B. Pertimbangan PPNS Sebagai Penyidik Tindak Pidana Lingkungan
Hidup Pada Lahan Perkebunan
Di atas telah disebutkan tadi bahwa, peran Polri dalam mengambil keputusan untuk menetapkan PPNS mana yang lebih berwenang dalam
melakukan penyidikan dan bertindak sebagai penyidik dalam perkara tindak pidana :
1. melakukan pengolahan, peredaran, danatau pemasaran hasil perkebunan yang melanggar larangan berupa;
a. Pemalsuan mutu danatau kemasan hasil perkebunan ;
b. Menggunakan bahan penolong untuk usaha industri pengolahan
hasil perkebunan; c.
Mencampur hasil perkebunan dengan benda atau bahan lain”. yang dapat merusak fungsi lingkungan hidup;dan
2 Membuka danatau mengolah lahan dengan cara pembakaran yang
berakibat terjadinya pencemaran dan kerusakan fungsi lingkungan hidup di lahan perkebunan;
adalah sangat penting dan strategis, guna menghindari sengketa yang berkepanjangan, sementara penyelesaian perkara harus dilakukan sesuai
asas peradilan, yaitu; cepat dan biaya ringan. Dan juga jika saling klaim wewenang itu berlanjut dan meluas menjadi sengketa wewenang
kelembagaan dan diajukan ke Mahkamah Konstitusi maka, dikhawatirkan
Alboin : Analisis Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perkebunan Dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil…, 2008 USU e-Repository © 2008
perkara tindak pidana dimaksud di atas akan mengalami proses penyelesaian penyidikan yang lambat, karena penyelesaian sengketa
kelembagaan ini harus menunggu keluarnya dulu keputusan Mahkamah Konstitusi, baru perkara tersebut dapat dimulai disidik kembali. Hal ini
akan mencerminkan bahwa hukum kita tidak memenuhi asas kepastian hukum, karena ada 2 dua wewenang PPNS pada lembaga yang berlainan
dengan 2 dua peraturan perundang-undangan mengatur 1 satu pokok masalah.
Memang jika terjadi saling klaim dan atau sengketa wewenang antara PPNS Perkebunan dengan PPNS Lingkungan Hidup, sebenarnya
Penyidik Polri dapat mengambil alih penyidikan terhadap ke-2 dua perkara tindak pidana lingkungan hidup di lahan perkebunan, dan ini
dimungkinkan dalam Pasal 45 ayat 1 Undang-undang Nomor 18 tahun 2004 tentang Perkebunan dan Pasal 40 Undang-undang Nomor 23 tahun
1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup menyebutkan dalam ke-2 dua pasal tersebut; Selain Penyidik pejabat Kepolisian Republik
Indonesia maka, Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dalam hal ini PPNS yang ruang lingkup tugasnya masing-masing pada bidang
perkebunan danatau bidang pengelolaan lingkungan hidup diberi wewenang khusus sebagai penyidik.
Alboin : Analisis Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perkebunan Dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil…, 2008 USU e-Repository © 2008
Berarti Penyidik Polri diberi kesempatan pertama sebagai penyidik tindak pidana ini. Namun walaupun diberi kesempatan pertama oleh ke-2
dua undang-undang ini, dalam hal jika ada PPNS pada kedua lembaga pemerintah tersebut ada maka, Penyidik Polri juga harus memperhatikan
kewenangan ke-2 dua PPNS tersebut. Hal ini dimungkinkan oleh KUHAP yang memberi peran utama kepada Kepolisian Republik
Indonesia dalam hal penyelidikan dan penyidikan perkara tindak pidana. Disamping itu, selain diberi kesempatan utama bagi penyidik Polri dalam
melakukan penyidikan tindak pidana ini, oleh Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia Pasal 14 ayat
1 g
64
juga memberi peluang untuk itu. Namun dalam penjelasannya dengan tegas membatasi peluang tersebut karena Polri selalu
memperhatikan dan menghormati kewenang khusus yang diberi undang- undang kepada PPNS.
Jadi, adapun dasar pertimbangan, bahwa tindak pidana membuka danatau mengolah lahan dengan cara pembakaran yang berakibat
terjadinya pencemaran dan kerusakan fungsi lingkungan hidup di lahan
64
Pasal 14 ayat 1 g ; Dalam melakukan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Kepolisian Negara Republik Indonesia bertugas melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua
tindak pidana sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya. Penjelasannya, yaitu : Ketentuan Hukum Acara Pidana memberikan peranan utama kepada Kepolisian
Negara Republik Indonesia dalam penyelidikan dan penyidikan sehingga secara umum diberi kewenangan untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana. Namun demikian, hal
tersebut tetap memperhatikan dan tidak mengurangi kewenangan yang dimiliki oleh penyidik lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar hukumnya masing-masing.
Alboin : Analisis Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perkebunan Dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil…, 2008 USU e-Repository © 2008
perkebunan merupakan wewenang PPNS Lingkungan Hidup dan tindak pidana menurut pasal 50 Undang-undang Nomor 18 tahun 2004 tentang
Perkebunan adalah : 1. Bahwa tindak pidana sebagaimana dimaksud Pasal 26 dan Pasal 48
ayat 1 danatau Pasal 50 Undang-undang Nomor 18 tahun 2004 tentang Perkebunan, telah diatur sebelumnya di dalam Pasal 41 ayat
1 danatau Pasal 43 Undang-undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2. Tindak pidana dengan cara melakukan pembukaan danatau mengolah lahan perkebunan dengan cara pembakaran yang berakibat terjadinya
pencemaran dan kerusakan fungsi lingkungan hidup di lahan perkebunan bersifat dan berkarakteristik lingkungan hidup, karena
akibat pembukaan danatau pengolahan lahan perkebunan dengan cara pembakaran tersebut mengakibatkan terjadinya pencemaran danatau
perusakan lingkungan hidup. Sementara itu kalimat “pencemaran danatau perusakan lingkungan hidup” pengaturannya masuk ruang
lingkup Lingkungan Hidup. 3. Bahwa Undang undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup adalah Undang-undang bersifat pokok, artinya semua peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan
lingkungan hidup, harus mempedomani Undang undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Sedangkan
Undang-undang Nomor 18 tahun 2004 tentang Perkebunan, adalah
Alboin : Analisis Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perkebunan Dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil…, 2008 USU e-Repository © 2008
Undang-undang yang mengatur ke hal-hal yang bersifat ke pengaturan perkebunan, dan kebetulan beberapa pasalnya mengacu kepada
Undang undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 2001 tentang Pengendalian Kerusakan dan atau Pencemaran Lingkungan Hidup yang Berkaitan
dengan Kebakaran Hutan dan atau Lahan yang memberi petunjuk agar dalam penyelesaian tindak pidana pencemaran danatau keusakan
fungsi lingkungan hidup menggunakan pasal-pasal dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Oleh karenanya dasar penuntutannya tidak lagi menggunakan Pasal
26 dan Pasal 48 ayat 1 danatau Pasal 50 Undang-undang Nomor 18 tahun 2004 tentang Perkebunan, akan tetapi dasar penuntutannya harus
menggunakan Pasal 41 ayat 1 danatau Pasal 43 Undang undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jadi wewenang
penyidikannya juga haruslah diberikan kepada PPNS Lingkungan Hidup. Hal ini perlu dikemukakan, sebab apabila terjadi tindak pidana
lingkungan hidup, terutama pada tindak pidana pencemaran danatau kerusakan fungsi lingkungan hidup yang PPNSnya adalah PPNS Perkebunan
maka, akan menjadi tidak sahnya seluruh Berita Acara Pemeriksaan BAP,
Alboin : Analisis Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perkebunan Dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil…, 2008 USU e-Repository © 2008
karena sesungguhnya undang-undang itu tidak memberi wewenang kepadanya untuk melakukan penyidikan. Artinya Tindak Pidana
sejauh menyangkut yang mengakibatkan terjadinya pencemaran danatau kerusakan fungsi lingkungan hidup harus menggunakan undang-undang
Nomor 23 tahun 1997, sehingga PPNSnya pun adalah PPNS Lingkungan Hidup, jika PPNSnya PPNS Lingkungan Hidup maka, seluruh BAP yang
dikeluarkannya adalah sah dan sesuai dengan undang-undang.
Alboin : Analisis Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perkebunan Dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil…, 2008 USU e-Repository © 2008
BAB V P E N U T U P
A. Kesimpulan