Selain itu, dengan menggunakan sistem Bethesda dalam pelaporan sitologi dan histopatologi, diharapkan akan terdapat suatu metode
pelaporan lesi yang standar sehingga dapat memfasilitasi peer review
dan quality assurance
.
47
2.5.1. Low Grade Squamous Intraepithelial Lesion LSIL LGSIL
LGSIL ditandai dengan proses maturasi yang dapat terlihat pada dua pertiga lapisan atas dari epitel skuamous, dan pada lapisan
superfisial dapat kita jumpai lesi sitopatik viral seperti koilositosis. Sedangkan yang mengalami abnormalitas inti atau atipia dengan
figur mitotik adalah lapisan basal sepertiga bawah.
2,15
Oleh karena sulitnya membedakan CIN I pada epitel lesi flat-non
condylomatous dengan infeksi HPV murni, maka infeksi HPV sendiri
dimasukkan ke dalam kategori LGSIL.
15
Tahun 2001, sistem Bethesda tetap melanjutkan kombinasi efek sitopatik infeksi HPV tanpa bukti adanya proses CIN dengan
abnormalitas sitologis yang diklasifikasikan terdahulu sebagai CIN I ke dalam kategori LGSIL. Pengelompokon kedua keadaan ini
didukung oleh bukti penelitian reprodusibilitas interobserver
dan intraobserver
yang menunjukkan bahwa tingkat reprodusibilitas terendah dalam kontinum CIN adalah antara infeksi HPV atypia
koilocytotic dengan CIN I.
4
Jessy Chrestella : Gambaran Imunoekspresi Matrix Metalloproteinase 9 Mmp-9 Pada Lesi-Lesi Prakanker Dan Karsinoma Serviks Invasif, 2009
2.5.2. High Grade Squamous Intraepithelial Lesion HSIL HGSIL
HGSIL merupakan terminologi baru yang mencakup CIN II dan III serta karsinoma insitu. CIN II dapat ditandai dengan adanya proses
maturasi pada setengah lapisan atas epitel dengan sel-sel atipik pada dua pertiga lapisan bawahbasal. Pada CIN III dan Ca insitu,
abnormalitas inti dan atipia serta figur mitotik dapat ditemukan pada hampir seluruh ketebalan lapisan epitel.
15
Bukti penelitian terkini lebih jauh lagi mendukung tetap dipertahankannya sistem Bethesda ini menggantikan pendahulunya
yang telah dipakai berpuluh tahun lamanya. Alasan-alasan yang mendukung yaitu sebagai berikut :
4,11
1. Pengklasifikasian lesi prakanker serviks menjadi LSIL dan HSIL
merupakan tindakan diagnostik yang reproducible
dan secara klinis sangat bermakna, baik dalam hal penegakan diagnostik maupun
perencanaan terapi. 2. Pembagian
kelompok HGSIL menjadi CIN 2 dan CIN 3 displasia sedang dan displasia berat ternyata tidak
reproducible baik dari
segi interobserver
maupun intraobserver
. 3.
Efek infeksi HPV secara sitologi tidak dapat dibedakan secara jelas dengan CIN I atau displasia ringan.
Jessy Chrestella : Gambaran Imunoekspresi Matrix Metalloproteinase 9 Mmp-9 Pada Lesi-Lesi Prakanker Dan Karsinoma Serviks Invasif, 2009
2.5.3. Karsinoma Sel Skuamosa Serviks Invasif