Rasio prevalensi dan hubungan pengetahuan remaja di Kota Medan dengan

Rika Mayasari Alamsyah : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok Dan Hubungannya Dengan Status Penyakit Periodontal Remaja Di Kota Medan Tahun 2007, 2009.

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Rasio prevalensi dan hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan

merokok pada remaja di Kota Medan

5.1.1. Rasio prevalensi dan hubungan pengetahuan remaja di Kota Medan dengan

kebiasaan merokok Hasil penelitian menunjukkan prevalensi remaja yang merokok adalah 30,14. Persentase ini lebih rendah dibandingkan dengan hasil penelitian Tarigan dalam Aditama TY 1994 yaitu sekitar 40 remaja di Medan adalah perokok. Hal ini mungkin dikarenakan pada masa ini pengawasan dan peraturan di sekolah mengenai kebiasaan merokok lebih ketat dan adanya razia yang dilakukan pihak sekolah. Remaja yang mengetahui bahaya merokok terhadap kesehatan persentasenya cukup tinggi yaitu 80,63. Hal ini mungkin berkaitan dengan adanya peraturan yang mewajibkan iklan rokok di media cetak maupun elektronik serta di setiap bungkus rokok untuk mecantumkan bahaya merokok terhadap kesehatan termasuk penyakit yang diakibatkannya. Dengan demikian, makin gencar iklan rokok di masyarakat akan meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai bahaya merokok. Sebagian besar 80,63 remaja mengetahui bahwa rokok dapat menyebabkan serangan jantung dan 60-65 mengetahui rokok dapat menyebabkan gangguan kehamilan dan janin, hipertensi, gangguan pernafasan, kanker, bronkhitis dan impoten Tabel 4.1. Rika Mayasari Alamsyah : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok Dan Hubungannya Dengan Status Penyakit Periodontal Remaja Di Kota Medan Tahun 2007, 2009. Hal ini menunjukkan bahaya merokok yang diperhatikan remaja adalah serangan jantung, ini mungkin karena remaja menganggap serangan jantung lebih fatal dari yang lainnya. Hasil penelitian menunjukkan remaja yang mengetahui bahaya rokok terhadap kesehatan gigi dan mulut adalah 64,21 Tabel 4.2. Persentase ini lebih rendah dibandingkan dengan pengetahuan remaja tentang bahaya rokok terhadap kesehatan, hal ini mungkin dikarenakan bahaya rokok terhadap kesehatan gigi dan mulut tidak dicantumkan pada setiap iklan rokok, yang mengakibatkan kurangnya sosialisasi tentang penyakit yang diakibatkan rokok terhadap kesehtan gigi dan mulut. Sebanyak 64,21 mengetahui bahwa rokok dapat menyebabkan bau mulut yang tidak sedap. Hal ini mungkin dikarenakan adanya efek langsung yang dapat dirasakan oleh perokok dan yang bukan perokok. Hasil penelitian menunjukkan remaja yang mengetahui zat berbahaya dalam rokok adalah 67,64. Sebanyak 67,64 responden mengetahui rokok mengandung nikotin dan tar, sedangkan yang mengetahui rokok mengandung piridin, hidrogen sianida dan fenol adalah 38,97-45,83 Tabel 4.3. Hal ini mungkin dikarenakan di setiap bungkus rokok dicantumkan kadar tar dan nikotin rokok, sehingga remaja sudah sering mendengar tentang kandungan tar dan nikotin dalam rokok. Rasio prevalensi pengetahuan bahaya rokok responden terhadap kesehatan dengan kebiasaan merokok adalah 2,2 p=0,001; terhadap kesehatan gigi dan mulut 1,58 p=0,007 dan kandungan zat berbahaya dalam rokok 1,48 p=0,028. Data ini menunjukkan bahwa remaja yang mengetahui bahaya merokok terhadap kesehatan, kesehatan gigi dan mulut serta zat berbahaya dalam rokok lebih banyak yang merokok Rika Mayasari Alamsyah : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok Dan Hubungannya Dengan Status Penyakit Periodontal Remaja Di Kota Medan Tahun 2007, 2009. daripada yang tidak tahu. Hal ini tidak sesuai dengan teori WHO dalam Notoatmodjo 2003 yang menjelaskan salah satu alasan pokok seseorang berperilaku adalah pemikiran dan perasaan thoughts and feeling yang berarti seseorang yang merokok akan mempertimbangkan untung rugi dan manfaat mereka merokok. Penjelasan mengapa remaja tetap merokok sedangkan mereka tahu bahaya merokok karena bahaya merokok terhadap kesehatan bukan merupakan sesuatu yang langsung dapat dilihat atau dirasakan, tetapi merupakan akumulasi dari proses yang bertahun-tahun lamanya. Bahaya merokok terhadap kesehatan gigi dan mulut tidak dicantumkan dalam iklan rokok, hal ini yang mungkin menyebabkan rasio prevalensi merokoknya lebih rendah yaitu 1,58 p=0,007 dibandingkan dengan rasio prevalensi terhadap kesehatan yaitu 2,22 p=0,001. Akibat merokok terhadap kesehatan gigi dan mulut yang lebih mudah dan cepat dirasakan perokok yaitu bau mulut yang tidak sedap dan steinbercak hitam pada gigi.

5.1.2. Rasio prevalensi dan hubungan pengaruh lingkungan sosial remaja di Kota