Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Produktivitas Kerja Para Pegawai di Departemen Perindustrian, Perdagangan Dan Koperasi Pemko Tebing Tinggi

(1)

PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PARA PEGAWAI DI DEPARTEMEN

PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI PEMKO TEBING TINGGI

D I S U S U N

OLEH

MARTOHAP HUTAPEA 070921008

ILMU AADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

DAFTAR ISI

Hal

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Perumusan Masalah 4

C. Tujuan Penelitian 4

D. Manfaat Penelitian 5

E. Kerangka Teori 5

1. Pemberian Kompensasi 6

a. Pengertian Kompensasi 7 b. Jenis-jenis Kompensasi 8 c. Faktor-faktor Yan Mempengaruhi Penentuan

Pemberian Kompensasi 9 d. Tujuan Sistem Kompensasi 13 e. Prinsi-prinsip Pemberian Kompensasi 14

2. Produktivitas Kerja 16

a. Pengertian Produktivitas Kerja 16 b. Faktor-faktor Yang mempengaruhi

Produktivitas Kerja 18 c. Faktor-faktor Yang Mencerminkan Produktivitas

Kerja Yang Tinggi 19

F. Defenisi Konsep 20

G. Defenisi Operasional 21

H. Sistematika Penulisan 23

BAB II METODE PENELITIAN 24

A. Bentuk Penelitian 24

B. Lokasi Penelitian 24

C. Populasi dan Sampel 24

a. Populasi 24

b. Sampel 25


(3)

E. Teknik Pengukuran Skor 26

F. Teknik Analisa Data 27

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 30

A. Sejarah Singkat Kota Tebing Tinggi 30 B. Lokasi dan Keadaan Geografis Tebing Tinggi 35 C. Visi dan Misi Kota Tebing Tinggi 36 D. Struktur Organisasi dan pemerintahan Kota Tebing Tinggi 38 E. Susunan Organisasi dan Tata Kerja 39 F. Uraian Tugas Pokok dan Susunan Organisasi 40

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 48

A. Data Umum Responden 48

B. Data Variabel Pemberian Kompensasi 53 C. Data Variabel Produktivitas Kerja 66

D. Analisa Data 74

BAB V PENUTUP 77

A. Kesimpulan 77

B. Saran 78

DAFTAR PUSTAKA 80


(4)

ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PARA PEGAWAI DI DEPARTEMEN

PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOERASI PEMKO TEBING TINGGI

NAMA : MARTOHAP HUTAPEA

NIM : 070921008

FAKULTAS : ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA JURUSAN : ILMU ADMINISTRASI NEGARA (EXT) PEMBIMBING I : Prof. Dr. MARLON SIHOMBING, MA PEMBIMBING II : Drs. RASUDYN GINTING, MSI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pengaruh pemberian kompensasi terhadap produktivitas kerja para pegawai. Penelitian ini dilakukan di Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Pemko Tebing Tinggi, Jl Gunung Leuser NO 1 Tebing Tinggi.

Di dalam penelitian ini, penulis mengatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan (meyakinkan) antara pemberian kompensasi pada Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi terhadap produktivitas kerja para pegawai, yakni semakit tinggi pengaruh pemberian kompensasi pada pegawai maka semaki tingi produktivitas kerja para pegawai. Metode analis yang digunakan yaitu analisa kuantitatif dan teknik analisa yang digunakan analisa korelasi antara variable product moment dengan uji koefisien determinant.

Dari hasil penelitian yang diperoleh bukti adanya pengaruh pemberian kompensasi di Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi terhadap produktivitas kerja para pegawai. Nilai rxy = 0,88, nilai r positif menunjukkn semakin kuat pengaruh nilai pemberian kompensasi di Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi terhadap produktivitas kerja para pegawai. Nilai r yang berada antara 0.80 – 1.00 menunjukkan pemberian kompensasi yang sudah ditetapkan di Departemen pemberian kompensasi di Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi terhadap produktivitas kerja para pegawai sangat tinggi pengaruhnya terhaap produktivitas kerja para pegawai.

Sebagai penutup, penulis juga mengemukakan beberapa saran kepada Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi pemko Tebing Tinggi agar lebih mengupayakan peningkatan kesejahteraan bagi pegawainya.


(5)

ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PARA PEGAWAI DI DEPARTEMEN

PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOERASI PEMKO TEBING TINGGI

NAMA : MARTOHAP HUTAPEA

NIM : 070921008

FAKULTAS : ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA JURUSAN : ILMU ADMINISTRASI NEGARA (EXT) PEMBIMBING I : Prof. Dr. MARLON SIHOMBING, MA PEMBIMBING II : Drs. RASUDYN GINTING, MSI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pengaruh pemberian kompensasi terhadap produktivitas kerja para pegawai. Penelitian ini dilakukan di Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Pemko Tebing Tinggi, Jl Gunung Leuser NO 1 Tebing Tinggi.

Di dalam penelitian ini, penulis mengatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan (meyakinkan) antara pemberian kompensasi pada Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi terhadap produktivitas kerja para pegawai, yakni semakit tinggi pengaruh pemberian kompensasi pada pegawai maka semaki tingi produktivitas kerja para pegawai. Metode analis yang digunakan yaitu analisa kuantitatif dan teknik analisa yang digunakan analisa korelasi antara variable product moment dengan uji koefisien determinant.

Dari hasil penelitian yang diperoleh bukti adanya pengaruh pemberian kompensasi di Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi terhadap produktivitas kerja para pegawai. Nilai rxy = 0,88, nilai r positif menunjukkn semakin kuat pengaruh nilai pemberian kompensasi di Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi terhadap produktivitas kerja para pegawai. Nilai r yang berada antara 0.80 – 1.00 menunjukkan pemberian kompensasi yang sudah ditetapkan di Departemen pemberian kompensasi di Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi terhadap produktivitas kerja para pegawai sangat tinggi pengaruhnya terhaap produktivitas kerja para pegawai.

Sebagai penutup, penulis juga mengemukakan beberapa saran kepada Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi pemko Tebing Tinggi agar lebih mengupayakan peningkatan kesejahteraan bagi pegawainya.


(6)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Sudah menjadi rahasia umum bagi masyarakat bahwa lemahnya kualitas kerja, tanggung jawab, dan disiplin pegawai negeri sipil menjadi suatu yang dipandang jelek dimata masyarakat. Hal ini diakibatkan dengan tidak beresnya tugas dan kerja dari para pegawai negeri sipil dipemerintahan manapun itu. Hal ini disebabkan oleh karena tingkat produktivitas kerja para pegawai semakin merosot dari tahun ketahun. Umtuk pemerintah memeberikan kompensasi kepada para pegawai agar dapat bekerja dengan sebaik-baiknya dan sugguh-sungguh. Menurunnya tingat produktivitas kerja para pegawai negeri sipil berpengaruh kepada kedisiplinan, tanggung jawab akan tugasnya dan kualitas kerja yang tidak sesuai dengan harapan diri pemimpin.

Tujuan perusahaan pada umumnya adalah survival, profit, dan growth. Secara operasional, tujuan perusahaan adalah efisiensi, efektifitas, dan produktivitas yang tinggi. Untuk mencapai tujuan ini, perusahaan menggunakan semua faktor-faktor produksi yang tesedia. Salah satu produksi adalah tenaga kerja yang dalam hal ini adalah karyawan suatu perusahaan atau organisasi. Dapat dikatakan tenaga kerja atau sumber daya manusia merupakan asset yang sangat penting dan mempunyai pengaruh dalam kelangsungan hidup perusahaan. Salah satu tujuan utama seseorang menjadi karyawan adalah karena adanya imbalan jasa (kompensasi) sebagai


(7)

balas jasa yang diberikan perusahaan atau hasil kerja pegawai tersebut. Dengan adanya kompensasi yang diterima, karyawan berkeinginan agar dapat memenuhi kebutuhan hidup minimal (kebutuhan makan, minum, pakaian, perumahan dan lain-lain.

Dalam rangka memantapkan dan menunjang semangat etos, motivasi dan produktivitas kerja di Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi PEMKO T.TINGGI senantiasa mengupayakan peningkatan kesejahteraan bagi pegawainya, antara lain dengan mengikutsertakan pekerja (tenaga kerja harian), menerbitkan seperangkat peraturan dan ketentuan mengenai pedoman dan petunjuk keselamatan kerja, dan melakukan program pensiun yang dikelola oleh dana pensiun Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi PEMKO T.TINGGI, mengadakan penyesuain imbalan jasa ( pendapatan ) pegawainya berdasarkan sistem merit dengan mempertimbangkan pula tingkat perkembangan ekonomi dan tingkat daya beli yang memadai, memberikan jaminan kesehatan, memberikan tunjangan-tunjangan lainnya, memberikan fasilitas olah raga, kesenian dan keagamaan.

Kompensasi merupakan balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawanya yang dapat dinilai dengan uang dan mempunyai kecendrungan diberikan secara tetap. Bentuk kompensasi yang diberikan oleh perusahaan berupa gaji, upah, tunjangan innatura, fasilitas perumahan, fasilitas kendaraan dan hal-hal lain yang dapat dinilai dengan uang serta cenderung diterima secara tetap.


(8)

Dalam suatu organisiasi atau perusahaan masalah kompensasi merupakan masalah yang sangat kompleks, namun penting dari pegawai maupun organisasi itu sendiri. Sebaliknya besar kecilnya kompensasi dapat mempengaruhi prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja pegawai. Apabila kompensasi diberikan secara tepat maka para pegawai akan memperoleh kepuasan kerja dan termotivasi untuk mencapai tujuan organisasi. Tetapi bila kompensasi yang diberikan tidak atau kurang memadai, maka prestasi kerja, motivasi, dan kepuasan kerja pegawai cenderung menurun.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kompensasi bukan hanya penting untuk para pegawai saja, melainkan juga penting bagi organisasi itu sendiri maka setiap perusahaan harus dapat menetapkan kompensasi yang paling tepat, sehingga dapat menopang tercapainya tujuan perusahaan / instansi secara lebih efektif dan efisien. Program kompensasi merupakan salah satu upaya organisasi untuk mempertahankan sumber daya manusia.

Berdasarkan uraian penjelasan di atas maka penulis tertarik untuk memilih judul “Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Produktivitas Kerja Para Pegawai di Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi PEMKO T.TINGGI”.


(9)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka penulis membuat perumusan masalah sebagai berikut:

“ Bagaimanakah pengaruh pemberian kompensasi terhadap produktivitas kerja para pegawai “.

C. Tujuan penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan tentu mempunyai sasaran yang hendak dicapai atau apa yang menjadi tujuan penelitian tentunya jelas diketahui sebelumnya. Suatu riset khusus dalm ilmu pengetahuan empiris pada umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan itu sendiri.

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan pemberian kompensasi berpengaruh terhadap produktivitas kerja para pegawai di Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi PEMKO T.TINGGI.

2. Untuk memperoleh gambaran implementasi pemberian kompensasi di Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi PEMKO T.TINGGI.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja di Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi PEMKO T.TINGGI.


(10)

4. Untuk membuat suatu perbandingan antara kenyataan yang ada dengan teori-teori ilmiah yang selama ini penulis terima saat masa perkuliahan

D. Manfaat penelitian

1. Dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk mengetahui bagaimanakah pemberian kompensasi berpengaruh terhadap produktivitas kerja para pegawai di Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi PEMKO T.TINGGI.

2. Memberikan masukan-masukan kepada pihak-pihak atau lembaga-lembaga yang membutuhkan khususnya dalam pengambilan keputusan.

3. Dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berpikir penulis.

4. Secara teoritis diharapkan akan bermanfaat bagi pengembangan ilmu yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dan mempekuat teori-teori yang telah berkembang sebelumnya.

E. Kerangka teori

Kerangka teori merupakan landasan berfikir untuk melakukan penelitian dan teori-teori yang dipergunakan untuk menjelaskan fenomena sosial yang menjadi objek penelitian.

Teori merupakan serangkaian konsep, definisi, dan proposisi yang saling brkaitan dan bertujuan untuk memberikan gambaran yang sistematis


(11)

tentang suatu fenomena, dimana gambaran sistematis ini dijabarkan dengan menghubungkan antara variabel yang satu dengan yang lainnya yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena tersebut (Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1989)

Dengan adanya kerangka teori tersebut, penulis akan mempunyai landasan yang kuat untuk menentukan arah dan tujuan penelitian. Maka diperlukan teori-teori yang dapat mendukung penelitian ini.

Pada dasarnya teori merupakan landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian. Namun landasan teori ini perlu ditegakkan agar penelitian tersbut mempunyai dasar yang kokh dan bukan sekedar coba-coba. Adanya landasan teori ini mempunyai cirri-ciri bahwa penelitian ini merupakam cara ilmiah untuk mendapatkan data.

Oleh sebab itu, diperlukan pedoman dasar dalam berfikir dan kejelasan titik tolak bagi peneliti untuk memecahkan dan membahas masalah. Untuk itu, perlu disusun suatu kerangka teori sebagai pedoman yang menggambarkan dari sudut mana suatu permasalahan penelitian tersebut disorot.

Adapun yang menjadi kerangka dasar dalam penelitian ini adalah

1. Pemberian kompensasi

Setiap organisasi apapun bentuknya senantiasa akan berupaya agar dapat mencapai tujuannya dengan baik yang sesuai diinginkan organisasi. Tujuan organisasi itu akan dapat tercapai dengan baik apabila sumber daya manusia (para pegawai) dapat meningkatkan produktivitas kerja dengan efektif. Efektifitas suatu lembaga atau organisasi sangat bergantung pada


(12)

baik buruknya pengembangan sumber daya m,anusia. Oleh karena itu untuk meningkatkan dan mengembangkan produktivitas kerja para pegawai, sebaiknya pemerintah harus memberikan kompensasi dan pengembangan sumber daya manusia.

a. Pengertian Kompenssi

Salah satu tujuan utama seseorang menjadi karyawan suatu perusahaan adalah karena adanya kompensasi yang diharapkan. Kompensasi itu merupakan aspek yang paling berarti baik bagi karyawan yang bersangkutan maupun bagi perusahaan tersebut. Sistem pemberian kompensasi merupakan faktor yang penting untuk menarik, memelihara, maupun mempertahankan karyawan bagi perusahaan yang bersangkutan. Kompensasi dapat bersifat finansial dan dapat juga bersifat non finansial. Pada umumnya istilah kompensasi istilah kompensasi sering disebut dengan istilah-istilah lain seperti gaji (salary), upah (wage), imbalan jasa (remuneration).

Menurut Mutiara S, Panggabean (2002;75) kompensasi disebut juga dengan penghargaan dan dapat didefenisikan sebagai setiap bentuk penghargaan yang diberikan kepada bawahan sebagai balas jasa atas kontribusi yang nmereka berikan kepada organisasi.

Kompensasi atau balas jasa didefenisikan sebagai pemberian panghargaan langsung maupun tidak langsung, finansial maupun non finansial yang adil dan layak kepada karyawan atas sumbangan mereka dalam pencapaian tujuan organisasi.


(13)

Menurut Malayu S.P Hasibuan kompensasi adalah semua pendapat yang berbentuk uang, barang langsung maupun tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan. Kompensasi berbentuk uang artinya kompensasi dibayar dengan sujumlah uang kepada para pegawai atau karyawan yang bersangkutan.

Menurut Handoko (1991; 245) kompensasi adalah pemberian kepada karyawan dengan pembayaran finansial sebagai balas jasa untuk pekerjaan yang digunakan dan sebagai motivator untuk pelaksanaan kegiatan di waktu yang akan datang.

Sedangkan menurut Sedarmayanti (1995; 124) kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh pegawai sebagai balas jasa untuk kerja mereka.

Berdasarkan uraian diatas pengertian kompensasi pemberian penghargaan baik finansial maupun non finansial yang diterima oleh karyawan sebagai imbalan atas jasanya yang diberikan kepada perusahaan. Dan juga digunakan sebagain motivator atau perangsang oleh perusahaan dalam meningkatkan prestasi kerja.

b. Jenis – jenis Kompensasi

Menurut Mutiara S, Panggabean (2002; 75) ada beberapa jenis-jenis kompensasi yaitu sebagai berikut :

1. Gaji yaitu imbalan finansial yang dibayarkan kepada karyawan secara teratur, seperti tahunan, caturwulan, bulanan atau mingguan.


(14)

2. Upah yaitu imbalan finansial langsung yang dibayarkan kepada para pakerja berdasrkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau banyaknya pelyanan yang diberikan.

3. Insentif yaitu imbalan langsung yang dibayarkan kepada karyawan karerna kinerjanya melebihi standard yang ditentukan.

4. Kompensasi tidak langsung

Yaitu kompensasi tambahan yang diberikan berdasarkan kenijaksanaan perusahaan terhadap semua karyawan dalam usaha meningkatkan kesjahteraan pada karyawan. Contohnya asuransi kesehatan, asuransi jiwa, an bantuan perumahan.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan pemberian kompensasi

Menurut Sedarmayanti ada berbagai faktor yang menjadi kriteria penentuan tingkat gaji dan upah yaitu sebagai baerikut :

1. Penawaran dan permintaan kerja

Untuk pekerjaan yang membutuhkan keterampilan tinggi, sedangkan jumlah tenaga kerja langka, gaji atau upah cenderung tinggi. Sedangkan untuk jabatan-jabatan yang mempunyai penawaran melimpah, gaji atau upah cenderung rendah.

2. Organisasi buruh

Adanya serikat buruh yang kuat, yang berarti bergaining position pihak karyawan yang kuat, akan menaikkan upah. Demikian pula sebaliknya. 3. Kemampuan perusahaan untuk membayar


(15)

Bagi perusahaan gaji atau upah merupakan komponen biaya produksi. Kalau kenaikan biaya produksi sampai mengakibatkan keruguan perusahaan, perusahaan akan tidak mampu memenuhi fasilitas karyawan. 4. Produktivitas karyawan

Semakin tinggi prestasi karyawan seharusnya semakin besar pula gaji atau upah yang akan diterimanya.

5. Biaya hidup

Di kota-kota besar, dimana biaya hidup tinggi, biaya hidup merupakan “ batas penerimaan upah “ bagi karyawan.

6. Pemerintah

Pemerintah dengan peraturan-peraturannya mempengaruhi tinggi rendahnya gaji atau upah. Peraturan upah minimum batas bawah dari tingkat gaji atau upah yang dibayarkan.

7. Konsistensi internal dan eksternal

Struktur gaji dan upah yang baik dapat memenuhi syarat konsisten internal dan eksternal. Yang dimaksud dengan konsisten internal adalah bahwa pengupahan didasarkan atas prinsip keadilan dilingkungan perusahaan sendiri, sedangkan konsistensi eksternal berdasarkan keadilan dibandingkan dengan keadaan pada perusahaan –perusahaan sejenis lainnya.


(16)

Disamping itu menurut Alex S. Nitisemito faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan pemberian kompensasi yaitu :

1. Kompensasi harus dapat memenuhi kebutuhan minimal

Dengan kompensasi yang diterima pegawai/karyawan berkeinginan dapat memenuhi kebutuhan minimal, misalnya kebutuhan akan makan, minum, pakaian, dan perumahan.

2. Kompensasi harus dapat mengikat

Besarnya kompensasi harus diusahakan sedemikian rupa (sebanding dengan perusahaan lain), sehingga akan mampu mengikat para pegawai/karyawannya. Hal ini penting dilakukan oleh perusahaan untuk menghndari kepindahan karyawan keperusahaan lain terutama pegawai yang berkualitas. Untuk dapat menetapkan besarnya kompensasi yang mampu mengikat maka perlu diteliti kompensasi yang diberikan oleh perusahaan lain pada umumnya untuk tugas yang sejenis/hampir sama.

3. Kompensasi harus dapat menimbulkan semangat dan kegairahan kerja.

Besarnya tingkat upah/gaji dimana dapt menunjang hidup secara layak pada ummnya dapat berpengaruh terhadap moral dan kedisplinan kerja, sehingga semangat dan kegairahan kerjanya menjadi tinggi. Artinya kompensasi yang diberikan dapat mengikat dan sekaligus menimbulkan semangat dan kegairahan kerjanya.


(17)

4. Kompensasi harus adil

Kompensasi yang tepat tidak semata-mata karena jumlahnya saja, tetapi harus juga mengandung unsur-unsur keadilan. Adil artinya jumlahnya tidak harus sama namun sesuai dengan haknya. Untuk dapat menetapkan upah yang adil maka perusahaan tersebut harus mengkategorikan tugas-tugas dalam beberapa bagian yang menurut penilaiannya perlu diberikan kompensasi yang sama.

5. Kompensasi tidak boleh bersifat statis

Kompensasi yang diberikan perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor yang berpengaruh dalam penentuan kompensasi antara lain sebagi berikut :

- perubahan tingkat hidup penduduk

- perubahan undang-undang / peraturan tentang besarnya upah - perubahan tingkat upah dari perusahaan yang lain

6. Kompensasi dari kompensasi yang diberikan harus diperhatikan Setiap perusahaan / instansi harus dapat menentukan apakah kompensasi yang diberikan seluruhnya diwujudkan dalam bentuk uang atau tidak. Bilamana tidak, maka perusahaan / instansi tersebut harus dapat mampu menetapkan komposisi dari kompensasi yang diberikan sebaik-baiknya, karena akan mempunyai dampak positif bagi karyawan.

Dengan demikian dapat dikatakan faktor-faktor diatas harus benar-benar diperhatikan dalam menetapkan kompensasi yang paling tepat.


(18)

d. Tujuan Sistem Kompensasi

Pemberian kompensasi dalam suatu organisasi harus diatur agar merupakan sistem yang baik dalam organisasi yang akan dipimpin.

Menurut Sedarmayanti (1995,25) Adapun tujuan sistem kompensasi yang baik, antara lain sebagai berikut :

1. Menghargai prestasi kerja

Pemberian kompensasi yang memadai adalah suatu penghargaan organisasi terhadap prestasi kerja para pegawainya. Hal tersebut selanjutnya akan mendorong kinerja pegawai sesuai dengan yang diinginkan organisasi.

2. Menjamin keadilan

Dengan adanya sistem kompensasi yang baik, akan menjamnin adanya keadilan diantara pegawai dalam organisasi. Masing-masing pegawai akan meemperoleh imablan yang sesuai dengan tugas, fungsi, jabatan, dan prestasi kerjanya.

3. Mempertahankan pegawai

Dengan sistem kompensasi yang baik, para pegawai akan lebih betah atau bertahan bekerja pada organisasi itu. Hal ini berarti mencegah keluarnya pegawai dari organisasi untuk mencari pekerjaan yang lebih menguntungkan.

4. Memperoleh pegawai yang bermutu

Dengan sistem kompensasi yang baik akan lebih banyak calon pegawai. Dengan banyaknya pelamar atau calon pegawai, maka peluang untuk memilih pegawai yang bermutu akan lebih banyak.


(19)

5. Pengendalian biaya

Dengan sistem pemberian kompensasi yang baik, akan mengiurangi seringnya pelaksanaan rekruitmen, sebagai akibat dari makin seringnya pegawai yang keluar mencari pekerjan yang menguntungkan. Hal ini berarti penghematan biaya untuk rekruitmen dan seleksi calon pegawai baru.

6. Memenuhi peraturan

Sistem administrasi kompensasi yang baik merupakan suatu tuntutan. Suatu organisasi yang baik dituntut untuk memiliki sistem administrasi kompensasi yang baik.

Berdasarkan urauian di atas dengan adanya pemberian kompensasi dengan sistem yang baik dalam suatu organisasi dapat mendorong kinerja pegawai untuk bekerja.

e. Prinsip-prinsip Pemberian Kompensasi

Menurut Husnan, Heidrachman Saud (1990; 141) Di dalam pemberian kompensasi prinsip-pinsip yang perlu diperhatikan yaitu :

• Kedilan

Keadilan harus dihubungkan antara pengorbanan (input) dengan penghasilan (output). Artinya semakin tinggi pengorbanan, semakin tinggi penghasilan yang diharapkan. Karena itulah pertama yang harus dinilai adalah pengorbanan (input) yang diperlukan oleh suatu jabatan, input dari suatu jabatan ditunjukkan dari suatu persyaratan-persyaratan (spesifikasi) yang harus dipenuhi oleh orang yang


(20)

memangku jabatan tersebut. Semakin tinggi persyaratan yang diperlukan, semakin tinggi pula penghasilan (output) yang diharapkan. Output ini ditunjukkan dari upah yang diterima.

• Kelayakan

Kelayakan ini dibandingkan dengan pengupahan pada perusahaan – perusahaan lain, menggunakan peraturan pemerintah tentang upah minimum atau menggunakan kebutuhan pokok minimum.

Sedangkan menurut Handoko prinsip pemebriaan kompensasi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Keadilan, para karyawan biasanya menilai keadilan pembayaran mereka melalui pembandingan besarnya kompensasi dengan karyawan-karyawan lain.

2. Perbedaan-perbedaan pengupahan yang berdasarkan perbedaan, tanggungjawab, kemampuan, pengetahuan, produktivitas, “on-job” atau kegiatan-kegiatan manajerial.

Berdasarkan penjelasan di atas maka suatu perusahaan atau organisasi harus memperhatikan prinsip-prinsip dalam pemberian kompensasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan tersebut, dimana dipakai sebagai pedoman dalam menentukan tingkat imbalan yang diberikan kepada karyawan sesuai dengan hasil kerja karyawan.


(21)

2. Produktivitas Kerja

a. Pengertian Produktivitas Kerja

Produktivitas mengandung pengertian yang berkenan dengan konsep ekonoms, filosofis, dan sistem (Sutomo, 1998)

Sebagai konsep ekonomis, produktivitas berkenan dengan usaha atau kegiatan manusia untuk menghasilkan barang atau jasa yang berguna untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia dan masyarakat pada umumnya.

Sebagai konsep filosofis, produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk menigkatkan mutu kehidupan dimana keadaan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dalam mutu kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Hal ini hanya memberi dorongan untuk berusaha dan mengembangkan diri.

Sedangkan konsep sistem, memberikan pedoman pemikiran bahwa pencapaian suatu tujuan harus ada kerja sama atau keterpaduan dari unsur-unsur yang relevan sebagai sistem.

Secara umum produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input).

Menurut Paul Mali produktivitas adalah bagaimana menghasilkan atau meningkatkan hasil barang atau jasa setinggi mungkin dengan memanfaatkan sumber daya secara efisien. Oleh karena itu produktivitas sering diartikan sebagai ratio antara keluaran dan masukan dalam satuan waktu tertentu..


(22)

Produktivitas kerja dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan hasil kerja sebanyak-banyaknya dan kualitas kerja. Produktivitas individu dapat dinilai dari apa yang dilakukan oleh individu tersebut dalam kerjanya. Dengan kata lain produktivitas individu adalah bagaimana seseorang melaksanakan pekerjaannya atau unjuk kerja.

Pelaksanakan kerja atau unjuk kerja mempunyai hubungan erat dengan masalah produktivits karena merupakan indikator dalam menetukan bagaimana usaha untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatu organisasi. Pelaksanaan kerja yang baik dapat dipengaruhi oleh kecakapan dan motivasi.

Jadi secara umum, menurut Muchdaarsyah Sinungan (1995;123) bahwa pengukuran produktivitas berarti perbandingan yang dapat dibedakan dalam tiga jenis yang sangat berbeda yaitu :

1. Perbandingan – perbandingan antara pelaksanaan sekaranng dengan pelaksanaan secara historis yang tidak menunjukkan apakah pelaksanaan sekarang ini memuaskan, namun hanya mengetengkan apakah menigkat atau berkurang keterkaitannya.

2. Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan tugas, seksi proses) dengan lainnya.

3. Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya.

Berdasarkan uraian diatas dapat dismpulkan bahwa produktivitas merupakan perbandingan anatara keluaran dan masukan serta mengutarakan cara pemanfatan baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi suatu barang atau jasa. Produktivitas juga diartikan kemampuan seseorang untuk


(23)

menggunakan kekuatannya dan mewujudkan sejumlah potensi yang ada padanya.

b. Faktor –faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

Berbagai faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja diantaranya adalah :

1. Sikap mental, berupa motivasi kerja, disiplin kerja, dan etika kerja 2. Pendidikan, pada umumnya orang yang mempunyai pendidikan

lebih tinggi akan mempunyai wawasan yang lebih luas yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja.

3. Keterampilan, apabila pegawai semakin terampil maka akan lebih mampu bekerja serta menggunakan fasilitas kerja dengan baik. 4. Manajemen, berkaitan dengan sistem yang diterapkan oleh pimpinan

untuk memimpin serta mengendalikan satf. Karena manajemen yang tepat menimbulkan semangat yang lebih tinggi baik pegawai untuk bekerja.

5. Tingkat penghasilan, dapat menimbulkan konsentrasi kerja, kemampuan yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk menigkatkan produktivitas.

6. Gizi dan kesehatan, apabila hal ini telah dipenuhi maka pegawai akan bekerja lebih kuat dan berpengaruh pada semangat kerja.

7. Jaminan sosial, untuk menigkatkan pengabdian dan semangat kerja pegawai


(24)

8. Lingkungan dan iklim kerja, akan mendorong pegawai senang bekerja dan menigkatakan rasa tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan dengan baik menuju kearah peningkatan produktivitas. 9. Sarana produksi, apabila sarana produksi yang digunakan baik

berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas.

10. Teknologi, apabila teknologi yang dipakai tepat dan lebih maju tingkatannya berakibat tepat waktu dalam penyelesaian proses produksi, jumlah produksi yang dihasilkan lebih banyak dan bermutu, dan memperkecil terjadinya pemborosan bahan sisa.

11. Kesempatan berpretasi, akan menimbulkan dorongan psikologis untuk meningkatkan dedikasi serta pemanfaatan potensi yang dimiliki untuk menigkatkan produktivitas.

Berbagai faktor yang diuraikan diatas dapat saling berpengaruh, dan dapat mempengaruhi penigkatan produktivitas baik secara langsung maupun tidak langsung.

c. Faktor-faktor Mencerminkan Produktivitas Kerja Tinggi

Secara umum tolak ukur atau indikator dari perilaku yang mencerminkan produktivitas kerja tinggi yang disampaikan oleh Gilmore (1974), Erich Fromm (1975) yaitu tindakannya konstruktif, percaya pada diri sendiri, bertanggungjawab, memiliki rasa cinta terhadap pekerjaan, mempunyai pandangan kedepan, mampu mengatasi persoalan dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berubah-ubah, mempunayi


(25)

kontribusi terhadap lingkungannya (kreatif, imaginatif, dan inovatif) dan memiliki kekuatan untuk mewujudkan potensinya..

Selain itu, produktivitas kerja pegawai perlu memperhatikan usaha yang dilakukan dalam menigkatkan kemampuan profesionalnya melalui berbagai kegiatan yang berkesinambungan, dengan maksud untuk meningkatkan kemampuan dirinya sesuai dengan tuntutan tugas. Dengan demikian, pengukuran produktivitas kerja pegawai disamping berkaitan dengan tugas utamanya, juga dinilai dari kualifikasi dan pengembangan profesionalnya.

F. Defenisi Konsep

Dari uraian kerangka teori dapat dirumuskan konsep penelitian dengan variabel-variabel sebagai berikut :

1. Variabel bebas (X)

Sesuai dengan judul yang telah dikemukan dan hipotesa yang sudah dikemukakan, variabel bebas dari pemberian kompensasi terhadap produktivitas kerja para pegawai di Departemen Perindustrian dan Perdagangan Koperasi PEMKO T.TINGGI, yaitu :

a. Gaji b. Insentif c. Tunjangan 2. Variabel terikat (Y)

Dari sekian banyak pengertian yang mempengaruhi faktor produktivitas kerja dapat ditentukan variabel tinggi rendahnya


(26)

produktivitas kerja para pegawai di Departemen Perindustrian dan Perdagangan Koperasi PEMKO T.TINGG, yakni :

a. Kuantitas kerja b. Kualitas kerja c. Ketepatan waktu

Kerangka Konsep Penelitian

G. Defenisi Operasional 1. Variabel bebas (X)

Adalah sejumlah gejala atau faktor yang mempunyai dan menentukan munculnya gejala atau faktor lain yang disebut variabel terkait. Yang menjadi variabel bebas dari penelitian ini dengan indikator sebagai berikut :

a. Gaji

Balas jasa atau penghargaan yang dibayarkan oleh perusahaan atas hasil kerja pegawai selama bekerja dalam 1 bulan.

b.Insentif

Tambahan balas jasa atau penghargaan yang diberikan kepada karyawan tertentu yang hasil kerjanya diatas hasil kerja standard.

Variabel Bebas (X) - Gaji

- Insentif - Tunjangan

Variabel Terikat (Y) - Kuantitas Kerja - Kualitas Kerja - Ketepatan Waktu


(27)

c. Tunjangan

Balas jasa yang diberikan kepada pegawai di luar gaji dan upah yang dapat dinilai dengan uang atau bukan uang.

2.Variabel Terikat (Y)

Adalah variabel yang muncul karena ada pengaruh variabel bebas. Yang menjadi variabel terikat dari penelitian ini dengan indikator : a. Kuantitas Kerja

Jumlah yang harus diselesaikan, berupa banyaknya pekerjaan yang dapat diselesaikan.

b. Kualitas Kerja

Mutu yang dihasilkan (baik tidaknya) pekerjaan yang dilakukan. c. Ketepatan Waktu

Standard pekerjaan yang diselesaikan tepat pada waktunya yang ditemuka n.


(28)

H. Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan

Bab ini memuat latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitin, kearangak teori, defenisi konsep, defenisi operasional, dan sistematika penulisan.

BAB II Metode Penelitian

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik pengukuran skor, dan teknik analisa data.

BAB III Deskriptif Lokasi Penelitian

Menguraikan tentang gambaran umum dari tempat penelitian yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

BAB IV

Bab ini menguraikan analisa dari setiap data yang diperoleh dalam penelitian. Data-data yang diperoleh disajikan kemudian dan diinterpretasikan secara korelasi.

BAB V Penutup

Menguraikan kesimpulan dan saran yangdiperoleh dari totalitas penelitian yang dilaksanakan


(29)

BAB II

METODE PENELITIAN

Bentuk Penelitian

Metode yang penulis gunakan adalah metode penelitian kuantitatif yaitu metode penelitian kuantitatif dengan maksud mencari hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel independen atau variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (variabel output) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Lokasi Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilakukan di Departemen Perindustrian dan Perdagangan Koperasi PEMKO T.TINGGI di Jl. Gunung Leuser No. 1 Tebing Tinggi.

Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingn meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitan populasi (Arikunto, 2002; 108).


(30)

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh staff di Departemen Perindustrian dan Perdagangan Koperasi PEMKO T.TINGGI di Jl. Gunung Leuser No. 1 Tebing Tinggi yang berjumlah 45 orang.

b. Sampel

Menurut Singarimbun (1995 ; 53 ) sampel diartikan sebagai bahan dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya, drngan kata lain sampel adalah bagian dari populasi. Pengambilan sebagian itu dimaksudkan sebagai representatif dari seluruh populasi, sehingga kesimpulan juga berlaku bagi keseluruhan populasi.

Teknik Pengumpulan data

Untuk memperoleh data atau informasi, keterangan-keteranfan atau fakta-fakta yang diperlukan penulis dengan meggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a. Pengumpulan data primer

Yaitu data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian yang langsung turun kelokasi penelitian untuk mencari data yang lengkap yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Hal ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada responden, juga wawancara atau interviuw kepada orang yang dianggap layak memberikan keterangan yang diinginkan oleh peneliti.


(31)

b.Pengumpulan data sekunder.

Yaitu kegiatan peneliti dengan menelaah buku – buku maupun informasi-informai yang sesuai dengan masalah yang diteliti.

Hal ini dilakukan melalui studi kepustakaan yaitu yang diperoleh dari buku-buku, laporan, pendapat para ahli yang berguna secara teori mendukung peneliti dan studi dokumentasi yaitu teknik yang digunakan dengan menelaah cataan tertulis, dokumen dan arsip yang menyangkut masalah yang diteliti yang berhubungan dengan penelitian ini seperti peraturan-peratutan, petunjuk pelaksanaan, dan petunjuk teknis.

Teknik pengukuran skor

Teknik pengukuran skor yang digunakan adalah memakai skala ordinal untuk menilai jawaban responden kuesioner yang disebarkan. Adapun skor dari setiap pertanyaan yang ditentuksn yaitu :

1. Untuk alrternatif jawaban a diberi skor 5 2. Untuk alrternatif jawaban b diberi skor 4 3. Untuk alrternatif jawaban c diberi skor 3 4. Untuk alrternatif jawaban d diberi skor 2 5. Untuk alrternatif jawaban e diberi skor 1

Kemudian untuk jaaban responden dari masing-masing variabel tergolong tingi, sedang, atau rendah, maka terlebih dahulu ditentukan batas intervalnya dengan cara sebagai berikut :

Skor tertinggi – dkor terendah


(32)

Maka diperoleh

5 – 1 = 0.80

5

Dengan demikian dapat diketahui kategori jawaban responden masing-masing variabel yaitu :

a.Skor untuk kategori sangat tinggi = 4.21 – 5.00 b. Skor untuk kategori tinggi = 3.41 – 4.20 c. Skor unuk kategori sedang = 2.61 – 3.40 d. Skor unuk kategori rendah = 1.81 – 2.60 e. Skor unuk kategori sangat rendah = 1.00 – 1.80

Untuk menentukan jawaban responden tergoong tinggi, sdang atau rendah maka dari jumlah jawaban responden akan ditentukan rata-ratanya yaitu dengan membagi jmlah pertanyaan. Dari hasil pembagian tersebut akan dapat diketahui jawaban responden termsuk yang mana.

Teknik analisa data

Teknik analisa dalam penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel terikat. Adapun metode statistik yang digunakan adalah :

1. Koefisien korelasi product moment

Cara ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya dan besar kecilnya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat (Sugyono, 2005 : 193).


(33)

r

xy =

∑ ∑

− − 2 2 2 2 ) ( . [ ] ) ( . [ ) )( ( . y y N x x N y x xy N

Keterangan

r

xy = Angka indeks korelasi “r” product moment N = Populasi

x = Jumlah seluruh skor x

y = Jumlah seluruh skor y

xy = Junlah hasil kali antara skor x an skor y

Untuk melihat hubungan antara kedua variabel tersebut maka dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Nilai r yang positif menunjukkan hubungan kedua variabel positif, artinya kenaikan nilai variabel yang satu dapat dilihat oleh variabel yang lain.

b. Nilai r yang negatif menunjukkan hubungan kedua variabel negaif, artinya menurunnya nilai variabel yang satu diikuti dengan nilai variabel yang lain.

c. Nilai r yang sama dengan nol menunjukkan tidak mempunyai hubungan artinya variabel yang satu tetap meskipun yang lainnya brbeda.

Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi), digunakan penafsiran atau interpretasi angka yaitu angka yang dikemukakan oleh Sugyono (2005:149) yaitu :


(34)

Interval kelas Tingkat hubungan 0.00 – 0.199 Sangat rendah

0.20 – 0.399 Rendah

0.40 – 0.599 Sedang

0.60 – 0.799 Tinggi

0.80 – 1.000 Sangat Tinggi

Dari nilai rxy yang diperoleh, dapat dilihat secara langsung melalui tabel korelasi untuk menguji apakah nilai r yang diperoleh tersebu berarti atau tidak. Tabel korelasi ini mencantumkan batas-batas r yang signifikan tertentu.

2 Koefisien Determinant

Teknik ini digunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Perhitungan dilakukan dengan mengkuadratkan nilai koefisien korelasi product moment (rxy) dan dilakukan 100 %.

Kp = (rxy)2 x 100 %

Keterangan ; Kp = Koefisien determinant


(35)

BAB III

GAMBARAN UMUM KOTA TEBING TINGGI

a. Sejarah singkat Kota Tebing Tinggi

Kira-kira seratus tiga puluh enam tahun yang lalu kota Tebing Tinggi sudah didiami suku bangsa Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan dari arsip lama, dimana dalam catatan tersebut dinyatakan Tebing Tinggi telah menjadi tempat pemukiman, tepatnya pada tahun 1864. Dari cerita-cerita rakyat yang dikisahkan oleh orang tua. Dari sebuah bandar simalungun berangkatlah seorang tua yang bergelar Datuk Bandar kajum. Meninggalkan kampung halamannya yang diikuti para pengawal dan inang asuhnya melalui kerajaan padang menuju Asahan.

Dalam perjalanan ini, tibalah beliau di sebuah desa yang pertama dikunjunginya yang bernama tanjung merulak, yang sekarang menjadi perkebunan PTPN 3, kebun rambutan. Setelah beberapa tahun Datuk Bandar Kajum tinggal dikampung Tanjung Marulak, karena kelihaian kolonolis belanda dengan politik pecah belahnya maka timbul sengketa dengan orang-orang dari kerajaan Raya., yang berdekatan dengan kerajaan padang yang letaknya disebelah selatan, dan akhirnya meluas mejadi perang saudara. Untuk mempertahankan serangan ini Datuk Bandar Kajum berhasil mencari tempat disebuah dataran tinggi di tepi sungai padang, disinilah ia membangun kampung yang dipagari dengan benteng-benteng pertahanan. Kampung itu sekarang disebut dengan nama kampung Tebing Tinggi lama.


(36)

Dari sinilah kampung Tebing Tinggi lama berkembang menjadi tempat pemukiman yang akan menjadi asal usul kota Tebing Tinggi. Pada tahun 1887, oleh pemerintah Hindia Belanda, Tebing Tinggi ditetapkan sebagai pemerintahan dimana pada tahun tersebut juga dibangun perkebunan besar yang berlokasi disekitar kota Tebing Tinggi. Menjelang persiapan Tebing Tinggi menjadi kota otonom, maka untuk melaksanakan pada pemerintahan pada tahun 1904, didirikan sebuah badan pemerintahan yang bernama plaatselijk ko Fonds oleh caltur. Dalam perundang-undangan yang berlaku pada desentralisasiewet yang ditetapkan pada tanggal 03-07-1903 ( untuk selanjutnya dapat disebut daerah otonom kota kecil Tebing Tinggi, oleh pemerintahan Hindia Belanda, pemerintah kota Tebing Tinggi ditetapkan sebagai daerah otonom dengan system desentralisasi). Pada tahun 1910, sebelum dilaksanakanya Zelf Bestuur Padang (kerajaan padang), maka telah dibuat titik “Ble Groth” yaitu pusat perkembangan kota sebagai jarak ukur antara kota Tebing Tinggi dengan kota sekitarnya. Letak Ble Groth tersebut terletak ditengah-tengah taman bunga dilokasi RSU Herna. Untuk menunjang jalannya roda pemerintahan maka diadakan kutipan-kutipan berupa beacukai pecan, iuran penerangan, dan lain-lain yang berjalan dengan baik.

Pada saat Tebing Tinggi telah menjalankan fungsi pemerintahan sebagai kota yang otonom, dalam melaksanakan fungsi pemerintahan selanjutnya dibentuk badan Gementeradd Tebing Tinggi, yang beranggotakan 9 orang dengan komposisinya 5 orang bangsa Eropah, 3 orang Bumi Putera, dan 10 orang bangsa Timur Asing. Hal ini didasarkan


(37)

kepada akte perjanjian pemerintahan Belanda dengan Sultan Deli, bahwa dalam lingkungan ZelfbesZuur didudukkan orang asing Eropah dan disamakkan dengan orang timur asing.

Dengan adanya perbedaan golongan penduduk, dalam penguasaan tanah juga terdapat perbedaan hak yang mengaturnya. Untuk mengadakan pengutipan-pengutipan yang disebut sekarang dengan retribusi dan pajak daerah, maka diangkatlah pada saat itu penghulu pecan. Tugas penghulu pekan ini juga termasuk menyampaikan perintah-perintah atau kewajiban-kewajiban kepada rakyat kota Tebing Tinggi sebagai kota yang otonom dapat yaitu baca dari tulisan J.J. Mendelaar, dalam “NOTA BETREFENDE DEGEMENTE TEBING TINGGI" , yang dibuatnya sekitar bulan juli 1930. Dalam salah satu bab dari tulisan tersebut dinyatakan setelah beberapa tahun dalam keadaan vakum mengenai perluasan pelaksanaan desentralisasi, maka pada tanggal 1 Juli 1917 berdasarkan Desentralisasi Gemente Tebing Tinggi dengan Stellings Ordonantie Van Sfatbload 1917 yang berlaku mulai 1 Juli 1917. jadi, tanggal 1 juli inilah merupakan hari Jadi Kota Tebing Tinggi.

Pada tanggal 20 November 1945, Dewan kota disusun kembali dalam formasi keanggotaanya sudah mengalami kemajuan, yaitu para keanggotaanya berdiri dari pemuda masyarakat dan anggota Komite Nasional Daerah. Dewan kota ini juga tidak berjalan lama, karena pada tanggal 13 Desember 1945, terjadilah pertempuran dengan militer jepang dan sampai sekarang terkenal dengan peristiwa Berdarah 13 Desember 1945, yang diperingati setiap tahun. Kemudian pada tanggal 17 Mei 1946, Gubernur Sumatera Utara menerbitkan suatu keputusan No 103 tentang


(38)

pembentukan Dewan Kota Tebing Tinggi kembali yang sudah disempurnakan kembali dengan nama Dewan Perwakilan Rakyat, walaupun pada waktu itu ketua dewan ditangkap Bupati Deli Serdang. Ketika agresi pertama Belanda yang dilancarkan pada tanggal 21 Juli 1947. Dewan Kota Tebing Tinggi dibekukan, demikian pada keadaan pada waktu berdirinya Negara Sumatera Timur, kota Tebing Tinggi tidak memiliki dewan kota untuk melaksanakan tugas pemerintah.

Menurut peraturan pemerintah No. 39 tahun 1950, tetapi dalam peruses pelaksanaanya panitia pemilihan belum sempat menjalankan tugasnya, peraturan pemerinta No. 39 tersebut telah. Menurut UU No. 1 tahun 1957, pemerintah didaerah ini menganut atas otonomi daerah yang seluas-luasnya. Walaupun dalam UU tersebut ditetapkan, dan ini berharap mempunyai DPRD diambil dari hasil pemilu 1955. Dari situlah terlihat berdasarkan UU daerah 1956 DPRD peralihan Tebing Tinggi hanya mempunya 10 orang anggota.

Setelah keluarnya UU No. 5 tahun 1974ntentang pokok-pokok pemerintah didaerah, pelaksanaan pemerintah dikota Tebing Tinggi sudah jauh lebih maju dibandingkan pada masa-masa sebelumnya. Pemerintah daerah mempunyai perangkat yang cukup baik. Sebagai suatu daerah otonom yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri pemerintahan kota Tebing Tinggi di dalam melaksanakan dan menjalankan pada pemerintah didaerahnya ternyata masih banyak mengalami hambatan, oleh karena terbatasnya kemampuan daerah dalam mendukung pengadaan berbagai fasilitas yang dibutuhkan untuk membangun daerah. Pada tahun


(39)

1980, presiden RI telah menganugerahkan tanda kehormatan Prastya Purna Karya Nugraha kepada kotamadya pati II Tebing Tinggi sebagai penghargaan tertinggi atas hasil kerjanya dalam melaksanakan pembangunan lima tahun kedua, sehingga dimulai memberikan kemampuan bagi pembangunan, demi kemajuan Negara Indonesia pada umumnya dan daerah khususnya.

Suatu hal yang tetap dicatat dan dibandingkan dalam sejarah kemardekaan RI. Sampai dengan surat ini , kepada daerah beserta pimpinan DPR di daerah telah silih berganti.

Adapun nama kepala daerah dari periodenya sebagai berikut: 1. Munar S. Harijoyo dari Tahun 1946-1947 2. Tengku Hasyim dari tahun 1948-1950 3. Tengku Almasyah dari tahun 1950-1957 4. Wan Amaruddin Barus dari tahun 1951-1956 5. Ok Anwaruddi dari tahun 1956-1957 6. Kantor Tarigan dari tahun 1958-1967 7. Syamsul Sulaiman dari tahun 1967-1970 8. Sanggup Ketaren dari tahun 1970-1974 9. Drs. H Amiruddin LLS dari tahun 1974-1985 10. Drs. Rusai Perangin-angin dari tahun 1985-1990 11. Hs. Rohani dari tahun 1990-2000

12. K. H Abdul Hafiz dari tahun 2000 sampai dengan sekarang , menjabat walikota dua periode hingga sekarang.


(40)

b. Lokasi dan keadaan geogerafi Tebing Tinggi

Kota Tebing Tinggi merupakan salah satu pemerintahan dari 24 kabupaten/kota di propinsi Sumatra Utara. Berjarah sekitar 80 kota dan kota medan serta terletak pada lintas utama sumatera yaitu yang menghubungkan lintas timur dan lintas tengah selatan melalui lintas diagonal pada ruas jalan Tebing Tinggi-P.Siantar-Parapat-Balige-SIborong-borong.

Kota Tebing Tinggi terletak diantara 3016 0-3022 0 LU dan 9907 0 -99011 0 BT dengan batas-batas:

- Sebelah Utara berbatasan dengan PTP N III kebun rambutan, kab. Serdang Bedagai

- Sebelah Selatan berbatasan dengan PTP N IV kebun pabatu

- Sebelah Timur berbatasan dengan PT. Socfindo tanah besi, PTP N III kebun rambutan

- Sebelah Barat berbatasan dengan PTP N III Gunung Pamela, Kab. Serdang Bedagai.

Berdasarkan letak geografisnya kota tebing tinggi memiliki iklim tropis. Ketinggian 26-32 m diatas permukaan laut dengan topografi mendatar dan bergelomabng., dengan temperatur udara di kota ini berkisar 25-27 0 C. sebagaimana kota di Sumatra Utara, kota Tebing Tinggi mempunyai 2 musim yaitu musim hujan dan musim penghujan biasnya terjadi pada bulan Nomvember sampai dengan bulan Maret, dengan jumlah arah hujan sepanjang tahun rata-rata 1.776 mm/tahun dengan kelelmbaban udara 80-90 %.


(41)

Luas wilayah Tebing Tinggi adalah 3,843,8 hektar (38,438 km). Secara administrator kota Tebing Tinggi dibagi menjadi 3 kecamatan dengan 27 kelurahan, dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Kecamatan Padang Hulu, dengan luas 12.069 km. kecamatan padang hulu ini terdiri atas 10 kelurahan yaitu : Kelurahan Pabatu, Kelurahan Lubuk Baru, Kelurahan Persiakan, Kelurahan Bandar Sonor, Mandailing Pasar Baru, Tualang, Pasar Gambir, dan Pelita. b. Kecamatan Rambutan dengan luas 13.726km. kecamatan Rambutan

ini terdiri atas 11 kelurahan yaitu : Bulian, Pinang Mancung, Brohol, Karya Jaya, Bandar Sakti, Bandar Utama, Badak Bejang, Sri Padang, Pantai Lokan, Lalang, Tanjung Manulak.

c. Kecamatan Padang Hilir dengan luas 12.463 km. kecamatan Padang hilir ini terdiri atas 3 kelurahan yaitu : Kelurahan Bagelen, Tebing Tinggi Lama, dan Rambung,

c. Visi dan Misi Kota Tebing Tinggi Visi kota Tebing Tinggi

“ Mewujudkan masyarakat kota Tebing Tinggi yang maju sejahtera melalui pemerintahan yang baik dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan “.

Penjelasan arti visi diatas

a. Masyarakat yang maju : Masyarakat yang mempunyai IPTEK, menerapkan imtak, bertanggung jawab, demokratis, menghargai hak-hak azasi pegawai dan kepedulian terhadap lingkungan.


(42)

b. Masyarakat yang sejahtera : Masyarakat yang dilingkungan yang aman, bebas dari segala tekanan dan bencana serta berkecukupan lahir dan batin.

c. Pemerintah yang baik adalah salah satu langkah strategis untuk mewujudkan amanah bangsa Indonesia sebagaimana yang termaksud dalam pembukaan Undang-undang dasar 1945, langkah tersebut ditandai dengan 3 pilihan utama yang berkaitan yaitu : transparansif, partisipasi, dan akuntabilitas serta peran pemerintah dalam membentuk praktek-praktek baik, penyelenggaraan kekuasaan pemerintah dengan adanya keselarasan, keseimbangan dan keserasian hubungan antar pemerintahan serta dengan masyarakat. d. Pemberdayaan ekonomi kerakyatan adalah meningkatkan peran serta

masyarakat dalam perebaikan perekonomian yang berbasis dan berorientasi kepada masyarakat dan tidak bersifat monopolistik dan sontradistik.

Guna mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka disusunlah misi Pemerintah Daerah Kota Tebing Tinggi sebagai berikut :

a. Meujudkan pemerintahan yang baik melalui penegakan supremensi hokum, peningkatan profosionalisme, transparansi, dan akuntabilitas aparatur pemerintah.

b. Meningkatkan kualitas sumber daya pegawai menuju masyarakat maju dan sejahtera.


(43)

c. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pemerintahan daerah melalui pemanfaatn seluruh menuju perkembangan ekonomi kerakyatan.

d. Struktur Organisasi Pemerintahan Kota Tebing Tinggi

Struktur Organisasi Pemerintahan Kota Tebing Tinggi dengan jumlah Lembaga / Badan / Dinas / Kantor / BUMD di Lingkungan Pemerintahan Kota Tebing Tingi sebagai berikut :

1. Sekretariat Daerah Kota , membawahi 2 asisten dan 8 bagian : • Asisten I Tata Praja / Ekbag, membawahi 4 (empat) bagian • Asisten II Administrasi Umum, membawahi 4 (empat)

bagian :

2. Sekretariat Dewan Perwakialan Rakyat Daerah 3. Dinas, dangan 7 (tujuh) unit dinas

• Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah • Dinas Pendapatan

• Dinas Pertanian

• Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan PKM • Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

• Dinas Kesehatan • Dinas Perhubungan 4. Badan, terdiri atas 4 unit, yaitu :

• Badan Pengawasan Kota (Bawasko)


(44)

• Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan • Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota (PMK) 5. Kantor, terdiri atas 2 (dua) Unit, yaitu :

• Kamtor Satuan Polisi Pamong Praja

• Kantor Arsip dan Pengolahan Data Elektronik 6. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) hanya 1 unit, yaitu :

• PDAM Tirta Bulian Kota Tebing Tinggi

e. Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Berdasarkan Keputusan Daerah Kota Tebing Tinggi Nomor 13 tahun 2008 tentang susunan organisasi dan tata kerja Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Pemerintahan Kota Tebing Tinggi terdiri atas :

1. Unsur Pimpinan adalah Kepala Dinas 2. Sekretaris, terdiri atas :

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub Bagian Program dan Perundang-undangan Sub Bagian Keuangan

3. Bidang Koperasi, terdiri atas : Seksi Kelembagaan Koperasi

Seksi Pemberdayaan Koperasi Seksi Ketatalaksanaan Koperasi

4. Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, terdiri dari : Seksi Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah


(45)

Seksi Promosi dan Pemasaran 5. Bidang Industri terdiri dari :

Seksi Bina Sarana dan Pencegahan Pencemaran Seksi Bina Usaha dan Kerja Sama Industri

Seksi Bina Produksi, Standarisasi dan Sumber daya Manusia 6. Bidang Perdagangan terdiri dari :

Seksi Perdagangan Dalam Negeri

Seksi Pendaftaran Perusahaan dan Perijinan Seksi Perlindungan Konsumen dan Metrologi

7. Kelompok Jabatan Fungsional. 8. Unit Pelaksana Teknis dinas.

f. Uraian Tugas Pokok dan Susunan Organisasi

Kepala Dinas mempunyai tugas, wewenang, dan tanggung jawab

sebagai berikut :

1. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan tuga, kegiatan, dan fungsi Dinas.

2. Mendistribusikan pekerjaan dan memberikan pelaksanaan tugas kepada bawahan sesuai bidang tugasnya.

3. Mengorganisir dan mengendalikan kegiatan bawahan

4. Membimbing dan mengevaluasi hasil kerja bawahan dalam rangka peningkatan produktivitas kerja.

5. Menyampaikan sarana dan pertimbangan kepada atasan tentang langksh-langksh ysng perlu diambil dalamrangka pemberdayaan


(46)

perekonomian daerah bidang koperasi, UMKM, perindustrian dan perdagangan.

6. Melaksanakan koordinasi dengan instruksi terkait.

7. Menelaah surat-surat masuk dan mendisposisikannya kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.

8. Melaksanakan penilaian DP-3 pegawai.

9. Menanda tangani surat-surat dan dokumen penting lainnya.

10. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban tugas dan penggunaan anggaran Dinas.

11. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai pimpinan SPKD.

Sekretaris mempunyai tugas, wewenang, dan tanggung jawab

sebagai berikut :

1. Memimpin pelaksanaan tugas Kesekretariatan.

2. Mendistribusikan pekerjaan dan memberikan petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan.

3. Membimbing dan mengevaluasi kerja bawahan dalam upaya peningkatan produktivitas kerja.

4. Mengorganisisr penyusunan program kerja, penyelenggaraan kegiatan dan penyusunan laporan Dinas.

5. Menyelenggarakan kegiatan kesekretariatan yang meliputi pernecanaan dan pengelolaan administrasiumum, kepegawaian, perlengkapan, keuangan, kearsipan serta kerumahtanggaan.


(47)

6. Memfasilitasi berbagai pengaduan masyarakat, baik melaluikotak saran, media cetak/elektronik maupun yang datang secara langsung sesuai dengan kewenangannya.

7. Meneliti, mengoreksi surat-surat atau naskah dinas dan mengendalikan pelaksanaan administrasi umum, baik surat masuk/keluar maupun naskah dinas.

8. Menyusun dan mempersiapkan draf rancangan produk hukum daerah bidang koperasi, UMKM, perindustrian dan perdagangan 9. Mengkoordinasikan penyusunan system dan prosedur serta standar

pelayanan minimal beserta indicator kinerja Dinas.

10. Mengkoordinasikan penyusunan laporan kegiatan dinas secara periodic dan insidentil

11. Mengkoordinasikan penyusunan RKA dan DPA lingkup dinas 12. Memberikan Saran pertimbangan kepada atasan

13. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsnya.

Bidang Koperasi mempunyai tugas, wewenang, dan tanggung jawab

sebagai berikut :

1. Memimpin pelaksanaan tugas Bidang Koperasi.

2. Menyusun rencana dan program kerja Bidang Koperasi.

3. Mendistribusikan pekerjaan dan memberikan petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan.


(48)

5. Membimbing dan mengevaluasi hasil kerja bawahan dalam upaya peningkatan produktivitas kerja.

6. Merumuskan kebijakan tehnis pengesahan, pembentukan, penggabungan dan peleburan serta pembubaran koperasi.

7. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan usaha koperasi.

8. Merumuskan penyusunan RKA dan mengendalikan pelaksanaan DPA.

9. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait. 10. Memberikan saran pertimbangan kepada atasan.

11. Melaksanakan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan penggunaan anggaran Bidang Koperasi.

12. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah mempunyai tugas, wewenang, dan tanggung jawab sebagai berikut :

1. Memimpin pelaksanaan tugas Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

2. Menyusun rencana dan program kerja Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

3. Mendistribusikan pekerjaan dan memberikan petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan.


(49)

5. Membimbing dn mengevaluasi hasil kerja bawahan dalam upaya peningkatan produktivitas kerja.

6. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan usaha UMKM bidang produksi, sarana, dan prasaran, SDM maupu bidang teknologi.

7. Merumuskan penyusunan RKA dan mengendalikan pelaksanaan DPA.

8. Memfasilitasi akses pinjam dan penyediaan dna bagi UMKM melalui lembaga keuangan.

9. Melaksanakan koordinasi dengan instansi dan lembaga terkait 10. Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan

11. Melaksanakan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan penggunaan anggaran Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. 12. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Bidang Industri mempunyai tugas, wewenang, dan tanggung jawab

sebagai berikut :

1. Memimpin pelaksanaan tugas Bidang Industri.

2. Menyusun rencana dan program kerja Bidang Industri

3. Mendistribusikan pekerjaan dan memberikan petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan.

4. Mengorganisir dan mengendalikan kegiatan bawahan.

5. Membimbing dan mengevaluasi hasil kerja bawahan dalam upaya peningkatan produktivitas kerja.


(50)

6. Menyusun petunjuk tehnis pembinaan dan pengawasan industri, pencegahan pencemaran lingkungan industri, dan kerja sama bidang industri

7. Melaksanakan rekomendasi pelaksanaan penerbitan ijin industri. 8. Melaksanakan penyusunan RKA dan mengendalikan pelaksanaan

DPA.

9. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait

10. Melaksanakan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan penggunaan anggaran Bidang Industri

11. Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan.

12. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Perdagangan mempunyai tugas, wewenang, dan tanggung jawab sebagai berikut :

1. Memimpin pelaksanaan tugas Bidang Perdagangan.

2. Menyusun rencana dan program kerja Bidang Perdagangan.

3. Mendistribusikan pekerjaan dan memberikan petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan.

4. Mengorganisir dan mengendalikan kegiatan bawahan.

5. Membimbing dan mengevaluasi hasil kerja bawahan dalam upaya peningkatan produktivitas kerja.


(51)

6. Menyelenggarakan sosialisasi perlidungan konsumen, kebijakan eksport serta Undang-Undang dan Peraturan yang berhubungan dengan wajib daftar perusahaan.

7. Merumuskan penyusunan RKA dan mengendalikan pelaksanaan DPA.

8. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait. 9. Melaksanakan penerbitan rekomendasi perijinan

10. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen, pengawasa barang berdar serta penegakan hukum, dan kemetrologian

11. Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan.

12. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(52)

SUSUNAN ORGANISASI DEPARTEMEN PRINDUSTRIAN, PERGAGANGAN DAN KOPERASI PEMKO T. TINGGI

MENURUT PERATURAN DAERAH KOTA TEBING TINGGI NOMOR 13 TAHUN 2008

KEPALA DINAS

SEKR

BIDANG UMKM

BIDANG KOPERASI BIDANG INDUSTRI

Seksi Kelembagaan Koperasi

Seksi Pemberdayaan UMKM

Seksi Bina Sarana dan Pencegahan

Seksi Bina Usaha dan Kerja Sama Industri Seksi Kemitraan

Seksi Bina Produksi, Standarisasi dan SDM Seksi Pemberdayaan

Koperasi

Seksi Ketatalaksanaan Koperasi

Seksi Promosi dan Pemasaran


(53)

BAB IV

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

Pada bab ini penulis akan menyajikan data-data yang diperoleh dari hasil penelitian pada Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Pemko T.TINGGI, sesuai dengan metode yang digunakan yaitu melalui kuesioner yang disebarkan kepada para pegawai.

Kuesioner yang disebarkan sebanyak 45 ekslamper sesuai dengan jumlah sampel yang menjadi responden dalam penelitian ini. Dari hasil penelitian yang dilakukan, telah dikunpulkan sejunlah data yang diperlukan, yang pada dasarnya meliputi mengenai identitas responden, data mengenai pemberian kompensasi sebagai variable bebas (x) dan data mengenai produktivitas kerja pegawai sebagai variabel terikat (y).

Adapun hasil data yang diperoleh adalah sebagai berikut : A. Data Umum Responden

Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin

No Jenis Kelamin Junlah %

1 Laki-laki 20 44,44 %

2 Perempuan 25 66,66 %

Total 45 100 %

Sumber : Kuesioner Penelitian 2009

Dari tabel diatas diketahui responden yang berjenis laki-laki sebanyak 44,44 % dan responden yang berjenis kelamin perempuan


(54)

sebanyak 66,66 %. Dengan demikian para pgawai yang ada di Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Pemko Tebing Tinggi mayoritas yang berjenis kelamin perempuan.

Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan umur

No Umur Jumlah %

1 20 s/d 25 tahun 5 11,11 % 2 26 s/d 30 tahun 5 11,11 % 3 31 s/d 40 tahun 20 44,45 % 4 41 s/d 50 tahun 10 22,22 %

5 51 tahun keatas 5 11,11 %

Total 45 100 %

Sumber : Kuesioner Penelitian 2009

Berdasarkan tabel diatas reponden yang berumur 20 s/d 25 tahun sebanyak 11,11 %, 20 s/d 25 tahun sebanyak 11,11 %, 31 s/d 40 tahun sebanyak 44,45 %, 41 s/d 50 tahun sebanyak 22,22 %, dan berumur 51 tahun keatas sebanyak 11, 11 %.

Hal ini juga menggambarkan rata-rata populasi terbanyak berumur dari 31 s/d 40 tahun sebanyak 44,45 %. Dengan demikian maka tingakt produktivitas kerja para oegaai sangatlah tinggi pengaruhnya.


(55)

Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan pendidikan

No Pendidikan Jumlah %

1 SMU / sederajat 0 0 %

2 D3 20 44,45 %

3 S1 15 33,33 %

4 S2 10 22,22 %

5 S3 0 0 %

Total 45 100 %

Sumber : Kuesioner Penelitian 2009

Berdasarkan tabel diatas reponden yang berpendidikan SMU / sederajat sebanyak 0 %, D3 sebanyak 44,45 %, S1 sebanyak 33,33 %, S2 sebanyak 22,22 %, dan S3 sebanyak 0 %.

Jadi penulis dapat menyimpulkan bahwa tingkat pendidikan para pegawai di Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Pemko Tebing Tinggi yang paling banyak adalah tingkat pendidikan D3 (Diploma III). Dengan tingkat pendidikan pendidikan D3 (Diploma III) maka produktivitas kerja para pegawaisangatlah tinggi.


(56)

Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan jenjang jabatan

No Jenjang Jabatan Jumlah %

1 I 0 0 %

2 II 5 11,11 %

3 III 25 66,66 %

4 IV 15 33,33 %

Total 45 %

Sumber : Kuesioner Penelitian 2009

Berdasarkan tabel diatas yakni data mengenai komposisi jenjang jabatan(golongan) dapat diketahui bahwa golongan I sebanyak 0 %, golongan II sebanyak 11,11 %, golongan III sebanyak 66,66 %, dan golongan IV sebanyak 33,33 %.

Jadi penulis dapat menyimpulkan bahwa golong yang paling banyak di Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Pemko Tebing Tinggi adalah golongan III sebayak 66,66 %. Dengan demikian maka pengaruh pmberian kompensasi terhadap produktivitas kerja sangat;lah tinggi.


(57)

Tabel 5. Distribusi responden berdasarkan lama bekerja di Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Pemko T.TINGGI

No Masa Kerja Jumlah %

1 Kurang dari 5 tahun 5 11,11 %

2 6 – 10 tahun 5 11,11 %

3 11 – 15 tahun 15 33,33 %

4 16 – 20 tahun 10 22,22 %

5 Diatas dari 20 tahun 10 22,22 %

Total 45 100 %

Sumber : Kuesioner Penelitian 2009

Berdasarkan tabel diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa di Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Pemko Tebing Tinggi untuk masa kerja 11 – 15 tahun sebanyak 44,45 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh kompensasi yang diberikan oleh pemerintah terhadap produktivitas kerja para pegawai sangatlah tinggi.


(58)

B. Data Variabel Pemberian Kompensasi

Tabel 6. Tanggapan responden terhadap besarnya gaji / upah

No Jawaban Jumlah %

1 Sangat layak 30 66,67 %

2 Layak 10 22,22 %

3 Cukup layak 5 11,11 %

4 Kurang layak 0 0 %

5 Tidak layak 0 0 %

Total 45 100 %

Sumber : Kuesioner Penelitian 2009

Berdasarkan tabel di atas terlihat benyaknya responden yang memberi tanggapan besarnya gaji / upah yang diterima Sangat layak sebanyak 66,67 %, Hal ini menggambarkan bahwa besarnya gaji / upah yang diberikan oelh pemerintah kepada para pegawaisangat layak untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.


(59)

Tabel 7. Tanggapan responden terhadap besarnya gaji / upah dalam meningkatkan semangat dan kegairahan kerja

No Jawaban Jumlah %

1 Sangat senang 20 44,45 %

2 Senang 10 22,22 %

3 Cukup Senang 10 22,22 %

4 Kurang senang 5 11,11 %

5 Tidak senang 0 0 %

Total 45 100 %

Sumber : Kuesioner Penelitian 2009

Berdasarkan tabel di atas terlihat benyaknya responden yang memberi tanggapan besarnya gaji / upah yang diterima sangat senang sebanyak 44,45 %. Dari hasil wawancara dengan beberapa responden menyatakan bahwa selain besarnya gaji / upah dapat menungkatkan semangat dan kegairahan kerja, disamping itu faktor yang perlu diperhatikan oleh pemerintah adalah sistem peningkatan karir yang jelas, lingkungan kerja dan konsistensi waktu kerja diperhatikan kedisplinannya.


(60)

Tabel 8. Tanggapan responden terhadap besarnya gaji / upah yang diberikan pemerintah

No Jawaban Jumlah %

1 Sangat adil 15 33,33 %

2 Adil 20 44,45 %

3 Cukup Adil 10 22,22 %

4 Kurang Adil 0 0 %

5 Tidak Adil 0 0 %

Total 45 100 %

Sumber : Kuesioner Penelitian 2009

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa rata-rata responden memberi tanggapan Adil sebanyak 44,45 %. Jadi dapat disimpulkan besarnya gaji yang diberikan pemerintah sudah adil. Dari hasil wawancara dengan responden menyatakan bahwa cara pemberian besarnya gaji yang diberikan pemerintah belum adil artinya tidak sebanding dengan tugas dan tanggung jawab yang diemban, khususnya pegawai manajerial.


(61)

Tabel 9. Tanggapan responden terhadap besarnya gaji / upah dalam penetapan yang ditentukan pemerintah

No Jawaban Jumlah %

1 Sangat sesuai 10 22,22 %

2 Sering 20 44,45 %

3 Cukup sesuai 5 11,11 %

4 Kurang sesuai 5 11,11 %

5 Tidak sesuai 5 11,11 %

Total 45 100 %

Sumber : Kuesioner Penelitian 2009

Berdasarkan tabel di atas terlihat benyaknya responden yang memberi tanggapan besarnya gaji / upah yang diterima oleh pegawai sesuai sebanyak 44,45 %. Hal ini menggambarkan bahwa pemerintah telah memberikan gaji kepada pegawai sudah sesuai dengan golongannya masing-masing.


(62)

Tabel 10. Tanggapan responden terhadap penerimaan gaji/upah dari pemerintah

No Jawaban Jumlah %

1 Sangat tepat pada waktu 25 55,56 % 2 Tepat pada waktu 10 22,22 % 3 Cukup tepat pada waktu 10 22,22 % 4 Kurang tepat pada waktu 5 11,11 %

5 Tidak stepat waktu 0 0 %

Total 45 100 %

Sumber : Kuesioner Penelitian 2009

Berdasarkan tabel di atas cara pembayaran gaji / upah yang diberikan kepada para pegawai sangat tepat pada waktunya sebanyak 55,56 %. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerimaan gaji / upah dari perusahaan kepada para pegawai sangat tepat pada waktunya.


(63)

Tabel 11. Tanggapan responden terhadap pemberian penghasilan tambahan

No Jawaban Jumlah %

1 Selalu 25 55,56 %

2 Sering 5 11,11 %

3 Kadang-kadang 10 22,22 %

4 Sesekali 5 11,11 %

5 Tidak pernah 0 0 %

Total 45 100 %

Sumber : Kuesioner Penelitian 2009

Berdasarkan tabel di atas tanggapan responden terhadap pemberian penghasilan tambahan yang diberikan pemerintah selalu sebanyak 55,56 %, %.. Jadi dapat disimpulkan dalam merealisasikan kesejahteraan para pegawai dan keluarganya, perusahaan telah berupaya memberikan tambahan penghasilan bagi setiap pegawai. Bentuk penghasilan tambahan berupa pemeberian jasa produksi, uang kerja lembur dan uang makan lembur sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pemerintah.


(64)

Tabel 12. Tanggapan responden terhadap cara pemberian penghasilan tambahan

No Jawaban Jumlah %

1 Sangat adil 30 66,67 %

2 Adil 10 22,22 %

3 Cukup Adil 5 11,11 %

4 Kurang Adil 0 0 %

5 Tidak Adil 0 0 %

Total 45 100 %

Sumber : Kuesioner Penelitian 2009

Dilihat dari tabel diatas tanggapan responden sangat adil terhadap cara pemberian penghasilan tambahan sebanyak 66,67 %.. Jadi dapat disimpulkan bahwa cara pemerintah dalam meningkatkan kesejahtraan pegawai dalam pemberian penghasilan tambahan telah memperhatikan prinsip keadilan dalam penetapan kebijaksanaan yang berlaku di Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Pemko T.TINGGI.


(65)

Tabel 13. Tanggapan responden terhadap motivasi (gairah) bekerja dengan adanya penghasilan tambahan

No Jawaban Jumlah %

1 Sangat adil 30 66,67 %

2 Adil 10 22,22 %

3 Cukup Adil 5 11,11 %

4 Kurang Adil 0 0 %

5 Tidak Adil 0 0 %

Total 45 100 %

Sumber : Kuesioner Penelitian 2009

Dilihat dari tabel diatas tanggapan responden sagat adil terhadap cara pemberian penghasilan tambahan sebanyak 66,67 %. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan adanya upah insentif (penghasilan tambahan) yang diberikan perusahaan dapat meningkatkan motivasi bekerja dalam mencapai tujuan organisasi dalam pemerintahan.


(66)

Tabel 14. Tanggapan responden terhadap tunjangan pensiun

No Jawaban Jumlah %

1 Selalu 45 100 %

2 Sering 0 0 %

3 Kadang-kadang 0 0 %

4 Sesekali 0 0 %

5 Tidak pernah 0 0 %

Total 45 100 %

Sumber : Kuesioner Penelitian 2009

Berdasrakan tabel diatas tanggapan responden pemerintah selalu menyediakan fasilitias tunjangan pensiun untuk para pegawai dan keluarga sebanyak 100 %. Hal ini pemerintah telah memberikan tunjangan pensiun kepada para pegawainya.


(67)

Tabel 15. Tanggapan responden terhadap pemberian tunjangan kecelakaan pada jam kerja

No Jawaban Jumlah %

1 Selalu 25 55,56 %

2 Sering 10 22,22 %

3 Kadang-kadang 10 22,22 %

4 Sesekali 0 0 %

5 Tidak pernah 0 0 %

Total 45 100 %

Sumber : Kuesioner Penelitian 2009

Berdasarkan tabel di atas tanggapan responden terhadap pemberian tunjangan kecelakaan pada jam kerja yang diberikan pemerintah selalu sebanyak 55,56 %. Hal ini menggambarkan bahwa pemerintah selalu mengupayakan keselamatan kerja.


(68)

Tabel 16. Tanggapan responden terhadap penyediaan fasilitas jaminan kesehatan

No Jawaban Jumlah %

1 Selalu 45 100 %

2 Sering 0 0 %

3 Kadang-kadang 0 0 %

4 Sesekali 0 0 %

5 Tidak pernah 0 0 %

Total 45 100 %

Sumber : Kuesioner Penelitian 2009

Berdasrakan tabel diatas tanggapan responden pemerintah selalu menyediakan fasilitias jaminan kesehatan untuk para pegawai dan keluarga sebanyak 100 %. Hal ini pemerintah telah memberikan jaminan kesehatan kepada para pegawainya.


(69)

Tabel 17.Tanggapan responden terhadap penyediaan fasilitas perumahan dan kendaraan

No Jawaban Jumlah %

1 Selalu 10 22,22 %

2 Sering 5 11,11 %

3 Kadang-kadang 5 11,11 %

4 Sesekali 5 11,11 %

5 Tidak pernah 20 44,45 %

Total 45 100 %

Sumber : Kuesioner Penelitian 2009

Berdasarkan tabel di atas, penulis menyimpulkn bahwa pemerintah tidak ada menyediakan fasilitas peruahan dan kendaraan. Dimana pemerintah memberikan fasilitas perumahan dan kendaraan kepada pegawai yang jabatannya sudah tinggi.


(70)

Tabel 18.Tanggapan responden terhadap tunjangan-tunjangan lain dalam menigkatkan kesejahteraan pegawai

No Jawaban Jumlah %

1 Selalu 10 22,22 %

2 Sering 10 22,22 %

3 Kadang-kadang 5 11,11 %

4 Sesekali 5 11,11 %

5 Tidak pernah 15 33,33 %

Total 45 100 %

Sumber : Kuesioner Penelitian 2009

Berdasarkan tabel di atas penulis menyimpulkan bahwa tanggapan responden terhadap tunjangan-tunjangan lain dalam menigkatkan kesejahteraan pegawai tidak pernah memberikannya kepada para pegawai di departemen Perindusrtrian, Perdagangan dan Koperasi Pemko Tebing Tinggi.


(71)

C. Data Variabel Produktivitas Kerja

Tabel 19.Tanggapan responden pemahaman dan uraian tugas

No Jawaban Jumlah %

1 Selalu 30 66,67 %

2 Sering 10 22,22 %

3 Kadang-kadang 5 11,11 %

4 Sesekali 0 0 %

5 Tidak pernah 0 0 %

Total 45 100 %

Sumber : Kuesioner Penelitian 2009

Dilihat dari tabel diatas tanggapan responden terhadap uraian tugas Selalu sebanyak 66,67 %. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden telah memahami uraian tugasnya masing-masing bidangnya sehinggga produktivitas kerja pegawai meningkat.


(72)

Tabel 20. Tanggapan responden terhadap bidang pekerjaan yang diberikan oleh perusahaan

No Jawaban Jumlah %

1 Sangat senang 15 33,33 %

2 Senang 10 22,22 %

3 Cukup senang 5 11,11 %

4 Kurang senang 5 11,11 %

5 Tidak senang 10 22,22 %

Total 45 100 %

Sumber : Kuesioner Penelitian 2009

Dari tabel diatas terlihat tanggapan responden terhadap bidang pekerjaan yang dibebankan oleh perusahaan yakni selalu sebanyak 33,33 %. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden mempunyai perasaaan sangat senang terhadap bidang pekerjaan yang dibebankan pemerintah, karena mereka memahamj urusan tugas bidangnya masing-masing. Hal ini dapat meningkatkan gairah bekerja para pegawai.


(73)

Tabel 21. Tanggapan responden terhadap evaluasi standard pelaksanaan pekerjaan oleh atasan

No Jawaban Jumlah %

1 Selalu 23 51,11 %

2 Sesuai 10 22,22 %

3 Kadang-kadang 5 11,11 %

4 Sesekali 7 15,56 %

5 Tidak pernah 0 0 %

Total 45 100 %

Sumber : Kuesioner Penelitian 2009

Berdasarkan tabel di atas tanggapan responden terhadap penyediaan fasilitas perumahan dan kendaraan yang diberikan pemerintah selalu sebanyak 51,11 %. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemerintah selalu mengadakan evaluasi pekerjaan para pegawai. Hal ini dapat menimbulkan motivasi kerja para pegawai dalam bekerja sehinggan dapat mencapai tujuan yang akan dinginkan.


(74)

Tabel 22. Tanggapan responden terhadap keterampilan / keahlian yang dimiliki dengan pekerjaan / tugas yang diemban

No Jawaban Jumlah %

1 Sangat sesuai 22 48,89 %

2 Sesuai 13 28,89 %

3 Cukup sesuai 5 11,11 %

4 Kurang sesuai 5 11,11 %

5 Tidak sesuia 0 0 %

Total 45 100 %

Sumber : Kuesioner Penelitian 2009

Dilihat dari tabel diatas tanggapan responden terhadap keterampilan / keahlian yang dimiliki dengan pekerjaan / tugas yang diemban sangat sesuai sebanyak 48,89 %. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata keahlian atau keterampilan yang dimiliki sesuai dengan pekerjaan atau tugas yang diemban.


(75)

Tabel 23. Tanggapan responden terhadap peningkatan kemampuan atau keterampilan dalam bekerja

No Jawaban Jumlah %

1 Selalu 28 62,22 %

2 Sesuai 7 15,56 %

3 Kadang-kadang 7 15,56 %

4 Sesekali 3 6.66 %

5 Tidak pernah 0 0 %

Total 45 100 %

Sumber : Kuesioner Penelitian 2009

Tabel di atas terlihat tanggapan responden selalu terhadap peningkatan kemampuan dan keterampilan dalam bekerja oleh pemerintah sebanyak 62,22 %, sesuai sebanyak 15,56 %, kadang-kadang sebanyak 15,56 %, sesekali sebanyak 6,66 %, dan tidak pernah sebanyak 0 %.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pemerintah selalu memperhatikan program peningkatan kemampuan atau keterampilan pegawai dalam bekerja agar kualitas kerja dapat ditingkatkan.


(76)

Tabel 24. Tanggapan responden terhadap penyelesaian pekerjaan sesuai dengan standard yang ditentukan

No Jawaban Jumlah %

1 Selalu 26 57,78 %

2 Sesuai 7 15,56 %

3 Kadang-kadang 7 15,56 %

4 Sesekali 5 11,11 %

5 Tidak pernah 0 0 %

Total 45 100 %

Sumber : Kuesioner Penelitian 2009

Dari tabel diatas terlihat tanggapan responden selalu menyelesaikan pekerjaan dengan hasil yang memuaskan sesuai dengan standard yang ditentukan sebanyak 57,78 %. Jadi dapat disimpulkan bahwa para pegawai selalu berusaha menyelesaikan pekerjaan dengan hasil yang memuaskan sesuia dengan standard yang diperlukan.


(77)

Tabel 25. Tanggapan responden terhadap penghargaan dari atasan

No Jawaban Jumlah %

1 Selalu 7 15,56 %

2 Sesuai 7 15,56 %

3 Kadang-kadang 26 57,78 %

4 Sesekali 5 11,11 %

5 Tidak pernah 0 0 %

Total 45 100 %

Sumber : Kuesioner Penelitian 2009

Dari tabel di atas terlihat tanggapan responden selalu mendapat penghargaan dari atasan jika prestasi kerja sesuai dengan target pemerintah sebanyak sebanyak 15,56 %, sesuai sebanyak 15,56 %, kadang-kadang ada penghargaan dari atasan sebanyak 57,78 %, sesekali sebanyak 11,11 %, dan tidak pernah sebanyak 0 %.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pimpinan Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Pemko T.TINGGI kurang memperhatikan pemberian penghargaan atas prestasi kerja para pegawai, sehingga hal ini perlu mendapat perhatian dari pemimpin.


(78)

Tabel 26. Tanggapan responden terhadap peraturan-peraturan dan disiplin kerja

No Jawaban Jumlah %

1 Selalu 35 77,78 %

2 Sesuai 5 11,11 %

3 Kadang-kadang 5 11,11 %

4 Sesekali 0 0 %

5 Tidak pernah 0 0 %

Total 45 100 %

Sumber : Kuesioner Penelitian 2009

Dari tabel diatas terlihat tanggapan responden selalu terhadap peraturan-peraturan atau disiplin kerja yang diberlakukan perusahaan sebanyak 77,78 %, sesuai sebanyak 11,11 %, kadang-kadang sebanyak 11,11 %, sesekali dan tidak pernah sebanyak 0 %.

Jadi dapat disimpulkan bahwa para pimpinan Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Pemko T.TINGGI selalu taat dalam melaksanakan setiap peraturan-peraturan atau disiplin kerja yang telah ditetapkan oleh pemerintah.


(1)

r

xy = ] ) 1522 ( ) 682 . 45951 ][ ) 2392 ( ) 356 . 130 ( 45 [ ) 1522 )( 2392 ( ) 616 . 81 ( 45 2 2 − − −

r

xy =

] 484 . 316 . 2 690 . 325 . 2 [ ] 664 . 721 . 5 020 . 866 . 5 [ 624 . 640 . 3 720 . 672 . 3 − − −

r

xy =

] 9206 [ ] 144356 [ 32096

r

xy =

] 1328941336 [

32096

r

xy =

65 , 36454

32096

r

xy = 0.88

Dari hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh koefisien korelasi sebesar 0.88. Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi), digunakan penafsiran atau interpretasi angka yaitu angka yang dikemukakan oleh Sugyono (2005:149) yaitu :

Interval kelas Tingkat hubungan

0.00 – 0.199 Sangat rendah

0.20 – 0.399 Rendah

0.40 – 0.599 Sedang

0.60 – 0.799 Tinggi


(2)

Dari koefisien korelasi yang diperoleh yaitu 0.88 maka dapat diketahui bahwa tingkat pengaruh pemberian kompensasi terhadap produktivitas kerja para pegawai di Departemen Perindustrian. Perdaganagan dan Koperasi Pemko tebing Tinggi adalah sangat tinggi .

b. Koefisien Determinant

Pada analisa data yangtelah dilakukan sebelumnya dengan melakukan analisa korelasi product moment telah diketahui ada pengaruh pemberian kompensasi terhadap produktivitas kerja para pegawai di Departemen Perindustrian. Perdaganagan dan Koperasi Pemko tebing Tinggi, namun untuk mengetahui berapa persen besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat maka digunakan rumusnya sebagai berikut :

Kp = (rxy)2 x 100 % Kp = (0.88)2 x 100 % Kp = 77,44 %

Dari uji yang dilakukan diatas diperoleh hasil Kp adalah 77,44 %. Hasil tersebut ternyata lebih besar dari Kp tabel dengan tingkat signifikansi


(3)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah penulis lakukan dengan memperhatikan analisa data hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Upaya pemberian kompensasi untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai, sudah cukup baik terlihat adanya usaha dari perusahaan mengupayakan peningkatan kesejahteraan bagi pegawainya dalam rangka menetapkan dan menunjang produktivitas kerja pegawai. Namun upaya tersebut belum cukup untuk dibanggakan dengan melihat hubungan pengaruhnya terhadap produktivitas kerja pegawai masih rendah.

2. Pelaksanaan pemberian kompensasi di Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Pemko T.TINGGI sudah cukup baik, dimana pemerintah cukup memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan pemberian kompensasi yaitu kompensasi harus dapat memenuhi kebutuhan minimal, harus dapat mengikat, harus dapat menimbulkan semangat dan kegairahan kerja, harus adil tidak boleh bersifat statis, dan komposisi dari kompensasi yang diberikan harus diperhatikan. Bentuk-bentuk kompensasi yang diberikan oleh pemerintah antara lain : gaji, tunjangan yang melekat dengan unsure gaji yaitu ( tunjangan suami/isteri, tunajangan anak,


(4)

tunjangan-tunjangan yang tidak termasuk unsure gaji yaitu : tunjangan kompensasi karya, tunjangan bahan pokok, tunjangan transport, tunjangan perumahan, tunjangan pension, tunjangan kesehatan, dan tunjangan lainnya, serta tambahan penghasilan seperti pemberian jasa produksi.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja pegawai yaitu peningkatan kesejahteraan pegawai, lingkungan kerja yang baik dan penilaian pelaksanaan kerja pegawai.

B. Saran

1. Untuk menjamin tercapainya efektivitas dalam pemberian kompensasi perlu diperhatikan faktor penyaringan sumber daya manusia yang berkualitas dengan seleksi yang lebih ketat dan peningkatan pengetahuan dan keterampilan pegawai melalui pendidikan dan latihan sehingga pemberian kompensasi memenuhi pemberian kompensasi yang adil dan layak.

2. Pemerintah perlu memperhatikan penyesuaian pembayaran kompensasi pegawai dengan menggunakan sistem evaluasi kerja artinya sebuah pekerjaan dibandingkan dengan pekerjaan lain dalam organisasi menurut metode peringkat (semua pekerjaan diberi peringkat dari yang tertinggi sampai yang terendah), berdasarkan keahlian, kesulitan, dan kondisi kerja. Dan dalam mengembangkan suatu pembayaran kompensasi yang wajar bagi para eksekutif, hal-hal yang perlu mendapat perhatian yaitu


(5)

perbandingan dibuat, survey dilakukan, dan baik penawaran maupun permintaan calon pegawai serta tugas pekerjaan dan tanggung jawab dianalisa.

3. Untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai seorang pemimpin harus dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pekerjaan bawahannya dan mengikutsertakan pegawai dalam menyusun standar penilaian pelaksanaan kerja, sehingga mereka akan termotivasi untuk mematuhi ketentuan tersebut. Dan untuk pelaksanaannya seorang pmimpin dapat dibantu oleh konsultan eksternal dan konsultan internal.

4. Dalam usaha pemerintah menigkatkan kesejahteraan pegawai, maka hendaknya pegawai juga harus memberikan umpan balik dengan cara meningkatkan produktivitas kerja.

5. Seorang Pemimpin hendaknya penempatan dari pegawai negeri sipil tersebut sesuai dengan keahlian dan skill yang dimilikinya sehingga juga dapat mendorong kualitas kerja yang maksimal.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Handoko, T. Hani. 1991, Manajemen, Edisi II, BPFE, Yogyakarta

Husnan, Heidjrachman Saud. 1991, Manajemen Personalia, Edisi 4,BPFE,Yogyakarta

Malayu S.P. Hasibuan. 1996. Organisasi dan Motivasi, Jakarta, Bumi Aksara

Nitisemito, Alex S. 1980. Manajemen Personalia, Jakarta, Ghalia Indonesia Panggabean, Mutiara S. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta :

Ghalia Indonesia

Rachmat, Jalaluddin. 1985. Metode Penelitian Komunikasi, Bandung, Remaja Karya

Sedarmayanti. 1995. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, Bandung, Ilham Jaya

Singarimbun, Masri. 1999. Metodologi Penelitian Survei. Jakarta : Pustaka LP3ES Indonesia

Sinungan, Muchdarsyah. 2005. Produktivitas Apa dan Bagaimana, Jakarta, Bumi Aksara.

Sugiono. 2005. Metode Penelitian Administrasi Negara. Bandung. Alfabeta Buku Panduan Rincian tugas Jabatan Pemerintahan Kota Tebing Tinggi http//google.com (internet)


Dokumen yang terkait

Pengaruh Motivasi Kerja Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Dan UKM Kabupaten Batu Bara

4 51 157

Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai

7 124 133

Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Di Kantor Kecamatan Tebing Tinggi Kota Di Kota Tebing Tinggi

0 46 93

Penerapan PSAK No. 27 Tentang Akuntansi Perkoperasian Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Pemko Tebing Tinggi

0 36 86

Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemberdayaan Koperasi: Studi Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia Departemen Agama Kota Tebing Tinggi

0 36 124

ANALISIS PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI ANALISIS PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI CV. DUTA SARANA EDUTAINMENT DI SAWAHAN BOYOLALI.

0 0 12

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI BIDANG KOPERASI DI DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG.

2 3 62

PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KEBERHASILAN KOPERASI DI KOTAMADYA BUKITTINGGI {Studi Empiris pada Koperasi - koperasi Yang Terdaftar di Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kotamadya Bukittinggi).

0 8 6

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH ACEH

0 0 20

DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KANTOR DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KOTA CILEGON

0 4 218