Analisis Data Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemberdayaan Koperasi: Studi Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia Departemen Agama Kota Tebing Tinggi

5. Badan pengawas Koperasi Pegawai Republik Indonesia Departemen Agama Kota Tebing Tinggi. 6. Anggota Koperasi Pegawai Republik Indonesia Departemen Agama Kota Tebing Tinggi.

6. Analisis Data

Semua data yang diperoleh dari bahan pustaka serta data yang diperoleh di lapangan dianalisa secara kualitatif. Metode yang dipakai adalah metode deduktif 31 dan induktif. 32 Melalui metode deduktif, data sekunder yang telah diuraikan dalam tinjauan pustaka secara komparatif akan dijadikan pedoman dan dilihat pelaksanaannya dalam praktik pemberdayaan koperasi. Dengan metode induktif, data primer yang diperoleh di lapangan setelah dihubungkan dengan ketentuan-ketentuan hukum yang berkaitan dengan, pemberdayaan koperasi maupun hukum perkoperasian, akan diperoleh asas-asas hukum yang hidup dalam pelaksanaan pemberdayaan koperasi. 31 Sutandyo Wigjosoebroto, “Apakah Sesungguhnya Penelitian itu”, Kertas Kerja, Surabaya: Universitas Erlangga, 1997, hal. 2, Prosedur deduktif yaitu bertolak dari suatu proposisi umum yang kebenarannya telah diketahui dan diyakini dan berakhir pada suatu kesimpulan yang bersifat lebih khusus. Pada prosedur ini kebenaran pangkal merupakan kebenaran ideal yang bersifat aksiomatikSelf Efiden yang esensi kebenarannya sudah tidak perlu dipermasalahkan lagi. 32 Bambang Sunggono, “Metodelogi Penelitian Hukum”, Jakarta: Raja Grafindo, 1997, hal. 10, prosedur induktif yaitu proses berasal dari Proporsi-proporsi khusussebagai hasil pengamatan dan berakhir pada suatu kesimpulanpengetahuan baru berupa asas umum. Dalam prosedur induktif setiap proposisi itu hanya boleh dianggap benar untuk proposisi ini diperoleh dari hasil penarikan kesimpulan dari proposisi-proposisi yang kebenaran Empiris. Pahrullaili : Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemberdayaan Koperasi: Studi Pada Koperasi Pegawai…, 2008 USU e-Repository © 2008

BAB II PEMBERDAYAAN KOPERASI DI INDONESIA

A. Sejarah Terbentuknya Koperasi di Indonesia

Banyak literatur yang dengan sangat tegas menyatakan bahwa koperasi yang pertama berdiri adalah koperasi Rochdale, di negara Inggris dan tegas sekali dinyatakan bahwa koperasi Rochdale itu didirikan oleh Robert Owen. Tetapi, ada pula literatur yang mungkin untuk menghindari kesimpangsiuran memilih untuk tidak mengungkapkan apapun mengenai hal-hal tersebut. Koperasi adalah institusi lembaga yang tumbuh atas dasar solidaritas tradisional dan kerjasama antar individu, yang pernah berkembang sejak awal sejarah manusia sampai pada awal “Revolusi Industri” di Eropa pada akhir abad 17 dan selama abad 18, sering disebut sebagai Koperasi Historis atau Koperasi Pra-industri. Koperasi modern didirikan pada akhir abad 18, terutama sebagai jawaban atas masalah-masalah sosial yang timbul selama tahap awal Revolusi Industri. 33 Timbulnya koperasi terutama disebabkan antara lain karena kesulitan dalam mencukupi kebutuhan hidup. Selain itu terjadi persaingan yang ketat dalam bidang ekonomi, ketidakpuasan kerja dan lain-lain kesukaran ekonomi, yang mengakibatkan timbulnya naluri untuk saling bersama-sama bersatu untuk dapat mencari jalan keluar 33 Ninik Widiyanti dan Y.W. Sunindhia, “Koperasi dan Perekonomian Indonesia”, Cetakan Keempat, Jakarta: Rineka Cipta dan Bina Adiakarsa, 2003, hal. 17. Pahrullaili : Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemberdayaan Koperasi: Studi Pada Koperasi Pegawai…, 2008 USU e-Repository © 2008 23 untuk mengatasinya, di antara orang-orang yang sama-sama senasib. Ini sekaligus menunjukkan pula bahwa selain sifat sosial dan sifat kebersamaan, motif ekonomi merupakan motif utama di dalam berkoperasi. Tidaklah naif jika memandang bahwa koperasi itu harus dikelola berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi yang murni dalam menjalankan fungsinya sebagai badan usaha yang eksis di era globalisasi ekonomi sekarang ini, oleh karena itu, organisasi badan usaha koperasi tidak berbeda dalam menjalankan fungsinya dan kedudukannya dengan badan-badan usaha lain dalam hal menerapkan prinsip-prinsip ekonomi secara murni dalam menjalankan fungsi sosialnya secara modern. 34 Revolusi industri dimulai bukan pada saat terjadi penemuan mesin industri pertama kali, yaitu mesin pintal oleh R. Hargreaves pada tahun 1764, melainkan telah dimulai dalam bentuk pemikiran-pemikiran yang mendalam dan kegiatan-kegiatan ilmiah di bidang teknik dan perekonomian yang dilakukan dalam abad ke-16 dan 17. Pemikiran-pemikiran ekonomi tersebut, termasuk ide dasar berkoperasi yang pertama kali dicetuskan dalam bentuk pamflet pada tahun 1759 di Inggris, yang mencetuskan ide tersebut adalah seorang keturunan Belanda, yakni Pieter Corneliszoon Olockboy berjudul Self Supporting Colony dan seorang Inggris bernama John Beller dengan judul Society of Friends. Pamflet berisi anjuran dan ajakan untuk menyatukan konsumen dan petani dalam satu perkumpulan dengan rasa secara sukarela, berasaskan demokrasi, dengan persamaan derajat, self-help, dan 34 Andjar Pachta W. Myra Rosana Bachtiar dan Nadia Maulisa Benemay, Op Cit, hal. 26-27. Pahrullaili : Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemberdayaan Koperasi: Studi Pada Koperasi Pegawai…, 2008 USU e-Repository © 2008 mutual aid, tujuannya yang utama waktu itu adalah untuk meniadakan tengkulak. Pemikiran inilah yang merupakan benih untuk mewujudkan sebuah koperasi. 35 Dari pemahaman bahwa revolusi industri di Inggris itu telah dimulai jauh sebelum ditemukannya mesin industri pertama kali, maka dapat diterima sebagai kenyataan, sama halnya dengan saat lahirnya koperasi untuk pertama kali yang disebabkan oleh bergulirnya Revolusi Industri di Inggris. Selanjutnya sejarah awal koperasi di Indonesia yaitu pada masa kolonial Belanda, tercatat dua orang Belanda yang turut memikirkan nasib penderitaan rakyat Hindia Belanda, yaitu E. Sieduburgh Kepala Daerah Purwokerto dan penggantinya, de Wold van Westerrede. Kedua orang Belanda ini banyak kaitannya dengan perintisan berdirinya koperasi pertama di Indonesia, yaitu di Purwokerto. 36 Orang pribumi Indonesia pertama yang jelas tercatat dalam sejarah perintisan koperasi di Indonesia adalah Raden Aria Wiria Atmaja, seorang pegawai negeri di Purwokerto yang tergugah untuk memperbaiki kondisi para pegawai negeri yang kebanyakan terlilit utang dari rentenir. Untuk itu pada tahun 1886, dengan didorong oleh E. Siedeburgh, Raden Aria Wiria Atmadja mendirikan Hulp en Spaarbank Bank Bantuan dan Tabungan. Untuk menjalankan bank itu, awalnya didayagunakan uang dana mesjid, dan selanjutnya berhasil mengumpulkan sendiri dana sebesar 4.000 Gulden sebagai modal kerja. 37 35 Ibid, hal. 27. 36 Ibid., hal. 39. 37 Ibid., hal. 39-40. Pahrullaili : Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemberdayaan Koperasi: Studi Pada Koperasi Pegawai…, 2008 USU e-Repository © 2008 Dua tahun berikutnya, 1888, E. Siedeburgh digantikan oleh De Wolf van Westerrede, yang telah lama mengharapkan terbentuknya koperasi simpan pinjam untuk menolong para petani. Menurut De Wolf, “kebiasaan-kebiasaan yang telah mendarah daging pada para petani di Hindia Belanda, yaitu gotong royong dan kerja sama, merupakan dasar yang paling baik untuk berdiri suburnya koperasi”. 38 Langkah pertama yang dilakukannya adalah mendukung penuh keberadaan Hulp en Spaarbank-nya Raden Aria Wiria Atmadja yang sudah jelas mengandung unsur-unsur perkoperasian dan telah memberikan banyak manfaat, meskipun baru pada lingkungan pegawai negeri Priyayi. De Wolf menganjurkan dan mendukung untuk memperluas usaha Hulp en Spaarbank dan menyerasikan untuk memperluas usaha Hulp en Spaar en Landbouw credietbank Bank Bantuan, Tabungan, dan Kredit Pertanian Purwokerto, sehingga dapat juga membantu para petani secara langsung. De Wolf berhasil mendirikan 250 buah lumbung desa sebagai badan untuk meminjamkan kepada rakyat. Lumbung ini diurus oleh komisi yang terdiri dari Kepala Desa, Juru Tulis Desa, dan Penghulung Kampung. Untuk lebih mewujudkan harapan besarnya mendorong para petani Hindia Belanda. De Wolf menyempatkan diri belajar koperasi model Reiffesein langsung di Jerman. Pada tahun 1990, De Wolf diberi tugas khusus untuk membentuk modal Koperasi Kredit Desa. 39 38 Ibid., hal. 40. 39 Ibid., hal. 40. Pahrullaili : Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemberdayaan Koperasi: Studi Pada Koperasi Pegawai…, 2008 USU e-Repository © 2008 Pada tahun 1908, berdirilah Perkumpulan Budi Utomo yang dipimpin oleh Budi Utomo dan Gunawan Mangunkusumo. Perkumpulan ini menganjurkan dan mencoba memajukan Koperasi Rumah Tangga. Tahun 1912, berdiri pula Serikat Dagang Islam oleh H. Samanhudi yang bertujuan untuk memperkuat posisi pedagang Pribumi terhadap pedagang Tionghoa dengan cara mendirikan toko-toko koperasi. 40 Ketiga generasi awal koperasi pertama di Indonesia Hindia Belanda tersebut tidak dapat dikatakan berhasil sebagai suatu usaha koperasi karena memang sosialisasi asas-asas dan prinsip koperasi pada saat itu sangat kurang. Tetapi, ketiganya merupakan benih awal keberadaan koperasi yang tercatat di Indonesia. Kepedulian pemerintah terhadap keberadaan koperasi nampak jelas dengan membentuk lembaga yang secara khusus menangani pembinaan dan pengembangan koperasi. Secara kelembagaan pembinaan koperasi dibagi dalam tiga periode yakni, periode sebelum kemerdekaan, periode sesudah kemerdekaan dan periode tahun 1966 sampai dengan tahun 2006.

1. Periode Sebelum Kemerdekaan