L 1 Z1 :
36
Artinya: “Diriwayatkan dari Abi Ashim Ad-Dhihak Bin Makhladin, mengabarkan
kepada kami Al-Auza’iy, meriwayatkan kepada kami Hisan Bin ’Atiyah dari Abi Kabsyah dari Abdillah Bin ’Amr dan Bahwasanya Nabi Muhammad SAW
bersabda Sampaikanlah olehmu apa yang kalian peroleh meski hanya satu ayat, ceritakanlah dari Bani Israil tidak mengapa, dan barangsiapa berdusta atas
namaku dengan sengaja maka siapkanlah tempat duduknya dari api neraka”.
Hadits di atas mengandung penjelasan bahwa seorang muballigh atau muballighah harus benar-benar menyampaikan ajaran Nabi SAW, tetapi pada
dasarnya tabligh hanya menyampaikan dan tak berarti memaksakan. Karena pada akhirnya Allah SWT jugalah yang dapat memberikan petunjuk kepada hamba-
Nya sesuai dengan kehendak-Nya. Jadi dapat disimpulkan bahwa tabligh hukumnya adalah wajib bagi setiap
orang yang menganut agama Islam, sehingga apabila mereka telah dewasa diwajibkan untuk menyampaikan ajaran Islam sesuai dengan kemampuannya
masing-masing.
C. Unsur-unsur Tabligh
Tabligh merupakan bagian dari dakwah maka unsur-unsur yang ada dalam
dakwah juga terdapat dalam tabligh. Unsur-unsurnya yaitu: Pertama, Muballigh
adalah orang yang menyampaikan pesan ajara Islam. Dalam pandangan M. Natsir muballigh disebut juga dengan pembawa dakwah, maksudnya adalah
membawakan dakwah dengan tujuan membina pribadi dan membangun umat
36
Abi Abdillah Muhammad Bin Ismail al-Bukhari, Kitab Shahih Bukhari, Kairo: Darul Fikr, 2006, Cet. Ke-6, Juz II, hadits ke 3461, h. 293.
sehingga pribadi dan umat itu berkembang maju sesuai dengan hidup manusia yang diridhai oleh khaliqnya.
37
Kedua, Materi Pesan Tabligh adalah masalah isi pesan atau materi yang
disampaikan muballigh pada mad’u. Pada dasarnya bersumber dari al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber utama, yang meliputi akidah, syari’ah, dan akhlak. Hal
yang perlu disadari bahwa ajaran yang diajarkan itu bukanlah semata-mata berkaitan dengan eksistensi dan wujud Allah SWT, namun bagaimana
menumbuhkan kesadaran mendalam sehingga mampu memanifestasikan akidah, syari’ah dan akhlak dalam ucapan, pikiran dan tindakan dalam kehidupan sehari-
hari.
38
Ketiga, Muballagh merupakan isim maf’ul dari tabligh, berarti orang yang
diberi penyampaian. Muballagh adalah objek dalam tabligh, yaitu seluruh manusia tanpa terkecuali. Siapapun mereka, baik laki-laki maupun perempuan, tua maupun
muda, baik kaum bangsawan maupun kaum lemah, pemuka kaum, pembesar, orang kaya, miskin tanpa terkecuali.
39
Keempat, Metode Tabligh adalah cara untuk menyampaikan ajaran-ajaran
Islam kepada objeknya. Metode yang terdapat dalam tabligh sama dengan metode yang ada dalam dakwah, sebagaimana yang telah tertulis dalam Al-Qur’an surat
An-Nahl; ayat 125, yang berbunyi:
cd A
EM1 e
. ,3d
P .
A E 1
,- ﺽ
- ,-
ی P3
37
Natsir, Dakwah dan Pemikirannya, h. 74
38
Nurul Badruttamam, Dakwah Kolaboratif Tarmizi Taher, Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2005, h. 109.
39
Cahyadi Takariawan, Prinsip-Prinsip Dakwah Yang Tegar di Jalan Allah, Yogyakarta: Izzah Pustaka, 2005, Cet. Ke-4, h. 27.
Artinya: “Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Ayat diatas mengandung tiga metode, yaitu: Al-Hikmah yaitu kemampuan seorang da’i dalam menjelaskan doktrin-doktrin Islam serta realitas yang ada
dengan argumentasi logis dan bahasa yang komunikatif.
40
Al-Mau’idzah Hasanah yaitu ungkapan yang mengandung unsur bimbingan, pendidikan, pengajaran,
kisah-kisah, berita gembira, peringatan, pesan-pesan positif wasiat yang bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan agar mendapatkan keselamatan dunia dan
akhirat”.
41
Al-Mujadalah Billati Hiya Ahsan yaitu berdebat dengan cara yang baik, dengan menyajikan argumentasi yang jelas dan bukti yang kuat, dan juga
dalam perdebatan ini harus menggunakan bahasa yang komunikatif. Biasanya metode mujadalah billati hiya ahsan digunakan dalam sebuah seminar, diskusi,
dan lain-lain.
Kelima, Media Tabligh merupakan sarana untuk menyampaikan pesan
tabligh. Beberapa jenis media komunikasi yang dapat digunakan dalam bertabligh, yaitu:
1 Media Visual Media komunikasi visual merupakan alat komunikasi yang digunakan dengan
memanfaatkan indera penglihatan dalam menangkap datanya. Media visual dapat dilakukan melalui film slide, overhead proyektor OHP, gambar foto
diam.
40
Suparta Hefni, Metode Dakwah , hal. 11.
41
Ibid., hal. 16.
2 Media Auditif Media komunikasi auditif merupakan alat komunikasi yang digunakan dengan
memanfaatkan indera pendengaran dan dapat menjangkau sasaran tabligh dalam jarak jauh. Media ini meliputi radio, tape recorder, telepon.
3 Media Audio Visual Media audio visual merupakan perangkat komunikasi yang dapat ditangkap
baik melalui indera pendengaran maupun indera penglihatan. Media ini meliputi film, televisi dan internet.
4 Media Cetak Media cetak merupakan media komunikasi yang dilakukan melalui tulisan,
media ini meliputi buku, surat kabarKoran, majalah dan buletin.
42
D. Kriteria Seorang Muballigh