Metode Pengumpulan Data Analisa Data

2.1. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer adalah : bahan hukum yang diurutkan berdasarkan hirearki yang terdiri dari atas Undang-Undang Dasar 1945, Tap MPR, Undang-Undang, Peraturan Pemerintah dan peraturan lainnya di bawah Undanga-undang

2.2. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang diperoleh dari hasil pengkajian dari buku-buku, teks, literatur, karya tulis ilmiah, yang berkaitan dalam mendukung pemecahan masalah.

2.3. Bahan Hukum Tersier

Bahan Hukum Tersier adalah bahan hukum yang dapat memberi petunjuk atau penjelasan bermakna terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus, tulisan dan lain-lain yang dapat menunjang dan sekaligus digunakan sebagai bahan tambahan informasi dalam penelitian ini.

3. Metode Pengumpulan Data

Untuk mencari bahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian tesis ini, maka perolehan data atau pengumpulan datanya dilakukan Alboin : Analisis Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perkebunan Dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil…, 2008 USU e-Repository © 2008 dengan cara studi kepustakaan Library Research yaitu menghimpun data dengan melakukan penelaahan bahan kepustakaan, yaitu : pengumpulan data primer berupa peraturan perundang-undangan yang gunanya adalah sebagai bahan hukum yang mengikat dari sudut acuan dasar, peraturan dasar dan peraturan perundang-undangan, data sekunder berupa buku-buku teks, literatur, karya tulis ilmiah yang gunanya adalah untuk memberi penjelasan terhadap bahan hukum primer yaitu berupa hasil penelitian karya ilmiah dari kalangan hukum yang dianggap relevan dengan penelitian ini dan data tersier seperti kamus, tulisan dan lain-lain yang gunanya adalah memberi petunjuk dan penjelasan lebih lanjut tentang bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.

4. Analisa Data

Analisa data merupakan suatu proses atau langkah-langkah dalam pengorganisasian dan mengurutkan bahan hukum yang dikumpulkan pada suatu pola kategori dan satuan untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan di atas. Jadi bahan hukum yang diperoleh dari kepustakaan, bahan hukum primer seperti peraturan perundang-undangan, bahan hukum sekunder seperti buku-buku teks, literatur, karya tulis ilmiah, dan bahan hukum tersier seperti kamus, tulisan dan lain-lain, penulis uraikan dan dihubungkan begitu rupa, Alboin : Analisis Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perkebunan Dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil…, 2008 USU e-Repository © 2008 sehingga disajikan dalam penulisan yang lebih sistematis guna membahas dan menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. Bahwa cara pengolahan bahan hukum dilakukan secara deduktif yang menarik kesimpulan dari suatu permasalahan yang bersifat umum terhadap permasalahn konkrit yang dihadapi. Dengan demikian kegiatan analisis ini diharapkan akan dapat menghasilkan kesimpulan dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang benar dan akurat.

G. Landasan Teori

Didalam setiap pembangunan yang bahan bakunya berasal dari pengelolaan sumber daya alam maka, kebijakan pemerintah adalah selalu mempertahankan fungsi lingkungan hidup dengan melakukan Perlindungan Lingkungan Hidup yang berkelanjutan. Menurut Alvi Syahrin: bahwa: “Perlindungan Lingkungan Hidup mempunyai arti penting bagi pembangunan jangka panjang dan kemakmuran rakyat, sehingga penyediaan,penggunaan dan peningkatan kemampuan lingkungan hidup perlu mendapat perhatian pemerintah. Pemerintah dalam mewujudkan kemakmuran rakyat, berkewajiban melakukan upaya pencegahan maupun pembaharuan kemampuan lingkungan hidup, bekerja sama dengan negara lain dalam perlindungan lingkungan hidup dunia, mempertimbangkan pentingnya perlindungan lingkungan hidup dalam memutuskan segala permasalahan ekonomi dan sosial, serta melindungi warisan generasi yang akan datang. Perlindungan lingkungan hidup merupakan bagian dari proses pembangunan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.” 10 10 Alvi Syahrin, Pengaturan Hukum dan Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman Berkelanjutan, Medan: Pustaka Bangsa Press, 2003, hlm. 84. Alboin : Analisis Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perkebunan Dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil…, 2008 USU e-Repository © 2008

Dokumen yang terkait

Peranan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perpajakan dan Penyidik POLRI dalam Penanganan Tindak Pidana Perpajakan.

7 146 121

ANALISIS YURIDIS TENTANG PENYIDIKAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM TINDAK PIDANA PENCURIAN KAYU DI KAWASAN TAMAN NASIONAL MERU BETIRI

0 4 17

PENULISAN HUKUM/SKRIPSI PERANAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DIREKTORAT PERANAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DALAM PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENYELUNDUPAN DI KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TANJUNG PRIOK.

1 4 8

TINJAUAN YURIDIS KEWENANGAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI (PPNS DJBC) DALAM MELAKUKAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENYELUNDUPAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN.

0 3 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Koordinasi Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kehutanan dan Penyidik Polri dalam Penyidikan Tindak Pidana Kehutanan T1 312015707 BAB I

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Koordinasi Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kehutanan dan Penyidik Polri dalam Penyidikan Tindak Pidana Kehutanan T1 312015707 BAB II

1 3 32

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Koordinasi Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kehutanan dan Penyidik Polri dalam Penyidikan Tindak Pidana Kehutanan

0 0 17

FUNGSI KOORDINASI PENYIDIK POLISI DENGAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEHUTANAN DALAM PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PEMBALAKAN LIAR | ERBABLEY | Legal Opinion 5663 18674 1 PB

0 0 9

Peranan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perpajakan dan Penyidik POLRI dalam Penanganan Tindak Pidana Perpajakan.

0 0 29

PERANAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) PERPAJAKAN DAN PENYIDIK POLRI DALAM PENANGANAN TINDAK PIDANA PERPAJAKAN

0 1 12