Sanksi Hukum atas Penyalahgunaan Bagi Pihak yang Melakukan

misalnya terkait dengan kewenangan yudisial dan yustisial karena terjadinya pelanggaran yang oleh UU Penyiaran dikategorikan sebagai tindak pidana. Selain itu, KPI juga berhubungan dengan masyarakat dalam menampung dan menindaklanjuti segenap bentuk apresiasi masyarakat terhadap lembaga penyiaran maupun terhadap dunia penyiaran pada umumnya.

2. Pihak-Pihak yang Melakukan Pelanggaran Penyalahgunaan Izin

Frekuensi Radio Bidang Penyiaran Pihak-pihak yang dapat melakukan pelanggaran penyalahgunaan izin frekuensi radio di bidang penyiaran antara lain: a Pihak perseorangan yang memakai frekuensi radio yang telah didaftarkan pihak lain, untuk tujuan dan kepentingan pribadinya sendiri; b Masyarakat awam yang bertujuan untuk iseng merusak frekuensi radio yang telah didaftarkan oleh pihak lain; c Badan usaha atau badan hukum baik swasta maupun negeri yang tidak mendaftarkan izin penggunaan frekuensi radio danatau menggunakan frekuensi radio pihak yang telah mendaftarkan frekuensi radio tersebut.

3. Sanksi Hukum atas Penyalahgunaan Bagi Pihak yang Melakukan

Penyalahgunaan Izin Frekuensi Radio Ketentuan pidana terhadap pelanggaran pasal-pasal undang-undang ini diatur pada Pasal 57 sampai dengan 59 UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran. Secara umum pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan, dikelompokkan dalam 3 kelompok sanksi pidana, tergantung dari berat ringannya pelanggaran yang dilakukan. Untuk jasa radio: pidana penjara paling p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now lama 5 lima tahun dan atau denda paling banyak satu miliar rupiah kelompok 1, pidana penjara paling lama 2 tahun dan atau denda paling banyak lima ratus juta rupiah kelompok 2, dan hanya sanksi denda paling banyak dua ratus ribu rupiah kelompok 3. Untuk jasa penyiaran televisi: pidana penjara paling lama 5 lima tahun dan atau denda paling banyak sepuluh miliar rupiah kelompok 1, pidana penjara paling lama 2 dua tahun dan atau denda paling banyak 5 miliar rupiah kelompok 2, dan hanya sanksi denda paling banyak 2 miliar rupiah kelompok 3. Pada Pasal 60 UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, yang memiliki 3 tiga ayat mengatur tentang ketentuan peralihan dari keadaan yang berlaku sekarang menuju keadaan yang diinginkan oleh undang-undang ini. Waktu peralihan yang diijinkan adalah 2 dua tahun bagi jasa penyiaran radio dan 3 tiga tahun bagi jasa penyiaran televisi. Khusus bagi lembaga penyiaran yang telah memiliki stasiun relai sebelum diundangkannya undang-undang ini dapat diberikan perpanjangan selama 2 dua tahun apabila tidak terbangun stasiun lokal di tempat dan pada waktu yang disediakan tersebut. Akhirnya, ketentuan penutup diletakkan dalam Pasal 61 sampai dengan Pasal 64 UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran mengatur hal-hal yang yang segera harus dilakukan agar UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran ini dapat dilaksanakan. Yang pertama adalah pembentukan KPI, yang harus dapat dibentuk paling lama dalam waktu satu tahun, dimana calon-calonnya diusulkan oleh pemerintah melalui penyaringan di masyarakat. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now Selanjutnya adalah pembuatan aturan-aturan yang menjadi turunan dari UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, yaitu Peraturan Pemerintah, yang harus disusun oleh pemerintah beserta KPI. Dalam Pasal 63 UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran dinyatakan bahwa dengan berlakunya UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, UU No. 24 Tahun 1997 tentang Penyiaran dinyatakan tidak berlaku lagi, dan mulai berlakunya UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran. Sebagaimana tercatat dalam rekaman sejarah bangsa, UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran sebenarnya direncanakan untuk disahkan pada 23 September 2002. Namun karena kuatnya gelombang penolakan terutama dari kalangan industri penyiaran, akhirnya regulasi penyiaran pasca reformasi tersebut disahkan pada tanggal 28 November 2002. Kalangan Industri penyiaran antara lain keberatan dengan posisi yang diberi kewenangan sangat besar untuk mengatur, mengawasi, membekukan sementara sampai mencabut izin siaran, dikhawatirkan bakal menjadi monster baru bagi dunia penyiaran di Indonesia. Syaefurrahman juga menyoroti kewenangan KPI untuk menjatuhkan sanksi administrarif, berupa teguran tertulis, denda administratif, penghentian sementara acara yang bermasalah, pembatasan waktu durasi siaran, pembekuan kegiatan siaran untuk waktu tertentu, tidak memperpanjang maupun mencabut izin penyiaran. Ketentuan-ketentuan ini akan menjadikan KPI sebagai badan sensor dan pemberedelan yang menakutkan. Pemberian sanksi administratif p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now mestinya harus tertulis dan dijatuhkan setelah pengadilan menyatakan lembaga penyiaran bersalah. Ketika proses pengadilan berlangsung, tidak tepat jika Komisi Penyiaran Indonesia KPI menghentikan mata acara yang dianggap bermasalah, apalagi sampai membekukan kegiatan siaran. Bersama-sama dengan pemerintah, KPI juga diberi wewenang untuk memberi ketentuan-ketentuan mengenai pengaturan masalah cakupan wilayah siaran, pembatasan kepemilikan, persyaratan izin siaran, pedoman peliputan lembaga penyiaran asing, rencana dasar teknik dan persyaratan perangkat penyiaran. Hal yang sama juga berkaitan dengan izin dan perpanjangan penyiaran, maupun tata cara dan pemberian sanksi administratif. Sanksi administratif yang dimaksud dari teguran tertulis, penghentian sementara mata acara bermasalah, pembekuan kegiatan siaran sampai pencabutan izin penyiaran. Anehnya lagi, putusan KPI tidak bisa digugat melalui Pengadilan Tata Usaha Negara PTUN. Desakan agar UU Penyiaran disosialisasikan sesuai dengan jadwal semakin menunjukkan tajamnya perbedaan padang antara kubu pro dan kontra terhadap UU Penyiaran. Tarik-menarik kewenangan dunia penyiaran juga ‘ diramaikan’ oleh pemerintah. Pada banyak sisi pemerintah tampaknya tidak siap untuk melepaskan kewenangan regulator penyiaran sebagaimana sebelumnya dikuasai melalui UU Penyiaran 1997. Dua bulan setelah gelombang penolakan pengesahan UU Penyiaran pada 23 September 2002, pemerintah mengajukan hasil rangkuman terhadap materi p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now Undang-Undang Penyiaran. Usulan disampaikan ketika diadakan rapat kerja antara pemerintah dengan DPR. Menteri Negara Komunikasi dan Informasi Syamsul Muarif menyampaikan draf revisi UU Penyiaran tertanggal 4 November 2002. Pemerintah mengatakan bahwa usulan tersebut berdasarkan hasil resume masukan penyempurnaan UU Penyiaran dari masyarakat. Masukan dari masyarakat yang dimaksud adalah hasil dialog masyarakat pers dan penyiaran tanggal 18, 19 dan 23 September 2002; rapat interdep 19 dan 20 September 2002; seminar di Universitas Padjadjaran 16-18 Oktober 2002; usulan RRI 14 Oktober 2002; usulan masyarakat perfilman 25 Oktober 2002; Tim 10 RUU Penyiaran 23 Oktober 2002; serta Asosiasi Penyelenggara Multimedia APMI 29 Oktober 2002. 57 Usulan pemerintah justru membuat KPI Komisi Penyiaran Indonesia turun fungsinya, hanya menjadi aksesoris, bukan sebagai regulator dalam konsep semula. Berdasarkan masukan tersebut, KPI direduksi hanya menjadi wadah peran serta masyarakat. Dalam draf revisi Pasal 7 ayat 2 tentang KPI misalnya, pada draf RUU dikatakan bahwa, “KPI adalah badan yang bersifat independen, yang mengatur segala hal-hal mengenai penyiaran”. Pemerintah mengusulkan agar diganti menjadi”, KPI sebagai wujud peran serta masyarakat berfungsi mewadahi aspirasi serta mewakili kepentingan masyarakat akan penyiaran”. 57 Priyanto, “Dialog Interaktif antara Pers dan Penyiaran”, Artikel Koran Kompas, terbit tanggal 6 November 2002. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now Peran Komisi Penyiaran Indonesia KPI dalam demokrasi penyiaran semakin ambigu dengan keluarnya keputusan Mahkamah Konstitusi MK tertanggal 28 Juli 2004 yang memangkas kewenangan regulatif yang sebelumnya dimiliki KPI. MK menghilangkan kewenangan membuat regulasi yang dimiliki oleh Komisi Penyiaran Indonesia melalui penghapusan kata ’KPI bersama’, yang terdapat dalam Pasal 62 ayat 2 yang berbunyi “Peraturan pemerintah seperti yang termasuk di dalam ayat 1 harus ditetapkan 60 hari setelah selesai disusun oleh KPI bersama pemerintah”. Oleh MK “KPI bersama” dihilangkan. Mahkamah Konstitusi juga mengabulkan judicial review Pasal 44 ayat 1 UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran. Kata ’terjadi sanggahan’ yang terdapat dalam Pasal 44 ayat 1 itu dihilangkan, sementara 20 pasal lainnya ditolak permohonan judicial review-nya. Pasal 44 ayat 1 awalnya berbunyi, “ lembaga penyiaran wajib melakukan ralat apabila isi siaran dan atau berita diketehui terdapat kekeliruan dan atau kesalahan, atau terjadi sanggahan atas isi siaran dan atau berita”. Sepintas memang tidak ada yang istimewa dengan putusan MK tersebut, selain karena memang sudah menjadi tugas MK untuk melakukan uji materiil produk perundang-undangan yang ada, MK juga hanya melakukan sedikit saja pengubahan pada UU tersebut. Namun, putusan tersebut memiliki implikasi serius bagi dunia penyiaran karena 3 tiga hal, yaitu: p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now 1 Yang mengajukan judicial review terhadap UU 322002 adalah enam organisasi penyiaran representatif kekuatan kapital yang selama ini memang merasa keberatan dengan disahkannya UU No. 322002; 2 Pasal yang diubah MK adalah pasal krusial. Betapa tidak, karena ayat 1 pasal yang sama adalah klausul yang mengatur seputar: a Pemusatan pemilikan, b Kepemilikan silang, c Izin siaran, d Sistem siaran jaringan, dan e Sanksi. Lima isu utama yang dipandang oleh kalangan industri penyiaran sebagai “ sangat merugikan”. 3 Putusan MK terjadi tepat pada saat tarik ulur kewenangan regulatif antara KPI dan pemerintah mengalami titik krusial. Sesaat sebelumnya adanya putusan MK, pemerintah dan KPI tengah berdebat soal bagaimana dan siapa yang berhak bertindak sebagai regulator penyiaran. Bagi industri penyiaran, keputusan MK tersebut lebih merupakan ‘ kemenangan’. Bagaimana tidak karena pengajuan judicial review UU No. 32 2002 ke Mahkamah Agung MK hampir dua tahun lalu sejatinya lebih sebagai langkah menyelamatkan muka, setelah berbagi tuntutan yang berorientasi pada keberlangsungan bisnis mereka ternyata tidak diakomodasi dalam UU No. 32 Tahun 2002 tersebut. Salah satu pemimpin umum televisi swasta yang turut p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now mendirikan Asosiasi Televisi Siaran Indonesia ATVSI mengatakan bahwa pihaknya merasa pesimis jika permohonan tersebut dikabulkan. MK memang kemudian menolak judicial review dimaksud, namun kenyataan bahwa MK juga memangkas kewenangan regulatif KPI merupakan langkah maju tersendiri bagi kalangan industri penyiaran. Sebagaimana telah banyak diprediksi KPI merespon keputusan MK dengan dingin. KPI pada 1 September 2004 bahkan mengeluarkan keputusan tentang Pedoman Perilaku Penyiaran P3 dan Standar Program Siaran SPS. Keputusan KPI bernomor 009SKKPI82004 itu memuat sembilan bab dan 82 pasal. KPI sebagai lembaga negara independen berdasarkan amanat Undang- Undang Penyiaran kedua diwajibkan untuk menetapkan pedoman perilaku penyiaran, serta mengawasi dan memberikan sanksi atas pelanggaran peraturan tersebut. Pada saat yang sama, KPI juga mengatur tayangan yang kian populer dewasa ini, yakni seputar seks dan klenik. Pasal 44 SK KPI mengatakan bahwa, “Lembaga penyiaran dilarang menyiarkan adegan tarian atau trik yang dapat dikategorikan sensual, menonjolkan seks, membangkitkan hasrat seksual, atau memberi kesan hubungan seks”. Pengaturan seputar tayangan seks juga terdapat dalam Pasal 46 yang berbunyi, “program yang berisikan pembicaraan atau pembahasan mengenai masalah seks harus disajikan dengan cara ilmiah dan santun dan tidak menjadi ajang pembicaraan mesum. Sedangkan tayangan tentang klenik terdapat pada Pasal 57 ayat 1 yang berbunyi “Program faktual p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now bertemakan dunia gaib, paranormal, klenik, praktik spiritual, magis, kontak dengan roh, hanya dapat disiarkan pukul 22.00-03.00 sesuai dengan waktu stasiun yang menayangkan. Tabel 1. Pasal yang Krusial dalam UU Penyiaran No. Pasal Isi 1. Pasal 24 Lembaga penyiaran dilarang menyiarkan secara langsung penjarahan serta tindakan-tindakan merusak oleh massa yang dapat menimbulkan kepanikan atau mendorong masyarakat di daerah lain meniru perilaku tersebut. 2. Pasal 32 Program atau promo program yang mengandung muatan kekerasan eksplisit dan vulgar, hanya dapat disiarkan pada jam tayang dimana anak-anak pada umumnya diperkirakan sudah tidak menonton televisi, yakni pada pukul 2.00-3.00 sesuai dengan waktu stasiun penyiaran yang menayangkan. 3. Pasal 44 Lembaga penyiaran dilarang menyiarkan adegan tarian dan atau lirik yang dapat dikategorikan sensual, menonjolkan seks, membangkitkan hasrat seksual, atau memberi kesan hubungan seks. 4. Pasal 46 Program yang berisikan pembicaraan atau pembahasan mengenai masalah seks harus disajikan dengan cara ilmiah dan santun dan tidak menjadi ajang pembicaraan mesum. 5. Pasal 57 ayat 1 Program faktual bertemakan gaib, paranormal, klenik, praktik spiritual, magis, mistik, kontak dengan roh, hanya dapat disiarkan pukul 22.00-03.00 sesuai dengan waktu stasiun menayangkan. Sebelum KPI mengeluarkan P3SPS, beberapa bulan sebelumnya Asosiasi Televisi Swasta Indonesia ATVSI telah menerbitkan kode etik sendiri yang berjudul Pedoman Perilaku Televisi PPT. Namun oleh KPI pedoman tersebut dianggap tidak memiliki kekuatan hukum, karena dibuat oleh p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now lembaga di luar KPI. Sementara menurut UU Penyiaran, yang berwenang membuat standar program siaran adalah KPI. Selain tidak berkekuatan hukum, KPI juga menganggap kode etik versi ATVSI sangat multitafsir. Seperti dalam soal takhayul dan klenik, tidak ada kata yang menegaskan penghapusan tayangan mistik. Pada butir a hanya disebutkan “...akan sedemikian rupa menangani tayangan takhayul dan atau klenik sehingga tidak menimbulkan rasa takut berlebihan bagi pemirsa”. Paling tidak ada kata “menangani sedemikian rupa” dan “rasa takut berlebihan” dapat ditafsirkan secara subjektif berbeda. Perlu diperjelas bentuk penanganannya dan batasan rasa takut tersebut. Ada orang yang langsung merinding ketika melihat gambar tengkorak, tetapi ada pula yang justru tertawa. Jadi, sangat relatif dan subjektif, menurut Sinasar Ecip, salah satu anggota KPI. Sedangkan seputar tayangan klenik, PPT hanya mengatakan bahwa siaran televisi “ ...menghindari eksploitasi secara berlebihan tayangan takhayul dan klenik agar tidak terjadi upaya pengambilan manfaat berlebihan, melemahkan iman menimbulkan unsur syirik serta pembodohan masyarakat”. 58 Bahwa KPI akan mengeluarkan ketetapan tentang P3 SPS sebenarnya telah diketahui jauh sebelum keluarnya SK tersebut. Dalam rapat kerja KPI dengan Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat DPR 24 Mei 2004 misalnya telah terungkap rencana dikeluarkannya SK tersebut. Pada saat yang sama, KPI juga mengaku telah menyebarkan draf rancangan ketetapan ke stakeholders dunia 58 Sinasar Ecip, “Eksploitasi Siaran”, Artikel Koran Kompas, terbit tanggal 1 Juli 2004. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now penyiaran untuk memperoleh perbaikan sebelum disusun dalam bentuk legal formal. Sebagaimana telah banyak diduga, suara kontra datang dari kalangan industri. Segera setelah KPI mengungkapkan bahwa rencana penerbitan SK KPI tentang P3SPS akan merugikan publik dan membelenggu kebebasan pers apabila keseluruhan rambu itu diberlakukan. Peraturan tersebut, selain memuat pasal karet yang tidak jelas parameternya, juga kembali memberi peran yang besar bagi pemerintah untuk mengatur penyiaran. Demikian penilaian Ketua Umum Asosiasi Televisi Swasta Indonesia ATVSI Karni Ilyas dan Sekretaris Jenderal Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia IJTI Syaefurrahman Al-Banjary. Bagaimana lemahnya aturan KPI tersebut, Karni mencontohkan rumusan lemahnya Pasal 25; yaitu a tentang larangan menyiarkan secara langsung peristiwa kerusuhan atau perkelahian fisik yang melibatkan berbagai kelompok masyarakat, b dalam meliput dan menyajikan laporan tentang konflik antar kelompok masyarakat, lembaga penyiaran dilarang berpihak pada salah satu kelompok atau dengan sengaja menyajikan informasi yang dipercaya mampu menyulut kemarahan, setidaknya satu kelompok. Kendati demikian, lanjutnya, perlu ada pembatasan terhadap program seks yang tergolong vulgar maupun maupun program yang mengumbar kekerasan. Tetapi, hal itu juga perlu didiskusikan dengan matang karena ukurannya tidak jelas. Masyarakat juga akan menghukum dengan sendirinya lembaga penyiaran yang hanya mengumbar seks dan kekerasan. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now Saefurrahman memberi penilaian yang sama. Dia menilai rancangan keputusan KPI tentang program siaran semangatnya seperti di era Orde Baru. Menurutnya, isinya banyak pasal karet, karena itu, harus ditolak. Dia mencontohkan Pasal 26 a yang menyebutkan, Lembaga penyiaran harus menyajikan program dengan mempertimbangkan potensi traumatik, baik pada korban atau keluarga korban maupun khalayak. Soal larangan rekaman tersembunyi, seperti tercantum dalam Pasal 21, menurut Saefurrahman, akan menyulitkan pers terutama dalam melakukan investigasi karena tidak disebutkan secara eksplisit. Pasal 21 a menyebutkan, Siaran rekaman tersembunyi dilarang, kecuali menyangkut kepentingan publik atau mendapat izin dari subjek yang direkam dan tidak merugikan orang lain. Kendati demikian, Saefurrahman berpendapat bahwa pedoman perilaku penyiaran tetap diperlukan mengingat hal itu merupakan amanat Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran. Namun, karena KPI merupakan fasilitator dari penertiban program, hendaknya KPI mengundang berbagai lembaga penyiaran sebelum membuat keputusan. Dia sendiri sejauh ini belum pernah diundang KPI untuk membahas persoalan tersebut. Ihwal akan diterbitkannya Surat Keputusan SK KPI mengenai pedoman perilaku tersebut disampaikan oleh anggota KPI, Ade Armando, dalam suatu rapat kerja dengan Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat DPR. SK itu diedarkan untuk mendapatkan masukan dari publik. Draf itu disebarkan kembali ke stakeholder untuk perbaikan, sebelum disusun dalam bentuk legal p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now formal. Beberapa anggota DPR menyambut baik adanya SK KPI tersebut. Bahkan, anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDI-P, Permadi, meminta agar KPI melarang televisi menyiarkan anggota DPR yang tertidur. 59 Ketua Sub-Komisi Informasi dan Komunikasi Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat DPR Effendy Choirie dan anggota Komisi I Paulus Widiyanto menilai bahwa Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran yang hendak dikeluarkan Komisi Penyiaran Indonesia KPI masih bersifat rancangan dan karena itu masih perlu disempurnakan. Atas dasar itu pula, berbagai lapisan masyarakat, mulai dari lembaga penyiaran, tokoh pendidikan, tokoh moral, masyarakat yang selama ini terpinggirkan, masih bisa memberikan masukan. Menurut Paulus mantan Ketua Pansus RUU Penyiaran di Gedung MPRDPR, draf itu masih plintat-plintut, masih perlu penyempurnaan. Sebelum peraturan tersebut diberlakukan, akan diadakan juga uji publik yang cukup lama sehingga tercapai konsensus bersama. KPI sebenarnya telah berusaha melibatkan seluruh pihak yang terkait dengan materi SK KPI tersebut, termasuk berbagai asosiasi lembaga penyiaran dan organisasi jurnalis. KPI sendiri mengadopsi peraturan serupa yang diterbitkan lembaga semacam KPI di negara mendukung kemerdekaan pers, 59 Ade Armando, “Etika Siaran”, Artikel Koran Kompas terbit tanggal 26 Mei 2004. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now yaitu Office of Communication di Inggris dan Federal Communication Commission di Amerika Serikat. Kembali ke soal persilangan kepentingan dunia penyiaran. Setelah MK memangkas kewenangan regulatif KPI, Kementerian Komunikasi dan Informasi Menkominfo langsung tancap gas dengan menyiapkan rancangan Peraturan Pemerintah PP tentang Penyiaran. Rencananya, PP penyiaran ini mulai berlaku Desember 2004 untuk radio dan tahun 2005 untuk televisi. Menteri Komunikasi dan Informasi Syamsul Muarif mengatakan bahwa, UU Penyiaran sudah tidak ada masalah lagi dan setelah putusan MK keluar Kami langsung menyiapkan peraturan pemerintah. Kemarin Kami bertemu Asosiasi Televisi Swasta Indonesia ATVSI yang memberi masukan untuk peraturan penyiaran. Syamsul menambahkan, meski tidak harus melibatkan KPI, bukan berarti pemerintah tidak membuka ruang bagi KPI dan unsur masyarakat lain guna membahas rancangan PP sebelum diajukan ke presiden. Menurut Syamsul, ada 4 empat PP yang akan dibuat, yaitu PP tentang lembaga penyiaran publik seperti RRI dan TVRI, lembaga penyiaran swasta termasuk perizinannya, lembaga penyiaran berlangganan dan lembaga penyiaran komunitas. Radio dan televisi komunitas merupakan penyiaran dengan frekuensi tertentu dan daya pancar kecil supaya dapat membangun masyarakat di daerah. Sejarah mencatat, memang sejak dulu pemerintah menghendaki agar kewenangan penyiaran dikelola pihaknya. Ketika pembahasan Daftar p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now Inventarisasi Masalah DIM No. 45 ayat 5 RUU Penyiaran misalnya, pemerintah meminta agar KPI hanya diposisikan sebagai, “wadah peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan penyiaran, yang bersifat independen”. Pada rapat Panja RUU Penyiaran ke-3 tanggal 19 Agustus 2002 akhirnya klausul ini sepakat untuk dihapus. Setelah UU No. 322002 disahkan, pemerintah masih berupaya mempertahankan privilege regulasi dunia penyiaran yang selama ini dikuasai. Dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informasi dan Departemen Perhubungan sering beralasan bahwa UU No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi secara tegas memberikan kewenangan kepada pemerintah untuk mengatur frekuensi. Pasca putusan MK, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa bangsa ini akan menempuh jalan yang lebih penjang untuk membumikan demokratisasi penyiaran. Paling tidak terdapat tiga hal mengapa hal tersebut menjadi logis, yaitu: 1 Masih mengakarnya semangat otoritarianisme dan feodalisme mereka yang terlibat dalam pengelolaan dunia penyiaran. Meminjam istilah Herbert Marcuse, telah terjadi introjeksi pada sebagian mereka sehingga ketika mereka melakukan praktik-praktik otoritarianisme dan feodalisme justru dilakukan tanpa sadar. Penolakan UU No. 32 Tahun 2002 oleh sebagian kalangan industri penyiaran dan sikap pemerintah yang tidak p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now siap melepaskan kewenangan yang selama ini dipegang merupakan contoh nyaris sempurna introjeksi dunia penyiaran. 2 Desakan ekspansi dan akumulasi kapital dalam dunia penyiaran akan selalu menjadi batu sandungan bagi perwujudan penyiaran demokratis. Dalam konteks ini demokratisasi penyiaran meniscayakan tersedianya ruang steril dari intervensi kepentingan pasar. Betul bahwa bagaimanapun dunia penyiaran tidak bisa terlepas dari lokus ekonomi, tapi adalah juga lebih bijak jika lokus ekonomi tidak kemudian dijadikan orientasi pengelolaan. Lokus ekonomi misalnya, bisa saja ditempatkan sebagai sebuah realitas yang tidak mengikat. Perang kepentingan seputar UU No. 322002 mempertegas persepsi bahwa dunia penyiaran masih menempatkan lokus ekonomi sebagai paradigma operasional. 3 Otoritas negara pada titik tertentu juga merupakan significant others ketidakniscayaan demokratisasi media di era reformasi sekarang ini. Selain pemerintah yang belum siap untuk kehilangan sama sekali kekuasaaan untuk mengontrol penyiaran dengan penggunaan spektrum frekuensi radio, MK agaknya kurang mencermati historical situatedness dan suasana kebatinan yang melatarbelakangi terbentuknya UU No. 322002, karena semestinya yang dipangkas oleh MK bukan kewenangan KPI, tetapi kewenangan pemerintah. Betul bahwa peraturan pemerintah adalah entitas kebijakan prerogatif pemerintah, tetapi juga tidak menyalahi nalar jika peraturan pemerintah disusun oleh KPI. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now Memang waktu pula yang akan membuktikan apakah putusan MK kemudian membuat KPI ‘lembek’ karena harus berbagi wewenang dengan pemerintah, atau justru KPI memandang putusan MK sebagai ‘ujian lain’ dalam rangka menegakkan demokrasi dunia penyiaran. Anomali TVRI sebagai Lembaga Siaran Publik Masalah berikunya yang merupakan ‘PR’ untuk kita semua pasca disahkannya Undang-undang Penyiaran 2002 adalah perubahan status TVRI menjadi televisi publik. Sejatinya tidak hanya TVRI yang ditetapkan oleh Undang-Undang No. 322002 sebagai lembaga penyiaran publik, tapi juga RRI. Persoalan RRI sejauh ini tidak serumit apa yang terjadi dengan TVRI. RRI sejauh ini masih berbadan hukum Perusahaan Jawatan Perjan. Dengan status ini, suasana kebatinan untuk mengelola RRI secara komersial paling tidak menjadi mustahil, karena memang status Perjan tidak diarahkan untuk melakukan komersialisasi RRI. Salah satu tujuan Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran adalah ingin mengubah sistem penyiaran televisi yang selama ini dinilai tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Maka, ditetapkan TVRI sebagai TV swasta komersial ditetapkan hanya boleh bersiaran secara terbatas dan berjaringan. Karena perubahan ini butuh waktu, kepada TVRI dan TV swasta komersial diberi waktu 3 tiga tahun untuk menyesuaikan diri. Namun kenyataan berbicara lain, atas nama kesulitan dana, melalui PP No. 92002 yang diberlakukan 15 April 2003 – TVRI justru berubah menjadi badan hukum p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now dari perusahaan jawatan Perjan menjadi Perseroan Terbatas PT. Soal kesulitan dana TVRI dapat digambarkan hingga awal 2003 misalnya, dari 395 TVRI stasiun transmisi milik TVRI di seluruh Indonesia, 100 di antaranya tidak dapat berfungsi karena ketiadaan dana operasional. Sementara sebagian stasiun TVRI daerah, seperti Padang, Medan, Surabaya dan Denpasar tetap beroperasi namun terancam terhenti lihat Kompas, Rubrik Hukum dan Kriminal oleh Muadzul, 9 Maret 2003. Untuk meningkatkan pangsa pasarnya TVRI harus meningkatkan kualitas tayangannya programnya dan untuk meningkatkan kualitas tayangan tersebut TVRI membutuhkan keuangan modal tambahan yang besar. Hal inilah yang diinginkan oleh TVRI tersebut, yaitu suntikan dana Rp. 300 miliar untuk menunjang kegiatan operasional sehari-hari. TVRI menghadapi kendala terbatasnya biaya pelaksanaan siaran dan utang terhadap pihak lain sebesar Rp. 382 miliar. Biaya operasional dan utang yang cukup besar tersebut menghambat kinerja TVRI untuk melakukan perubahan. Namun dalam hal penagihannya, TVRI masih mengalami hambatan. Total jumlah utang televisi swasta kepada TVRI termasuk denda sampai dengan Juli 2003 adalah Rp. 326,969 miliar. Piutang tersebut ada pada lima perusahaan televisi swasta, yakni PT RCTI, PT SCTV, PT TPI, PT Indosiar dan PT ANTV. Pada sisi lain, dengan berstatus PT konsekuensinya TVRI tidak mendapatkan dana dari APBN. Berbeda dengan status badan hukum p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now sebelumnya ketika berstatus Perusahaan Jawatan Perjan yang mendapat dana APBN. Dalam APBN 2003, pos dana operasional dihapus. Penyebabnya, pemerintah menganggap perubahan status sejak tanggal 17 April 2002 ini berarti TVRI tidak lagi disubsidi kas negara. Akibat penghapusan subsidi jelas membawa gonjang-ganjing dalam tubuh TVRI, bahkan beberapa stasiun daerah membekukan kegiatan operasionalnya. Simpul masyarakat yang peduli terhadap dilema yang dihadapi TVRI pernah berupaya menggelindingkan gerakan nasional menyelamatkan TVRI. Menurut Tim Asistensi Penyelamatan TAP TVRI, upaya penyelamatan TVRI mesti melibatkan semua komponen bangsa, agar lembaga penyiaran yang sejatinya milik publik tersebut tidak sampai terseret masuk dalam cengkeraman kekuasaan politik dan kapitalis. Pada saat itulah, TVRI bersifat sebagai layanan informasi publik secara komprehensif. Tidak latah seperti TV swasta yang terlalu berorientasi pada rating acara, karena sesungguhnya TVRI dengan kelebihannya dalam hal luasnya daya jangkau sebenarnya bisa membentuk penontonnya sendiri, tanpa melulu berpatokan pada hasil rating acara, yang oleh sebagian pihak justru masih dipertanyakan validitasnya. Maka, ibarat nasi yang terlanjur telah menjadi bubur, tugas kita sekarang adalah memikirkan bagaimana membuat bubur tersebut menjadi enak untuk disantap. Dalam konteks ini, paling tidak dapat dikembangkan prinsip- p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now prinsip dialektis untuk menata TVRI dalam konteks demokratisasi penyiaran, sebagai berikut: 1 Harus dicanangkan dalam sanubari pengelola dan pengambil kebijakan mengenai TVRI, bahwa sejatinya TVRI televisi publik. Televisi publik meniscayakan dirinya untuk meletakkan pencerahan publik sebagai orientasi pengelolaan. Dalam konteks pengelolaan siaran berbasis publik, TVRI akan mengemas sedemikian rupa sehingga konser musik rakyat tersebut tidak kemudian mencederai norma susila yang dijunjung masyarakat luas dengan menampilkan penyanyi yang berpakaian atau berjoget dengan “seronok. Sebagian pihak memang menilai kategori “ seronok” bersifat abstrak dan relatif. Sebenarnya yang diperlukan adalah bukan perdebatan mengenai berbagai kriteria mana yang mencederai norma publik dan mana yang bukan. Perdebatan akan muncul jika dan hanya jika ada orientasi lain dalam mengelola TVRI, selain orientasi pencerahan publik. Dengan demikian, kenyataan bahwa TVRI saat ini berbadan hukum persero secara bijak dapat diletakkan pada kenyataan yang tidak ideal. 2 Untuk mewujudkan idealisasi seperti di atas, diperlukan political will dari para pihak yang mempunyai kewenangan untuk menentukan berbagai kebijakan TVRI. Political will selain karena secara de jure status TVRI saat ini memang memungkinkan untuk mendongkrak laju iklan melalui berbagai tayangan dengan aksentuasi popularitas, juga diperlukan agar status persero p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now tersebut tidak lantas menjadikan TVRI semakin jauh dengan konsep TVRI sebagai televisi publik. 3 Mengingat kedua poin di atas menjadi mustahil terjadi dengan sendirinya, maka diperlukan kekuatan penekanan pressure group dari berbagai komponen bangsa, yang secara lantang dan terus-menerus berteriak kepada pengambil kebijakan TVRI bahwa sejatinya TVRI adalah televisi publik. Siaran Nasional vs Siaran Lokal Mengenai pemabatasan siaran nasional, sebelum disahkan UU No. 322002, kalangan industri penyiaran telah mengungkapkan keberatan. Direktur Operasional Trans TV Alex Kumara misalnya mengatakan bahwa pembatasan wilayah siaran akan sulit dilakukan mengingat industri televisi itu perlu investasi yang besar dan sumber daya manusia yang banyak. Kalau tidak diatur dengan benar, yang terjadi justru kontra produktif. Membangun jaringan TV mudah dilakukan jika punya cukup uang. Namun yang sulit adalah menjalankan secara kontinu untuk jangka waktu panjang. 60 Keberatan kalangan industri siaran TV terkait dengan diversitas kecocokan program. TV berbeda dengan radio. Acara TV harus bervariasi, dan sebuah program hanya bisa ditayangkan ulang dua kali. Lebih dari itu, akan ditinggalkan pemirsa. Ini berbeda dengan radio yang investasinya relatif jauh 60 Alex Kumara, “Batasan Wilayah Siaran Televisi Indonesia”, Artikel Koran Kompas terbit tanggal 8 September 2002. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now lebih murah daripada TV, dan bisa diisi dengan memutar lagu yang tidak masalah meskipun diulang sesering mungkin. Dari sisi dana operasional, pemilik stasiun TV harus mengeluarkan dana operasional sekitar Rp. 30 juta untuk tiap jam siaran. Jumlah ini baru perhitungan untuk biaya tetap seperti gaji pegawai, listrik dan sebagainya, belum termasuk biaya pengadaan programnya. Biaya programnya sendiri bermacam-macam, bisa puluhan juta sampai Rp. 400 juta per jam siaran. Biaya tersebut belum ditambah dengan dana investasi pendirian stasiun. Besarnya dana investasi memang beragam, namun sebagai contoh bisa disebutkan di sini investasi pendirian TransTv mencapai Rp. 700 miliar. Sedangkan untuk TV lokal sebagai gambaran dapat dikemukakan di sini investasi untuk Bali TV mencapai Rp. 30 miliar dan JTV Surabaya yang menghabiskan Rp. 50 miliar. Dalam kenyataannya memang tidak semua stasiun televisi merasa keberatan dengan klausul yang melarang cakupan siaran secara nasional. Stasiun TV lokal justru menganggap RUU itu menangkap aspirasi kepentingan daerah. Sebagaimana dikutip Kompas 8 September 2002 General Manager JTV Surabaya, Agus Mustofa misalnya mengatakan bahwa dari sisi bisnis jangkauan stasiun TV nasional yang tanpa batas berimbas pada tarif iklan yang jauh lebih tinggi daripada yang biasa ditawarkan stasiun televisi lokal. 61 61 Agus Mustofa, “Bisnis Stasiun TV Nasional”, Artikel Koran Kompas terbit tanggal 8 September 2002. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now

BAB IV UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN IZIN

PENGGUNAAN FREKUENSI RADIO DALAM PENYIARAN

A. Pihak-Pihak

dalam Penyelenggaraan Pemberian Perijinan Penyiaran Adapun pihak-pihak dalam penyelenggara pemberian perijinan antara lain: Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi terdiri dari: 1 Sekretariat Jenderal Pos dan Telekomunikasi. 2 Direktorat Pos. 3 Direktorat Telekomunikasi dan Informatika. 4 Direktorat Pengelolaan Spektrum Frekuensi Radio. 5 Direktorat Standardisasi Pos dan Telekomunikasi. 6 Direktorat Kelembagaan Internasional. 7 Unit Pelayanan Teknis. Direktorat Spektrum Frekuensi Dan Orbit Satelit terdiri dari: 1 Sub Bagian Tata Usaha. 2 Sub Direktorat Penataan Spektrum Frekuensi Radio. 3 Sub Direktorat Penetapan Frekuensi Radio. 4 Sub Direktorat Operasi Frekuensi Radio. 5 Sub Direktorat Sarana Teknik Frekuensi Radio. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now

Dokumen yang terkait

Prosedur Perolehan Perizinan Penyiaran Radio Swasta Lokal Berdasarkan Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran (Studi Pada Radio Most Fm Medan)

5 74 74

Pola Penyiaran Radio Bahana Kusuma FM (99,5 MHz) Dan Minat Dengar (Studi Deskriptif Tentang Pola Penyiaran Radio Bahana Kusuma FM Dalam Menarik Minat Dengar Anak Muda Kota Kabanjahe)

4 88 132

JAMINAN KEBEBASAN DAN TANGGUNG JAWAB PERS DALAM PERSPEKTIF HUKUM MEDIA MASSA Studi Komparatif UU No. 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran Dan UU No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers

0 17 2

KONSEP DAN MANAJEMEN PENYIARAN TELEVISI BERJARINGAN SEBAGAI IMPLEMENTASI UU NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN (Studi Pada Persiapan Sakti TV Surabaya)

0 4 31

Aspek Hukum Penyiaran Dalam Penyelenggaraan Penyiaran Yang Dilakukan Oleh PT Net Mediatama Indonesia Terkait Izin Penyelenggaraan Penyiaran.

0 1 2

PERAN DEWAN PENGAWAS LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TVRI DAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA DALAM MENJAGA NETRALITAS ISI PROGRAM SIARAN TVRI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN.

0 0 1

UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran

0 0 32

Peraturan KPI No. 3 Tahun 2006 tentang Izin Penyelenggaraan Penyiaran

0 0 27

BAB II PENGATURAN TENTANG PENYIARAN DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG – UNDANG PENYIARAN NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN A. Peraturan Perundang-Undangan tentang Perizinan Bagi Lembaga Penyiaran - Prosedur Perolehan Perizinan Penyiaran Radio Swasta Lok

0 0 7

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Prosedur Perolehan Perizinan Penyiaran Radio Swasta Lokal Berdasarkan Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran (Studi Pada Radio Most Fm Medan)

0 0 14