Rika Mayasari Alamsyah : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok Dan Hubungannya Dengan Status Penyakit Periodontal Remaja Di Kota Medan Tahun 2007, 2009.
pada awalnya akan cenderung menjadi perokok reguler. Perokok reguler seringkali terjadi secara perlahan dan kadangkala membutuhkan waktu satu tahun atau lebih.
3. Tahapan menjadi seorang perokok
Pada tahap ini seorang individu mulai memberikan label pada dirinya sebagai seorang perokok dan ia mulai mengalami ketergantungan kepada rokok. Beberapa studi
menyebutkan bahwa biasanya dibutuhkan waktu selama dua tahun bagi individu untuk menjadi perokok reguler. Pada tahap ketiga ini merupakan tahap pembentukan konsep,
belajar tentang kapan dan bagaimana berperilaku merokok serta menyatakan peran perokok pada konsep dirinya. Pada umumnya remaja percaya bahwa rokok berbahaya
bagi orang lain terutama bagi kesehatan orang tua tapi tidak bagi dirinya. 4.
Tahapan tetap menjadi perokok Di tahap ini faktor psikologis dan mekanisme biologis digabungkan menjadi suatu pola
perilaku merokok. Faktor-faktor psikologis seperti kebiasaan, kecanduan, penurunan kecemasan dan ketegangan, relaksasi yang menyenangkan, cara berteman dan
memperoleh penghargaan sosial, dan stimulasi. Ada dua faktor mekanisme biologis yang memperoleh perhatian paling banyak dalam mempertahankan perilaku merokok,
yaitu efek penguat nikotin dan level nikotin yang dibutuhkan dalam aliran darah.
2.2.2. Klasifikasi Perokok dan Jenis Rokok
Pengukuran tentang prilaku merokok pada seseorang dapat ditentukan pada suatu kriteria yang dibuat sendiri berdasarkan anamnesis atau menggunakan kriteria yang telah
ada. Biasanya batasan yang digunakan adalah berdasarkan jumlah rokok yang dihisap
Rika Mayasari Alamsyah : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok Dan Hubungannya Dengan Status Penyakit Periodontal Remaja Di Kota Medan Tahun 2007, 2009.
setiap hari atau lamanya kebiasaan merokok. Sweeting 1990 dalam Rochadi K 2004 membagi perokok atas tiga kategori, yaitu : 1 bukan perokok non smokers, adalah
seseorang yang belum pernah mencoba merokok sama sekali; 2 perokok eksperimen experimental smokers, adalah seseorang yang telah mencoba merokok tapi tidak
menjadikannya sebagai suatu kebiasaan; dan 3 perokok tetap atau perokok reguler regular smokers, adalah seseorang yang teratur merokok baik dalam hitungan mingguan
atau dengan intensitas yang lebih tinggi lagi. Sitepoe 2000 membagi perokok atas empat bagian, yaitu : 1 perokok ringan, adalah seseorang yang mengkonsumsi rokok antara 1-
10 batang perhari; 2 perokok sedang, adalah seseorang yang mengkonsumsi rokok antara 11-20 batang perhari; 3 perokok berat, adalah seseorang yang mengkonsumsi rokok lebih
dari 20 batang perhari; dan 4 perokok yang menghisap rokok dalam-dalam. Dari penjelasan diatas, maka kebiasaan merokok dibagi atas perokok dan bukan perokok.
Perokok adalah seseorang yang merokok sedikitnya 1 batang per hari selama sekurang- kurangnya 1 tahun. Jenis perokok dapat dibagi atas perokok ringan, perokok sedang dan
perokok berat. Perokok ringan jika menghisap rokok kurang dari 10 batang per hari, perokok sedang jika menghisap rokok 10-20 batang per hari dan perokok berat jika
menghisap rokok lebih dari 20 batang per hari serta bukan perokok adalah seseorang yang belum pernah mencoba rokok dan pernah mencoba tetapi tidak rutin merokok sebanyak 1
batang per hari selama 1 tahun Mu’tadin, 2007. Rokok umumnya terbagi menjadi 3 kelompok yaitu rokok putih, rokok kretek dan
cerutu. Rokok putih mempunyai kandungan 14-15 mg tar dan 5 mg nikotin dimana kandungan tar dan nikotin tersebut lebih rendah dibanding rokok kretek dan hal ini
Rika Mayasari Alamsyah : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok Dan Hubungannya Dengan Status Penyakit Periodontal Remaja Di Kota Medan Tahun 2007, 2009.
dikontrol dengan baikdijamin oleh pabriknya, karena kerendahan kadar tar dan nikotin ini justru menjadi nilai jual bagi mereka berkaitan dengan isu kesehatan. Rokok kretek
memiliki sekitar 20 mg tar dan 4-5 mg nikotin, lebih besar kandungan tar dan nikotinnya
dari rokok putih. Cerutu umumnya berbentuk seperti kapal selam dengan ukuran lebih besar dan panjang dari dua jenis rokok pertama, terdiri atas daun tembakau kering yang
digulung-gulung menjadi silinder gemuk, lalu dilem. Akibatnya kandungan tar dan nikotin cerutu paling besar dibanding dengan jenis rokok lain Purnama A, 1998.
2.3. Bahaya Rokok terhadap Kesehatan