Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian

3.6. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.6.1. Variabel Penelitian Variabel yang menjadi perhatian di dalam penelitian ini adalah : • Variabel bebas berupa tampilan immunohistokimia MMP-9 • Variabel terikat berupa lesi prakanker dan karsinoma sel skuamous serviks invasif.

3.6.2. Definisi Operasional

• MMP-9 adalah suatu enzim yang mampu mendegradasi berbagai komponen dari ECM Extra Cellular Matrix dalam proses invasi sel tumor dalam hal ini karsinoma sel skuamous pada serviks serta proses metastasis. • Hasil pulasan immunohistokimia MMP-9 adalah tampilan pulasan warna coklat pada sitoplasma sel stroma yang dinyatakan dengan : ̇ Negatif, bila tidak berhasil menampilkan warna coklat, dimana pada saat proses yang sama kontrol + menampilkan warna coklat dengan pewarnaan kromogen DAB. ̇ Positif, bila terlihat tampilan pulasan warna coklat pada sitoplasma sel epitel ataupun stroma dengan menggunakan mikroskop cahaya pembesaran 400X pada 5 lokasi Jessy Chrestella : Gambaran Imunoekspresi Matrix Metalloproteinase 9 Mmp-9 Pada Lesi-Lesi Prakanker Dan Karsinoma Serviks Invasif, 2009 lapangan pandang dan pada saat yang sama kontrol + juga menampilkan warna yang sama. Yang dinilai pada jaringan ada 2 yaitu : î Skor intensitas warna coklat : 0 = negatif +1 = lemah +2 = sedang +3 = kuat î Skor kuantitas : banyaknya sel yang positif terwarnai F = Fokal setempat jumlah sel yang terwarnai 50 D = Diffuse merata jumlah sel yang terwarnai 50 • Yang dimaksud dengan lesi prakanker adalah lesi displasia ringan CIN I, displasia sedang CIN II dan displasia berat CIN III. Displasia serviks Cervical Intraepithelial Neoplasm = CIN adalah perubahan neoplastik pada sel epitel pelapis serviks berupa peningkatan proliferasi, ukuran, konfigurasi serta orientasi sel yang masih terbatas pada epitel. Jessy Chrestella : Gambaran Imunoekspresi Matrix Metalloproteinase 9 Mmp-9 Pada Lesi-Lesi Prakanker Dan Karsinoma Serviks Invasif, 2009 ̇ Displasia ringan adalah perubahan neoplastik pada sel yang hanya terjadi pada sepertiga bawah dari membran basalis epitel pelapis skuamous. ̇ Displasia sedang adalah perubahan neoplastik pada sel yang terjadi pada minimal setengah ketebalan epitel pelapis skuamous mulai dari membran basalis. ̇ Displasia berat adalah perubahan neoplastik pada sel yang meliputi hampir seluruh ketebalan epitel pelapis skuamous namun membran basalis masih intak. Dalam hal ini, bila terdapat lesi karsinoma insitu, kami kelompokkan bersama dengan lesi displasia berat. • Dalam penelitian ini, displasia kami kelompokkan menjadi dua tingkatan menurut sistem Bethesda yaitu LGSIL Low Grade Squamous Intraepithelial Lesion dan HGSIL High Grade Squamous Intraepithelial Lesion. Dimana menurut sistem ini, yang tercakup dalam LGSIL adalah displasia ringan CIN I dan yang tercakup dalam HGSIL adalah displasia sedang sampai berat CIN II dan CIN III bahkan karsinoma in situ. Lesi-lesi prakanker ini sering dijumpai secara bersamaan. Bila ditemukan beberapa lesi prakanker secara bersamaan, maka diagnosa akan dikelompokkan ke dalam variabel yang lebih berat. Jessy Chrestella : Gambaran Imunoekspresi Matrix Metalloproteinase 9 Mmp-9 Pada Lesi-Lesi Prakanker Dan Karsinoma Serviks Invasif, 2009 • Karsinoma sel skuamous invasif adalah tumor ganas pada epitel pelapis skuamous pada serviks yang telah mengadakan infiltrasi ke stroma sekitarnya dimana bisa dipastikan membrana basalisnya tidak intak lagi. Dalam penelitian ini, karsinoma sel skuamous invasif tidak kita bedakan berdasarkan tipenya apakah keratinizing membentuk zat mutiara tanduk atau non keratinizing tidak membentuk zat mutiara tanduk. 3.7. Prosedur dan Teknik Penelitian 3.7.1. Pembuatan sediaan mikroskopis