memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam suatu penelitian Siagian, 2011:211. Dalam penelitian ini wawancara yang dimaksud yaitu
untuk mengajukan pertanyaan secara tatap muka dengan responden yang bertujuan untuk melengkapi data yang diperlukan.
c. Penyebaran kuesioner angket, yaitu kegiatan mengumpulkan data dengan
cara menyebar daftar pertanyaan yang diperlukan dalam penelitian Siagian, 2011: 206-207, yang digunakan untuk memperoleh data primer.
3.5 Teknis Analisis Data
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi product moment untuk mecari koefisien korelasi antara data interval atau juga ratio Siagian,
2011: 230. Taraf korelasi disimbolkan dengan r, yang dicari dengan menggunakan rumus, sebagai berikut :
rxy =
�∑��∑�∑� √[� ∑ �
2
− ∑ �² ][ � ∑ �²−∑ �²]
Keterangan: rxy
= Koefisien Korelasi Product Moment N
= Jumlah Sampel X
= Skor Distribusi Variabel X² Y
= Skor Distribusi Variabel Y² Nilai r dari hasil perhitungan korelasi Product Moment berada diantara -1 sampai
dengan 1, dengan ketentuan bahwa :
Universitas Sumatera Utara
1. Apabila nilai r = -1, maka korelasi variabel x dengan variabel y negatif
sempurna. 2.
Apabila nilai r = 0, maka tidak terdapat korelasi antara variabel x dengan variabel y.
3. Apabila nilai r = 1, maka korelasi variabel x dengan variabel y positif
sempurna. Untuk menggambarkan jenis hubungan digunakan ketentuan dari Guuilfrod yaitu :
1. +0,70 – ke atas
: Hubungan positif yang kuat 2.
+0,59 - + 0,69 : Hubungan positif yang mantap
3. +0,30 - + 0,49
: Hubungan positif yang sedang 4.
+0,10 - + 0,29 :Hubungan positif yang rendah
5. +0,01 - + 0,09
: Hubungan positif yang tak berarti 6.
0,0 : Tak ada hubungan
Dalam teknik analisa data, langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti yaitu : 1.
Editing : yaitu meneliti kembali data yang diperoleh dari penelitian. 2.
Koding : yaitu mengklasifikasikan jawaban menurut jenisnya macamnya. 3.
Membuat kategori untuk mengklasifikasikan jawaban. 4.
Tabulasi : yaitu data yang disusun dalam keadaan ringkas dan tersusun dalam suatu tabel tunggal sehingga data dapat dibaca dengan mudah untuk mengetahui jawaban
dari masalah yang diteliti.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1 Latar Belakang Berdirinya Serikat Petani Indonesia SUMUT
Serikat Petani Indonesia pada awalnya bernama Federasi Serikat Petani Indonesia FSPI. Organisasi ini dideklarasikan tanggal 8 juli 1998 di Kampung Dolok Maraja, Desa
Lobu Ropa, Kecamatan Bandar Pulau, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara oleh sejumlah
pejuang petani Indonesia. Kelahiran organisasi petani ini merupakan bagian dari perjalanan
panjang perjuangan petani Indonesia untuk memperoleh kebebasan dalam menyuarakan pendapat, berkumpul dan berorganisasi guna memperjuangkan hak-haknya yang telah
ditindas dan dihisap oleh rejim orde baru selama 33 tahun. Pada saat deklarasi, dibentuk
Badan Pelaksana Sementara yang bertugas mengkonsolidasikan kekuatan-kekuatan perjuangan petani di Indonesia, untuk menjadi anggota FSPI dan melaksanakan kongres
pertama. Pada tanggal 22-25 Februari 1999 kongres pertama FSPI berhasil digelar di Medan,
Sumatera Utara.
Kongres pertama menghasilkan kepengurusan FSPI yang berkantor pusat di Medan,
Sumatera Utara. Selain itu, FSPI juga membuka kantor perwakilan di ibukota negara, Jakarta.
Kemudian, pada tanggal 28 Februari tahun 2003 FSPI melaksanakan kongres kedua di Malang, Jawa Timur. Dalam kongres tersebut ditetapkan bahwa kedudukan sekretariat FSPI
dipindahkan dari Medan ke Jakarta. Seiring dengan perkembangan jaman, tantangan yang
dihadapi organisasi perjuangan kaum tani semakin besar. Kekuatan kapitalis neoliberal semakin meminggirkan rakyat dan kaum tani, sehingga timbul kesadaran untuk
mengkonsolidasikan kembali gerakan petani.
Universitas Sumatera Utara
Dalam kondisi seperti itu, muncul keinginan untuk mengubah bentuk dan struktur
organisasi dari yang semula berwatak federatif menjadi organisasi kesatuan. Perubahan
bentuk organisasi dari federatif menjadi kesatuan secara resmi terwujud pada Kongres III FSPI yang diadakan pada tanggal 2-5 Desember di Pondok Pesantren Al Mubarrak
Manggisan, Wonosobo, Jawa Tengah. Pada saat itu, 10 serikat petani anggota FSPI mendeklarasikan diri untuk melebur kedalam organisasi kesatuan yang bernama Serikat
Petani Indonesia. Serikat Petani Indonesia disingkat SPI adalah sebuah organisasi massa petani di Indonesia. Organisasi ini merupakan wadah perjuangan para petani kecil dan buruh
tani yang semakin termarjinalkan derap pembangunan. Fokus perjuangannya adalah pembaruan agraria, hak asasi petani, kedaulatan pangan, pertanian berkelanjutan dan
melawan neoliberalisme. Organisasi ini mempunyai 4 tingkat hirarki kepengurusan. Pertama adalah Dewan
Pengurus Basis untuk tingkat Desa atau komunitas terkecil. Kedua, Dewan Pengurus Cabang untuk tingkat KabupatenKota. Ketiga Dewan Pengurus Wilayah untuk tingkat Provinsi.
Keempat, Dewan Pengurus Pusat untuk tingkat Nasional. Di setiap tingkatan terdiri dari Majelis dan Badan Pelaksana. Misalnya, untuk tingkat pusat terdiri dari Majelis Nasional
Petani dan Badan Pelaksana Pusat, begitu juga untuk tingkatan yang lainnya. Keanggotaan Serikat Petani Indonesia bersifat individual. Hingga saat ini
keanggotaan SPI meliputi 10 provinsi di Indonesia, di antaranya Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Banten, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur,
dan Nusa Tenggara Barat. Di sisi lain, SPI juga menjadi anggota dari gerakan petani internasional
La Via Campesina . Pada Kongres ke III La Via Campesina di Bengaluru, India,
SPI terpilih sebagai koordinator wilayah untuk Asia Tenggara dan Asia Timur. Kemudian pada bulan Mei 2004, dipilih kembali sebagai Regional Koordinator untuk Wilayah Asia
Tenggara dan Asia Timur. Selanjutnya pada kongres IV La Via Campesina di Sao Paolo,
Universitas Sumatera Utara
Brazil dipilih sebagai International Operative Secretariat La Via Campesina untuk masa 2004 – 2008.
4.2 VISI dan MISI Serikat Petani Indonesia