masing-masing. Perlu diingat dalam pendapatnya Imam Asy-Syafi’i dan Ahmad bin Hambal
mereka mengatakan bahwa tidak mensyaratkan adanya rencana dalam tindak pidana penganiayaan. Faktor kebetulan juga cukup membuat mereka harus dikisas.
Pembagian tindak pidana penganiaayaan menjadi disengaja dan menyerupai disengaja, maka hukumannya kisas bagi yang disengaja, sedangkan menyerupai
disengaja hukumannya diat. Hal ini mereka berpedoman pada syarat tindak pidana atas jiwa.
E. Pelaksanaan Hukumannya Menurut Imam Ahmad
Dalam mazhab Hambali berpendapat bahwa tindak pidana penganiayaan ada yang disengaja dan ada yang menyerupai disengaja. Ia membedakan keduanya bahwa
yang pertama berhak mendapat kisas dan yang kedua berhak dihukum diat. Mereka membedakan antara disengaja dan menyerupai disengaja. Yang pertama bermaksud
memukul dengan sesuatu yang biasanya tidak menimbulkan akibat. Misalnya memukul dengan kerikil yang secara kebiasaan tidak mengakibatkan luka, namun
ternyata mengakibatkan luka. Perbuatan tersebut tidak wajib dikisas karena termasuk menyerupai disengaja.
54
Pendapat ini merupakan pendapat yang lebih unggul dalam mazhab Hambali. Adapun pendapat yang lain menyebutkan bahwa semua pelukaan hukumnya
disengaja dan wajib dikisas. Allah berfirman
54
Yafie dkk, Ensiklopedi Hukum Pidana Islam, h 22
Artinya : Dan kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya At Taurat bahwasanya jiwa dibalas dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan
hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka pun ada kisasnya. Barang siapa yang melepaskan hak kisas nya, maka melepaskan
hak itu menjadi penebus dosa baginya. Barang siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah
orang-orang yang lalim.
Q.S. Al-Maidah Ayat : 45 Dasar hukuman kisas dari ijma yaitu: sesungguhnya harta tidak layak dipakai
sebagai bayaran untuk pelaku pembunuhan senaja, begitupun dengan penganiayaan sengaja, maka kedua perbuatan tersebut hukumannya kisas, kecuali pada perbuatan
penganiayaan menyerupai disengaja hukumannya diat. Berkaitan dengan hukuman penganiayaan yang disengaja. Karena harta tidak sepadan dengan nyawa, hal ini
didasarkan pada kenyataan bahwa anak adam itu pemilik penguasa, sementara harta itu adalah sesuatu yang dimiliki dan dikuasai. Bagaimana mungkin jiwa digantikan
dengan harta. Karena itu seyogyanya pembalasan adalah sesuatu yang seimbang. Hal ini mengandung hikmah terjaganya kemaslahatan hidup dan kehidupan dan sebagai
peringatan bagi orang lain agar tidak melakukannya.
F. Analisis Penulis Tentang Hukum Tindak Pidana Kekerasan yang