
33 10
76,74 23,26
Jumlah
43 100
Sumber : Kuesioner, Juni 2014 Berdasarkan tabel 5.14 dapat diketahui bahwa keterlibatan pendamping sangat
membantu dalam pengembangan pengelolaan pertanian responden. Responden menilai bahwa pendamping sangat membantu ketika responden mengalami kegagalan dalam
pengelolaan tanaman pertaniannya. Banyak petani di desa Damak Maliho yang berpengetahuan rendah dan kurang
pengalaman dalam bertani. Ini merupakan salah satu masalah yang sering dialami oleh petani-petani di desa tersebut. Hal ini sangat menghambat perkembangan dan kemajuan
pertanian karena petani-petani tersebut belum paham dengan baik bagaimana cara bertani
Universitas Sumatera Utara
seperti petani modern atau petani-petani di negara lain yang lebih maju. Menurut 8 responden 18,60 juga beranggapan mahalnya harga untuk kebutuhan pertanian seperti pupuk, obat-
obatan, dan bibit juga merupakan masalah yang menyulitkan responden. Responden merasa hal ini sangat menghambat kemajuan usaha tani mereka. Responden sangat sulit untuk
mendapatkan kebutuhan pertanian dikarenakan harganya yang mahal. Semua permasalahan pertanian tersebut dapat didiskusikan dengan pendamping pertanian untuk dicari
penyelesaian atas masalah pertanian tersebut.
3. Pertemuan Diskusi yang Dilaksanakan oleh Serikat Petani Indonesia Dalam Membangun Jaringan Dengan Lembaga Pertanian Lainnya
Budidaya Tani
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan di lapangan oleh peneliti mengenai berapa kali pihak Serikat Petani Indonesia mengadakan pertemuan diskusi
dalam membangun jaringan dengan lembaga pertanian lainnya, dan seluruh respondennya yang berjumlah 43 responden 100 menjawab “4-7 kali dalam setahun”. Pertemuan diskusi
yang dilaksanakan pihak Serikat Petani Indonesia disesuaikan dengan kepentingan bersama antara pihak Serikat Petani Indonesia dengan lembaga pertanian lainnya.
4. Pertemuan Diskusi Oleh Pihak Serikat Petani Indonesia yang Diikuti Oleh Responden Dalam Membangun Jaringan Dengan Lembaga Pertanian Lainnya
Data mengenai distribusi responden berdasarkan berapa kali responden mengikuti pertemuan diskusi untuk membangun jaringan dengan lembaga pertanian lainnya yang
dilaksanakan oleh pihak Serikat Petani Indonesia, disajikan dalam tabel 5.15 berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.15 No
Kategori Frekuensi
Persentase
1 2
4-7 kali dalam setahun 1-4 kali dalam setahun
34 9
79,07 20,93
Jumlah
43 100
Sumber : Kuesioner, Juni 2014 Berdasarkan tabel 5.15 dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 34
responden 79,07 mengikuti pertemuan diskusi untuk membangun jaringan dengan lembaga pertanian lainnya yang diadakan oleh Serikat Petani Indonesia. Responden sangat
antusias dalam mengikuti setiap pelatihan yang diadakan oleh pihak Serikat Petani Indonesia serta terjadi peningkatan jumlah responden setiap ada pelatihan yang diadakan pihak Serikat
Petani Indonesia. Pertemuan diskusi juga membuka sesi acara dimana para peserta dapat menceritakan
segala permasalahan pertanian yang dialami para peserta pertemuan diskusi guna mecari penyelesaian bersama. Pertemuan diskusi juga bermanfaat untuk menambah pengetahuan
peserta seputar masalah pertanian dengan berbagi informasi mengenai masalah pertanian terkini.
5.4 Sosial Ekonomi Variabel Y