Peran Penyidik Polri Dalam Menetapkan PPNS Sebagai Penyidik

BAB IV PERAN PENYIDIK POLRI DALAM MENETAPKAN PPNS SEBAGAI PENYIDIK TINDAK PIDANA LINGKUNGAN HIDUP PADA LAHAN PERKEBUNAN

A. Peran Penyidik Polri Dalam Menetapkan PPNS Sebagai Penyidik

Tindak Pidana Lingkungan Hidup Pada Lahan Perkebunan Di atas telah disebutkan bahwa, tindak pidana sebagaimana disebutkan dalam Pasal 48 Undang-undang Nomor 18 tahun 2004 tentang Perkebunan adalah masuk yurisdiksi tindak pidana lingkungan hidup, sebagaimana telah diatur oleh Pasal 41 Undang-undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, oleh karenanya PPNSnya juga haruslah PPNS Lingkungan Hidup sebagai penyidiknya dengan menggunakan dasar ancaman pidananya berdasarkan Pasal 41 Undang- undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Di dalam masa penyidikan, tentu bisa saja terjadi permasalahan bilamana antara PPNS Perkebunan dengan PPNS Lingkungan Hidup saling klaim dan masing-masing berpendapat bahwa tindak pidana membuka danatau mengolah lahan dengan cara pembakaran yang berakibat terjadinya pencemaran dan kerusakan fungsi lingkungan hidup Alboin : Analisis Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perkebunan Dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil…, 2008 USU e-Repository © 2008 di lahan perkebunan adalah wewenang masing-masing PPNS tersebut, sebab undang-undang yang menjadi dasar kewenangnya mengatur tindak pidana ini, yaitu; dalam Pasal 48 Undang-undang Nomor 18 tahun 2004 tentang Perkebunan dan Pasal 41 Undang-undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Bagaimana cara penyelesaian seperti ini, dan apa peran Polri sebelum permasalahan ini menjadi sengketa antar lembaga? Untuk solusi penyelesaian seperti ini, Polri sangat berperan untuk mengambil keputusan untuk menetapkan PPNS mana yang akan bertindak sebagai penyidik dalam perkara tindak pidana membuka danatau mengolah lahan dengan cara pembakaran yang berakibat terjadinya pencemaran dan kerusakan fungsi lingkungan hidup di lahan perkebunan. Peran Polri ini sangat strategis untuk menghindari kebingungan dikalangan praktisi dan terutama memberi kepastian hukum kepada si pelaku tindak pidana ini. Sebagai dasar hukum Polri dapat berperan untuk memberi keputusan dalam penetapan PPNS yang berwenang untuk menyidik tindak pidana ini adalah; dengan memfungsikan kedudukannya sebagai Koordinator dan pengawas seluruh PPNS. Alboin : Analisis Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perkebunan Dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil…, 2008 USU e-Repository © 2008 Di dalam Pasal 6 ayat 2, dan Pasal 7 ayat 2 Undang-undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana atau dalam tulisan ini disingkat dengan KUHAP, menyebutkan bahwa Penyidik terdiri dari Pejabat Polri dan PPNS. Dan PPNS dalam pelaksanaan tugasnya dibawah koordinasi dan pengawasan penyidik Polri. Pengertian PPNS di bawah koordinasi dan pengawasan penyidik Polri bukanlah hubungan struktural seperti atasan dengan bawahan, atau hubungan tersebut tidak bersifat sub ordinat, akan tetapi hubungan tersebut adalah hubungan fungsional yang bersifat koordinasi oleh karena pekerjaan penyidikan perkara tindak pidana. Bentuk koordinasi dan pengawasan itu bisa bersifat tehnis dan bimbingan tehnis penyidikan, serta memberi bantuan teknis penyidikan, memberi petunjuk, bantuan sarana prasarana lainnya yang berhubungan dengan apa yang disidiknya dengan tidak mencampuri, mempengaruhi dan mengarahkan perkara tindak pidana tersebut pada suatu tujuan tertentu, seperti: mempengaruhi PPNS untuk melemahkan, mempersulit, membatalkan penyidikan yang sedang dijalankan. Sebaliknya setiap PPNS harus memberitahukan dimulainya penyidikan, memberitahukan dihentikannya sebuah penyidikan ke Penuntut Umum melalui penyidik Polri sebagaimana yang disebutkan pada Pasal 107 ayat 1, 2 dan ayat Alboin : Analisis Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perkebunan Dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil…, 2008 USU e-Repository © 2008 3 dan Pasal 109 ayat 1, 2, 3 KUHAP, 60 diharuskan untuk memberitahukan dimulainya penyidikan, memberitahukan dihentikannya penyidikan karena tidak cukup bukti, dan melaporkan hasil penyidikannya ke Penuntut Umum melalui penyidik Polri. Gambaran mengenai kedudukan dan hubungan koordinasi dan pengawasan Polri terhadap PPNS adalah sebagai berikut : a. PPNS kedudukannya berada di bawah : “Koordinasi” Penyidik Polri, dan di bawah “pengawasan” Penyidik Polri. b. Untuk kepentingan penyidikan, penyidik Polri “memberikan petunjuk” kepada PPNS tertentu, dan memberikan bantuan penyidikan yang diperlukan. 60 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana Pasal 107 ayat : 1.Untuk kepentingan penyidikan, penyidik tersebut pada Pasal 6 ayat 1 huruf a memberikan petunjuk kepada penyidik tersebut pada Pasal 6 ayat 1 huruf b dan memberikan bantuan penyidikan yang diperlukan. 2. Dalam hal suatu peristiwa tindak pidana yang patut diduga merupakan tindak pidana sedang dalam penyidikan oleh penyidik tersebut pada Pasal 6 ayat 1 huruf b dan kemudian ditemukan bukti yang kuat untuk diajukan ke Penuntut Umum, penyidik tersebut pada Pasal 6 ayat 1 huruf b melaporkan hal itu kepada penyidik tersebut pada Pasal 6 ayat 1 huruf a. 3. Dalam hal tindak pidana telah selesai disidik oleh penyidik tersebut pada Pasal 6 ayat 1 huruf b, ia segera menyerahkan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui penyidik tersebut pada Pasal 6 ayat 1 huruf a. Pasal 109 ayat : 1. Dalam hal penyidik telah mulai melakukan penyidikan suatu peristiwa yang merupakan tindak pidanma, penyidik memberitahukan hal itu kepada Penuntut Umum. 2. Dalam hal penyidik menghentikan penyidikan karena tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut ternyata bukan merupakan tindak pidana atau penyidikan dihentikan demi hukum, maka penyidik memberitahukan hal itu kepada Penuntut Umum, tersangka atau keluarganya. 3. Dalam hal penghentian tersebut pada ayat 2 dilakukan oleh penyidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat 1 huruf b, pemberitahuan mengenai hal itu segera disampaikan kepada penyidik dan Penuntut Umum. Alboin : Analisis Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perkebunan Dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil…, 2008 USU e-Repository © 2008 c. PPNS tertentu, harus “melaporkan” kepada penyidik Polri tentang adanya suatu tindak pidana yang sedang disidik, jika dari penyidikan itu oleh PPNS ada ditemukan bukti yang kuat untuk mengajukan tindak pidananya kepada Penuntut Umum. d. Apabila PPNS telah selesai melakukan penyidikan, hasil penyidikan tersebut harus diserahkan kepada Penuntut Umum melalui penyidik Polri. e. Apabila PPNS menghentikan penyidikan yang telah dilaporkan kepada Penyidik Polri, penghentian penyidikan tersebut harus diberitahukan kepada penyidik Polri dan Penuntut Umum. 61 PPNS Perkebunan dan PPNS Lingkungan Hidup kedudukannya dengan Penyidik Polri adalah sejajar, hanya dalam menjalankan fungsi penyidikan PPNS ini harus berkoordinasi dengan Penyidik Polri, dan dalam menjamin keberhasilan tugasnya terutama dalam hal teknis dan administrasi maka, PPNS ini di bawah koordinasi dan pengawasan penyidik Polri. Jadi kesejajaran PPNS Perkebunan, PPNS Lingkungan Hidup dengan Penyidik Polri telah disebutkan di dalam Pasal 2 ayat 1 Undang-undang Nomor 43 tahun 1999 tentang Kepegawaian, 62 karena PPNS dan Penyidik Polri sama-sama berstatus Pegawai Negeri. 61 M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP - Penyidikan dan Penuntutan, Edisi Kedua, Bandung: Sinar Grafika, 2006, hlm. 113-114. 62 Pasal 2 ayat 1; Pegawai Negeri terdiri dari : a. Pegawai Negeri Sipil; b. Anggota Tentara Nasional Indonesia; dan c. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia. Alboin : Analisis Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perkebunan Dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil…, 2008 USU e-Repository © 2008 Landasan hukum berikutnya adalah, Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia Pasal 14 ayat 1 f yang memberi kewenangan kepada Polri untuk melakukan koordinasi, pengawasan dan bahkan memberi bimbingan dan bantuan tehnis apabila diperlukan dalam penyidikan kepada PPNS. Disamping itu, untuk menjabarkan dari apa yang dimaksudkan dalam Pasal 107 ayat 1, 2 dan ayat 3, Pasal 109 ayat 1, 2 dan 3 KUHAP, 63 dan Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia Pasal 14 ayat 1 f tersebut maka dikeluarkan juga : 1. Petunjuk Pelaksanaan Kepala Kepolisian Republik Indonesia No. Pol : Juklak37VII1991 tentang Hubungan Kerja antara Penyidik Polri dengan Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPNS, tanggal 29 Juli 1991. 2. Petunjuk Teknis Kepala Kepolisian Republik Indonesia No. Pol : Juknis16VII1991 tentang Mekanisme Koordinasi dan Pengawasan Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPNS, tanggal 29 Juli 1991. 3. Petunjuk Pelaksanaan Kepala Kepolisian Republik Indonesia No. Pol : Juklak17VII1991 tentang, Proses Penyidikan Tindak Pidana oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPNS, tanggal 29 Juli 1991. 63 Pasal 14 ayat 1 f ; Dalam melakukan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Kepolisian Negara Republik Indonesia bertugas melakukan koordinasi, pengawasan, dan pembinaan teknis terhadap kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil, dan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa. Alboin : Analisis Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perkebunan Dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil…, 2008 USU e-Repository © 2008

B. Pertimbangan PPNS Sebagai Penyidik Tindak Pidana Lingkungan

Dokumen yang terkait

Peranan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perpajakan dan Penyidik POLRI dalam Penanganan Tindak Pidana Perpajakan.

7 146 121

ANALISIS YURIDIS TENTANG PENYIDIKAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM TINDAK PIDANA PENCURIAN KAYU DI KAWASAN TAMAN NASIONAL MERU BETIRI

0 4 17

PENULISAN HUKUM/SKRIPSI PERANAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DIREKTORAT PERANAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DALAM PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENYELUNDUPAN DI KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TANJUNG PRIOK.

1 4 8

TINJAUAN YURIDIS KEWENANGAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI (PPNS DJBC) DALAM MELAKUKAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENYELUNDUPAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN.

0 3 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Koordinasi Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kehutanan dan Penyidik Polri dalam Penyidikan Tindak Pidana Kehutanan T1 312015707 BAB I

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Koordinasi Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kehutanan dan Penyidik Polri dalam Penyidikan Tindak Pidana Kehutanan T1 312015707 BAB II

1 3 32

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Koordinasi Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kehutanan dan Penyidik Polri dalam Penyidikan Tindak Pidana Kehutanan

0 0 17

FUNGSI KOORDINASI PENYIDIK POLISI DENGAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEHUTANAN DALAM PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PEMBALAKAN LIAR | ERBABLEY | Legal Opinion 5663 18674 1 PB

0 0 9

Peranan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perpajakan dan Penyidik POLRI dalam Penanganan Tindak Pidana Perpajakan.

0 0 29

PERANAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) PERPAJAKAN DAN PENYIDIK POLRI DALAM PENANGANAN TINDAK PIDANA PERPAJAKAN

0 1 12