F. Metode Penelitian
1. Tipe Penelitian
Sebagai konsekwensi pemilihan ke-3 tiga topik permasalahan yang disebutkan diatas maka, tipe penelitian yang dilakukan adalah
Yuridis Normatif, yakni penelitian yang memfokuskan pada kajian kepada kaidah-kaidah atau norma-norma hukum positif dengan
pertimbangan bahwa titik tolak analisisnya terhadap paraturan perundang-undangan yang menjadi dasar kewenangan PPNS
Perkebunan dan PPNS Lingkungan Hidup. Namun disamping itu juga, kajian lain turut diikutsertakan, seperti; penelitian kepustakaan untuk
membantu memperdalam pengkajian hukum normatifnya adalah sangat membantu dalam mencari solusi pemecahan masalahnya;
Penelitian bersifat deskriptif analisis terhadap norma-norma atau kaidah-kaidah artinya, penelitian ini menggambarkan suatu keadaan
normatif peraturan perundangan-undangan yang menjadi dasar kewenangan masing-masing PPNS dihadapkan kepada permasalahan
yang dikemukakan dengan tujuan adalah untuk memberi pembatasan terhadap kerangka studi atas suatu analisisklasifikasi tanpa ada
maksud dan tujuan lainnya, yaitu untuk menguji hipotesa-hipotesa atau teori-teori yang sudah ada.
Alboin : Analisis Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perkebunan Dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil…, 2008 USU e-Repository © 2008
Jadi, dengan permasalahan dikemukakan di atas maka, penelitian yuridis normatif ini sesuai pendapat yang dikemukakan oleh
Johnny Ibrahim, yaitu bahwa; “Penelitian Normatif adalah untuk menghasilkan ketajaman
analisis hukum yang didasarkan pada doktrin dan norma-norma yang telah ditetapkan dalam sistem hukum, baik yang telah
tersedia sebagai bahan hukum maupun yang dicari sebagai bahan kajian guna memecahkan problem hukum faktual yang
dihadapi masyarakat, maka tidak ada jalan lain berkenalan dengan ilmu hukum normatif sebagai ilmu praktis normologis
dan mengandalkan penelitian hukum normative.”
8
dan ini sesuai dengan pendapat Surjono Soekanto dan Sri Mamudji; yang menyebutkan bahwa;
“dalam penelitian hukum normatif, maka penelitian terhadap asas-asas hukum dilakukan terhadap kaidah-kaidah hukum yang
merupakan patokan-patokan berperilaku atau bersikap tidak pantas dapat dilakukan terutama terhadap bahan hukum primer
dan sekunder, sepanjang bahan-bahan penelitian tersebut mengandung kaidah-kaidah hukum. Sebab, tidak setiap pasal
dalam suatu perundang-undangan misalnya mengandung kaidah hukum, ada pasal-pasal yang hanya merupakan batasan saja
sebagaimana lazimnya ditemukan pada bab-bab ketentuan umum dari perundang-undangan tersebut.”
9
2. Sumber Data