Keaslian Penelitian Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka Teori

mengatasi hambatan dalam pelaksanaan pemberdayaan Koperasi Pegawai Republik Indonesia Departemen Agama Kota Tebing Tinggi.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbang saran, baik secara praktis maupun teoritis. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat digunakan para praktisi hukum dalam memahami regulasi pemberdayaan koperasi untuk mendukung pemberdayaan ekonomi kerakyatan melalui koperasi. Selain itu penelitian ini diharapkan akan memacu peningkatan koperasi secara kelembagaan, baik secara mikro maupun makro dan memberikan masukan kepada pihak perkoperasian khususnya mengenai pemberdayaan koperasi. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbang saran dalam ilmu pengetahuan hukum, khususnya kedudukan koperasi sebagai badan hukum yang memiliki kekuatan yang sama dengan badan hukum yang lain.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dan penelurusan yang telah dilakukan, baik terhadap hasil-hasil penelitian yang sudah ada, maupun yang sedang dilakukan, khususnya pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, belum ada penelitian yang menyangkut masalah, “Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemberdayaan Koperasi”, dengan mengambil studi pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia Departemen Agama Kota Tebing Tinggi. Pahrullaili : Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemberdayaan Koperasi: Studi Pada Koperasi Pegawai…, 2008 USU e-Repository © 2008 Namun, penulis ada menemukan beberapa tesis karya mahasiswa, yang mengangkat permasalahan Koperasi, tetapi permasalahan dan bidang kajiannya sangat jauh berbeda, yaitu: 1. Tesis atas nama Karmila, NIM : 047011037, dengan judul Peran Notaris Dalam Pembuatan Akta Koperasi Menurut Kepmen No. 98KepM.KUKMIX2004 Studi di Dinas Koperasi Kota Medan 2. Tesis atas nama Afriani Nurafni, NIM : 047011006, dengan judul Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Pada Koperasi Menurut PP No. 9 Tahun 1995 Studi Pada Koperasi Pegawai Negeri Guru SD Kec. Binjai 3. Tesis atas nama Adri Anovel, NIM: 057011003, dengan judul Penerapan Akuntabilitas Dalam Koperasi Angkatan Darat Studi Kasus Pada Komando Resort Militer 031Pekan Baru Dari penelusuran kepustakaan tersebut di atas, maka dengan demikian penelitian ini adalah asli, serta dapat dipertanggung jawabkan keasliannya.

F. Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka Teori

Teori adalah untuk menerangkan dan menjelaskan gejala spesifik untuk proses tertentu terjadi, 10 dan suatu teori harus diuji dengan menghadapkannya pada fakta- fakta yang dapat menunjukkan ketidakbenarannya. 11 10 J.J.J M. Wuisman, dengan penyunting M. Hisman. ”Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial”, Jilid. 1, Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1996, hal. 203. 11 Ibid, hal. 216. Pahrullaili : Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemberdayaan Koperasi: Studi Pada Koperasi Pegawai…, 2008 USU e-Repository © 2008 Menetapkan landasan teori pada waktu diadakan penelitian ini tidak salah arah. Sebelumnya diambil rumusan Landasan teori seperti yang dikemukakan M. Solly Lubis, yang menyebutkan: “Bahwa landasan teori adalah suatu kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, tesis mengenai sesuatu kasus atau permasalahan problem yang dijadikan bahan perbandingan, pegangan teoritis, yang mungkin disetujui ataupun tidak disetujui yang dijadikan masukan dalam membuat kerangka berpikir dalam penulisan” 12 Teori ini sendiri adalah serangkaian preposisi atau keterangan yang saling berhubungan dengan dan tersusun dalam sistem deduksi yang mengemukakan suatu penjelasan atas suatu gejala. Adapun teori menurut Maria S.W. Sumardjono adalah: “Seperangkat preposisi yang berisi konsep abstrak atau konsep yang sudah didefinisikan dan saling berhubungan antar variable sehingga menghasilkan pandangan sistematis dari fenomena yang digambarkan oleh suatu variable dengan variable lainnya dan menjelaskan bagaimana hubungan antar variable tersebut”. 13 Fungsi teori dalam penelitian tesis ini adalah untuk memberikan arahanpetunjuk dan ramalan serta menjelaskan gejala yang diamati. Karena penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris, kerangka teori diarahkan secara khas ilmu hukum. Maksudnya adalah penelitian ini berusaha untuk memahami pelaksanaan pemberdayaan koperasi sebagai kaidah hukum atau sebagai isi kaidah hukum yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan, dan pelaksanaan kaidah hukum tersebut di masyarakat. 12 M. Solly Lubis, ”Filsafat Ilmu Dan Penelitian”, Bandung: Mandar Madju, 1994, hal. 80. 13 Maria S.W. Sumarjono, ”Pedoman Pembuatan Usulan Penelitian”, Yogyakarta: Gramedia, 1989, hal. 12. Pahrullaili : Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemberdayaan Koperasi: Studi Pada Koperasi Pegawai…, 2008 USU e-Repository © 2008 Koperasi merupakan suatu badan hukum, apabila membahas mengenai badan hukum sebenarnya terlebih dahulu perlu dimengerti apa sebenarnya pengertian dari pada badan hukum tersebut. Adapun menurut Abdul Muis, “umumnya yang dimaksud dengan badan hukum itu sebagai layaknya manusia alamiah juga dapat bertindak dalam hukum dan mempunyai hak-hak, kewajiban- kewajiban, dan kepentinggan hukum”. 14 Sedangkan Rudi Prasetya dan A. Oemar Wangso Diwiryo, mengatakan “badan hukum itu merupakan suatu organisasi yang sebagai suatu kesatuan mengambil bagian dalam lalu lintas masyarakat tanpa terikat kepada perorangannya”. 15 Dalam pembahasan mengenai pelaksanaan pemberdayaan koperasi, teori utama yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teori kedaulatan negara staatssouvereniteit yang dikemukakan oleh Jean Bodin dan George Jellinek 16 Menurut teori kedaulatan negara, kekuasaan tertinggi ada pada negara dan negara mengatur kehidupan anggota masyarakatnya. Teori pendukung lainnya adalah teori kedaulatan hukum dan kedaulatan rakyat. Teori kedaulatan negara berhubungan dengan teori kedaulatan hukum, hukum memiliki kekuasaan tertinggi dalam suatu negara. Negara yang menciptakan hukum, hukum merupakan penjelmaan dari kehendak dan kemauan negara. 17 14 Abdul Muis, ”Yayasan Sebagai Wadah Kegiatan Masyrakat”, Medan: Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 1991, hal. 17. 15 Ibid, hal. 19. 16 Soehino, ”Ilmu Negara”, Yogyakarta: Liberty, 1998, hal. 154. 17 Ibid, hal. 14. Pahrullaili : Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemberdayaan Koperasi: Studi Pada Koperasi Pegawai…, 2008 USU e-Repository © 2008 Menurut teori kedaulatan rakyat, kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat. Hukum dibuat oleh wakil-wakil rakyat dan rakyat wajib mentaati dan melaksanakan ketentuan hukum yang dibuat oleh wakil-wakil rakyat melalui organ-organ negara yang dibentuk berdasarkan hukum administrasi negara. 18 Badan hukum dapat berupa suatu negara, suatu daerah otonom, suatu perkumpulan orang-orang yang mempunyai anggota, seperti misalnya Koperasi, Perseroan Terbatas PT, Yayasan, Waqaf, dan lain-lain. 19 Adapun teori-teori tentang badan hukum, yaitu: 1. Teori Fiksi atau Ajaran Fiksi Teori ini dikemukakan oleh Von Savigny. Menurut teori, sebenarnya yang dapat melakukan perbuatan hukum hanyalah manusia belaka. Sekiranya suatu badan diakui dapat melakukan perbuatan hukum, maka tiada lain disebabkan karena badan ini dipandang sebagai “manusia buatan”, manusia fiktif. Badan itu dianggap sebagai seorang manusia. 2. Teori Realitas atau Teori Organ Teori ini dikemukakan oleh Van Gierke. Teori ini mendasarkan diri, bahwa dalam kehidupan bermasyarakat, di samping manusia-manusia perorangan, kadang- kadang dibentuk suatu kelompok persekutuan orgaan yang pada suatu taraf tertentu kolektivitasnya telah demikian kuat, sehingga menjadi mandiri. Sehingga dapat dikatakan perkumpulan ini mempunyai suatu “kehendak” sendiri, sekalipun sebenarnya kehendak tersebut tiada lain merupakan kehendak para anggota sekutu-sekutunya, yang menjadi suatu kesatuan kolektif dan menjelma menjadi kehendak persekutuan tersebut. 3. Teori Tujuan Harta Kekayaan Menurut teori ini pada suatu ketika menurut kekayaan di dalam masyarakat akan ditemukan adanya kumpulan dari suatu harta kekayaan hak-hak dan kewajiban untuk suatu tujuan tertentu, terpisah dari pemilikan seorang manusiapun. Dan berhubungan dengan tujuannya perlu mendapat perlindungan dengan memberikannya status sebagai badan hukum. Penganut teori ini, antara lain Von Jehring dan Brinz. 20 18 Ibid, hal. 16. 19 Abdul Muis, Op. Cit, hal. 18. 20 Ibid, hal. 13. Pahrullaili : Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemberdayaan Koperasi: Studi Pada Koperasi Pegawai…, 2008 USU e-Repository © 2008 Dengan kata lain, badan hukum hanyalah merupakan suatu “konstruksi yuridis”, yang dibutuhkan hukum untuk melaksanakan secara patut atas kebutuhan- kebutuhan yang timbul karena susunan tertentu. Selanjutnya teori yang dipergunakan untuk meneliti mengenai pelaksanaan pemberdayaan koperasi tersebut adalah teori Pengayoman Hukum, hukum mengayomi anggota masyarakat, hukum melindungi manusia secara aktif dan pasif. Judul ”Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Perberdayaan Koperasi”, dengan mengambil studi pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia Departemen Agama Kota Tebing Tinggi, karena koperasi merupakan salah satu wadah yang sangat strategis dalam menggalang kekuatan ekonomi rakyat, sebagaimana yang tercantum dalam Pebukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggota orang-orang atau badan- badan hukum, yang memberikan kebebasan masuk dan keluarnya sebagai anggota, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan para anggotanya. 21 Maka berdasarkan defenisi di atas maka dapatlah diambil suatu kesimpulan, bahwa unsur-unsur yang terdapat di dalam koperasi itu adalah: 1. Perkumpulan koperasi merupakan perkumpulan orang-orang akan tetapi juga merupakan persekutuan sosial. 21 Arif Chaniago, “Perkoperasian di Indonesia”, Bandung: Angkasa, 1984, hal. 1. Pahrullaili : Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemberdayaan Koperasi: Studi Pada Koperasi Pegawai…, 2008 USU e-Repository © 2008 2. Keanggotaan bersifat suka rela dan terbuka terbuka dalam hal ini adalah tidak ada istilah rahasia di antara sesama anggota. 3. Tujuan koperasi adalah mempertinggi kesejahteraan anggota-anggota dengan cara bekerja sama secara kekeluargaan. Berdasarkan pengertian koperasi di atas, maka dapatlah ditetapkan bahwa ciri- ciri perkoperasian selalu harus memenuhi hal-hal sebagai berikut: 1. Bahwa koperasi Indonesia adalah kumpulan orang-orang dan bukan kumpulan modal. Pengaruh dan penggunaan modal dalam koperasi Indonesia sebagai kumpulan orang-orang dan ini harus berarti bahwa koperasi Indonesia harus benar-benar mengabdikan kepada perikemanusiaan dan bukan kepada kebendaan semata-mata. 2. Bahwa koperasi merupakan wadah demokrasi ekonomi dan sosial, di mana di antara anggota koperasi ini saling bekerja sama berdasarkan persamaan derajat, hak dan kewajiban. Koperasi merupakan milik anggotanya sendiri yang pada dasarnya harus diatur dan diurus sesuai dengan keinginan para anggota, karena hak tertinggi dalam koperasi terletak pada rapat anggota. 3. Bahwa dalam soal intern yang terdapat dalam koperasi yang terjadi di antara para anggota, tidak diperkenankan campur tangan pihak lain. 4. Bahwa tujuan koperasi Indonesia harus benar-benar merupakan kepentingan bersama dari pada anggotanya dan tujuan itu dicapai berdasarkan karya dan jasa yang disumbangkan anggota masing-masing. Ikut sertanya dengan besar kecilnya Pahrullaili : Tinjauan Hukum Terhadap Pelaksanaan Pemberdayaan Koperasi: Studi Pada Koperasi Pegawai…, 2008 USU e-Repository © 2008 karya jasanya, harus dicerminkan pula dalam hal pembagian pendapatan dalam koperasi. Demikian tentang pengertian koperasi dan hal yang khusus lainnya, yang merupakan hasil pemikiran para ahli koperasi kita yakni tentang simpanan wajib dan suka rela dalam pembentukan modal usaha koperasi yang berlandaskan pada kepribadian bangsa Indonesia yaitu mengutamakan musyawarah dan mufakat. Koperasi Indonesia berasaskan kekeluargaan dan kegotong-royongan, maka dapat diketahui bahwa asas koperasi meliputi: 1. Asas Kekeluargaan Yang mencerminkan adanya kesadaran dari budi hati nurani manusia untuk bekerja sama dalam koperasi oleh semua untuk semua, di bawah pimpinan pengurus dan pemilikan dari para anggota atas dasar keadilan dan kebenaran serta keberanian berkorban bagi kepentingan bersama. 2. Asas Kegotong-royongan Yang berarti bahwa pada koperasi terdapat kesadaran dan semangat bekerja sama, rasa bertanggung jawab bersama tanpa memikirkan diri sendiri melainkan selalu untuk kesejahteraan bersama.

2. Konsepsi