Bahaya Rokok terhadap Kesehatan Bahaya Rokok terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut

Rika Mayasari Alamsyah : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok Dan Hubungannya Dengan Status Penyakit Periodontal Remaja Di Kota Medan Tahun 2007, 2009. dikontrol dengan baikdijamin oleh pabriknya, karena kerendahan kadar tar dan nikotin ini justru menjadi nilai jual bagi mereka berkaitan dengan isu kesehatan. Rokok kretek memiliki sekitar 20 mg tar dan 4-5 mg nikotin, lebih besar kandungan tar dan nikotinnya dari rokok putih. Cerutu umumnya berbentuk seperti kapal selam dengan ukuran lebih besar dan panjang dari dua jenis rokok pertama, terdiri atas daun tembakau kering yang digulung-gulung menjadi silinder gemuk, lalu dilem. Akibatnya kandungan tar dan nikotin cerutu paling besar dibanding dengan jenis rokok lain Purnama A, 1998.

2.3. Bahaya Rokok terhadap Kesehatan

Perilaku merokok dapat menimbulkan berbagai risiko penyakit dan merupakan suatu kebiasaan tanpa tujuan positif bagi kesehatan manusia. Seseorang yang telah kecanduan rokok akan sukar untuk melepaskan diri dari kebiasaan merokok, sehingga para ahli kesehatan berminat memahami mengapa kebiasaan yang jelas-jelas berbahaya bagi kesehatan seseorang tersebut sulit ditanggulangi Wilson DF, 1992. Menurut Riyadina W 1995, telah diketahui berbagai penyakit yang dapat ditimbulkan oleh rokok. Adapun berbagai penyakit tersebut antara lain adalah: 1 kanker paru; 2 penyakit yang berkaitan dengan pernapasan seperti asthma, infeksi pernapasan, emfisema dan penyakit serius lainnya yang berkaitan dengan saluran pernapasan; 3 penyakit kanker lainnya di mulut, tenggorokan, esophagus, sistem pencernaan, kandung kemih, ginjal, pankreas, usus besar dan pada wanita adalah kanker leher rahim; 4 penyakit jantung; 5 stroke; 6 kardiovaskuler; 7 gangguan kehamilan apabila si ibu adalah seorang perokok berat seperti berat bayi lahir rendah BBLR, bayi lahir prematur, keguguran, kematian janin, kematian Rika Mayasari Alamsyah : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok Dan Hubungannya Dengan Status Penyakit Periodontal Remaja Di Kota Medan Tahun 2007, 2009. bayi sesudah lahir, kematian mendadak pada bayi dan gangguan kesehatan fisik maupun intelektual anak yang akan bertumbuh; dan 8 gangguan kesehatan pada kulit sehingga terjadi proses penuaan dini pada kulit berupa kulit tampak lebih kusam dan terjadi kerutan kulit yang lebih dalam dan luas. Di samping itu, apabila terjadi kombinasi antara merokok dengan tekanan psikologis, dapat meningkatkan status proksidan dalam tubuh.

2.4. Bahaya Rokok terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut

Merokok tampaknya memperburuk status kebersihan mulut seorang individu dan bersama-sama dengan oral higiene yang buruk, ia bertindak sebagai ko-faktor terjadinya gingivitis dan periodontitis. Akumulasi plak dalam rongga mulut juga lebih besar pada perokok daripada bukan perokok. Selain itu, perokok juga lebih mudah mengalami gingivitis daripada orang yang tidak merokok Quee TC. 2002. Tomar dan Asma 1999 dari National Health and Nutrition Examination Survey III NHANES juga menyatakan bahwa perokok yang menghisap 9 batang rokok perhari kemungkinan untuk menderita periodontitis 2,8 kali daripada bukan perokok dan akan bertambah 6 kali jika merokok lebih dari 31 batang per hari. Grossi dkk 1997 dalam Kasim E 2001, memeriksa 1361 individu menemukan bahwa pada perokok kehilangan perlekatan dan kehilangan tulang yang lebih besar daripada bukan perokok dan lebih buruk pada perokok berat. Kehilangan perlekatan bertambah 0,5 jika merokok satu batang perhari. Sementara jika 10 sampai 20 batang akan bertambah 5 sampai 10. Dari berbagai penelitian ternyata keterkaitan antara status merokok dan kerusakan jaringan periodontal adalah sangat kuat dan konsisten. Rika Mayasari Alamsyah : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok Dan Hubungannya Dengan Status Penyakit Periodontal Remaja Di Kota Medan Tahun 2007, 2009. Efek merokok yang berkepanjangan dapat memperparah kerusakan jaringan periodontal. Memang tidak selamanya gingivitis dapat menjadi periodontitis. Hal ini dapat terjadi jika tidak dilakukan perawatan dengan segera. Bila gingivitis dibiarkan berlanjut tanpa perawatan keadaan ini merusak jaringan periodonsium yang lebih dalam. Penyakit periodontal adalah infeksi yang menyerang jaringan pendukung gigi. Penyakit periodontal terjadi bila racun bakteri dan enzim merusak jaringan pendukung gigi dan tulang. Plak yang melekat pada gigi jika tidak dibersihkan dalam waktu 48 jam akan menjadi suatu deposit yang keras, yang biasa disebut kalkulus atau tar pada orang yang merokok. Apabila tar sudah melekat pada gigi, satu-satunya cara untuk membersihkannya adalah dengan melakukan skeling ke dokter gigi. Tar yang terletak di bawah gusi akan menyebabkan inflamasi dan infeksi, proses ini tidak menyakitkan sehingga seringkali seseorang tidak sadar kalau dia sudah terjangkit penyakit periodontal. Penyakit periodontal antara lain ditandai dengan : a. Inflamasi gingiva Inflamasi gingiva dan perdarahan merupakan awal terjadinya perodontitis. Gingiva sehat berwarna merah muda dan keras, konturnya hampir normal. Bila disonde dengan hati-hati, tidak berdarah dan pasien tidak mengeluh tentang perdarahan pada saat menyikat gigi. Keparahan inflamasi tergantung pada status oral higiene, bila oral higiene buruk akan timbul infeksi gingiva dan terjadi perdarahan waktu penyikatan gigi atau bahkan perdarahan spontan. Rika Mayasari Alamsyah : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok Dan Hubungannya Dengan Status Penyakit Periodontal Remaja Di Kota Medan Tahun 2007, 2009. b. Poket Poket yaitu celah antara gigi dan gusi yang diartikan sebagai sulkus gingival yang bertambah dalam secara patologis sulkus gingiva yang normal mempunyai kedalaman 2-3 mm. Pengukuran kedalaman poket merupakan bagian penting diagnosa periodontitis. Bertambahnya kedalaman sulkus gingiva yang normal bisa disebabkan oleh : 1 bergeraknya tepi gingival kearah koronal akibat adanya inflamasi gingiva, 2 bergeraknya perlekatan epitel penyatu kearah apikal, dan 3 kombinasi keduanya. Poket dengan kedalaman 4 mm menunjukkan adanya periodontitis tahap awal. c. Resesi gingiva Resesi gingiva atau tersingkapnya akar dapat menyertai periodontitis kronis tetapi tidak selalu merupakan tanda penyakit. Bila ada resesi, pengukuran kedalaman poket hanya merupakan cerminan sebagian dari jumlah kerusakan periodontal seluruhnya.

2.5. Indeks Oral Higiene dan Penyakit Periodontal