Pembagian ini didasarkan pada akibat perbuatan pelaku. Ini karena pelaku tindak pidana penganiayaan di kenai hukuman yang sesuai dengan akibat perbuatannya
walaupun ia tidak bermaksud pada akibat tersebut, tanpa peduli apakah perbuatan tersebut disengaja atau tidak disengaja. Pembagian tersebut adalah:
1. Memisahkan anggota badan atau yang sejenisnya 2. Menghilangkan manfaat anggota badan, tetapi anggota badannya tetep ada
3. Melukai kepala dan muka al-syijjaj 4. Melukai selain kepala dan muka al-jirah
5. Yang tidak termasuk empat jenis sebelumnya
1. Memisahkan Anggota Badan atau Sejenisnya
Yang dimaksud memisahkan anggota badan adalah memotong anggota badan dan sesuatu yang mempunyai manfaat serupa. Termasuk dalam bagian ini adalah
memotong tangan, kaki, jari-jari, kuku, hidung, penis, dua belah pelir testis, telinga,bibir,mencungkil mata, memotong pelupuk mata, mencabut gigi dan
menghancurkannya, mencukur atau mencabut rambut kepala, jenggot, kedua alis dan kumis.
2. Menghilangkan Manfaat Anggota Badan Tetapi Anggota Badannya Tetap Ada
Menghilangkan manfaat anggota badan tetapi anggota badannya tetap ada artinya, menghilangkan manfaat anggota badannya. Jika anggotanya hilang, tindakan
tersebut bagian pertama. Masuk dalam jenis ini adalah menghilangkan pendengaran, penglihatan, penciuman, perasa, manfaat bicara, kemampuan bersetubuh, melahirkan
memukul, dan berjalan. Termasuk di dalamnya, berubah nyawa karena gigi menjadi hitam, merah, hijau dan lainnya. Juga masuk bagian ini adalah menghilangkan akal
dan lainnya.
3. Melukai Kepala dan Muka
Yang dimakdud asy-syijaj adalah melukai kepala dan muka secara khusus. Adapun melukai tubuh selain kepala dan muka disebut al-jirah. Menamakan luka
badan dengan asy-syijaj merupakan penamaan yang salah karena orang Arab memisahkan antara penggunaan asy-syajjah dengan jirahah. Mereka menamakan luka
di kepala dengan asy-syajjah, sedangkan luka pada tubuh dengan al-jirahah. Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa asy-syajjaj adalah pelukaan pada
bagian muka dan kepala, tetapi khusus di bagian-bagian tulang saja, seperti dahi. Sedangkan pipi yang banyak dagingnya tidak termasuk syajjaj, tetapi ulama yang lain
berpendapat bahwa syajjaj adalah pelukaan pada bagian muka dan kepala secara mutlak. Adapun organ-organ tubuh yang termasuk kelompok anggota badan,
meskipun ada pada bagian muka, seperti mata, telinga, dan lain-lain tidak termasuk syajjaj.
Dalam hal ini menurut Imam Abu Hanifah, syajjaj terbagi sebelas jenis diantaranya :
1. Al-kharishah, yaitu pelukaan atas kulit, tetapi tidak sampai mengeluarkan
darah 2.
Ad-damiyah, yaitu pelukaan yang berakibat mengalirkan darah
3. Al-badhi’ah yaitu pelukaan yang sampai memotong daging
4. Al-mutalahimah, yaitu pelukaan yang memetong daging lebih dalam daripada
Al-Badhi’ah. 5.
As-simhaq, yaitu pelukaan yang memotong daging lebih dalam lagi, sehingga kulit halus selaput antara daging dan tulang kelihatan. Selaputnya itu sendiri
disebut juga simhaq 6.
Al-mudhihah, yaitu pelukaan yang lebih dalam, sehingga memotong atau merobek selaput tersebut dan tulangnya kelihatan.
7. Al-hasyimah, yaitu pelukaan yang lebih dalam lagi, sehingga memotong atau
memecahkan tulang. 8.
Al-munqilah, yaitu pelukaan yang bukan hanya sekedar memotong tulang, tetapi sampai memindahkan posisi tulang dari tempat asalnya.
9. Al-ammah, yaitu pelukaan yang lebih dalam lagi sehingga sampai kepada
ummud dimagh, yaitu selaput antara tulang dan otak. 10.
ad-damighah, yaitu pelukaan yang merobek selaput antara tulang dan otak sehingga otaknya kelihatan.
27
Pendapat Imam Malik bahwa asy-syijaj hanya ada sepuluh. Yang pertama
27
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Beirut : Dar Al-Qalam Al-Araby, 1973, Jilid I dan IV, h. 562- 563
disebut ad-damiyah, kedua al-kharisah, ketiga as-samhaq, keenam maltah luka kulit kepala. Imam malik membuang luka ke delapan, yaitu al-hasyimah luka yang
memecahkan tulang. Imam Malik berpendapat, al-hasyimah adalah luka pada tubuh. Bukan pada kepala atau muka. Selain hal tersebut, Imam Malik sama dengan
pendapat Imam Abu Hanifah. Sedangkan Imam as-Syafi’i dan Ahamad bin Hambal berpendapat bahwa asy-syijaj hanya sepuluh. Keduanya membuang jenis yang kedua
dalam pendapat Imam Abu Hanifah, yaitu ad-dami’ah. Sepuluh sisanya mereka akui. Imam Ahmad bin Hanbal menamakan ad-damiyah dengan nama yang sama ad-
damiyah atau al bazilah Imam asy-Syafi’I dan Ahmad bin Hanbal menamakan yang ke sepuluh dengan al-ma’mumah atau al-amah.
28
4. Melukai Selain Kepala dan Muka al-jirah