Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Izin dalam Penyiaran

C. Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Izin dalam Penyiaran

Keterbatasan frekuensi, merupakan salah satu hal yang mengindikasikan urgensi pengaturan penyiaran. Tanpa regulasi, maka interfensi signal niscaya terjadi. Dan, ketika itu aspek dasar komunikasi tidak tercapai. Sebagai ilustrasi sederhana dapat digambarkan bahwa jika pada saat yang bersamaan terdapat dua orang atau lebih berbicara, maka proses komunikasi pasti mengalami kegagalan. Regulasi akan menentukan siapa yang berhak “menyiarkan” dan siapa yang tidak. Dalam konteks demikian regulasi berperan sebagai mekanisme kontrol control mechanism. 64 Kedua, demokrasi menghendaki adanya “sesuatu” yang menjamin keberagaman diversity politik dan kebudayaan, dengan menjamin kebebasan aliran ide dan posisi dari kelompok minoritas. Hal ini adalah adanya hak privasi right to privacy seseorang untuk tidak menerima informasi tertentu. Dalam batas tertentu, kebebasan untuk menyampaikan informasi freedom of information memang dibatasi oleh hak privasi seseorang right to privacy. Yang perlu digaris bawahi dalam hal ini, sebagaimana diungkapkan Feintuck 1999: 43, adalah limitasi keberagaman diversity sendiri, seperti kekerasan dan pornografi merupakan hal yang tetap tidak dapat dieksploitasi atas nama keberagaman. Dalam perkembangannya aspek diversity, lebih banyak diafiliasikan sebagai aspek politik dan ekonomi dalam konteks ideologi suatu negara. 64 Muhammad Mufid, Loc.Cit. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now Ketiga, terdapat alasan ekonomi mengapa regulasi media diperlukan. Tanpa regulasi akan terjadi konsentrasi, bahkan monopoli media. Sinkronisasi diperlukan bagi penyusunan regulasi media agar tidak berbenturan dengan berbagai kesepakatan internasional. 65 Secara spesifik Mike Feintuck 1999: 43-45, mengemukakan bahwa justifikasi penyusunan regulasi penyiaran karena dua hal, yaitu: 1. Komunikasi yang Efektif Selain berhubungan dengan keterbatasan frekuensi, Effective Communication juga berkaitan dengan demokratisasi komunikasi, yang meliputi jaminan negara untuk memungkinkan terjadinya keberagaman komunikasi. Pada kasus Inggris, misalnya, di mana hampir dua pertiga sirkulasi koran nasional hanya dikuasai oleh dua kelompok berita yaitu News Corporation 37 dan Mirror Group 26, maka ketika salah satu kelompok tersebut juga terjun dalam bidang penyiaran, maka dipastikan akan terjadi pembatasan rentang sudut pandang range of views yang ditampilkan media penyiaran. Tanpa regulasi yang menjamin keberagaman penyiaran, kondisi yang berkembang akan cenderung monopolistik. Kondisi yang monopolistik merupakan jembatan emas menuju monopoli informasi, yang berujung pada monopoli kebenaran. Feintuck secara lugas menunjuk kondisi yang demikian sebagai “ komunikasi yang tidak efektif”. 65 Ibid., hal. 69. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now 2. Diversitas Politis dan Kultural Diversitas berhubungan dengan dua aspek, yaitu politis dan kultural. Secara politis, diversitas bertalian erat dengan demokrasi yang menghendaki terjadinya aliran ide secara bebas melalui instrumen yang memungkinkan semua orang dapat mengaksesnya secara merata. Jika satu dua orang atau kelompok mendominasi kepemilikan media, dan menggunakan posisi tersebut untuk mengontrol isi tampilkan media, maka ketika itulah terjadi reduksi ‘keberagaman sudut pandang’ heterodox view. 66 Dalam konteks industri media global kekinian, walaupun secara apologis McQuail 1992: 55-59 menunjukkan bahwa aspek diversitas lebih banyak ditemukan pada lembaga penyiaran publik public service broadcasting, namun dengan cermat ia membagi diversitas menjadi ‘ horizontal diversity’ yaitu varietas jumlah program atau tipe program yang ditawarkan pada konsumen dalam satu kurun waktu bersamaan, dan ‛vertical diversity’ yaitu jumlah varietas program yang ditawarkan suatu channel kepada konsumen dalam keseluruhan skedul. 67 66 Ibid., hal. 71. 67 Ibid., hal. 74. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now 1 Model Regulasi Penyiaran Dalam hubungannya dengan model keperintahan suatu negara, Leen d’Haenens 2000: 24-26, lihat pula McQuail, 1983: 93-94 membagi model regulasi penyiaran menjadi lima, yaitu: 68 a Model Otoriter Tujuan dalam model ini lebih sebagai upaya menjadikan penyiaran sebagai alat negara. Radio dan televisi sedemikian rupa diarahkan untuk mendukung kebijakan pemerintah dan melestarikan kekuasaan. Ciri khas dalam model ini adalah kuatnya lembaga sensor terutama yang menyangkut keberbedaan. Hal ini sebagai konsekuensi keterbedaan yang dipandang sebagai sesuatu yang tak berguna wasteful dan cenderung tidak bertanggung jawab karena kadang kala bersifat subversif. Sebaliknya, konsensus dan standarisasi dilihat sebagai tujuan dari komunikasi massa. Dunia penyiaran selama Orde Baru praktis berada pada kondisi seperti ini. b Model Komunis Walau merupakan subkategori dari model otoriter, namun dalam model komunis, penyiaran memiliki semacam tritunggal fungsi, yaitu propaganda, agitasi dan organisasi. Aspek lain yang membedakan model ini dengan model otoriter adalah dilarangnya kepemilikan swasta, karena media dalam model ini dilihat sebagai milik kelas pekerja biasanya terlembagakan dalam partai 68 Arif Junaidi, “ Regulasi Penyiaran Kini”, Dikutip dari www.google.co.idregulasi_peyiaran.htm, Diakses tanggal 12 April 2009. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now komunis, dan media merupakan sarana sosialisasi, edukasi, informasi, motivasi dan mobilisasi. c Model Barat-Paternalistik Sistem penyiaran ini banyak diterapkan oleh negara-negara Eropa Barat semisal Inggris. Disebut “paternalistik”, karena sifatnya yang top-down, di mana kebijakan media bukan apa yang audien inginkan tapi lebih sebagai keyakinan penguasa bahwa kebijakan yang dibuat memang dibutuhkan dan diinginkan oleh rakyat. Dalam model ini, penyiaran juga memiliki “tugas” untuk melekatkan fungsi-fungsi soal individu atas lingkungan sosialnya. 69 d Model Barat-Liberal Secara umum sama dengan model Barat-Liberalistik, hanya berbeda dalam fungsi media komersialnya. Di samping sebagai penyedia informasi dan hiburan, media juga memiliki fungsi “mengembangkan hubungan yang penting dengan aspek-aspek lain yang mendukung independensi ekonomi dan keuangan”. e Demokrasi-Participan Model Model ini dikembangkan oleh mereka yang mempercayai sebagai powerful medium, dan dalam banyak hal terinspirasi oleh mazhab kritis. Termasuk dalam model ini adalah berbagai media penyiaran alternati. Sifat komunikasi dalam model ini adalah dua arah two-way-comunication. 69 Ibid. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now Secara fundamental, regulasi penyiaran mesti menggabungkan substansi yang: 1. Menetapkan sistem tentang bagaimana dan siapa yang berhak mendapatkan lisensi penyiaran. 2. Memupuk rasa nasionalitas. Hal ini berangkat dari asumsi bahwa radio dan televisi memiliki peran yang penting dalam mengembangkan kebudayaan sekaligus sebagai agen pembangunan bangsa, bahkan ketika suatu bangsa tengah dilanda krisis sekalipun. 3. Secara ekonomis, melindungi institusi media domestik dari “kekuatan” asing. 4. Dalam semangat di atas, mencegah konsentrasi dan untuk membatasi kepemilikan silang. Di Uni Eropa ada komisi khusus yang mengatur tata laksana merger dan pengawasan kuota media. 70 5. Memuat apa yang disebut Head 1985 sebagai ‘regulation of fairness’ yang memuat prinsip objektivitas, imperialitas dan akuntabilitas. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan selain untuk membangun media yang sehat juga untuk menjaga keseimbangan hubungan antara pengelola penyiaran, pemerintah dan audien. 6. Mengatur tata-aliran keuangan dari sumber yang berbeda. Dana komersial, misalnya, mesti dibatasi guna melindungi konsumen dari 70 Ibid. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now iklan yang eksesif, paling tidak dari bentuk promosi tertentu dan untuk mencegah pengaruh pengiklanan yang berlebihan terhadap suatu acara. 71 Di banyak negara demokratis, proses legislasi tetap dilakukan oleh parlemen, sedangkan institusi regulatory body berfungsi untuk: a Mengalokasikan lisensi penyiaran; b Mengontrol dan memberi sanksi bagi pengelola penyiaran yang melanggar mulai dari bentuk denda sampai pada pencabutan izin; c Memberi masukan kepada institusi legislatif; d Sebagai watchdog bagi independensi penyiaran dari pengaruh pemerintah dan kekuatan modal; e Memberi masukan terhadap penunjukan jajaran kepemimpinan lembaga penyiaran publik. Hal ini banyak terjadi di Prancis; f Berperan sebagai minor judicial power sejenis penyidik dan complain commission kondisi komplain. Menurut Feintuck 1995: 51, dewasa ini regulasi penyiaran mengatur 3 tiga hal, yakni struktur, tingkah laku dan isi. Regulasi struktur structural regulation berisi pola-pola kepemilikan media oleh pasar, regulasi tingkah laku behavioral regulation dimaksudkan untuk mengatur tata laksana penggunaan property dalam kaitannya dengan competitor dan regulasi isi 71 Ibid. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now content regulation berisi batasan material siaran yang boleh dan tidak untuk disiarkan. 72 2 Regulasi Kompetisi Selain untuk menghindari dominasi pasar, regulasi kompetisi juga dimaksudkan untuk menetapkan model ekonomi untuk kepentingan publik yang produktif dan untuk menumbuhkan semangat persaingan sehat. Dalam pandangan model neoklasik, jumlah perusahaan yang berkompetisi atau paling tidak derajat kontestabiliti pasar merupakan dua hal yang mesti dijaga negara dari distorsi monopoli dan oligopoli. Sedangkan dalam pandangan model alternative, kompetisi sehat tidak terletak pada jumlah perusahaan yang berkompetisi, tapi lebih pada derajat persaingan berusaha degree entrepreneurial rivalry dan derajat inovasi degree of innovation. Walau demikian, regulasi kompetisi mesti disusun sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan ‘workable competition’, bukan ‘idea typel competition’ yang dikontruksi dari teori. Secara spesifik untuk mencapai ‘perfect competition’, regulasi kompetisi mencakup hal-hal seperti proteksi pengguna produk dari kekuatan monopoli, asistensi pemerintah untuk mencapai tujuan regional, kebijakan inflasi dan dalam konteks makro melindungi integralitas pasar. Secara cermat, regulasi kompetisi juga mesti bisa mengakomodasi relasi penyiaran 72 Fran Hutajulu, “Broadcast Competitions”, Dikutip dari www.cbc-news.com, Diakses tanggal 12 April 2009. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now dengan bidang lain seperti telekomunikasi dan konvergensi teknologi yang kian tidak jelas. Bagi Feintuck 1998: 69, regulasi kompetisi yang mendasarkan hanya pada aspek ekonomi tidak bisa menyediakan ekspektasi berkembangnya nilai- nilai demokratisasi. Feintuck menyebut industri komunikasi sebagai ‘a uniquely sensitive industry prone to market failure’ yang berisi barang-barang public public goods. Dengan mengutip Ogus 1994: 33 Feintuck selanjutnya membagi karakteristik publicgoods menjadi dua, yaitu: a Konsumsi seseorang tidak mengurangi konsumsi orang lain b Hampir tidak memungkinkan bagi supplier untuk bisa mengecualikan mereka yang tidak mendatangkan keuntungan. Secara gamblang, Feintuck mencontohkan sistem pertahanan nasional sebagai public goods. Dalam kasus teersebut, sitem pertahanan nasional mendatangkan keamanan kolektif bagi semua warga dan bagi warga tidak wajib pajak, misalnya tidak boleh dikecualikan. 73 3 Regulasi Penyiaran Komunitas Di banyak negara demokrasi, media penyiaran komunitas telah diakui dalam kebijakan media nasional. Bahkan secara umum, negara dan swasta justru mendukung keberadaan media penyiaran komunitas melalui alokasi frekuensi dan donasi dana yang tidak mengikat. Dalam konteks makro, media penyiaran komunitas juga banyak digunakan untuk menguatkan ikatan 73 Ibid. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now kelompok group ties entisitas tertentu, selain sebagai penyedia berita dan informasi komunitas. Komunitas oleh banyak pihak dilihat sebagai “a relatively limited geographical region” lihat Jankowski, 2002: 5, yang bisa meliputi lingkungan, desa atau kota. Determinan georafis ini sering dikontraskan dengan “community of interest” di mana anggota komunitas berbagai interest kultur, sosial dan bahkan politik yang sama. Maka penyiaran komunitas menunjukkan pada radio, televisi dan jaringan elektronik di lingkungan komunitas yang menampilkan siaran yang merefleksikan, mewakili dan meliputi anggota-anggota komunitas. Ed Hollander dalam Jankowski, 2002: 33 menegaskan bahwa dalam konteks community communication, individu tidak dilihat sebagai elemen dari mass audience, tapi dilihat sebagai anggota dari komunitas yang spesifik komunitas yang dimaksud bisa berupa geographical community, community of interest atau keduanya. 74 Dalam kasus geographical community, individu dianggap sebagai anggota komunitas dalam kapasitasnya sebagai warga citizen wilayah tertentu. Kapasitas tersebutlah yang menyebabkan relevansi individu dengan isi siaran tentang olah raga, kriminalitas dan seterusnya, tidaklah bersifat nasional tetapi lokal. Keanggotaan media penyiaran komunitas tidak melulu berbasis geografis, tapi bisa juga jenis kelamin, misalnya, atau agama, etnik atau 74 Ibid. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now kebudayaan. Karenanya komunitas bukanlah tentang orang secara umum, tapi tentang individu secara spesifik. Dalam konteks tersebut, regulasi media penyiaran komunitas paling tidak berisi tentang kebijakan televisi kabel dan kebijakan regionalisasi penyiaran nasional. Kebijakan kabel tidak hanya mengatur televisi kabel komersial, tapi juga tentang alokasi televisi komunitas. Jaringan televisi kabel mesti dilihat sebagai “to consumption” dan “to communication” pada saat yang sama Ed Hollander, dalam Jankowski, 1992: 12. Reposisi demikian memungkinkan televisi komunitas dapat berkompetisi dengan stasiun kabel layanan lain seperti tv satelit, information channels, videotext, dan public access channels, dan dapat mendorong stasiun televisi komunitas untuk lebih profesional dan menarik. Khusus tentang radio komunitas, untuk mencapai potensial audien yang lebih besar, perlu dipertimbangkan alokasi frekuensi FM dengan kekuatan rendah. Hal tersebut disamping untuk mengefektifkan distribusi dibandingkan dengan kabel, juga pada saat yang bersamaan menciptakan iklim kompetisi dengan radio komersial. Yang perlu digariskan secara lebih tegas adalah batasan ‘komersialisasi’ penyiaran komunitas. Yang terjadi di Italia, misalnya, secara de facto, radio penyiaran komunitas di sana telah berubah menjadi penyiaran komersial nasional karena secara akumulatif p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now media penyiaran komunitas di Italia hampir sepenuhnya ‘dikuasai’ oleh Berlusconi Ed Hollander, dalam Jankowski, 1992: 14. 75 4 Regulasi Penyiaran Publik Eric Barendt dalam Mendel, 2000 mengelaborasi ciri media penyiaran publik public service broadcasting sebagai media yang: a Tersedia available secara general-geografis; b Memiliki concern terhadap identitas dan kultur nasional; c Bersifat independen, baik dari kepentingan negara maupun kepentingan komersial; d Memiliki imparsialitas program; e Memiliki ragam varietas program; dan f Pembiayaannya dibebankan kepada pengguna. 76 Terinspirasi oleh Lasswell 1946, Sendjaja 2001: 1 menguraikan fungsi sosial media penyiaran publik yang cukup signifikan, yaitu sebagai: a Pengawas sosial social surveillance, yaitu merujuk pada upaya penyebaran informasi dan interpretasi yang objektif mengenai berbagai peristiwa yang terjadi di dalam dan di luar lingkungan sosial dengan tujuan kontrol sosial agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. b Korelasi sosial social correlation, merujuk pada upaya pemberian interprestasi dan informasi yang menghubungkan satu kelompok sosial 75 Ibid. 76 Lia Rahman, “Penyiaran Publik”, Dikutip dari www.public-info.co.id, Diakses tanggal 12 April 2009. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now lainnya atau antara satu pandangan dengan pandangan lainnya dengan tujuan mencapai konsensus. c Sosialisasi socialization, merujuk pada upaya pewarisan nilai-nilai dari satu generasi lainnya, atau dari satu kelompok ke kelompok lainnya. Dengan mengutip Mc Quail, Senjaja 2001: 3 selanjutnya menguraikan urgensi media penyiaran publik adalah untuk menjunjung nilai-nilai yang banyak ditinggalkan oleh media komersial, seperti independensi, solidaritas, keanekaragaman opini dan akses, objektivitas dan kualitas informasi. Secara filosofis, urgensi kehadiran media penyiaran publik dari kehidupan publik yang dilihat dari posisi sebagai warga masyarakat hanya dalam dua ranah, yaitu dalam lingkup kekuasaan dan lingkup pasar. Pandangan dikotomis ini mengabaikan kenyataan lainnya, yaitu adanya ranah publik diharapkan dapat menjadi zona bebas dan netral yang di dalamnya berlangsung dinamika kehidupan yang bersih dari kekuasaan dan pasar. Habermas menyebut ranah ini sebagai ranah publik public sphere. Menurut Habermas dalam Barret, 1995: 239-240, pada awalnya media dibentuk dan menjadi bagian integral dari public sphere, tetapi kemudian dikomersialkan menjadi komoditas commodified melalui distribusi secara massal dan menjual khalayak massa ke perusahaan periklanan, sehingga media menjauh dari peran public sphere. 77 Pada saat yang sama, Ashadi 2001: 3 mengatakan bahwa civil society dapat diwujudkan antara lain memulai dari paradigma yang menggerakkan 77 Ibid. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now dinamika kehidupan publik yang berbasis nilai kultural. Nilai kultural ini merupakan pemaknaan atas setiap kegiatan dalam ranah publik. Ini dapat dilihat dengan dua cara, pertama secara negatif, yaitu dominasi dan monopoli kekuasaan dan pasar harus dijauhkan dari kehidupan publik dan secara positif membangun otonomi dan independensi institusi sosial. Maka, membangun civil society pada dasarnya adalah membalik arus utama yang tadinya ‘dari kekuasaan negara dan pasar ke warga’ menjadi ‘dari warga ke kekuasaan negara dan pasar’. Selanjutnya menurut Ashadi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk kehadiran media penyiaran publik di Indonesia, yaitu: a Telekomunikasi sebagai media berbasis material Keberadaan media penyiaran publik bertumpuh pada ranah domain telekomunikasi, yaitu fasilitas transmisi signal. Setiap transmisi menggunakan jalur telekomunikasi berupa gelombang elektromagnetik yang ‘dikuasai’ negara. Regulasi penyiaran publik harus menjamin pengelolaan spektrum gelombang tersebut dalam bingkai penguatan publik. 78 b Orientasi fungsi publik sebagi basis kultural Basis kultural dari keberadaan media penyiaran publik sebagi insitusi publik ditentukan oleh nilai bersama shared value yang menjadi dasar keberadaannya. Nilai dasar ini mulai dari ketentuan hukum, kebijakan negara serta konsensus yang tumbuh di lingkungan masyarakat tentang orientasi dan 78 Ibid. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now fungsi sosial-kultural yang harus dijalankan oleh media penyiaran publik. Nilai bersama ini diharapkan drumuskan oleh kaum profesional penyiaran publik sebagai titik awal dalam penghayatan atas orientasi fungsi kelembagaan. c Sistem jaringan publik Sistem penyiaran publik pada dasarnya berupa ranah jaringan networks penyiaran dan stasiun penyiaran. Masing-masing ranah ini dapat memiliki pola orientasi fungsional yang spesifik, serta pola hubungan institusional satu sama lain. Rumusan kedua macam pola ini diperlukan sebagai dasar sistem kelembagaan penyiaran publik. Keberadaan media penyiaran publik juga ditentukan oleh dukungan sosial dan finansial. Secara konkret dukungan ini diwujudkan melalui adanya stakeholder yang berfungsi untuk mendorong dan mengawasi jalannya fungsi kultural penyiaran publik dan memberi dukungan sistem finansial beroperasinya penyiaran publik. d Code of conduct dan institusi Code of conduct dimaksudkan untuk memelihara standar profesi. Biasanya mencakup visi dan misi yang menjadi landasan dari seluruh standar tindakan dan nilai hasil kerja kaum profesional, bertolak dari sikap terhadap masyarakat, dan pemaknaan atas hasil kerja dalam konteks sosial. Pemaknaan hasil kerja dalam konteks sosial ini perlu ditempatkan dalam konteks makna sosial dari media penyiaran publik. Sebagai acuan standar tindakan profesional dan hasil kerjanya suatu institusi memiliki dua sisi, eksternal untuk menjaga p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now makna sosial dari media massa dan internal sebagai dasar dalam penilaian evaluasi profesional sebagai bagian dalam sistem manajemen personalia. 79 e Sistem kontrol fungsi sosial Untuk menjaga agar suatu institusi dapat berjalan dalam penyelenggaraan yang bersih, perlu dijunjung tinggi prinsip akuntabilitas terhadap stakeholder khususnya dan publik umumnya. Akuntabilitas memiliki dua sisi, menyangkut parameter akuntabilitas akuntansi dan menyangkut prinsip akuntabilitas sosial untuk menjaga orientasi fungsionalnya kepada publik. Jika pertanggungjawaban akuntansi melalui lembaga audit publik maupun negara, maka akuntabilitas sosial perlu dipertanggungjawabkan kepada stakeholder dan lembaga yang relevan. Lewat akuntabilitas sosial ini kontrol atas fungsi publik yang harus dijalankan oleh media penyiaran publik dapat berjalan. 80 1. Ekonomi Politik Media Sebagai Kompromi Dalam diskursus ilmu komunikasi, terdapat dua aliran besar ekonomi politik media massa, yakni liberal dan kritikal. Liberal political economy lebih melihat perubahan sosial dan transformasi sejarah sebagai suatu doktrin dan seperangkat prinsip untuk mengorganisasi dan menangani ekonomi pasar, guna tercapainya suatu efisiensi yang maksimum, pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan individu. Isu dan fokusnya lebih konsentrasi pada struktur dan 79 Ibid. 80 Ibid. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now mekanisme pasar yang membuat konsumen memilih antarkomoditas yang bersaing pada basis kegunaan dan kepuasan. Sedangkan critical political economy pada awalnya lebih sebagai kritik terhadap liberal political economy. Jika yang pertama sangat concern pada isu- isu seperti free market, demi keberlangsungan kebebasan individu dan karenanya menempatkan negara sebagai ‘manajer’, maka yang kedua melihat relasi antara agensi individu, dalam tema liberal dan struktur pasar dan negara dengan lebih dinamis. Dinamisasi ini paling tidak tercermin dari tiga varian utama yang kemudian berkembang dalam aliran kritikal, yakni instrumentalis, strukturalis, dan konstruktivis lihat Hidayat, 2001: 3. Mosco 1996: 27 melihat empat features ekonomi politik media: 1 Ekonomi politik media merupakan studi tentang perubahan sosial dan transformasi sejarah. Sedangkan varian lain yang lebih bersifat kritukal, konteks sosial, dan kesejarahan secara khusus lebih tertarik dalam menginvestigasi dan mendeskripsikan late capitalism. Isu dan fokusnya terutama mengenai cara-cara bagaimana aktivitas komunikasi distrukturkan oleh distribusi yang tidak merata mengenai sumber daya material dan simbolik Golding Murdock, 1992: 16-17. 81 2 Ekonomi politik juga bermaksud untuk ’menguji’ relasi-relasi sosial yang mempengaruhi aspek ekonomi, politik, sosial, atau kultural. Dalam 81 Vivi Viverisma, “ Fitur Media”, Dikutip dari www.google.co.idmedia_ feature_ekopol.htm, Diakses tanggal 12 April 2009. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now konteks ini bagi Mill misalnya, ekonomi politik merupakan satu diantara sekian dasar dalam memahami keseluruhan aspek sosial. Sedangkan bagi Mosco sendiri, relasi sosial yang dimaksud berarti bahwa ekonomi politik merupakan studi mengenai aturan-aturan yang menata hubungan individu dan kelembagaan. Oleh karena itu, seluruh bidang sosial pada dasarnya merupakan bidang analisis ekonomi-politik. 3 Ekonomi politik berhubungan dengan nilai moral secara filosofis, artinya mengacu kepada nilai-nilai sosial wants about wants dan konsepsi mengenai praktik sosial. Prinsip-prinsip keadilan, kesetaraan, dan public goods merupakan reference utama dari pertanyaan moral yang mendasari ekonomi politik. 4 Ekonomi politik memiliki karakteristik praxis, yakni suatu ide yang mengacu kepada aktivitas manusia dan secara khusus mengacu kepada aktivitas kreatif dan bebas di mana orang menghasilkan dan mengubah dunia dan diri mereka. Dalam konteks ekonomi-politik media, terdapat tiga tolok ukur sistem sosial politik yang demokratis: Pertama, peniadaan ketimpangan sosial dalam masyarakat. Ketimpangan dalam bentuk kepemilikan dan kekayaan dipandang sebagai p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now penghambat partisipasi setiap anggota masyarakat ke dalam sistem politik yang ada. 82 Kedua, pembentukan kesadaran bersama shared consciousness tentang pentingnya mengutamakan kepentingan bersama public interests di atas kepentingan pribadi. Setiap orang harus sadar bahwa kesejahteraan dirinya sangat bergantung pada sejauhmana tingkat kesejahteraan sosial yang ada dalam masyarakat. Dalam situasi seperti ini, budaya politik demokratis akan tumbuh subur di dalam masyarakat. Tanpa kesadaran akan keutamaan kepentingan bersama, maka budaya politik demokratis kehilangan substansinya. Ketiga, demokrasi membutuhkan sistem komunikasi politik yang efektif. Warga negara harus mempunyai keterlibatan penuh dan partisipasi yang tinggi terhadap proses-proses pembentukan kebijakan yang menyagkut kepentingan umum. Komunikkasi yang efektif menjadi penting ketika sistem sosial dan politik bertambah kompleks. Tanpa ini mekanisme kerja sistem politik dan demokrasi akan terhambat. Pada situasi seperti inilah diskursus kebebasan media menjadi bagian yang signifikan dan essensial dari pembentukan wacana dan pelaksanaan demokrasi. Antony Sampson dalam McNair, 2000: 1 menyatakan bahwa kematangan demokrasi tergantung pada 82 Ibid. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now sejauhmana informasi terdistribusi, ”a mateur democracy depends on having an educated electrorate, informed and connected trough perliement”. 83 Tema demokrasi, dengan demikian bisa diartikan sebagai suatu sistem sosial politik yang memberikan jaminan penuh terhadap kebebasan individu. Hanya, kebebasan tersebut baru akan berarti bila setiap individu warga negara dapat memperoleh informasi yang cukup serta memiliki keterlibatan dan partisipasi politik yang tinggi. Sebaliknya, ketiadaan informasi serta tertutupnya ruang politik bagi masyarakat hanya akan mempersulit warga untuk mempersoalkan proses alokasi kekuasaan dan sumber daya. Hubungan timbal balik, bahwa demokratisasi media dalam pengertian ’ pemberian power’ jurnalis media untuk bekerja sesuai dengan profesi dan etika jurnalisnya serta peniadaan faktor hegemonik dan intervensi, pada gilirannya juga mendorong perkembangan iklim demokrasi. Hallin 1986: 15- 19 menggambarkan relasi mutual tersebut dengan modelnya: sphere of consensus sphere of legitimate controversi sphere of deviance Gambar 4. Relasi Mutual 83 Ibid. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now Hallin menyebut wilayah legitim untuk kontroversi sphere of legitimate controverci sebagai ‘where objectivity and balance are shought’, yaitu wilayah untuk consensus sphere of consensus sebagai ‘motherhood and applepie, within this region journalists do not feel compelled either to present opposing views or to remains this interested observers’ atau wilayah bebas berekspresi; dan wilayah perbedaan sphere of deviance adalah wilayah di mana jurnalis tidak lagi bersifat netral. Ruang ini memiliki peran untuk mengekspos, mengutuk dan meniadakan exposing, condemning or excluding dari agenda-agenda publik, sehingga berseberangan dengan political consensus. 84 Dengan menggunakan perspektif simbolik interaksionis, Hallin juga melihat deviance bukan sebagai kondisi yang tak berubah an unchanging condition, tetapi sebagai continually being interact with each other symbolically, yang selalu berinteraksi secara simbolik. Media secara kontinu menyediakan ide-ide baru, menetapkan norma-norma sosial dan memetakan ulang sekaligus meredefinisi batasan-batasannya. Sedangkan Golding dan Murdock dalam Barret, 1995: 187, mengajukan Mapping ekonomi politik menjadi empat, yaitu perkembangan media, perluasan jangkauan korporasi, komoditas dan perubahan peran intervensi negara dan pemerintah. Konsentrasi kontrol dan pengaruh industri media ke dalam beberapa perusahaan, karenanya, lebih merupakan akibat tiga proses yang saling terhubung, yaitu integrasi, diversifikasi dan 84 Ibid. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now internasionalisasi. Keduanya menjelaskan bahwa terdapat dua macam integrasi, yaitu vertikal ketika suatu perusahaan melakukan perluasan dalam satu level unit produksi dan horizontal ketika suatu perusahaan melakukan dalam unit level yang berbeda. Kedua macam integrasi tersebut terjadi proses merger atau take-over. Secara spesifik, integrasi memungkinkan perusahaan untuk melakukan konsolidasi sekaligus memperluas kontrol melalui maksimalisasi skala resources ekonomi. 85 Sedangkan integrasi vertikal terjadi ketika suatu perusahaan juga berminat untuk beroperasi dalam stage lain produksi, seperti penyediaan bahan material, perlengkapan dan distribusi. Pada sisi lain diversifikasi memungkinkan perusahaan untuk melindungi diri dari efek resesi pada bagian tertentu. Wacana tentang konsekuensi kapitalisme terhadap media, tidak terlepas dari industri media yang berkembang di antara titik tolak kepentingan masyarakat dan negara sebelum akhirnya terhimpit di antara kepungan modal dan kekuasaan. Sebagai capitalist venture, media massa juga beroperasi dalam struktur industri kapitalis yang tidak selalu memfasilitasi, juga mengekang. Smythe membuat metafora “...fungsi utama media adalah menciptakan kestabilan segmen khalayak, bagi monopoli pengiklan kapitalis” Smythe, 1997: 1-3. Selanjutnya dengan mengutip Gordon, Smythe membagi 3 tiga hal yang bisa digunakan sebagai patokan untuk mengidentifikasi karakteristik suatu industri media, yaitu: 85 Ibid. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now 1 Costumer requirments, merujuk pada harapan konsumen tentang produk yang mencakup aspek kualitas, diversitas dan ketersediaan, 2 Competitive environment, yaitu lingkungan pesaing yang dihadapi perusahaan, dan 3 Social expectation, berhubungan dengan tingkat harapan masyarakat terhadap keberadaan industri. Bertolak dari uraian di atas, tampak jelas bahwa UU Penyiaran No. 32 Tahun 2002 sejatinya merupakan wilayah kompromikekuatan ekonomi dan politik pada satu sisi dan publik pada sisi lain 86 . Kepentingan kekuatan kapitalis sebagai representasi dari kekuatan ekonomi, pemerintah sebagi pemegang otoritas politik dan publik sebagai stakeholder penyiaran saling bertemu untuk kemudian masing-masing pihak memperjuangkan kepentingan masing-masing. 2. Kontruksi Sosial Regulasi Penyiaran Keseluruhan tarik-menarik yang menjadi seputar penyusunan regulasi penyiaran UU Penyiaran No. 32 Tahun 2002 jika dianalisis dengan menggunakan teori ‘social contruction of reality’ dari Berger Luckmann 1966 pada hakikatnya juga mencerminkan perbedaan para pihak dalam mengkonstruksi UU Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 sebagai sebuah realita. 86 Ibid. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now Menurut Berger Luckmann 1966: 185-187, lihat juga Hidayat, 2003: 7-8 proses mengkonstruksi berlangsung melalui interaksi sosial yang dialektis dari 3 tiga bentuk realitas, yakni: 87 1. Objektive reality, merupakan suatu kompleksitas definisi realitas termasuk ideologi dan keyakinan serta rutinitas tindakan dan tingkah laku yang telah mapan terpola tercakup di dalamnya adalah berbagai institusi sosial dalam pasar, yang kesemuanya dihayati oleh individu secara umum sebagai fakta. 2. Symbolic reality, merupakan semua ekspresi simbolik dari apa yang dihayati‘objektiver reality’, termasuk di dalamnya teks produk industri media, representasi pasar, kapitalisme dan sebagainya dalam media. 3. Subjektive reality, merupakan konstruksi definisi realitas dalam hal ini misalnya media, pasar dan seterusnya yang dimiliki individu dan konstruksi melalui proses internalisasi. Yang semuanya berlangsung dalam suatu proses dengan tiga momen simultan, yakni eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi. Berger menyebutkan kondisi keberlangsungan antara ‘yang subjektif’ dan ‘yang objektif’ ini sebagai dialektika eksternalisasi-objektivasi- internalisasi. Eksternalisasi menunjukan pada penyesuaian diri dengan dunia sosio-kultural sebagai produk manusia. Objektivasi merupakan interaksi sosial dalam dunia intersubjektif yang dilembagakan atau mengalami institusionalisasi yang dilembagakan atau mengalami institusionalisasi. 87 Ibid. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now Sedangkan internalisasi adalah indentifikasi dari individu di tengah lembaga sosial atau organisasi di mana individu terlibat. Manusia dan masyarakat, dengan demikian adalah produk sekaligus konstruksi sosial. 88 Dalam konteks realitas media yang objektif, Berger 1990: 75-76 menunjukkan dua fungsi yang menonjol, yakni pelembagaan dan legitimasi. Pelembagaan terjadi ketika semua kegiatan manusia mengalami proses pembiasaan habitualisasi. Artinya, tiap tindakan yang sering diulang pada akhirnya akan menjadi suatu pola yang kemudian bisa diproduksi dan dipahami oleh pelakunya sebagai pola yang dimaksudkan itu. Pelembagaan terjadi jika suatu tipikasi yang timbal-balik dari tindakan-tindakan yang sudah terbiasa bagi berbagai tipe pelaku. Dengan kata lain, tiap tipikasi juga merupakan bentuk lembaga. Ada dua implikasi yang muncul sebagai akibat dari hubungan dialektis internalisasi-eksternalisasi-objektivasi serta interplay antara struktur dan agency, yaitu: 1 Suatu realitas sosial pasar, peran negara dalam penyiaran dan sebagainya tidak bisa dilihat sebagai sebuah fenomena yang statis, tetapi realitas yang dinamis yang secara konstan berada dalam sebuah neverending process of becoming. 88 Rasyid Rhosidi, “Teori Media Penyiaran”, Dikutip dari www.general-hotmail.com, Diakses tanggal 12 April 2009. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now Internalisasi delegitimasi INTERPLAY 2 Suatu realitas sosial termasuk yang dihayati bersama sebagai fakta objektive social reality sebenarnya merupakan socially contructed realitty. Apabila ekonomi politik konstruktivis menjelaskan keterpengaruhan interplay antara struktur pasar atau negara dan agensi, maka Social Contruction of Reality menjelaskan nuansa interplay sebagai akibat dari adanya ketiga proses dalam mengkontruksi realitas, sebagaimana dielaborasi di atas Lihat gambar berikut ini. 89 Objektive reality Symbolic reality tiga momen simultan objektivasi Subjektive reality dan dialektif eksternalisasi Keseluruhan proses di atas menghasilkan: 90  Pelembagaan  Legitimasi Gambar 5. Social Contruction of Reality 3. Prospek Demokratisasi Penyiaran Dengan menggunakan analisis critical political economy dengan varian konstruktivis dapat disimpulkan bahwa terdapat interaksi kekuasaan yang 89 Ibid. 90 Ibid. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now intens seputar penyusunan UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran. Dengan menggunakan perspektif konstruktivis yang melihat adanya saling keterpengaruhan interplay antara struktur dan agensi, juga dapat disimpulkan terdapat proses interplay antara stuktur dan agensi dalam penelitian ini dielaborasi menjadi 3 tiga pihak, yakni negara variansi eksekutif dan legislatif atau keduanya, pasar dan publik yang mencakup juga elemen civil siciety. Bahwa ketiga poros kepentingan tersebut saling mempengaruhi satu sama lain, bahkan pada banyak titik saling menengasikan. Keseluruhan tarik- menarik kepentingan ketiga poros tersebut pada akhirnya menemui titik temu, yakni kompromi. Dalam konteks negara yang di dalamnya terdapat dinamika relasi kekuasaan eksekutif versus legislatif, merupakan pihak yang paling ‘ memenangkan’ keseluruhan upaya tarik-menarik kepentingan tersebut. Kemenangan negara atas publik yang paling dominan adalah ditempatkannya KPI dalam pengawasan DPR dan pada saat yang sama KPI juga harus berbagi kekuasaan dengan pemerintah. Pada sisi lain publik juga berhasil menggolkan agenda-agenda seperti KPI sebagai regulator yang independen walau tidak seratus persen, diakuinya penyiaran publik danpenyiaran komunitas. Dalam relasi negara versus pasar, bentuk hegemoni negara tercermin dari tetap diberlakukannya sistem siaran jaringan. Namun pasar juga berhasil memaksa dewan untuk mengapus pelarangan kepemilikan silang dan pemusatan pemilikan. Sedangkan dalam konteks interaksi publik versus pasar, publik p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now terutama berhasil dalam isu penerapan sistem jaringan dengan demikian semakin memperkecil kesempatan pasar untuk melakukan monopoli informasi serta diakuinya penyiaran publik dan komunitas yang sebelumnya ditentang oleh kalangan industri penyiaran. Pada sisi lain, dalam interaksi dengan publik, pasar meraih keuntungan yang relatif kecil, yang paling menonjol adalah dihapusnya kewajiban agar modal stasiun lokal berasal dari daerah setempat. UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran belum sepenuhnya mengakomodasi menguntungkan kepentingan publik, hal ini ditandai dengan: 91 1 KPI tidak dijadikan independence regulatory body dengan kewenangan penuh untuk mengatur dunia penyiaran, melainkan berbagai kewenangan dengan pemerintah. 2 Penyiaran public hanya monopoli badan hukum negara TVRI dan RRI. 3 Pemusatan pemilikan dan pemilikan silang tidak dilarang, atau paling tidak diatur dengan jelas. Pengaturan oleh KPI dalam hal ini tidak menjadikannya nilai-nilai publik terakomodasi, karena format KPI itu sendiri. 4 Banyak hal yang bisa dikenai sanksi yang terlalu luas dan berat. Keempat hal tersebut terjadi karena pergulatan kepentingan yang ketat antara negara, pasar dan publik. Yang terjadi adalah kompromi kepentingan. 91 Ibid. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now Sedangkan industri penyiaran, merupakan pihak yang paling dirugikan dari keseluruhan interaksi kekuasaan tersebut. Sebagaimana telah disinggung, walaupun pada praktiknya kalangan industri penyiaran merasa keberatan dengan disahkan UU No. 322002 yang diformalkan dengan mengajukan judicial review, tapi sejatinya kalangan industri penyiaran juga merasa pesimis upaya tersebut berhasil. Bahwa kemudian MK mengabulkan sebagian kecil klausul dalam judicial review, hal tersebut lebih bersifat ‘berkah’, karena sejatinya upaya pengajuan judicial review merupakan upaya ‘menyelamatkan muka’ setelah kalangan industri penyiaran ‘kalah perang’ dengan tetap disahkannya UU No. 322002. 92 Salah satu langkah antisipatif yang dilakukan adalah dengan mempersiapkan pemberlakuan pematasan cakupan siaran. Televisi nasional sejatinya telah melakukan berbagai upaya mulai dari pembuatan stasiun siaran daerah yang berstatus sebagai anak perusahaan, maupun dengan melakukan berbagai kerja sama dengan stasiun televisi lokal sehingga jam kosong stasiun lokal dapat digunakan untuk memancarkan program-program siaran televisi nasional. Dalam konteks demokrasi semua pihak memang perlu mengedepankan sikap mau berkorban. Sikap ini yang semestinya dikedepankan oleh stasiun televisi yang selama ini bersiaran nasional. Sekilas memang stasiun nasional akan kehilangan sejumlah pemasukan finansial yang selama ini didapat, terkait 92 Ibid. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now semakin menyurutnya cakupan siaran. Namun, sejatinya argumentasi seperti itu sama sekali kehilangan konteks karena tatanan sosial-politik yang melatarbelakangi keluarnya regulasi yang memungkinkan stasiun TV untuk bersiaran nasional sedemikian rupa justru menempatkan stasiun televisi dalam bingkai media sebagai aparatur hegemoni rezim Orde Baru. Rezim ketika itu menawarkan ‘barter’ keuntungan antara kontrol atas stasiun siaran dengan cakupan siaran nasional. Dengan kata lain, pertimbangan dimungkinkannya stasiun televisi untuk bersiaran secara nasional ketika itu sama sekali jauh ‘ panggang dari api’ dengan upaya-upaya penguatan televisi sebagai agen pencerahan bagi publik. 93 Nyatanya memang, kalangan stasiun televisi ‘menikmati’ praktik hegemonik tersebut hanya karena kalangan industri televisi memperoleh reward ekonomi, yakni perluasan cakupan siaran yang berbanding lurus dengan kepentingan ekspansif modal. Begitu lembut dan terjalin rapi praktik ‘ selingkuh’ antara penguasa dan pengusaha stasiun TV siaran nasional, sehingga ketika praktik mutual tersebut digugat terutama kalangan stasiun televisi nasional begitu bersemangat meneriakan perlawanan. Celakanya lagi, stasiun televisi siaran nasional yang kemudian mengkampanyekan perlawanan tersebut sedemikian rupa sehingga seolah-olah pembatasan siaran dan keseluruhan regulasi spektrum frekuensi radio yang -sebagaimana telah 93 Ibid. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now diuraikan sebelumnya juga merugikan kepentingan industri penyiaran- dipandang sebagai pemasung demokratisasi penyiaran. Untuk kepentingan yang lebih luas dan lebih hakiki, adalah bijak jika setiap pihak untuk kemudian tidak bertahan pada posisi masing-masing, jika kepentingan publik dan pemerintah belum seluruhnya terakomodasi dalam UU Penyiaran 2002 dan kedua pihak –untuk sementara– bisa menghormati keputusan tersebut, maka sudah sepatutnya pula jika kalangan industri penyiaran melakukan hal yang sama. Karena bagaimanapun, aturan pembatasan sama sekali tidak ditujukan untuk mematikan dunia pertelevisian nasional. Aspek pemerataan dan persamaan peluang beraktivitas kiranya lebih mendesak dikedepankan dalam mengelola pertelevisian, daripada sekedar mempertahankan ritme bisnis. 94 94 Ibid. p d f Machine I s a pdf w r it e r t ha t pr oduce s qua lit y PD F file s w it h e a se Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from a windows application you can use pdfMachine. Get yours now

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Prosedur Perolehan Perizinan Penyiaran Radio Swasta Lokal Berdasarkan Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran (Studi Pada Radio Most Fm Medan)

5 74 74

Pola Penyiaran Radio Bahana Kusuma FM (99,5 MHz) Dan Minat Dengar (Studi Deskriptif Tentang Pola Penyiaran Radio Bahana Kusuma FM Dalam Menarik Minat Dengar Anak Muda Kota Kabanjahe)

4 88 132

JAMINAN KEBEBASAN DAN TANGGUNG JAWAB PERS DALAM PERSPEKTIF HUKUM MEDIA MASSA Studi Komparatif UU No. 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran Dan UU No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers

0 17 2

KONSEP DAN MANAJEMEN PENYIARAN TELEVISI BERJARINGAN SEBAGAI IMPLEMENTASI UU NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN (Studi Pada Persiapan Sakti TV Surabaya)

0 4 31

Aspek Hukum Penyiaran Dalam Penyelenggaraan Penyiaran Yang Dilakukan Oleh PT Net Mediatama Indonesia Terkait Izin Penyelenggaraan Penyiaran.

0 1 2

PERAN DEWAN PENGAWAS LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TVRI DAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA DALAM MENJAGA NETRALITAS ISI PROGRAM SIARAN TVRI BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN.

0 0 1

UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran

0 0 32

Peraturan KPI No. 3 Tahun 2006 tentang Izin Penyelenggaraan Penyiaran

0 0 27

BAB II PENGATURAN TENTANG PENYIARAN DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG – UNDANG PENYIARAN NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN A. Peraturan Perundang-Undangan tentang Perizinan Bagi Lembaga Penyiaran - Prosedur Perolehan Perizinan Penyiaran Radio Swasta Lok

0 0 7

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Prosedur Perolehan Perizinan Penyiaran Radio Swasta Lokal Berdasarkan Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran (Studi Pada Radio Most Fm Medan)

0 0 14